Share

Badai Pasti Berlalu

Author: Fei Adhista
last update Last Updated: 2024-06-21 20:30:48

Riviya berusaha memutar otak, mencari jalan keluar. Gadis berambut panjang itu tidak bisa diam saja, dia tidak sendirian, dia membawa seseorang yang sedang terluka parah. Matanya tertutup sejenak, tampak juga dia menarik napas, kemudian membuangnya secara perlahan. Via hanya mencoba menenangkan diri agar pikirannya bisa bekerja lebih baik lagi.

Untuk beberapa saat dia diam di tengah badai yang masih mengguyur tempat tersebut. Via memutuskan untuk putar balik, dia rasa dibandingkan mengambil resiko dengan berjalan terus, lebih baik kembali menuju arah pantai dan mencari pertolongan di pemukiman warga. Tak begitu jauh, dia bisa mencapai tempat itu dengan lebih cepat.

"Tenang ya, kayaknya ada klinik di area pemukiman yang tadi aku lewati." Via sebisa mungkin mengendarai motornya dengan cepat dan tentunya tetap hati-hati.

Tak berselang lama, mereka tiba di lokasi, membuat Via merasa sedikit lega. Terlebih bangunan klinik yang dimaksudnya sudah ada di depan mata.

"Mas! Mbak! Tolong!" teriak Via.

Via membuka sabuk celana Reza, kemudian dengan perlahan melepaskan diri dari tubuh laki-laki itu. "Masih kuat 'kan?"

"Saya bisa sendiri."

Namun, tentu saja Via tidak yakin dengan jawaban Reza terlebih melihat kondisinya yang memang mengkhawatirkan. Walau darah tak lagi keluar, tetap saja lukanya harus diobati. Via membantu Reza berjalan sembari terus memanggil orang, meminta pertolongan.

Seseorang datang dan langsung membantu Reza juga, mereka pun menidurkan Reza ke tempat tidur klinik. "Ini kenapa?"

"Saya ketemu dia lagi di jalan dengan kondisi kayak gini. Mungkin dia korban tabrak lari atau—"

"Saya tidak apa-apa!" ucap Reza berbohong.

Dia sendiri sedang bingung harus memberi alasan macam apa. Tak mungkin menceritakan kebenarannya, yang ada nanti akan menjadi rumor dan nama baik Raysa semakin buruk. Reza tak ingin hal itu terjadi.

Perawat di sana langsung menengahi, karena sepertinya Reza memang enggan buka mulut perihal apa yang menimpanya. Jadi perawat langsung membantunya mengobati semua luka di tubuh laki-laki itu. "Itu kayak kecelakaan mobil, kena ...."

Via malah menduga-duga sembari melihat luka di tubuh Reza yang sedikit tidak dia mengerti kronologinya. Via merasa kalau Reza mengalami kecelakaan mobil, tetapi di tempat kejadian dan sepanjang jalan sana dia tidak menemukan kendaraan yang mengalami kecelakaan.

"Mbak, sebaiknya Anda urus administrasi-nya dulu sana. Biar ini urusan saya dan untuk masalahnya nanti biarkan saja dulu!" ucap perawat yang membuat senyuman di wajah Via seketika luntur.

Via melirik Reza yang tengah menahan kesakitan, terlebih saat beberapa pecahan kaca disambut dari tubuhnya. Dia merasa kasihan, tetapi dia lebih kasihan lagi melihat dompetnya yang isinya tak seberapa itu, bahkan mungkin tak akan mampu membayar biaya pengobatan Reza. Via membuka dompetnya, dia memasang wajah sedih. 

Reza bisa melihatnya, dia tidak sengaja melihat Via yang tampak frustasi dengan isi dompetnya sendiri. "Aish, kalau gak dibantu kasian banget kayaknya dia gak punya keluarga. Tapi kalau dibantu, besok aku makan apa?"

Via mengeluh, mengumpat, dan bahkan memaki dirinya sendiri karena malah menempatkan dirinya di kondisi serba salah seperti ini.

"Udah tahu miskin, masih aja so so-an bantuin orang lain. Pusing sendiri 'kan?" ucapnya lagi sembari memukul kepalanya sendiri. 

Reza bisa melihat tunggak Via dengan jelas, dia tersenyum kecil karena baginya itu lucu. Namun, dia kembali mengulum senyuman saat menyadari kalau dia kehilangan dompetnya.

Dari ekor matanya, Reza melihat kalau Via membayar semuanya. 

Tubuh Reza sudah dibersihkan dari luka, bahkan semua lukanya sudah diobati dengan baik. Dia kini masih terbaring di tempat tidur, sementara perawat kini tengah berbincang dengan Via. "Ini baju untuk pacarmu!” 

“Pacar.” Via mengernyitkan keningnya sembari memanyunkan bibirnya yang mungil. 

Perawat memberikan satu setel pakaian pada Via, yang mana itu untuk dikenakan Reza. Keduanya kini saling melirik, tentu saja mereka canggung dengan keadaan saat ini. Namun, menolak pun percuma karena hanya ada di sana dan perawat itu sudah tak di tempat.

"Ini perawat yang minta loh, ya! Lihat tuh bajumu sudah basah, kotor lagi.”

"Aku gak ada niatan pegang badan kamu loh, Mas!" ucapnya lagi yang terus membuat Reza tersenyum tipis.

Via terdiam sesaat sembari berfikir bagaimana caranya mengenakan baju pasien ini. gadis dengan rambut panjangnya yang diikat seperti ekor kuda itu pun menghela napas kasar, hingga akhirnya dia membantu Reza untuk duduk di tepi ranjang. 

Via mengangkat satu tangan Reza, ya karena satu tangan lagi terpasang infus yang mana di bagian itulah  bantuan Via dibutuhkan. 

"Merepotkan, padahal tinggal gak usah pake baju aja, kan, simple. Kenapa di bikin susah!” gerutunya.

"Kamu mau lihat saya tanpa busana?"

"Ehh, mulutnya." Via langsung memicingkan matanya.

Via mencubit pakaian Reza, dengan perlahan membukanya. Sikapnya yang malu malah terkesan jijik pada Reza yang saat ini masih basah kuyup. Sebenarnya Via pun begitu, hanya saja dia tidak terluka jadinya tidak diprioritaskan.

"Kalau bisa sendiri, aku gak bakalan biarin kamu sentuh aku."

"Dih, emang aku mau gitu sentuh kamu. Aneh banget, udah ditolong gak tau terima kasih," ucap Via menggerutu.

Namun, ucapan Reza berhasil membuat Via dengan cepat membuka pakaiannya. Terlihat jelas semua luka-luka itu, membuat Via yakin kalau Reza baru saja mengalami kecelakaan mobil.

Keduanya saling menatap, tepatnya Via menatap Reza dengan memelas membuat laki-laki itu hanya menaikkan sebelah alisnya. Via menatap celana Reza, ya tentu saja dia merasa bingung sekarang. "Aku panggil perawat dulu lah, takut banget burungnya keliatan."

"Burung apaan?"

Bukannya menjawab, mata Via malah kembali melirik ke bagian celana Reza. Dia kembali mencubit ujung celana Reza dengan ragu.

"Matanya kenapa?"

"Sssttttt diem, takut dipatok burung!" ucapnya dengan posisi masih sama, mata ditutup sebelah dan tangan yang seolah tengah mencubit.

Via menghela napas, kemudian menggeleng lagi. Tidak bisa. Posisi ini hanya akan terlihat aneh kalau ada orang lain yang melihatnya. Via berdiri kembali dari jongkoknya, dia benar-benar kesulitan untuk di bagian ini, sementara Reza hanya menatap tanpa ekspresi. 

"Ambil selimut itu!" ucap Reza sembari menunjuk sebuah kain tipis di atas tempat tidur.

Via mengangguk.

Reza membuka kancing dan resleting celananya, membuat Via langsung membulatkan matanya dan protes, "Wah, dasar mesum. Mau ngapain hah, sengaja mau pamer burung?"

"Burung apaan sih, burang burung dari tadi."

"Cepat ikat di pinggang saya, terus tarik dari bawah!" ucap Reza.

Via malah menatap dengan tajam, seolah mengintimidasi Reza agar tak berbuat yang aneh-aneh. Sementara Reza hanya menggaruk keningnya karena sikap Via hanya memperlambat semuanya.

Via melilitkan selimut tipis di pinggang, dan Reza pun berdiri yang membuat Via memanyunkan lagi bibirnya, kemudian tangannya mencubit celana Reza dan menurunkannya hingga betis. Di sanalah Reza bisa membuka celananya sendiri tanpa bantuan Via lagi.

"Ini lebih melelahkan dari lari maraton."

"Pake acara ketemu kamu lagi, kayaknya kita sering banget ketemu. Takdir macam apa ini, merepotkan!" gerutunya lagi.

"Cepat!" ucap Reza lagi dan Via malah menggerakkan alisnya karena tak mengerti.

Mata Reza mengarah pada celana di ranjang di mana dia belum mengenakannya dan tak bisa mengenakannya sendirian. "Kamu mau saya pakai selimut  aja?"

"Mulai mesum lagi, udah dibantu masih aja gak tau diri!" 

Via langsung membantu Reza mengenakan celananya sampai ke paha, kemudian Reza mencoba menariknya sendiri.

"Gelang aku mana?" tanya Via sambil menengadahkan tangan kanannya setelah membantu Reza.

Reza hanya diam, menatap telapak tangan itu yang meminta padanya.

"Mas ojek, aku itu gak bakalan kerja di sana lagi. Jadi kemungkinan buat ketemu itu tipis banget," ceritanya.

"Kenapa?"

"Dipecat. Ah, pokoknya mana gelang aku, sini!" ucap Via lagi sembari terus mengulurkan tangan dan meminta barangnya kembali.

Sementara Reza hanya tersenyum hambar, membuat Via memicingkan matanya. "Mana gelang aku?" tanyanya lagi.

“Kamu tahu aku kecelakaan mana mungkin aku bawa gelang kamu. Aku pasti akan mengembalikannya padamu!” bisik Reza ditelinga kiri Via yang membuat gadis itu menelan air liurnya sendiri. 

“Ba-baiklah. Nama kamu siapa, kita belum kenalan sepertinya.” 

“El, panggil saja aku El!” 

Related chapters

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Diusir Mertua

    Langkah kakinya bergerak dengan terburu-buru, begitu mendengar Raysa masuk rumah sakit karena kecelakaan. Terlebih saat nama menantu tak bergunanya itu terlibat, membuat Marsha naik pitam."Mama udah bilang sama kamu, jangan pernah pergi sama dia. Selain dia gak berguna, pengecut, miskin, dia juga membawa sial!" ucapnya terus menggerutu.Marsha tak menyadari kalau di sana bukan hanya ada putrinya, melainkan ada orang asing. Untungnya Marsha tak menyebut Reza sebagai menantunya. Dia langsung membulatkan mata, menaikan alisnya saat Raysa menggerakkan matanya ke sisi lain di belakang Marsha.Marsha langsung mengubah ekspresinya dan mencoba tersenyum, dia sadar kalau putrinya saat ini tengah menunjukkan seseorang di belakangnya. Marsha berbalik badan kemudian menunduk, menyapa seseorang yang kini hanya tersenyum saja. "Selamat siang, Pak. Maaf, saya terlalu panik sampai tidak menyadari ada Anda di sini." "Tidak apa-apa, perkenalkan saya Brian.""Dia salah satu pengusaha juga Ma, perusaha

    Last Updated : 2024-06-22
  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Mencoba Bertahan

    Reza kini masih berdiri di depan gerbang seperti orang bodoh. Bukan tak punya harga diri, hanya saja dia berpikir untuk menemui Raysa dulu. Tak mungkin dia pergi tanpa tahu keadaan istrinya, tetapi sialnya dia tidak tahu harus menanyakan kondisi Raysa pada siapa.Setelah lelah berdiri, Reza pun berjongkok di depan gerbang sembari berpikir. Kemudian dia tersenyum kecil, saat mengingat seseorang yang mungkin bisa dia minta pertolongan. Reza berkeliling rumah, mencari jalan agar dia bisa menemui seseorang itu. Sampai akhirnya dia tersenyum, begitu melihat seseorang tengah membuang sampah di halaman belakang, Reza bersabar menunggu, sampai wanita itu melirik ke arahnya. Begitu asisten rumah tangga itu melihatnya, dengan cepat Reza melambaikan tangan memintanya untuk mendekat."Kenapa, Pak?""Kamu tahu di mana Nyonya tidak? Dia ada di rumah atau dia ada di mana gitu?""Nyonya Raysa ada di rumah sakit, katanya tadi kecelakaan," ceritanya.Reza mengamati sekitar kemudian bertanya, "Kamu tah

    Last Updated : 2024-06-23
  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Terkena Razia 1

    Keesokan harinya Raysa langsung dibawa pulang tanpa sepengetahuan suaminya. Reza datang ke rumah sakit untuk menjenguk istrinya lagi, tetapi ternyata sang istri sudah tidak ada di ruangannya. Setelah kemarin mereka berdebat yang berujung Reza diusir, Raysa kini memutuskan untuk pulang dan tak ingin menemui Reza. Raysa semakin membenci Reza setelah semalam berita tentang mereka muncul diberita. "Gimana? Ayolah Sa, Mama udah gak bisa tahan lagi sama semua kelakuan bodohnya dia. Apa yang kamu harapkan dari dia, dia cuma numpang hidup di sini, dia cuma laki-laki miskin yang pengen hidup enak tanpa harus bekerja. Dia menjadikanmu alat untuk dia bertahan hidup!" ucap Mama Marsya yang mana Raysa hanya diam saja.Tak ada tanggapan pasti, Raysa seolah mengabaikan ocehan ibunya. Namun, dia melemparkan ponselnya yang mana membuat Mama Marsya langsung menangkap benda pipih itu. Dia membulatkan mata, yang kemudian diikuti senyuman merekah di wajahnya. "Ini baru anak Mama. Kapan kamu mengajukan gu

    Last Updated : 2024-06-24
  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Tertangkap Satpol PP

    Ini lebih sakit dari sekadar sebuah tamparan. Semua kalimat Raysa terasa menyayat hatinya. Sakit dan sesak. Reza mengangguk kecil dengan mata yang masih menatap Raysa, berharap masih ada setitik harapan pada hubungan mereka ini."Kasih aku waktu buat berkemas, aku akan pergi dari sini.""Baguslah, cepat pergi sana!" usirnya lagi yang mana Raysa kini pergi dari kamarnya.Reza masih duduk di tempat tidur, menatap setiap bagian ruangan itu. Tiba-tiba dia teringat dengan gelang Via yang dia tinggalkan beberapa hari lalu. Reza langsung mencarinya, menggeledah setiap bagian kamar. Namun, ternyata benda itu tidak dia temukan di mana pun juga.Reza belum mengemasi barangnya, dia berniat untuk mendapatkan gelang itu lebih dulu sebelum dia pergi. Dia keluar dari kamar, berniat menanyakannya langsung pada Raysa.Namun, kakinya berhenti melangkah saat melihat ada seorang laki-laki tengah duduk bersama Raysa. Dia terlihat rapi dengan jasnya, di atas meja terdapat banyak berkas yang Reza tidak tahu

    Last Updated : 2024-06-25
  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Bakti Sosial di Pantai Giri

    Seharian Reza dikurung di sana, sebelum akhirnya ditempatkan ke bangunan di belakang. "Kamu dan yang lainnya untuk sementara waktu tinggal di sini dulu. Kamu bisa ikut aktivitas yang sudah dijadwalkan dan ya bantu-bantu aja di sini.""Ini rumah dinas sosial, tempat di mana orang-orang seperti kalian tinggal. Daripada tinggal di jalanan, mengganggu orang, lebih baik di sini. Kalian akan aman, terjamin juga, asalkan nurut aja sama semua petugas," jelasnya lagi yang mana Reza hanya bisa pasrah.Dia tersenyum hambar, menatap ruangan itu yang terdiri dari beberapa tempat tidur. Bukan merasa hina, Reza hanya merasa terluka dengan sikap Raysa yang dengan tega membuangnya. Kalau dia tidak dibuang, tidak mungkin istrinya itu menolak mengenalinya.Raysa secara terang-terangan menyebut kalau mereka tidak saling mengenal. Membuat dada Reza terasa sesak, tenggorokannya seperti dicekik, benar-benar sakit. Reza mengusap wajahnya, yang ternyata bulir bening melintas di pipi."Terimakasih Pak, sudah m

    Last Updated : 2024-06-26
  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Pergi Tanpa Harta

    Senyum penuh kemenangan tampak jelas di wajah pria yang menutup wajahnya dengan masker, dia memberi isyarat pada semua preman suruhannya untuk membawa Reza pergi dari sana. Dia tak mau kalau ada saksi mata yang akan membuat namanya tercoreng di media masa.Reza diseret menuju mobil yang sudah disiapkan tak jauh dari sana, mereka tak sadar kalau tubuh Reza meninggalkan jejak di pasir pantai itu. Reza diangkat dan dilempar dengan kasar. Mobil hitam itu melaju meninggalkan area pantai dan berhenti di sebuah bangunan tua.Kepala Reza terasa pening, kesadarannya sudah kembali walau matanya masih belum bisa menatap sekitar dengan baik. Reza hanya menemukan ada beberapa orang laki-laki bertubuh tinggi besar mengelilinginya. Mereka menggunakan masker hitam dan topi, membuat Reza tak bisa mengenali mereka satu per satu.Reza kembali diseret ke kursi, dia didudukkan dengan paksa."Tanda tangani surat cerai ini atau kamu akan dihabisi!" ucap salah satunya.Saat mendengar ucapan itu, Reza baru sa

    Last Updated : 2024-06-27
  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Aru Malaca

    Semua nelayan berpencar mencari Reza, setelah beberapa menit pencarian, salah satunya melihat jejak mobil yang membuat mereka langsung mengarah ke beberapa tempat terdekat di sana. "Pak, kita cari ke arah sana. Siapa tahu ada bangunan kosong atau apa yang bisa dijadikan tempat kejahatan. Kita cek satu per satu, sekalian tanya sama orang sekitar siapa tahu melihat mobil mencurigakan!"Baru saja mereka akan pergi, tiba-tiba mereka melihat mobil hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu keluar dari arah hutan, membuat para nelayan segera berlari."Kita cek di rumah kosong itu!"Semua berlarian dan begitu masuk, mereka menemukan Reza berlumuran darah."Pak Darma, ada Nak Reza di sini!""Cepat bawa mobil, kita bawa dia ke rumah sakit!" teriak Pak Darma.Reza pun langsung digotong ke luar dan dinaikan ke dalam pick up. Pak Darma dan beberapa nelayan membawanya ke rumah sakit. Kondisi Reza tidak cukup parah, tusukan itu tak sampai mengenai organ tubuhnya. Jadi, dia bisa langsung p

    Last Updated : 2024-06-28
  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Wajah itu mirip sekali dengan Papa

    Pusat perbelanjaan memiliki atap yang dihuni oleh para elit global yang memiliki kartu akses VIP. Di mana tempat itu juga terhubung ke sebuah hunian apartemen bintang 5."Di atas sana ada apa, ya?" tanya Reza.Saat dia naik ke lantai atas, seketika mata Reza beradu dengan sepasang mata yang cukup dikenalinya. Sosok misterius yang pernah memintanya untuk ikut pergi, orang yang mengklaim kalau dirinya adalah sang pewaris.Sosok itu melirik Reza, tetapi kemudian matanya kembali teralihkan pada seorang perempuan yang berjalan di depannya. Reza memicingkan mata, takut kalau orang itu berbuat kejahatan. Namun, terlihat kalau dia seperti tengah mengawalnya."Siapa perempuan yang dikawalnya?" tanya Reza.Reza yang penasaran terus melangkah dengan mata yang tak lepas dari targetnya. Sampai akhirnya di sampai di depan toko pemesan. "Mas, bisa tolong ini atur dulu. Saya ada keperluan sebentar!""Oh boleh, kamu mau ke mana?""Za, ini tempat baru bagi kamu. Jangan jauh-jauh ya, nanti saya susah ca

    Last Updated : 2024-06-29

Latest chapter

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Makan Malam Bersama

    Makan malam terasa lebih hangat dari biasanya. Kehadiran Eyang Wiryo dan Candra di meja makan memberi warna tersendiri. Diana juga lebih banyak tersenyum karena ditemani oleh Eyang Wiryo. Hanya saja, Candra terlihat berbeda. Dia seolah larut dalam pikirannya sendiri. Tawa dan canda yang dilontarkan, tak sejalan dengan ekspresi wajahnya. “Kamu sakit?” tanya Reza. Setelah beberapa waktu, akhirnya dia menyadari jika ada yang salah dengan saudaranya. Candra terkesiap, dia terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab. “A-aku, hanya sedikit lelah.” “Kalau begitu istirahatlah. Namun, habiskan dulu makananmu, biar ada tenaga.” Candra mengangguk, dia kembali pada piring miliknya dan menyendok pelan makanan di sana. Memaksakan diri untuk segera menghabiskan menu di sana dan pergi. Setidaknya, dia berpikir sendiri mungkin akan lebih baik untuknya saat ini. Selesai makan malam, Candra pamit ke kamar untuk istirahat. Sementara yang lain, kecuali Lisa, berkumpul di ruang keluarga sambil berbagi

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Terima kasih untuk hari ini

    Senja mulai menampakkan diri, tanda bahwa aktivitas kantor akan segera berakhir. Beberapa karyawan bahkan sudah ada yang pulang karena memang sudah waktunya.“Terima kasih untuk hari ini, Dani. Kamu melakukannya dengan sangat baik,” ucap Reza sebelum dirinya memutuskan untuk pulang. “Sama-sama, Tuan. Saya hanya melakukan bagian saya. Selebihnya, itu karena memang, Tuan sendiri yang sangat kompeten.” Reza menepuk pundak Dani, “Terima kasih sekali lagi. Sekarang pulanglah.” Dani mengangguk, kemudian pamit. Reza sendiri langsung menuju area parkir dan bergegas. “Aku pulang!” Reza membuka pintu rumah dan mengabarkan kepulangannya dengan gembira. Matanya berbinar, penuh kepuasan.Tanpa menunggu sambutan, Reza masuk dan mencari Via untuk berbagi kebahagiaan. Namun, alih-alih Via, dia juga menemukan Eyang Wiryo dan Candra. Mereka sedang duduk di ruang tamu, sambil mengobrol. “Kapan kalian tiba?” tanya Reza. Setelah menyalami tangan neneknya dan duduk di sebelah Via. “Belum lama. Bagaim

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Tak Sanggup Membela Diri

    Raysa benar-benar dibuat mati kutu. Penolakan terang-terangan yang dilakukan Reza, berhasil merobohkan harga dirinya. “Kalian berdua memang tidak berguna sejak awal. Pasangan serasi, penghancur!” teriak Raysa dengan tawa sumbang. Menatap tajam Reza dan Via secara bergantian, kemudian keluar dari rumah itu dengan segala rasa kesal dan juga penyesalan yang mendalam. “Dasar bodoh, Raysa bodoh!” katanya tak henti merutuki diri sendiri. Bahkan setelah sampai di mobil pun, dia masih melakukannya sambil menangis. Sementara itu, Reza dan Via terjebak dalam hening yang janggal. Keduanya masih larut dalam perasaan mengganjal di hati masing-masing. “Via, maaf jika aku terlalu kasar pada Raysa,” ucap Reza, memulai kembali pembicaraan. “Tak perlu minta maaf. Karena nyatanya itu adalah apa yang kamu rasakan terhadap dia. Aku tidak tahu apa saja yang sudah dia lakukan padamu, tetapi itu pasti cukup menyakitkan. Tak apa, semoga itu membuatnya sadar.”Meski sedikit terkejut dengan apa yang dikatak

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Tersenyum sendiri

    Beberapa hari berlalu. Randi masih setia datang ke klinik untuk melaksanakan tugasnya sebagai manager. Selama itu pula, sejak pertengkaran dengan Reza, dia tak pernah mendapat atau mengirim pesan pada Via. Pagi ini, seperti pagi-pagi sebelumnya, Randi kembali mengecek ponsel. Berharap ada pesan dari Via. Tak apa jika pesan itu berisi kemarahan atau luapan kekecewaan, Randi akan menerima. Daripada terus tanpa kabar, bahkan di klinik pun dia tak bisa bertemu karena Via belum masuk. Sejak saat itu, hari demi hari dijalani Randi dengan rasa penyesalan. Dia bahkan sampai memblokir nomor Raysa dan memutuskan untuk tak lagi berhubungan dengan wanita itu. Dia juga telah memiliki rencana untuk mengundurkan diri dan pergi dari Harua. Demi apa pun, dia tak sanggup harus berhadapan dengan Via. Namun, tak ingin disebut pengecut karena pergi begitu saja. Setidaknya ada satu kali pertemuan, sebelum semua benar-benar berakhir. Di sisi lain, Raysa semakin merasa kesal. Dia benar-benar sendiri sekar

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Raysa Tak Percaya

    “Ada apa denganmu?” tanya Raysa. Keningnya mengkerut dan tatapannya serius memperhatikan Randi yang baru saja datang. Mereka jadi bertemu di kafe yang tak jauh dari klinik. Awalnya Randi menolak karena masih merasa marah dan tak ingin bertemu siapa pun. Namun, karena Raysa sudah sampai dan merengek akhirnya dia menuruti wanita itu. “Dari awal seharusnya aku tidak ikut campur dalam ide gilamu itu,” ketus Randi seraya membuang napas kasar. “Apa terjadi sesuatu?” “Menurutmu?” Randi membulatkan mata, menatap tajam Raysa. Sementara telunjuk kanannya menunjuk tepat pada luka di wajah. “Kamu tidak melihat ini?” “I-itu–” “Reza sudah tahu semuanya. Tak ada harapan, kacau!” Mata Raysa membesar, membulat sempurna. Rasa tenang yang di bawa sebelumnya, langsung lenyap tanpa sisa. Untuk beberapa saat, Raysa hanya bisa terdiam. “Saat kita bicara lewat telepon tadi, Reza ada di belakangku.” Raysa mengembus napas kasar, jemari menyentuh kening, dan sedikit menekannya. Dia seketika men

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Lebam

    Tanpa berlama-lama, Reza menuruti keinginan Via. Satu botol air mineral berukuran sedang, yang tutupnya sudah dibuka, dengan segera dia berikan pada sang istri. Setelahnya barulah Reza bergegas keluar untuk memanggil perawat. Tak perlu waktu lama, Reza sudah kembali bersama dua orang perawat. Mereka menyapa Via dengan ramah, kemudian memeriksa keadaannya. “Untuk trimester awal, memang normal terjadi seperti ini. Untuk kedepannya, mungkin bisa lebih diperhatikan soal makanan apa saja yang memang tidak bisa masuk, kemudian bisa diganti dengan makanan lain,” jelas salah satu perawat. “Tapi, ini tidak berbahaya bukan?” Dua perawat itu tersenyum, “Tidak, ini normal dan biasanya berhenti sendiri ketika usia kandungan memasuki trimester dua. Untuk membantu asupan nutrisi, Ibu mungkin bisa mulai mengkonsumsi susu khusus untuk ibu hamil.” “Baik. Terima kasih, sus,” ucap Reza. Kedua perawat itu mengangguk, kemudian pamit karena Via sudah baik-baik saja sekarang. Mualnya juga sudah hilang.

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Pura-pura Tidak Tahu

    Randi melepaskan tubuhnya dari pegangan dua orang karyawan yang tadi menahannya. “Ngapain masih di sini, Kerja!” bentaknya dengan tatapan tajam, menyiratkan ketidaksukaan. Beberapa karyawan yang semula berkerumun untuk membantu atau hanya sekadar ingin tahu, otomatis membubarkan diri. Memilih untuk tahu diri, daripada kehilangan pekerjaan. Pura-pura untuk tidak tahu dan tak membahas kejadian sebelumnya. Setidaknya, tidak di hadapan Randi. Setelah memberikan perintah, Randi bergegas ke ruang kerjanya. Di sana, dia mengaktifkan kamera ponsel untuk memeriksa keadaan wajah. Ada lebam yang cukup kentara di pipi kiri, sudut bibir juga sobek sehingga memperlihatkan cairan berwarna merah yang sedikit menggumpal di sana. Randi menyeka bagian itu dengan kasar. Kemudian, dia berteriak seraya menggenggam ponselnya. Beruntung tidak sampai hancur. Keadaannya benar-benar kacau sekarang. Bukan hanya penampilan, tetapi juga pikiran. Dia mulai merasa takut dan gelisah tentang respon Via. Apalagi se

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Egois

    “Sebenarnya apa saja yang kamu yang kerjakan?” Raysa langsung membentak Randi begitu panggilan teleponnya terjawab. “Pekerjaan apa?” Randi yang tidak tahu menahu soal kekesalan Raysa tentu saja merasa bingung dan terkejut. Raysa mengambil napas dalam, karena sebenarnya Randi tak tahu menahu tentang apa yang dia bicarakan dengan Reza semalam. Gengsi terlalu kuat, Raysa belum mau mengakui kekalahan. Setidaknya untuk sekarang. “Kamu sudah mengirim fotoku dengan Reza semalam? Sudah membuat Via cemburu?” Randi sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya me jawab pertanyaan Raysa. “Aku sudah melakukannya. Namun, belum ada balasan dari Via. Pesannya juga baru dilihat pagi ini dan dia belum datang. Ada apa, kenapa kamu terdengar sangat kesal?” Helaan napas kasar terdengar di telinga Randi. Pertanda bahwa lawan bicaranya memang sedang dalam kondisi yang tidak baik. “Rencanaku soal Reza tidak berjalan mulus. Bahkan dia mulai curiga kalau kecelakaan itu hanya sebuah sandiwara. Bagian dari renca

  • Menyesal Setelah Bercerai : Suamiku Ternyata Kaya Raya    Masalah Baru

    Reza kembali ke rumah sakit dengan hati bergejolak. Seakan di setiap langkah disertai oleh percikan api yang siap membakar habis siapa saja yang telah mengganggu ketenangan hidupnya. Namun, sesampainya di depan ruang rawat Via, dia berusaha menurunkan emosi. Walau ingin sekali mengatakan setiap kekesalan setelah membaca chat pribadi Randi dan Via. Pria itu sudah terlalu banyak menjelekkannya dan ikut campur terlalu jauh. “Ada apa dengan wajahmu?” tanya Via saat melihat Reza masuk ke ruangan yang hanya diisi oleh satu ranjang tempatnya beristirahat saat ini, dengan wajah masam dan tertekuk. “Ada sedikit masalah yang membuatku kesal. Tapi, tak apa, toh semuanya sudah selesai dan aku bisa memaklumi. Walaupun tidak semuanya.” “Ada masalah apa lagi?” Via mendadak jadi sangat khawatir. Apalagi saat mendengar nada bicara Reza yang jelas sekali jika sedang menahan marah. Reza menyerahkan ponsel Via, dia menghela napas dalam. “Maaf, aku tak sengaja membukanya karena penasaran.”Sambil meng

DMCA.com Protection Status