Share

Bab 71

Author: Arizah Karimah
Jeremy langsung menolaknya. Dia belum sepenuhnya percaya pada mereka. Jika tidak ada masalah, Daniel tidak mungkin kabur, apalagi bermalaman di luar sampai demam tinggi dan jatuh pingsan.

Karena tidak bisa mendapat informasi apa pun dari mereka, Jeremy langsung berjalan keluar.

"Remy ...." Yoana hendak mengejar. "Aku boleh ikut nggak?"

"Nggak usah." Karena Jeremy menolak, Yoana tidak berani maju lagi.

"Yoana, kenapa malah bengong? Cepat ikut dia. Jangan sampai bocah itu sembarangan bicara." Bella segera memperingatkan Yoana.

Yoana segera bereaksi. Dia berbalik, lalu menuangkan sisa sup yang mereka minum ke dalam termos dan buru-buru mengejar.

Saat ini, Eleanor sudah tiba di rumah sakit. Anggota Keluarga Adrian biasanya tinggal di bangsal VIP. Eleanor tidak tahu nomor kamar, jadi bertanya kepada suster. Namun, suster tidak bisa memberinya informasi apa pun sehingga dia hanya bisa mencari di lantai VIP.

Begitu pintu lift terbuka dan Eleanor keluar, dia melihat Jeremy yang wajahnya suram
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 72

    Jeremy tidak pernah menjadi orang yang baik. Sebaliknya, dia adalah iblis yang menyeramkan.Yoana yang berdiri di belakang Jeremy pun ketakutan hingga tidak berani bersuara. Kepalanya tertunduk. Dalam hatinya, dia terus memaki pembantu bodoh itu.Pembantu itu masih meratap dan memohon. Kedua pengawal yang berjaga di luar segera masuk untuk menyeretnya keluar. Ketika melewati Yoana, pembantu itu menarik pakaiannya untuk memohon.Yoana pun menggertakkan giginya, lalu bergeser ke samping.DI koridor, selagi kedua pengawal itu tidak berada di tempat, Eleanor buru-buru mendekat dan mengintip ke dalam. Sayangnya, pandangannya terhalangi.Eleanor bisa melihat anak itu berbaring di ranjang, tetapi tidak terlalu jelas. Ketika melihat wajah anak itu, dia mengernyit dan teringat pada pertemuan di bandara itu.Kini, Eleanor makin yakin dengan intuisinya. Dia tidak salah lihat. Wajah anak itu memang persis dengan wajah Harry, yang berarti itu adalah anaknya. Dia harus mencari cara untuk membuktikan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 73

    Sejak awal, sup itu memang sudah dingin.Yoana buru-buru menjelaskan, "Mungkin termosnya rusak, makanya supnya nggak panas lagi."Jeremy telah meletakkan sup itu ke atas meja. Dia meletakkannya dengan kuat. Bam!Yoanna terkejut. Dia segera menunduk, lalu menyalahkan diri dengan ekspresi sedih, "Maafkan aku, Remy. Aku terlalu bodoh. Nggak ada yang bisa kulakukan.""Kamu bukan bodoh, tapi nggak tulus ingin melakukannya." Jeremy mengedarkan tatapan dinginnya.Jeremy tidak bodoh. Ketika mengambil mangkuk itu dari tangan Yoanna, dia langsung bisa merasakan bahwa sup itu sudah dingin.Sementara itu, Yoana yang memegangnya sejak tadi tidak mungkin tidak merasakannya. Meskipun tahu sup itu sudah dingin, dia tetap ingin memberikannya kepada Daniel.Jeremy tersenyum mencela, lalu menggeleng. Dia tahu perselisihan di antara Yoana dan Eleanor. Dia juga tahu Yoana tidak mungkin memperlakukan anak Eleanor dengan tulus. Namun, setidaknya jangan berniat jahat."Kamu keluar saja. Lain kali nggak usah j

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 74

    Yoana hanya bisa menggertakkan gigi karena yang dikatakan Eleanor benar. Dia memang tidak merasa aman. Meskipun Jeremy berjanji akan bertunangan dengannya, semua itu karena Jeremy mengira Yoana adalah wanita yang berhubungan intim dengannya waktu itu.Faktanya, wanita itu bukan dirinya. Namun, ini bukan poin terpenting dari masalah ini. Masalahnya adalah dia tidak bisa merasakan cinta dari Jeremy. Makin dipahami, Yoana merasa makin gelisah.Apalagi, sekarang Eleanor telah kembali. Daniel juga tidak ada bedanya dengan bom waktu yang berada di sisi Jeremy. Yoana tentu merasa takut.Eleanor mengangkat alisnya dan tersenyum sinis. Yoana menggertakkan giginya saat berkata, "Aku pasti akan menjadi istri Jeremy. Kamu tunggu saja.""Kenapa aku harus tunggu? Terserah kamu kalau mau jadi istrinya. Apa urusannya denganku?" Usai melontarkan itu, Eleanor pun berbalik dan pergi.Ketika berbalik, Eleanor sengaja menjatuhkan foto di dalam sakunya. Itu adalah foto Harry. Eleanor pura-pura tidak menyada

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 75

    Jeremy masih berada di bangsal. Eleanor tidak bisa melihat anaknya dan hanya bisa pergi untuk sekarang. Setelah merapikan pakaiannya, dia berbalik dan hendak pergi.Namun, Yoana tidak ingin membiarkannya pergi begitu saja. Dia menarik lengannya. "Mau ke mana? Aku belum selesai bicara."Eleanor mengempaskan tangannya. "Masih mau bicara apa? Mau pamer sebaik apa Jeremy padamu dan menyuruhku menjauh? Aku sampai bosan mendengarnya.""Kamu!" Yoana mengangkat tangannya untuk menampar Eleanor.Eleanor langsung mencengkeramnya dan mencela, "Masih belum kapok ya? Jangan terlalu sombong di hadapanku. Aku masih belum membuat perhitungan atas kejadian sebelumnya. Kalau kamu terus menggangguku, jangan salahkan aku menambah lukamu lagi."Usai berbicara, Eleanor mengempaskan tangan Yoana dengan kuat. Yoana pun terdorong beberapa langkah. Saat menatap punggung Yoana, tatapannya dipenuhi kebencian.Saat ini, Eleanor mendapat panggilan telepon dari Vivi. "Eleanor, kamu di mana?"Eleanor baru masuk ke mo

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 76

    Eleanor memang berpikir demikian. Dia harus mencari kesempatan untuk menemui anak itu dulu."Ya.""Beri tahu saja aku kalau butuh bantuan.""Terima kasih, Vivi."Setelah mengakhiri panggilan, Eleanor merenung. Dia berniat mencari pengacara untuk menanyakan tentang pengembalian hak asuh anak.Setelah memberi tahu pengacara tentang hubungannya dengan Jeremy, pengacara bilang peluang keberhasilannya tidak besar. Kecuali, Jeremy bersedia menyerahkan hak asuh anak.Sejak kecil, Daniel mengikuti Jeremy. Tidak peduli apakah Daniel ingin mengikuti Jeremy atau tidak, yang jelas Eleanor tidak bisa menang dari kekayaan dan kekuasaan Jeremy. Ini memang merepotkan.Eleanor memang memiliki perusahaan dan pekerjaan, keadaan ekonominya juga tidak buruk. Namun, jika melawan Keluarga Adrian di pengadilan, Eleanor jelas masih terlalu lemah. Bagaimanapun, Keluarga Adrian adalah keluarga terhebat di ibu kota.Saat ini, Eleanor merasa sangat pusing. Dia tidak bisa menempuh jalur hukum, juga tidak bisa mereb

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 77

    !!!Dewa? Sepertinya para wanita ini harus mengunjungi dokter mata. Pria di hadapan mereka jelas-jelas adalah malaikat pencabut nyawa!Ketika Eleanor berpikir demikian, Jeremy kebetulan mengalihkan pandangan ke arahnya. Keempat mata itu bertemu pandang.Seketika, Eleanor mematung di tempat. Dia seperti tidak bisa mendengar suara apa pun lagi.Jeremy memakai setelan hitam yang dirancang khusus untuknya. Lampu jalanan yang terang menyinari tubuhnya, membuat sosoknya terlihat makin proporsional. Wajah tampan, hidung mancung, bibir tipis, dan mata yang mendalam.Saat ini, Jeremy memicingkan matanya sambil menatap Eleanor. Eleanor sontak tersadar dari lamunannya. Harus diakui bahwa Jeremy memang tampan. Pesonanya cukup untuk membuat semua wanita terobsesi padanya.Namun, saat ini tubuhnya memancarkan aura yang dingin dan suram. Wajah tampan itu seolah-olah menyiratkan bahwa seseorang akan mati jika mengganggunya. Bisa dilihat bahwa pria ini memang cocok disebut sebagai malaikat maut.Ketika

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 78

    "Kamu sendiri yang janji pagi tadi. Penyakit jiwa sekalipun harus kamu obati."Eleanor sungguh kehabisan kata-kata. Dia berbalik, lalu mengambil kartu hitam di meja dan melemparkannya ke dada Jeremy. "Ambil balik kartumu."Jeremy mengangkat alisnya dan tidak menangkap kartu itu. Dia membiarkan kartu itu jatuh dan menyahut, "Aku nggak akan mengambil barang yang sudah kuberikan."Eleanor tergelak saking kesalnya. "Jeremy, kalau Yoana tahu kamu di sini, menurutmu dia bakal menggila nggak?""Hal ini nggak ada urusannya dengannya.""Nggak ada urusan?" Eleanor mengangkat alis, lalu mengeluarkan ponsel untuk menelepon Yoana.Jeremy memicingkan matanya yang suram.Yoana segera menjawab panggilan. Terdengar suaranya yang dingin. "Eleanor, apa maumu?""Aku harus mengabarimu sesuatu. Jeremy ada di sini. Dia terlihat kurang normal. Cepat bawa dia pulang."Yoana termangu sejenak, seperti tidak percaya. Dia menyergah, "Itu nggak mungkin! Kamu pasti menipuku, 'kan?"Eleanor mengangkat alisnya menatap

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 79

    "Kenapa malah diam? Bisu ya?" Jeremy merasa makin kesal melihat Eleanor hanya diam. Dia merangkul pinggangnya dengan makin erat.Eleanor tidak tahan lagi dengan sikap Jeremy ini. Dia mendongak dan memelotot, lalu menyahut dengan lantang, "Jangan ikut campur urusan orang!""Heh!" Jeremy mengangkat alis. "Ikut campur?""Jangan lupa, kamu yang memaksaku untuk tanda tangan surat cerai. Kita cuma belum punya akta cerai. Bukan urusanmu kalau aku punya pacar. Jangan menginterogasiku seolah-olah aku selingkuh darimu!" jelas Eleanor.Jeremy kesal hingga pembuluh darah di dahinya menggembung. Hebat! Hebat sekali! Dia menarik napas dalam-dalam untuk meredam amarahnya."Artinya, kamu mengaku bunga itu dari pacarmu? Kamu melarangku ke rumahmu karena takut ketahuan? Benar begitu?" tanya Jeremy.Eleanor malas meladeni Jeremy. Terserah dia mau berpikiran seperti apa. "Ya! Pacarku yang kasih! Sebentar lagi dia pulang! Jadi, mantan suamiku, tolong segera keluar dari rumahku! Jangan sampai pacarku salah

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status