Share

Bab 382

Author: Arizah Karimah
Melihat Jeremy yang tiba-tiba meninggalkan tempat itu begitu saja saat pertarungannya masih berlangsung, Glenn pun mengernyitkan alis.

Saat ini, di sebuah halaman terpencil di Leroria, peralatan medis tercanggih sedang berusaha keras untuk mempertahankan nyawa seorang wanita yang terbaring tidak bergerak di tempat tidur. Ada seorang pria tua berusia tujuh puluhan tahun berdiri di samping tempat tidur wanita itu.

Melihat wajah Eleanor yang makin pucat, kekhawatiran Charlie yang sudah ditahannya selama ini pun akhirnya meledak. Dia mengernyitkan alis dan menatap pria tua di depannya dengan tatapan cemas. "Bukankah kamu dijuluki sebagai dokter ilahi? Kenapa kamu masih nggak bisa menyelamatkannya?"

Pria tua itu melirik Charlie sekilas, lalu menggelengkan kepala dan berkata, "Bukannya aku nggak bisa menyelamatkannya, tapi lukanya terlalu parah dan telat diobati. Selain itu, dia juga keracunan, jadi aku hanya bisa menggunakan obat untuk mempertahankan nyawanya."

Charlie sudah mendengar perka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ambar Tanti
charlie benar2 setia..sangat disayangkan kl eleanor justru memilih jeremy yg jelas sdh bertahun2 hanya bs menyakiti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 383

    "Empat ratus miliar?" tanya Avery sambil menatap Jackson dengan kaget.Namun, Jackson malah tetap menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dengan ambigu. "Bukan."Avery mengepalkan tinjunya dan menggertakkan giginya. "Empat triliun?"Jackson akhirnya menganggukkan kepalanya."Kamu sudah gila," kata Avery sambil membelalakkan matanya. Melihat pria di depannya ini sengaja menaikkan harganya, dia hampir saja tidak bisa menahan dirinya dan menghajar Jackson.Melihat Charlie yang tiba-tiba datang mencarinya untuk meminta bahan obat itu, Jackson tahu bahan itu pasti sangat penting bagi Charlie. Oleh karena itu, dia baru berani menaikkan harganya dengan sesuka hatinya."Orang yang bisa membuat Tuan Charlie begitu bersusah payah, berarti orang ini pasti sangat penting bagi Tuan Charlie. Empat triliun untuk satu nyawa, sekarang tinggal lihat apa orang ini pantas dihargai empat triliun di matamu," kata Jackson sambil tersenyum sinis dan menatap Charlie dengan tajam, seolah-olah menantang Charlie

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 384

    "Cepat tutup pintunya," perintah Jackson langsung pada orang-orang untuk mengunci pintunya dengan rapat begitu Charlie pergi. Saat mengingat tatapan Charlie tadi, dia langsung merinding. Saat ini, dia baru menyadari tindakannya sudah keterlaluan. Mungkin saja setelah menyelesaikan urusannya, Charlie si gila itu akan kembali untuk mencincangnya nanti.....Charlie memberikan beberapa bahan obat yang sudah dibawanya pada pria tua berambut putih itu.Setelah memeriksa dengan cermat dan mengambil sedikit untuk menghirup aromanya, pria tua itu pun terkejut dan menganggukkan kepala. "Ini memang bahan obat itu. Bagaimana kamu bisa mendapatkannya secepat ini?"Charlie mengangkat kepalanya dan tersenyum dengan bibir yang pucat. "Nggak usah banyak omong, cepat obati dia.""Baiklah," jawab pria itu. Dia menyadari ada yang aneh dengan wajah Charlie, tetapi dia tahu kondisi Eleanor tidak bisa ditunda lagi karena terlalu kritis.Saat hendak mengambil bahan itu untuk meracik obat, tatapannya tanpa sa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 385

    Selama beberapa hari ini, Jeremy sudah hampir gila karena khawatir. Dia sangat ingin tahu apakah Eleanor baik-baik saja.Charlie menjilat bibirnya dan berkata, "Benar-benar nggak ada di sini. Kalau nggak percaya, silakan cari sendiri. Kalau kamu menemukannya, kamu boleh membawanya pergi."Jeremy menyipitkan matanya dan menatap Charlie dengan tatapan yang makin dingin, seolah-olah sedang menilai apakah Charlie mengatakan yang sebenarnya. Saat ini, dia hanya bisa mengandalkan dugaannya karena dia juga tidak bisa memastikan apakah Eleanor memang ada di tempat ini.Selain itu, Jeremy juga tidak bisa percaya perkataan Charlie karena Charlie terlibat dalam masalah ini. Charlie yang membawa pergi anaknya dan juga menangani Sergio. Meskipun Charlie membiarkannya mencari, dia juga tidak bodoh sampai benar-benar menggeledah tempat ini. Bukan hal yang sulit jika Charlie benar-benar berniat menyembunyikan Eleanor di Leroria yang begitu luas.Jeremy menatap Charlie sambil menyipitkan matanya. Setel

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 386

    Satu minggu pun berlalu, Jeremy yang berada di dalam ruang kerja terus memancarkan aura yang dingin dari seluruh tubuhnya. Tidak ada perubahan apa pun dari pihak Charlie dan Eleanor juga tidak pernah muncul di sekitar sana. Eleanor masih menghilang dengan tanpa jejak.Sementara itu, tidak peduli apa pun cara yang digunakan Jeremy untuk menginterogasi para preman itu, mereka tetap bersikeras mereka hanya mengikuti perintah dari Eleanor. Meskipun dia sudah menangkap dan mengancam keselamatan keluarga mereka, jawaban mereka tetap sama seperti sebelumnya.Melihat sikap para preman itu, Jeremy berpikir mereka tidak mungkin melindungi orang lain sampai mengorbankan nyawa keluarga mereka sendiri. Dia juga menyelidiki apakah mereka memiliki kelemahan yang bisa dimanfaatkan orang lain, tetapi tetap tidak ada bukti pemerasan, transaksi uang, ataupun ancaman apa pun. Berarti jawaban mereka benar dan tidak ada informasi yang bisa digali lagi.Namun, hal itu membuat Jeremy tiba-tiba teringat dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 387

    Saat suara itu perlahan-lahan menghilang, Jeremy mengernyitkan alisnya."Bos?" panggil Andy."Pergi periksa apa Eleanor punya saudara kembar," kata Jeremy.Andy langsung maju dan menjawab, "Bos, Nona Eleanor nggak punya saudara kembar."Dia sudah sering menyelidiki semua tentang Eleanor, sehingga dia bisa memastikan Eleanor tidak memiliki saudara kembar. Meskipun ada, saudara kembar Eleanor itu pun tidak memiliki alasan menyamar menjadi Eleanor untuk mencelakai anak Yoana dan menjebak Eleanor."Bos, Nona Eleanor memang punya adik tiri dari ibu yang berbeda, namanya Tiara. Tapi, wajah mereka nggak mirip sama sekali," lanjut Andy, yang berarti orang di dalam video itu tidak mungkin adalah Tiara.Jeremy berdiri dan berjalan ke depan jendela besar, lalu menatap pemandangan di luar sambil mengernyitkan alisnya. Dia yakin masih celah yang terlewatkan dalam penyelidikannya, sehingga dia segera mengeluarkan ponselnya dan melangkah keluar.Pada saat itu, Bella yang kebetulan melewati ruang kerj

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 388

    Wanita itu menatap Simon selama beberapa detik, lalu berlutut dengan hormat di bawah tatapan terkejut dari Simon. "Kakek."Simon terkejut karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kamu? Eleanor, apa yang kamu lakukan? Tunggu dulu ...."Simon segera bangkit dari kursinya sampai lupa mengambil tongkatnya, lalu berjalan mendekati wanita itu sambil bertumpu pada meja. Dia mengernyitkan alis dan mengamati wajah yang mirip dengan Eleanor itu dengan cermat. Bukan hanya wajah, bahkan suara dan ekspresi wanita ini juga mirip dengan Eleanor. Namun, Eleanor tidak mungkin memanggilnya kakek, apalagi berlutut seperti ini."Kamu bukan Eleanor. Siapa kamu?" tanya Simon.Wanita itu mengangkat kepalanya untuk menatap Simon, lalu memperlihatkan bekas luka yang samar di lengannya. "Kakek, aku ini Selena."Tubuh Simon langsung menjadi kaku dan tatapannya terlihat sangat terkejut saat menatap bekas luka yang familier itu. Setelah menatap Selena cukup lama, suaranya akhirnya kembali lagi. "Kamu ...

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 389

    Selena mengerutkan alisnya, menatap ke lantai dua. Simon yang berdiri di lantai atas mengangguk, memberi isyarat agar dia pergi. Dia yang akan menyelesaikannya.Selena langsung pergi. Pelayan yang berdiri di tempat terkejut selama beberapa detik. Dia tahu Jeremy terus mencari Eleanor. Ketika dia hendak mengejar, Simon memanggilnya ke ruang kerja.Saat Selena keluar, Jeremy baru saja kembali dari luar. Dari dalam mobil, Jeremy melihat ke luar. Dia merasa dirinya melihat sosok yang sangat familier. Hatinya sontak bergetar.Namun, sosok itu segera menghilang dalam kegelapan. Jeremy menarik kembali pandangannya dan tersenyum sinis.Sejak Eleanor pergi, dia merasa semua orang terlihat seperti Eleanor. Sebenarnya wanita itu ada di mana? Siapa orang yang ada dalam video itu?Jika itu bukan Eleanor, bagaimana mungkin dia bisa terlihat persis dengan Eleanor? Kenapa harus menuduh Eleanor?Jeremy memijat pelipisnya. Semakin dipikirkan, semua terasa semakin rumit.....Musim dingin berlalu, musim

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 390

    Eleanor berpikir sejenak, lalu mengangguk. Jika dia sudah koma selama lebih dari dua bulan, itu artinya kondisinya pasti sangat buruk di awal. Masuk akal jika Charlie mengirim kedua anaknya ke Keluarga Adrian."Minum obat ini." Arnav datang dengan membawa semangkuk obat.Eleanor mencoba duduk dan Charlie segera membantunya. Dia menerima mangkuk itu. Aroma khas obat herbal langsung menyeruak. Eleanor mengendus perlahan dan segera mengenali komposisinya. Dia agak terkejut. "Ini ramuan penawar racun?""Ya, dua bulan yang lalu kamu diracuni. Obat ini bisa membantu membersihkan sisa racunnya," jelas Arnav."Kamu bilang aku diracuni?""Racunnya sangat bahaya. Tapi, untungnya Charlie ...." Arnav tiba-tiba berhenti bicara karena dia bisa merasakan tatapan Charlie yang langsung mengarah padanya. Dia segera berdeham dan mengganti ucapannya, "Untung saja ilmu medisku luar biasa, jadi aku berhasil menyelamatkanmu."Dengan cerdik, Arnav membanggakan dirinya sendiri dan menelan kata-kata yang hampir

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status