Share

Bab 248

Penulis: Arizah Karimah
"Heh." Jeremy terkekeh-kekeh sinis. "Kalau sudah punya tenaga, bangunlah."

Usai berbicara, Jeremy bangkit dan pergi ke kamar mandi. Eleanor menahan amarah dalam hatinya dan bangkit. Dia mengambil celana di pinggir ranjang, lalu memakainya dan hendak membuka pintu.

"Mau ke mana?" tanya Jeremy dengan nada dingin untuk menghentikan Eleanor.

Namun, Eleanor tetap membuka pintu dan keluar. Sebelum sempat melangkah lebih jauh, dia malah ditahan oleh pengawal.

Jeremy sudah mengenakan setelannya. Dia duduk di sofa kulit sambil menatap Eleanor dengan tenang.

Tangan Eleanor yang diletakkan di kedua sisi tubuhnya mengepal. "Apa maumu?"

"Besok pergi lakukan pemeriksaan."

"Siapa?"

"Kamu."

"Pemeriksaan apa?"

"Pemeriksaan fisik."

Eleanor mengernyit. "Untuk apa? Aku nggak sakit."

"Nggak sakit? Kulihat kamu sakit kok."

"Kamu yang sakit!"

"Memang benar. Bukannya kamu sudah tahu dari dulu? Pokoknya besok lakukan pemeriksaan fisik. Jangan cerewet."

Ekspresi Eleanor tampak bingung. Kenapa Jeremy tiba-tiba m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 249

    Seketika, tangan dan kaki Eleanor terasa dingin. Siapa yang menjawab panggilan ini? Apa mungkin Jeremy?Eleanor lagi-lagi merasa gelisah. Dia segera menelepon Daniel. Setelah waktu yang cukup lama, Daniel akhirnya menerima panggilan. Dia seperti ragu untuk menjawab telepon."Daniel!""Mama!" Setelah mendengar suara Eleanor, Daniel baru berani bersuara, "Tadi aku telepon Mama, tapi Papa yang jawab."Seketika, hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh Eleanor. Dia menahan kegelisahannya sambil bertanya, "Apa yang dia bilang?""Dia nggak bilang apa-apa."Eleanor merasa situasi ini sangat gawat. Pada dasarnya, Jeremy memang mencurigainya. Takutnya, sekarang Jeremy sudah tahu semuanya.Eleanor mengangkat tangan untuk memijat keningnya, lalu berucap, "Ya sudah, Mama sudah tahu. Kamu tidur saja.""Mama ... maaf .... Apa aku membuat Mama repot?" tanya Daniel dengan takut."Nggak kok. Ini bukan salahmu. Mama akan mengatasi semuanya. Kamu tidur saja." Setelah menghibur Daniel, Eleanor pun mengakhiri

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 250

    "Aku akan menyelidiki kejadian hari ini. Kalau benar dia sengaja ingin mencelakaimu, aku akan memaksanya untuk minta maaf padamu."Setelah mendengar ucapan Jeremy, bulu mata Yoana yang lentik bergetar untuk sesaat. Dia menunjukkan senyuman yang penuh kesedihan. "Remy, kamu nggak percaya padaku?"Jeremy menurunkan pandangannya dan menatap Yoana dalam-dalam. Kemudian, dia menjulurkan tangan untuk mendorong Yoana. "Ini lebih adil untuk kalian berdua."Adil? Yoana tak kuasa terkekeh-kekeh dalam hati. Mungkin Jeremy sendiri tidak menyadari bahwa dirinya lebih berpihak pada Eleanor.Tiba-tiba, Yoana melihat seseorang yang berjalan mendekati pintu. Dia memutar bola matanya. Sebuah rencana jahat terlintas di benaknya.Yoana menggigit bibirnya, lalu berdiri sambil menahan rasa sakit pada tubuhnya. Kemudian, dia sengaja menjatuhkan diri ke tubuh Jeremy dan memeluk pinggang Jeremy dengan kedua tangan.Jeremy memperlihatkan ketidaknyamanan di matanya. Dia menarik tangan Yoana turun. Namun, karena

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 251

    "Malam ini kamu tinggal di sini. Besok aku akan bawa kamu untuk pemeriksaan." Suara Jeremy terdengar tegas dan tidak memberikan kesempatan bagi Eleanor untuk menolak.Eleanor menghela napas, "Kenapa kamu bersikeras aku melakukan pemeriksaan?""Tentu saja aku punya alasan sendiri. Aku cuma memintamu untuk menjalani pemeriksaan, bukan menyuruhmu mati. Apa kamu perlu setegang ini? Atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan tentang tubuhmu?"Mata Eleanor bergetar sejenak.Tatapan Jeremy terus tertuju padanya. Sepasang matanya yang kelam menyiratkan kedalaman yang sulit dijangkau. Sorot matanya begitu tajam, membuat Eleanor merasa sulit untuk menghadapi tekanan itu.Eleanor berpura-pura tersenyum santai, "Rahasia apa yang harus aku sembunyikan? Aku cuma nggak suka sama caramu yang selalu memaksakan kehendak.""Ini demi kebaikanmu.""Alasan yang terlalu dibuat-buat." Eleanor mendengus dingin.Dia tahu, alasan itu hanya kedok. Sesungguhnya, Jeremy tidak bisa menolerir ada orang yang berani menyem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 252

    Kalau Jeremy benar-benar ingin Eleanor meminta maaf, sebaiknya dia lupakan saja. Eleanor tidak akan pernah meminta maaf pada Yoana."Nggak, Bu Eleanor nggak usah minta maaf sama aku." Yoana yang sudah lama mendengarkan dari balik pintu, akhirnya menemukan kesempatan untuk masuk dan menyela percakapan.Dengan langkah yang sedikit goyah, Yoana berjalan masuk dan berdiri di depan mereka berdua. Matanya penuh air mata saat berkata, "Ini bukan salah Bu Eleanor. Ini salahku. Aku mabuk waktu itu, emosiku nggak stabil, itulah yang menyebabkan semua ini terjadi. Ini bukan salah Bu Eleanor."Eleanor tersenyum samar, menatap Yoana. Dia benar-benar pintar.Baru saja Eleanor mengatakan bahwa dia sengaja menyenggol Yoana di tepi kolam renang, Yoana langsung menyalahkan semua tindakannya pada emosi yang tak terkendali akibat mabuk. Dengan alasan seperti itu, siapa yang bisa berkata apa-apa lagi?"Jeremy, jangan salahkan Bu Eleanor."Yoana sengaja mengatakan tidak akan menyalahkan Eleanor, seolah-olah

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 253

    Eleanor cukup mengenal merek pakaian ini. Pakaian dari merek ini sangat mahal, apalagi yang dia kenakan adalah koleksi terbaru musim ini. Harganya pasti lebih mahal. Kartu yang diberikan Eleanor berisi 600 juta, mungkin tidak cukup untuk membayar pakaian itu, tapi saat ini itulah uang yang dia miliki."Ini ...." Andy merasa canggung. Keringat dingin membasahi dahinya.Wajah Jeremy langsung menggelap dan menatap Eleanor dengan dingin. "Aku yang membayarnya."Eleanor terdiam.Andy buru-buru menyelipkan kembali kartu itu ke tangan Jeremy dan mundur ke samping, lalu mencoba menjelaskan, "Bu Eleanor, pakaian ini juga dipilih langsung sama Bos."Eleanor tertegun sejenak. Tatapan Jeremy tidak berpaling dari wajahnya, seolah menunggu sesuatu darinya. Eleanor mengerutkan bibir, lalu berkata dengan sedikit kaku, "Terima kasih."Namun, tatapan Jeremy tetap dingin, menunjukkan bahwa dia belum puas dengan ucapan itu.Andy yang berdiri di belakang terus memberikan kode dengan pandangan matanya yang

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 1

    "Jeremy! Teganya kamu membunuh anakmu sendiri!" ratap Eleanor Haningrat sambil meringkuk. Rasa sakit yang mengerikan di perutnya hampir membuatnya tidak sadarkan diri. Cairan hangat terus mengalir ke kakinya.Jeremy Adrian baru saja meminumkan obat aborsi pada Eleanor. Kini, sang suami duduk di tepi ranjang. Tangan dingin itu mencengkeram dagu Eleanor, menikmati raut kesakitan di wajahnya."Eleanor, hari ini aku akan membalas semua yang kamu lakukan pada Yoana. Gimana rasanya kehilangan anakmu secara perlahan?" ejek Jeremy.Wajah Eleanor tampak pucat. Rintihan kesakitan terdengar pelan dari bibirnya. Dia menepis tangan Jeremy sambil berkata, "Sudah kubilang, bukan aku yang menyakiti anaknya. Harus berapa kali aku katakan padamu?""Bukan kamu?" ucap Jeremy. Cengkeraman tangannya yang dingin kian mengencang, seolah-olah ingin meremukkan dagu Eleanor.Jeremy melanjutkan dengan marah, "Pelaku yang tertangkap itu mengaku kalau kamulah yang menyuruhnya. Masih mau beralasan apa lagi? Anak Yoa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 2

    Lima tahun kemudian, di Rumah Sakit Leroria. Eleanor sedang duduk di kantornya. Dia baru selesai menganalisis sebuah kasus medis dan menyampaikan rencana perawatannya.Eleanor tidak tahu nama pasien itu. Dia hanya mendengar bahwa pasien itu adalah orang penting yang secara khusus meminta perawatannya, membuat rumah sakit memberikan perhatian lebih.Moses, sang direktur rumah sakit, duduk di sebelah dan mendengarkan analisis Eleanor dengan saksama. Dia bertanya, "Astrid, status orang ini sangat tinggi. Dia khusus menunjukmu untuk merawatnya. Apa kamu yakin bisa menyembuhkannya?""Catatan medisnya nggak menunjukkan dia mengidap penyakit lain. Gangguan tidurnya hanya disebabkan oleh emosi berlebihan. Keluhannya nggak terlalu rumit. Saya yakin bisa mengatasinya," sahut Eleanor.Mendengar itu, Moses baru merasa lega. Eleanor direkomendasikan secara pribadi oleh direktur sebelumnya tiga tahun lalu. Kala itu, dia baru berusia 25 tahun. Belum lagi, dia juga memiliki seorang anak berusia 2 tahu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 3

    Deg! Suara itu sangat mirip dengan suara Harry. Eleanor mengernyit dan bergegas menghampiri asal suara dengan perasaan cemas.Benar saja, terlihat dua pria mencurigakan yang sedang berusaha menyelundupkan seorang anak kecil ke dalam mobil.Jantung Eleanor berpacu liar. Tanpa ragu, dia menerjang maju dan mencengkeram kerah salah seorang pria, lalu menendangnya hingga terdorong mundur.Begitu mendengar rekannya menjerit kesakitan, pria lain yang sedang menggendong anak itu langsung bereaksi. Dia menurunkan anak itu dan menyerbu Eleanor sambil berseru marah, "Dari mana datangnya wanita pengganggu ini? Jangan suka ikut campur urusan orang lain!""Gimana kalau aku tetap mau ikut campur?" tanya Eleanor sambil mengernyit."Kalau begitu, kami nggak akan segan-segan padamu!" ucap pria itu. Kemudian, dia mengambil senjata dan mengayunkannya ke arah Eleanor dengan segenap tenaga.Eleanor memiringkan tubuh untuk menghindar sembari memukul pergelangan tangan pria itu dengan kuat. Pria itu kesakitan

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 253

    Eleanor cukup mengenal merek pakaian ini. Pakaian dari merek ini sangat mahal, apalagi yang dia kenakan adalah koleksi terbaru musim ini. Harganya pasti lebih mahal. Kartu yang diberikan Eleanor berisi 600 juta, mungkin tidak cukup untuk membayar pakaian itu, tapi saat ini itulah uang yang dia miliki."Ini ...." Andy merasa canggung. Keringat dingin membasahi dahinya.Wajah Jeremy langsung menggelap dan menatap Eleanor dengan dingin. "Aku yang membayarnya."Eleanor terdiam.Andy buru-buru menyelipkan kembali kartu itu ke tangan Jeremy dan mundur ke samping, lalu mencoba menjelaskan, "Bu Eleanor, pakaian ini juga dipilih langsung sama Bos."Eleanor tertegun sejenak. Tatapan Jeremy tidak berpaling dari wajahnya, seolah menunggu sesuatu darinya. Eleanor mengerutkan bibir, lalu berkata dengan sedikit kaku, "Terima kasih."Namun, tatapan Jeremy tetap dingin, menunjukkan bahwa dia belum puas dengan ucapan itu.Andy yang berdiri di belakang terus memberikan kode dengan pandangan matanya yang

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 252

    Kalau Jeremy benar-benar ingin Eleanor meminta maaf, sebaiknya dia lupakan saja. Eleanor tidak akan pernah meminta maaf pada Yoana."Nggak, Bu Eleanor nggak usah minta maaf sama aku." Yoana yang sudah lama mendengarkan dari balik pintu, akhirnya menemukan kesempatan untuk masuk dan menyela percakapan.Dengan langkah yang sedikit goyah, Yoana berjalan masuk dan berdiri di depan mereka berdua. Matanya penuh air mata saat berkata, "Ini bukan salah Bu Eleanor. Ini salahku. Aku mabuk waktu itu, emosiku nggak stabil, itulah yang menyebabkan semua ini terjadi. Ini bukan salah Bu Eleanor."Eleanor tersenyum samar, menatap Yoana. Dia benar-benar pintar.Baru saja Eleanor mengatakan bahwa dia sengaja menyenggol Yoana di tepi kolam renang, Yoana langsung menyalahkan semua tindakannya pada emosi yang tak terkendali akibat mabuk. Dengan alasan seperti itu, siapa yang bisa berkata apa-apa lagi?"Jeremy, jangan salahkan Bu Eleanor."Yoana sengaja mengatakan tidak akan menyalahkan Eleanor, seolah-olah

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 251

    "Malam ini kamu tinggal di sini. Besok aku akan bawa kamu untuk pemeriksaan." Suara Jeremy terdengar tegas dan tidak memberikan kesempatan bagi Eleanor untuk menolak.Eleanor menghela napas, "Kenapa kamu bersikeras aku melakukan pemeriksaan?""Tentu saja aku punya alasan sendiri. Aku cuma memintamu untuk menjalani pemeriksaan, bukan menyuruhmu mati. Apa kamu perlu setegang ini? Atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan tentang tubuhmu?"Mata Eleanor bergetar sejenak.Tatapan Jeremy terus tertuju padanya. Sepasang matanya yang kelam menyiratkan kedalaman yang sulit dijangkau. Sorot matanya begitu tajam, membuat Eleanor merasa sulit untuk menghadapi tekanan itu.Eleanor berpura-pura tersenyum santai, "Rahasia apa yang harus aku sembunyikan? Aku cuma nggak suka sama caramu yang selalu memaksakan kehendak.""Ini demi kebaikanmu.""Alasan yang terlalu dibuat-buat." Eleanor mendengus dingin.Dia tahu, alasan itu hanya kedok. Sesungguhnya, Jeremy tidak bisa menolerir ada orang yang berani menyem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 250

    "Aku akan menyelidiki kejadian hari ini. Kalau benar dia sengaja ingin mencelakaimu, aku akan memaksanya untuk minta maaf padamu."Setelah mendengar ucapan Jeremy, bulu mata Yoana yang lentik bergetar untuk sesaat. Dia menunjukkan senyuman yang penuh kesedihan. "Remy, kamu nggak percaya padaku?"Jeremy menurunkan pandangannya dan menatap Yoana dalam-dalam. Kemudian, dia menjulurkan tangan untuk mendorong Yoana. "Ini lebih adil untuk kalian berdua."Adil? Yoana tak kuasa terkekeh-kekeh dalam hati. Mungkin Jeremy sendiri tidak menyadari bahwa dirinya lebih berpihak pada Eleanor.Tiba-tiba, Yoana melihat seseorang yang berjalan mendekati pintu. Dia memutar bola matanya. Sebuah rencana jahat terlintas di benaknya.Yoana menggigit bibirnya, lalu berdiri sambil menahan rasa sakit pada tubuhnya. Kemudian, dia sengaja menjatuhkan diri ke tubuh Jeremy dan memeluk pinggang Jeremy dengan kedua tangan.Jeremy memperlihatkan ketidaknyamanan di matanya. Dia menarik tangan Yoana turun. Namun, karena

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 249

    Seketika, tangan dan kaki Eleanor terasa dingin. Siapa yang menjawab panggilan ini? Apa mungkin Jeremy?Eleanor lagi-lagi merasa gelisah. Dia segera menelepon Daniel. Setelah waktu yang cukup lama, Daniel akhirnya menerima panggilan. Dia seperti ragu untuk menjawab telepon."Daniel!""Mama!" Setelah mendengar suara Eleanor, Daniel baru berani bersuara, "Tadi aku telepon Mama, tapi Papa yang jawab."Seketika, hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh Eleanor. Dia menahan kegelisahannya sambil bertanya, "Apa yang dia bilang?""Dia nggak bilang apa-apa."Eleanor merasa situasi ini sangat gawat. Pada dasarnya, Jeremy memang mencurigainya. Takutnya, sekarang Jeremy sudah tahu semuanya.Eleanor mengangkat tangan untuk memijat keningnya, lalu berucap, "Ya sudah, Mama sudah tahu. Kamu tidur saja.""Mama ... maaf .... Apa aku membuat Mama repot?" tanya Daniel dengan takut."Nggak kok. Ini bukan salahmu. Mama akan mengatasi semuanya. Kamu tidur saja." Setelah menghibur Daniel, Eleanor pun mengakhiri

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 248

    "Heh." Jeremy terkekeh-kekeh sinis. "Kalau sudah punya tenaga, bangunlah."Usai berbicara, Jeremy bangkit dan pergi ke kamar mandi. Eleanor menahan amarah dalam hatinya dan bangkit. Dia mengambil celana di pinggir ranjang, lalu memakainya dan hendak membuka pintu."Mau ke mana?" tanya Jeremy dengan nada dingin untuk menghentikan Eleanor.Namun, Eleanor tetap membuka pintu dan keluar. Sebelum sempat melangkah lebih jauh, dia malah ditahan oleh pengawal.Jeremy sudah mengenakan setelannya. Dia duduk di sofa kulit sambil menatap Eleanor dengan tenang.Tangan Eleanor yang diletakkan di kedua sisi tubuhnya mengepal. "Apa maumu?""Besok pergi lakukan pemeriksaan.""Siapa?""Kamu.""Pemeriksaan apa?""Pemeriksaan fisik."Eleanor mengernyit. "Untuk apa? Aku nggak sakit.""Nggak sakit? Kulihat kamu sakit kok.""Kamu yang sakit!""Memang benar. Bukannya kamu sudah tahu dari dulu? Pokoknya besok lakukan pemeriksaan fisik. Jangan cerewet."Ekspresi Eleanor tampak bingung. Kenapa Jeremy tiba-tiba m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 247

    Rambut pendek Jeremy masih meneteskan air. Saat ini, ekspresinya terlihat sangat agresif. Jantung Eleanor sontak berdetak kencang."Jeremy!" pekik Eleanor dengan kaget. Saat berikutnya, Jeremy telah menindih tubuhnya. Aura kuat Jeremy menyelimuti seluruh tubuh Eleanor.Eleanor menatap Jeremy dengan takut. Dia melirik Jeremy, lalu melirik pakaiannya. Dia hanya mengenakan kemeja, sedangkan Jeremy hanya memakai handuk.Jantung Eleanor berdetak kencang. Dia langsung bertanya, "Binatang, apa lagi yang kamu lakukan padaku?"Jeremy menatap Eleanor yang menunjukkan reaksi berlebihan itu. Dia tahu wanita ini salah paham padanya.Jeremy terkekeh-kekeh. Tebersit niat jahat pada tatapannya. "Menurutmu? Bukannya kamu sangat menikmati tadi? Kenapa ekspresimu malah berubah sekarang?"Eleanor tampak tidak percaya. Maksud Jeremy adalah mereka berhubungan intim tadi? Ini tidak mungkin!Eleanor tidak merasakan apa pun pada tubuhnya. Jika mereka benar-benar berhubungan intim, dia tidak mungkin tidak meras

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 246

    Untuk sesaat, Jeremy tidak tahu harus mengatakan apa."Mama?" Daniel menyadari ada yang tidak beres sehingga bertanya dengan hati-hati, "Kamu bukan Mama?"Jeremy memicingkan matanya yang suram, seolah-olah tiba-tiba menyadari sesuatu. Kemudian, dia berujar dengan perlahan, "Dia lagi tidur."Tap! Daniel langsung mengakhiri panggilan.Jeremy sontak kehabisan kata-kata. Dia menatap layar ponsel. Itu bukan nomor telepon Daniel. Tanpa ragu sedikit pun, Jeremy berbalik dan mengambil ponselnya. Kemudian, dia menghubungi kontak Daniel.Telepon berdering cukup lama. Pada saat yang sama, benak Jeremy dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.Siapa sebenarnya anak kecil tadi? Apa itu Daniel? Atau anak Eleanor yang lain? Dia perlu memastikan keraguannya. Segera! Sekarang juga!Pada akhirnya, Harry menerima panggilan. Terdengar suara bingung dari ujung telepon. "Papa Jahat, lihat dulu sekarang jam berapa. Ini sudah larut malam, kenapa kamu masih belum tidur?"Begitu mendengar suara itu, Jeremy cukup ter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 245

    Sebenarnya apa yang dimaksud dengan lebih lemah dari orang biasa?Jeremy mengeluarkan ponselnya, lalu berkata kepada orang di ujung telepon, "Atur pemeriksaan fisik lengkap untuk besok. Eleanor yang akan diperiksa.""Pemeriksaan fisik lengkap? Bos, Bu Eleanor sakit ya?"Jeremy juga ingin tahu apakah Eleanor sakit atau bukan.Andy pun tidak bertanya lebih lanjut. "Baik, Bos. Aku akan segera mengaturnya.""Hm." Jeremy mengakhiri panggilan, lalu menatap pakaian yang dipakai Eleanor. Matanya bergetar. Setelah menyibakkan selimut, dia melihat Eleanor hanya memakai jubah mandi.Seketika, segala emosinya digantikan oleh kemarahan yang membara. Siapa yang mengganti pakaian Eleanor? Apa itu Charlie? Berengsek!Jeremy merasa darahnya mendidih. Dia berteriak ke arah pintu, "Kalian kemari dulu!"Dokter dan manajer yang berjaga di pintu segera masuk. "Ada apa, Pak?""Siapa yang mengganti pakaiannya?" Wajah Jeremy semakin suram, membuat dokter dan manajer ketakutan hingga memucat.Dokter segera mela

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status