Wanita paroh baya itu menoleh pada menantu keduanya yang jadi lebih sensitif setelah melahirkan. Dia berdiri tegak dan memandang lurus pada Seruni. “Apa kamu tidak bisa merasakan kasih sayang yang kami berikan selama ini?”Seruni jadi terdiam mendengar mertuanya bertanya balik. Dia tak siap mendaparkan pertanyaan seperti itu. Lama dia berdiri mematung di pintu kamar mandi, mencoba mengingat semua hal tentang dua mertuanya sejak dia jadi menantu.“Tak sekalipun aku mendapat perlakuan buruk,” gumamnya dengan suara nyaris tak terdengar.“Pertanyaan Mama, apa kamu enggak bisa merasakan kasih sayang kami?” Mertuanya mengulang pertanyaan tadi.Seruni masih terpaku di sana, mencoba memahami semua yang telah dilaluinya.“Melihat kau kebingungan dan berpikir begitu lama. Mama sudah tahu jawabanmu kalau begitu.” Wanita itu terlihat kecewa dan dia berjalan keluar kamar meninggalkan Seruni dan bayinya.Wanita muda itu bisa melihat kesedihan dari mertuanya. “Apakah mereka sungguh menyayangiku deng
Matanya yang semula setengah terpejam, sekarang terbuka lebar. Nouval duduk dengan tegak di tempat tidurnya. Seruni jadi ikut terbangun juga dan mengawasi.“Ya, saya sendiri. Ada apa Pak Polisi?” tanyanya cepat.“Kami sedang menangani kecelakaan yang melibatkan istri Anda---““Apa?” Nouval terkejut dan berpikir cepat. Itu pastilah Sassy, karena Seruni ada di sebelahnya. “Sekarang bagaimana keadaan istri saya?”“Bu Sassy sudah dibawa ke rumah sakit untukmendapatkan perawatan atas luka-lukanya. Bisakah Anda datang ke sini sekarang?” Polisi menyebutkan rumah sakit tempat Sassy dirawat.“Saya segera ke sana!” sahut pria itu cepat. Selanjutny ponsel dimatikan dan dia melompat turun dari tempat tidur. Menyegarkan wajahnya dan bersiap pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Sassy.“Mas mau ke mana?” tanya Seruni hati-hati. Dia tadi mendengar sedikit ucapan Nouval. Panggilan itu tentang Sassy.“Mau ke rumah sakit. Sassy kecelakaan. Tadi polisi yang memanggil dan meminta untuk langsung ke
Siang hari setelah pekerjaannya selesai, Nouval pergi ke rumah sakit. Dia merasa, ada saja masalah yang timbul akhir-akhir ini. Membuat dia bahkan tak punya waktu untuk memikirkan dirinya sendiri. “Sebegini rumitnya punya dua istri,” batinnya lelah. “Kau sudah pulang?” Suara Sassy membuyarkan lemunan Nouval. Pria itu masuk ke ruang rawat istrinya dan mengembangkan senyum. “Bagaimana keadaanmu?” tanyanya sambil mengecup dahi Sassy. Wajah Sassy sudah tampak cerah. “Aku baik-baik saja,” balas Sassy. Dia sedikit ragu untuk menyampaikan maksudnya. “Apa ada yang ingin kau katakan?” tanya Nouval yang bisa melihat keraguan itu. “Kurasa ... kurasa, aku sudah menyusahkanmu dengan sikapku tadi malam. Maafkan aku ya ...,” ujarnya sambil mengajuk hati sang suami. “Polisi meminta kau datang melapor ke kantor polisi setelah keluar dari rumah sakit.” Nouval mengalihkan pembicaraan. Bagi Sassy, diamnya sang suami jelas sebagai isyarat bahwa apa yang dilakukannya kali ini lebih dari sekedar urus
Berbeda dengan Sassy yang kesal, Nouval merasakan ketenangan saat berada di dekat Seruni dan Baskoro. Mamanya memang benar ketika mendesaknya untuk segera punya anak. Kebahagiaan memiliki putra memang sangat berbeda. Terlebih lagi, Baskoro seperti dapat mengenali Nouval dan cenderung gelisah jika ayahnya terlalu lama tak ada. Bayi mungil itu bersorak-sorak gembira saat Nouval mengajaknya bicara entah apa. Demamnya segera mereda dan kerewelannya hilang. “Aku bukan mengada-ada saat bilang Baskoro demam,” kata Seruni gugup. Dia mengkhawatirkan pandangan Nouval berubah padanya karena hal ini. Nouval memeluk istri keduanya dan mengecup dahi Seruni untuk menenangkan. “Bukankah bagus kalau dia segera sembuh dari demamnya?” Seruni mengangguk dan merasa lega dengan kebijaksanaan suaminya. Nouval memang sangat pengertian dan lembut. Itulah yang akhirnya membuat Seruni jatuh cinta padanya. Kehadiran Baskoro benar-benar telah merekatkan mereka berdua jadi pasangan yang seutuhnya. Seruni menga
Nouval tak habis pikir dengan tindakan yang dilakukan Sassy. Istrinya itu makin lama terasa makin tidak masuk akal. Dia tak dapat memahami kecemburuan yang sudah tak logis begini.Tangannya mengetik pesan pada Sassy saat itu juga. “Apa yang kau lakukan? Sikapmu makin tidak masuk akal!”“Ada apa, Mas?” tanya Seruni.Nouval meletakkan ponsel dan memaksakan senyum pada istri keduanya. “Balas pesan Mama,” ujarnya lembut.Seruni tidak menanyakan lebih lanjut tentang itu. Dia meletakkan bayinya di tengah tempat tidur. Seharian itu mereka telah berkeliling dan sangat melelahkan.“Kalau Mas masih sibuk, saya mau istirahat lebih dulu.” Seruni membaringkan tubuhnya di samping Baskoro yang sudah tidur pulas.Nouval bisa melihat kelelahan yang nyata di wajah istrinya. Jadi dia mengangguk. “Mas juga sangat lelah. Lebih baik kita segera istirahat agar besok bisa berkeliling lagi.”Seruni tersenyum samar. Suara suaminya sudah hampir tak terdengar lagi. Wanita muda itu benar-benar mengantuk dan lelah
Bab 38. Klien AsingSassy yang tak menemukan teman untuk berbincang, akhirnya memutuskan untuk bangkit dari tepat tidur dan membersihkan diri agar pikirannya bisa tenang setelah diguyur air.Satu jam kemudian seorang wanita cantik dengan makeup serasi, meluncur di mobilnya membelah kepadatan kota. Tak terlihat lagi jejak tangis di matanya. Tangannya piawai menggunakan makeup untuk menutupi kekurangan penampilannya dalam setiap situasi. Dan dia merasa sangat puas dengan penampilannya hari ini.***“Tak saya sangka jika pemimpin perusahaan ini adalah seorang wanita cerdas, muda dan sangat cantik!” Sassy tersenyum ke arah pria muda asing yang menjadi calon klien perusahaannya. Tangan mereka saling berjabat cukup lama. Pria itu seakan tidak ingin melepaskan genggaman tangannya dari Sassy.“Terima kasih pujiannya, Tuan Jorghy Bennet,” balas Sassy santai. Dia sudah biasa menerima pujian semacam itu dari semua klien pria perusahaan. Tak bisa dipungkiri kalau kecantikan dan keramahannya adal
“Kau sudah pulang? Jam berapa ini?” Nouval terbangun dari tidurnya di sofa ruang tamu, saat istrinya Sassy membuka pintu rumah.Wanita cantik itu terkejut mendapat teguran begitu masuk rumah. Dilihatnya wajah sang suami yang masih sedikit linglung dan mata berkedip-kedip bingung. Kemudian, ketenangan kembali menguasainya. Sassy melanjutkan langkah ke dalam rumah sambil berkata datar.“Aku ada makan malam dengan klien baru. Sekarang sudah lewat tengah malam!”Wanita itu masih ingin melanjutkan ucapan sinis dan dinginnya, saat melihat bungkusan hadiah cantik di atas meja ruang makan. Mulutnya kembali mengatup dan mengabaikan hadiah itu, lalu naik ke lantai dua. Dia sudah letih dan sangat mengantuk.Nouval menyusul istrinya dan sedikit kecewa karena hadiahnya tidak digubris oleh Sassy. Dengan cepat dia menyambar hadiah itu dan mengejar Sassy ke kamar. “Aku tidak mendengar suara mobilmu masuk garasi!” cecarnya segera.“Kutinggalkan di hotel tempat kami mengadakan makan malam, karena sudah
Mata Jorghy Bennet terbuka dengan cepat saat ponselnya memberi tanda bahwa ada pesan penting masuk. Dilihatnya jam berbentuk kotak di atas nakas dan segera bangkit saat melihat angka 5 berwarna merah terang di keremangan ruangan. Tangannya menjangkau ponsel dan membuka pesan masuk.“Jika ingin informasi itu, kirim sisanya sekarang. Lewat 15 menit tanpa bayaran, data akan kuhapus. Berbahaya bagiku menyimpan data pihak lain secara illegal terlalu lama!”Jorghy Bennet mencibir saat membaca pesan tersebut. Dia tahu betul kalau pria itu menyimpan banyak data rahasia orang-orang penting dunia! Tangan Jorghy menekan tombol panggilan cepat agar tersambung dengan pria itu.“Aku belum melihat perubahan pada akunku, Tuan Bennet!” kata orang di seberang, begitu panggilan mereka tersambung.“Aku hanya ingin memastikan bahwa kau masih ada di sana dan tidak menipuku! Kau pasti sangat tahu segila apa aku pada para pengkhianat!” Jorghy balik mengeluarkan kata ancaman.Waktumu tinggal sepuluh menit, Tu