“Kamu akan pulang sekarang?” tanya DarrenRea hanya mampu menganggukkan kepala. Di depannya sang ayah sedang berusaha membujuknya agar tidak pulang ke pack milik Vali.“Tapi disini rumahmu juga”Tatapan Darren kali ini benar-benar membuat Rea tidak berdaya. Mata pria itu seakan berbicara ‘jangan pergi’ padanya. Rea tahu jika Darren masih menginginkan dirinya disina. Tapi masalahnya kesepakatan dengan Vali akan segera berakhir dan dia harus segera sampai ke packnya.Bahkan dia sudah mengundur kepulangannya selama 2 hari. Sekarang Rea sudah sudah tidak bisa mengundur waktunya lagi.“Tidak bisa. Mau bagaimana pun aku sudah menjadi milik Vali, tidak mungkin aku berada disini terus. Lagi pula kedua anakku pasti sudah menungguku”Jawaban Rea membuat mata Darren berbinar. Mendengar kata anak, Darren menjadi terharu. Putrinya benar-benar sudah besar, bahkan kini sudah memiliki anak.“Tunggu. Anak-anak?” bingung Darren“Iya”“Kenapa terasa seperti lebih dari satu?”“Karena mereka kembar”“Ya D
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Malam ini akan diadakan pesta pengenalan anak Vali dan Rea. Selain para Alpha dan petinggi dari pack lain yang datang. Acara ini akan di buka untuk umum khusus bagi warga Black Diamond. Rea sibuk mendadani 2 malaikatnya. Kedua bayi itu sedari tadi merengek ingin ikut dengan Vali. Sedangkan Vali sedang sibuk mengurus persiapan pesta yang tinggal menunggu jam. “Rain, River, kalian diam dulu ya? Biar mama bisa memakaikan baju untuk kalian” pinta Rea Sedangkan Rain dan River sibuk menangis dan terus melihat ke pintu. Mereka kini tidak bisa di pisahkan dengan Vali. Bahkan Rea sebagai ibu akan menjadi nomor 2 jika ada Vali. “Kalau kalian tidak diam dan mama tidak bisa memakaikan kalian baju. Maka, kalian tidak bisa bertemu dengan papa” ancam Rea Bukannya mereda malah tangisan mereka semakin kencang, hanya saja mereka sudah tidak bergerak-gerak seperti tadi. Rea menulikan telinganya dan terus memakaikan kedua bayi itu pakaian. Pintu terbuka dan masu
Chapter 34 Darren sudah berada di Black Diamond selama 2 hari. Pria baya itu menyuruh Ehaan dan Alton kembali ke pack. Dirinya sendiri asik dengan kedua cucunya. Ehaan yang awalnya tidak ingin pergi, di usir oleh Darren dengan mengatakan, jika pack harus tetap ada yang memimpin. Anggap saja latihan bagi Ehaan sebelum menjadi Alpha. Begitu katanya. Sedangkan Rea dan Vali merasa terbantu akan kehadiran Darren. Mereka bisa bekerja tanpa di ributi oleh kedua anaknya. Pekerjaan mereka jadi cepat selesai. Rain dan River tidak pernah rewel jika Darren yang mengasuh. Kedua bayi itu sangat menurut pada sang kakek. *** Rea maupun Vali kini sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Bahkan sudah hampir seharian mereka tidak bertatap muka. Setelah seharian penuh bekerja kini Rea bisa merasakan betapa nyaman ranjangnya. “Seharian ini aku tidak melihat si kembar sama sekali. Mereka benar-benar tidak mencariku maupun Vali saat dengan ayah” gumam Rea Klek Saat mendengar suara pintu
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Tidak terasa 2 tahun terlewati dengan cepat. Kini Rain dan River sudah bisa berlari kesana kemari. Dua bocah itu begitu aktif dan menggemaskan. Kehidupan Rea dan Vali pun aman dan tentram. Tidak ada masalah besar yang menghalangi mereka. “Mama, mama” panggil River “Ada apa sayang?” Rea menghentikan kegiatan berkebun saat mendengar suara putranya memanggil. Dengan wajah penuh coklat, River menghampiri ibunya. “Ya Dewa! Ada apa dengan wajahmu?” kaget Rea “Aku membawa cokelat untuk mama” dengan riang River memberikan cokelat yang ada di tangannya “Siapa yang memberi mu cokelat sebanyak ini?” Dengan telaten Rea membersihkan wajah putranya dengan sapu tangan. Putranya ini memang kelewat aktif di banding dengan Rain. Bocah perempuan itu memang aktif tapi tidak seperti River yang seakan baterainya selalu terisi penuh. Dia akan diam saat tidur saja. “Paman Reiki” jawab River “Paman Reiki memberikanmu cokelat sebanyak ini?” River mengangguk
“Ada apa?” tanya Vali begitu sampai pack “Para Rouge mulai membuat ulah” jawab Lyan “Bagaimana bisa? Bukannya waktu itu mereka sudah di pukul mundur?” “Saya tidak tahu Alpha. Seharusnya jumlah mereka tidak sampai 20, tapi entah mengapa mereka kini hampir berjumlah ratusan” “Tidak mungkin. Aku membunuh banyak dari mereka dan hanya segilintir yang selamat” bingung Vali “Sepertinya mereka yang tidak kamu bunuh bersembunyi. Atau mereka rouge dari tempat lain yang datang” ucap Rea “Itu bisa saja terjadi. Apa pack lain mengalami hal yang sama juga?” Lyan menggeleng. “Tidak Alpha. Mereka hanya menyerang pack kita” ucap Lyan dengan bahasa formal. Kini yang ada di hadapannya bukan Vali temannya tapi Alphanya. Vali di buat bingung. Seingatnya saat dirinya kalap dan hampir membunuh semua rouge yang ada, mereka mengatakan tidak akan menampakkan diri di depan Vali maupun packnya. Tapi kenapa sekarang malah mereka menyerang packnya. “Ada korban jiwa?” tanya Rea “Tidak ada Luna. Hanya ada
Seperti prediksi Vali, para Rouge itu datang dengan waktu yang acak. Skala penyerangan pun berbeda-beda. Kadang kecil, kadang besar. Vali bahkan tidak tahu seberapa banyak Rouge yang ada. Mereka seperti tidak ada habisnya. Mati satu tumbuh seribu. “Orang gila mana yang melakukan ini?” Vali mulai frustasi menghadapi serangan yang tidak ada habisnya Para warriornya pun sudah mulai merasakan lelah. Mengingat waktu penyerangan yang tidak menentu membuat mereka harus selalu siaga, di saat matahari ada atau tenggelam. Seakan tahu jika Rea akan ikut campur dalam masalah ini. Pimpinan Rouge itu membuat waktu tidak menentu untuk mengecoh Rea. Rea yang kini harus bolak-balik dari pack Vali dan ayahnya, membuat wanita itu lelah. Anak-anaknya untuk sementara di ungsikan di RedHunde sampai keadaan Black Diamond teratasi. Tapi meskipun begitu anaknya tetaplah membutuhkan dia sebagai ibu. Untung saja dia bisa berteleportasi tapi itu semua lumayan menguras mananya. Gilanya lagi, para Rouge itu a
Di Kerajaan Utara tempat para penyihir dari keturunan terkuat berkumpul. Dimana penyihir terkuat bukan dari bagian kerajaan tapi malah dari keluarga De Sade. Mereka yang hanya memiliki status bangsawan penyihir tapi memiliki sihir yang kuat. Itu di karenakan keluarga De Sade adalah keluarga penyihir paling tua disana. Sebelum penyihir membuat kerajaan untuk kaumnya, keluarga De Sade sudah memiliki wilayah dan kekuasaannya. Tapi hilang begitu masuk kerajaan. Sebuah peraturan baru di bentuk oleh Raja penyihir pada saat itu. Keluarga De Sade yang memang tidak mengingikan kekuasaan atau wilayah tidak mempermasalahkan hukum baru yang di tetapkan, karena tidak merugikan mereka sama sekali. Tapi siapa sangka jika Raja pertama dari para penyihir sejak awal tidak menyukai keluarga De Sade karena merasa tersaingi kekuatannya. Mereka sengaja membubarkan aliansi De Sade dengan paksa. Tanpa mereka sadari aliansi milik De Sade tidak pernah mati meskipun mereka terpisah. Bisa di bilang terjadiny
“Kita kembali ke pembahasan. Jadi apa yang akan kamu lakukan dengan pura-pura tidak ada di pack?” tanya Vali “Aku akan keluar dari pack tapi tidak jauh. Aku yakin jika mereka akan datang dan menyerang. Aku juga akan membuat mana dan kehadiranku hilang” jelas Rea “Apa ini akan berhasil?” tanya Reiki “Tentu saja. Jika benar ini di lakukan oleh keluarga Goulet, berarti kemampuannya masih belum maksimal” “Benar juga” Reiki mengangguk setuju “Kenapa belum sempurna?” “Karena jika sempurna, dia akan tahu di mana aku berada. Dia hanya tahu aku ada atau tidak di mansion” “Aku sendiri tidak begitu tahu tentang Kerajaan Utara dan nenek juga tidak bisa menjelaskan secara rinci detailnya. Keluarga ku sudah lama tidak tinggal disana” *** Seperti yang sudah mereka rencanakan beberapa hari yang lalu, Rea kini sudah keluar dari pack. Berhubung pack milik suaminya itu dekat dengan hutan terlarang, jadi wanita itu kesana. Mau berjalan jauh dia malas. Rea dengan santai duduk di dahan pohon yan
Waktu berjalan dengan cepat, kini si kembar sudah berusia 10 tahun. Vali maupun Rea tidak menyangka jika mereka bisa bertahan selama ini.Si kembar kini juga sudah mulai melakukan pelatihan mereka sejak 3 tahun yang lalu. River yang sudah mulai di gembleng untuk menjadi Alpha penerus dan Rain yang berlatih untuk menjadi oenyihir hebat.Keduanya memang terlahir kembar, namun dengan takdir yang berbeda. Awalnya Rain sempat depresi sast tahu dia tidak akan bisa menjadi Werewolf dan hanya menjadi seorang penyihir. Sekarang dia sudah menerima takdirnya.Awalnya River juga sampai kepikiran, karena takut kembarannya melakukan hal di luar nalar. Tapi, karena dukungan dari orang tuanya, Rain bisa bertahan."Aku harap Rain tidak berkecil hati seperti dulu," harap Rea."Tidak akan. Dia akan menjadi pendamping kakaknya dengan kekuatannya. Mereka akan menjadi duo yang hebat," ujar Vali.Vali tidak masalah jika Rain tidak bisa menjadi Werewolf, takdir putrinya memang unruk menjadi penyihir. Karena
Seperti yang sudah Rea duga, Vali seperti kerasukan semalam. Kini tubuh Rea terasa remuk karena ulah Vali. Wanita itu kini sedang asik tiduran di ranjang. “Dasar. Dia kelewatan sekali setelah di kasih izin.” dengus Rea Berbeda dengan Rea yang sedang tiduran di ranjang karena badannya sakit, Vali malah terlihat begitu semangat seakan energinya telah diisi penuh. Bahkan pria itu sedari tadi tidak melunturkan senyumnya. Ehaan yang berkunjung hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Vali. Dia seperti pria yang baru saja mendapatkan cintanya, padahal kakaknya sudah berada lama di sampng pria itu. “Apa yang di berikan kakakku sampai membuatmu setengah gila?” tanya Ehaan Lyan yang berada di sebelah Ehaan mengangguk setuju. “Apa perlu aku jawab?” ucap Vali dengan senyum bodohnya “Tidak perlu. Sepertinya aku tahu apa yang kalian lakukan semalam. Kakakku benar-benar mengubahmu menjadi pria yang bodoh ya sekarang.” tolak Ehaan “Enak saja. Mana ada aku bodoh.” protes Vali “Masih
Vali duduk dengan tidak sabaran. Pria itu merasa jika jalannya pertemuan Alpha ini begitu lama, di tambah bahasan mereka yang sangat ringan. “Apa kita tidak bisa pulang saja?” tanya Vali pada Lyan “Tidak bisa.” jawab Lyan tegas “Kenapa?” “Yang benar saja kau Vali. Sudah, diam saja. Kunci saja mulutmu itu.” ucap Lyan dengan kesal Pria itu sudah tidak mau menjawab segala pertanyaan tidak bermutu yang keluar dari mulut Vali. Sedari tadi Vali terus-terusan bertanya kapan ini selesai dan Lyan sudah jengah akan itu. Vali memilin ujung bajunya karena mulai bosan. Ini semua di karenakan kedatangan Rea, pria itu jadi tidak ingin pergi kemanapun, dia saja terpaksa datang karena hadiah yang di tawarkan Rea. Lyan yang melihat apa yang di lakukan Vali hanya menggelengkan kepalanya. Biarkan sajalah pikirnya. *** “Alpha Vali, apa tidak ada yang ingin Alpha katakan?” tanya salah satu Alpha Vali yang sedang menundukkan kepalanya seketika mendongak. Dengan wajah malas pria itu berkata, “Tidak
Semuanya sudah di selesaikan Rea dengan kurun waktu 2 minggu. Rea sudah harus segera kembali ke Black Diamond pack. “Seperti yang sudah aku jelaskan, kalian harus bisa saling membantu satu sama lain.” mereka semua mengangguk “Apa nenek akan kembali tinggal disini?” kini Rea beralih pada Wendy Wendy mengangguk. “Semua sudah berakhir. Sudah waktunya aku kembali kle rumah. Lagipula rumah kita meninggalkan banyak keningan indah.” jawab Wendy “Kami akan mengawasi mereka dengan ketat. Lagipula kamu sudah menghentikan mereka kemarin. Aku yakin mereka tidak akan bertingkah ceroboh untuk sementara waktu.” ucap Luci “Baiklah. Aku akan pulang. Suami dan anak-anakku sudah menungguku” Setelah berpamitan pada semua orang yang ada disana, Rea segera membuka portal dan masuk ke dalamnya di ikuti oleh Reiki di belakangnya. *** Begitu keluar dari pintu portal, Rea di sambut dengan suara rengekan Lyan pada suaminya. “Ayolah Val.” “Tidak!” tolak Vali “Minggu lalu sudah kenapa harus lagi?” “Mi
Sesuai dengan kesepakatan, Rea tetap berada di Uhuru. Sudah satu minggu wanita itu disana. Dia mengajari struktur pemerintahan sesuai yang dia ketahui. Nama Kerajaan Utara pun kini di ganti menjadi Uhuru. Para rakyat yang berada di sana pun setuju dengan ide yang di kemukakan oleh Rea. Ada beberapa pihak yang tidak setuju karena bagi mereka darah bangsawan mereka tidak bisa di sama ratakan dengan darah biasa penyihir. Tapi semua itu teratasi karena hampir semua mayoritas menyetujui. Selalu ada pro dan kontra dalam dunia pemerintahan, jadi Rea tidak kaget sama sekali. Reiki pun berada di sana. Dia Rea tugaskan untuk mencari segala informasi dari bangsawan penyihir yang masih kukuh dengan keputusannya. Reiki yang seorang rubah tentu saja sangat mudah mendapatkan semua itu. Dia hanya perlu menyamar menjadi orang yang biasa mereka percaya dan mengorek informasi tanpa perlu ketahuan. *** “Apa yang sudah kamu dapatkan?” tanya Rea “Mereka tetap ingin membelot. Mereka memang mengatakan
Setelah pembantaian keluarga kerajaan, kini ketua semua klan penyihir berkumpul. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan setelah ini. Mengingat kini sudah tidak ada raja yang memimpin mereka dan mereka bebas melakukan apapun. “Kita harus membuat peraturan yang di setujui oleh semua pihak. Jika tidak akan banyak kejahatan, mengingat penyihir saat ini termasuk yang terkuat.” ucap salah satu ketua “Aku setuju. Kita tidak bisa hidup bebas tanpa aturan, karena akan merugikan banyak orang. Para penyihir kuat akan semakin menindas penyihir yang lemah.” Kenyataan itu tidak bisa mereka bantah. Karena kebanyakan yang memiliki mana lemah menjadi pelayan atau hanya sekedar pedagang yang tak jarang di pandang sebelah mata. “Kalau begitu kita angkat saja Raja yang baru. Bukankah anak Floricel cukup kuat, dia bisa menjadi pemimpin kita.” “Aku menolak.” tolak Rea “Kenapa?” “Aku sudah memiliki suami dan lagipula suamiku seorang Alpha Werewolf, kami tidak mungkin tinggal disini dan pack ka
“Sial! Kenapa telepati ku tidak berfungsi.” umpat Phelan “Mungkin mereka sudah tahu, Yang Mulia.” wajah Phelan berubah merah menahan emosi “Kita keluar.” titahnya Begitu sampai di luar, matanya langsungh tertuju pada satu objek, yaitu Rain yang sedang menangis. Phelan merasakan mana yang besar dan suci dari tubuh gadis kecil itu. “Aku akan mengambil gadis kecil itu.” ucapnya “Jangan yang mulia. Bisa saja ini jebakan untuk anda.” ucap orang kepercayaan Phelan “Tidak ada siapa-siapa disini. Aku yakin jika mereka tidak sengaja meninggalkannya disini dan mencari kita.” ucap Phelan sama sekali tidak curiga “Tapi yang mulia…” Phelan segera melangkah cepat kearah Rain yang bercucuran air mata. *** “Now.” Begitu aba-aba sudah keluar dan mereka melihat jika Phelan dan orang-orangnya sudah keluar, De Sade dan Olden keluar dari persembunyian mereka. Phelan dan anak buahnya terkejut saat melihat mereka di serang. Phelan tidak merasakan hawa keberadaan mereka saat keluar tadi. “Apa in
Seperti yang sudah mereka rencanakan, kini mereka telah bersiap untuk menyerang Phelan.“Kalian sudah siap?” tanya WendySemuanya mengangguk. Luci segera membuat portal penghubung ke istana. Keluarga Olden sudah menunggu mereka di bagian belakang istana. Mereka akan menyerang dari dua sisi agar Phelan dan antek-anteknya tidak bisa kabur.Rea yang menggendong Rain mengepalkan tangannya. Wanita itu masih tidak rela putrinya menjadi umpan. Dengan satu tarikan nafas, Rea masuk ke dalam portal..“Ini istananya?” tanya ValiKayne mengangguk. Mereka berjalan kedalam, yang membingungkan kenapa istana ini begitu sepi? Tidak ada penjaga yang berkeliaran di istana.“Apa Phelan sudah tahu kalau kita akan datang?”“Sepertinya begitu.”“Aceline.”Aceline kemudian memejamkan matanya dan mulai fokus mencari keberadaan orang-orang istana.“Istana benar-benar kosong. Tidak ada satupun yang berada di istana.” ucap Aceline“Bagaimana bisa?”3 jam sebelumnya“Yang mulia, saya merasa akan ada yang menyera
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Kayne“Maksud kakek?” tanya Rea“Rea, aku yakin kamu sudah tahu siapa musuh kita. Jadi, kakek meminta untuk menyelesaikan ini secepatnya” ucap Kayne“Kamu sudah mendapatkan apa yang di perlukan bukan?” Rea mengangguk“Kita lakukan secepatnya” saut Wendy“Rea, sudah tidak ada waktu untuk mempersiapkan diri. Phellan semakin bergerak liar dan acak. Pria tua itu mulai menyerang untuk mendapatkan Rain”“Lalu?” tanya Vali“Lalu apa lagi? Tentu Rea harus mulai merapalkan mantra yang di perlukan serta mengontrol mananya agar tetap sama” jawab Wendy“Kita lakukan sekarang nek” Rea berdiri dari duduknya“Jaga si kembar selagi aku melakukan pelatihan singkat” Vali mengangguk***“Pejamkan matamu dan taruh tangan sebelah kananmu di atas buku. Lalu fokuskan pikiranmu dengan apa yang ingin kamu lakukan” ucap WendyRea segera memejamkan mata dan mulai melakukan seperti apa yang di ucapkan Wendy. Wanita itu mulai menaruh telapak tangannya di atas buku, lal