Beranda / Urban / Menjandakan Istri Demi Selingkuhan / 109. Jejak Yang Ditemukan Jafar

Share

109. Jejak Yang Ditemukan Jafar

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-19 23:53:18

Pagi yang cerah kulangkahkan kakiku menuju toko kue, aku sengaja datang lebih awal jarena ada pesanan yang belum sempat di bungkus oleh para karyawanku. Pandanganku seketika menajam saat kulihat sosok yang aku kenal sedang berdiri dengan baju gamis telur asin.

Jupri, iya lelaki itu sudah berdiri sambil bersidekap tangan di dada. Terlihat penampilan yang rapi dan tampan. Sungguh berbeda dengan Jupri beberapa tahun yang lalu.

"Hai!" sapaku.

"Assalamualaikum, Ann!" balasnya.

Aku pun seketika merasa kikuk, lalu membalas ucapan salamnya tersebut. Senyum manis terukir di bibir tipisnya membuat dadaku berdebar sedikit lebih kencang. Oh, Tuhan. Batinku menjerit.

"Waalaikumsalam, Jup," jawabku.

"Ada yang ingin aku katakan padamu mengenai Amel," ucap Jupri.

"Katakan saja, aku akan berusaha untuk menjadi pendengar yang setia," kataku.

Jupri menarik napas kasar. Kemudian kulihat dia mengambil ponselnya jarinya terlihat memencet beberapa nomer. Kudengar nada sambung dari seberang.

"Siapa yang kam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   110. Rumah Sakit Seodono

    "Jafar, gimana Amel? Kamu beneran udah nemuin dia?' ujar bang Jupri."Iya, Bang, aku udah nemuin Amel. Sekarang dia udah tidur, nih." "Bagaimana keadaan Amel yang sebenarnya, Jafar?" tanya Jupri yang aku dengar.Aku masih terus mendengar pembecaraan antara Jafar dan Jupri. Hingga akhirnya panggilan teralihkan dengan mode vidio call. Aku pun ikut melongok agar bisa melihat kondisi Amel."Ini lho, Bang. Amel keadaannya seperti ini, tadi pagi aku menemukan dia dalam keadaan diam terpekur duduk sambil bersedekap kedua lututnya. Dan apakah Abang tahu suhu tubuhnya?" ucap Jafar.Air mataku tanpa sengaja jatuh, bulir-bulir bening terus mengalir tiada henti saat kulihat tubuh Amel yang sudah terpasang infus dengan tubuh yang terlihat kurus kering. "Amel," lirihku sendu."Memangnya bagaimana keadaan Amel saat itu, Jafar?" tanya Jupri.Lelaki itu begitu perhatian terhadap putriku, aku sungguh terharu dengan semua perlakuan Jupri yang lembut. Aku hanya mendengar semua pembicaraan kedua lelaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   111. Rumah Sakit 2

    Aku duduk disisi brankar Amel. Memegang tangan mungilnya. Beberapa kali Jupri memberikan nasi kotak yang dibeli karena tahu aku belum makan sejak pagi, tetapi kutolak. Beberapa kali Jupri menawariku makan, beberapa kali itu pula ku tolak. Rasanya hilang selera makanku karena menunggu Amel yang tak kunjung sadarkan diri. Bahkan, ini sudah lewat tengah hari, dokter pun sudah mengecek kondisi terbarunya."Kondisi Amel baik-baik saja, Bu. Namun, kita masih harus menungguinya sampai tersadar," ujar dokter.Aku kembali termenung. Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku, bagaimana bisa Amelku sepeerti ini. Apa yang sebenarnya terjadi di sana? Apakah ini semua akibat sikap keras Rowena? Aku sudah lelah berpikir buruk mengenai wanita rubah tersebut. "Makan dulu, Ann," ucap Jupri kembali menawarkan makanan padaku."Nantilah, Jup, aku masih nungguin Amel. Aku khawatir. Takut terjadi apa-apa," ujarku."Kan dokter tadi bilang enggak apa-apa, Ann. Amel baik-baik aja, kita tinggal nunggu dia sadar

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   112. Cerita Amel

    Malam yang menjelang, aku bahagia karena Amel sudah sadar dan sudah mulai ceria. Ia berceloteh khas anak kecil. Aku, Jupri, dan Jafar hanya tersenyum dan terkekeh dengan celotehnya. Walaupun ia masih tak mau makan, tetapi setidaknya aku senang karena dia ada di hadapanku saat ini."Amel mau buah enggak?" tanya Jafar ramah."Buah apa, Om?" tanyanya polos."Mau Amel apa? Apel? Jeruk? Atau anggur?"Amel terdiam seolah sedang berpikir, "Amel mau anggur aja deh," ujarnya kemudian.Ia lalu memakan beberapa butir buah anggur dengan senang. Sampai akhirnya ia tiba-tiba menceritakan apa yang terjadi padanya beberapa waktu lalu."Bunda, tau enggak kenapa Amel bisa ada di jalan sepi itu?" ucapnya, aku terdiam bingung, lalu melirik ke arah Jafar."Oh, di jalan alas Saradan, Bu," jawab Jafar yang mengerti jika aku bertanya maksud Amel."Oh, iya? Memang ada apa, Sayang?"Amel terdiam beberapa saat, tatapan matanya seperti menyimpan ketakutan yang terpendam. Aku menatap matanya yang tiba-tiba beremb

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   113. Cerita Amel 2

    "Saat itu aku merasa ingin buang air kecil bunda. Terminal itu sangat ramai karena hari sabtu hari di mana banyaknya pemudik untuk pulang menjumpai keluarganya," jelas Amel.Aku yang gemas mendengar cara putriku bercerita pun menoel hidung mancungnya. Sekilas wajah putriku itu mirip dengan Frans dan Jasen. Mereka bertiga bagai pinang dibelah tiga, aku hanya tersenyum."Lalu, saat Amel kembali dari toilet bis itu jalan dan meninggalkan kamu, begitukah Sayang?" tanyaku."Benar, Bund. Kemudian aku mulai berjalan keluar dari terminal itu sesuai arah jalannya bis," sahut Amel dengan pandangan jengah."Mengapa tidak naik bis yang lain, Sayang?" tanyaku labih detail."Bagaimana aku bisa naik bis lagi, Bund, jika semua barang dan uang saku dari asisten itu yang mengaku orang kepercayaan Bunda ikut terbawa bis itu?" ungkap Amel.Aku langsung membekap mulutku, tidak bisa kubayangkan anak sekecil Amel yang masih berusia delapan tahun sendiri dalaam kerumunan orang asing. Aku mendekap kembali tub

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   114. Tekat Yang Bulat

    Rasanya hatiku begitu geram mendengar semua penuturan dari Amel. Ku pikir, Rowena benar-benar bisa menjaga dan menyayangi anakku dengan tulus, nyatanya tidak. Wanita itu hanya manis di mulut. Dia hanya wanita rubah yang pandai berbohong untuk kepentingan sendiri."Tapi, Bunda ...." ucapan Amel terhenti."Ada apa, Nak? Bicara aja sama Bunda," desakku dengan nada rendah.Dia nampak ragu, "Saat itu, ada yang mau bantuin Amel, paman muda yang ketemu sama Amel di jalan sepi itu.""Oh ya?" Aku mengernyitkan dahi, lalu bergantian melirik ke arah Jafar dan Jupri, mereka sama-sama menggelengkan kepala."Paman siapa, Sayang?" tanyaku."Paman itu bilang katanya mau bantu Amel untuk pulang ke rumah Bunda, tetapi paman itu enggak kembali lagi setelah pamit mau beliin Amel makanan." Aku terdiam lagi mendengar penjelasan puteriku ini. Paman? Siapa gerangan?"Mungkin itu hanya orang yang kebetulan lewat aja, Sayang. Enggak apa-apa, kalau paman itu tahu kalau Amel udah enggak ada, pasti paman itu akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   115. Toko Kue

    Hari sudah berganti. Sudah tiga hari Amel dirawat di rumah sakit ini. Kondisinya pun sudah mulai membaik dan pulih, dokter sudah memperbolehkan Amel untuk pulang hari ini juga. Aku sudah mengurus administrasi sedangkan Jupri sedang bersiap membantu Amel. Jafar sudah pulang dan pergi lebih dulu meninggalkan kami.Niatku, aku akan membawa Amel ke toko milikku lebih dahulu. Aku akan kembali ke sana bersama dengan Amel dan Jupri. Beberapa barang sudah kami siapkan. Amel pun sudah tak sabar untuk segera keluar dari sini."Amel sudah siap?" tanyaku."Sudah, Bunda!" jawabnya antusias.Lalu kami pun pergi meninggalkan rumah sakit Soedono. Perjalanan yang saat itu terasa sangat lama, kini terasa sangat cepat karena Amel sudah ada di depan mata dan tak pernah mau lepas dari pelukanku. Aku memeluknya erat-erat, seolah aku tak mau kehilangannya lagi. Tentu saja tidak, aku akan selalu melindunginya walaupun itu ayahnya sendiri yang mengambilnya. Aku tak akan membiarkan pria itu menyentuh puteriku

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   116. Kabar Bi Ijah

    "Aku akan pulang sebentar menyiapkan sebuah kamar untuk Amel," balasku."Bukankah semalam Mbak sempat berkirim pesan denganku akan membawa Yoga juga. Nah, sekarang mana Yoganya?" tanya Andin sambil melihat ke dalam mobil.Aku hanya tersenyum lalu melihat pada Amel yang sudah masuk lebih dulu bersama Dahlia. Aku akhirnya kembali memandang Andin untuk menjawab pertanyaannya."Yoga tidak mau ikut, Ndin. Karena dia sudah kelas lima, akan sulit jika pindah sekolah," paparku.Andin mengangguk paham. Kemudian dia pun berbalik badan menuju ke dalam toko. Sedangkan aku kembali ke bagasi mobil untuk memberesi semua barang Amel selama ada di rumah sakit. Dengan dibantu oleh Jupri semua barang sudah aku pindahkan ke dalam rumah."Sekali lagi terima kasih ya, Jup. Tanpa bantuan kamu pasti akan susah aku temukan putriku itu," ungkapku sendu."Sama-sama, Ann. Jika suatu saat kamu perlu bantuanku lagi hubungi saja, aku selalu ada untukmu!" ucap Jupri terlihat tulus.Aku hanya tersenyum, lelaki ini en

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   117. Menata Ulang

    Akhirnya Bi Ijah mau kembali bekerja padaku, sejujurnya Bi Ijah bagiku seperti ibu kandung. Karena beliau sudah lama ikut bekerja dengan ibuku dan kebetulan semua anaknya telah mapan. Hanya selama hidup Bi Ijah tidak mau merepotkan kedua anaknya yang sudah duduk di bawah meja pemerintahan.Setiap aku tanya, Bi Ijah selalu berkata biarlah mereka berkembang dengan sendirinya, Non. Nanti ada masanya mereka akan mencari saya. Selalu seperti itu jawabnya. Aku sangat kasian dengan nasibnya. Hanya karena harta dan tahta mereka melupakan ibu yang telah membanting tulang demi pendidikan mereka. Kini setelah sukses ibu itu tidak diakui oleh keduanya. Sungguh miris nasih Bi Ijah.Setelah aku memastikan bahwa Bi Ijah akan pulang kembali ke Madiun esok hari, aku segera menata ruang tamu agar bisa ditempati oleh Bi Ijah sementara waktu. Aku harus segera mencari rumah yang cukup besar agar semua anggota keluarga bisa berkumpul menjadi satu. Mungkin nanti akan aku bicarakan berdua dengan Andin."Ah,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25

Bab terbaru

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   183. Akhir yang Pilu

    "Bunda?" Aku langsung terhenyak kala mendengar panggilan Amelia, segera kuanggukkan kepala tanda membenarkan pertanyaannya. Sungguh saat melihat anggukan kepalaku, putriku itu seketika menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan abangnya. Sementara Quinsa sedikit merapat pada palukan Yoga. Kepalanya menelusup pada dada abangnya.Pandangan matanya terlihat ketakutan pada Amelia, aku semakin heran dengan perilaku Quinsa. Beberapa kali kudengar Yoga bersenandung islami untuk menenangkan emosi adik tirinya tersebut. Dahiku langsung mengernyit kala mengenal senandung itu. "Yoga, tolong jelaskan pada bunda, apa yang terjadi dengan adik kamu itu!" desakku."Sini, Sayang. Quinsa ikut kak Amel dulu. Biarkan Abang ngobrol sama Bunda, ya. Ayo!" ajak Amelia lembut.Perlahan pelukan Quinsa mengurai dan mulai mengendur, tatapannya menatap sendu pada Yoga. Begitu ada anggukan dari putraku, barulah Quinsa mau turun dari pangkuan sang abang. Amelia segera melebarkan senyumnya agar adik tirinya mau

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   182. Quinsa

    Setelah menghabiskan satu roll roti gulung, Quinsa tertidur di sofa. Aku hanya memandang kasian pada anak tersebut. Sedangkan Yoga masih terlelap di pangkuanku. Sangat terlihat jika aura di wajahnya begitu lelah. Kusurai rambutnya yang sedikit panjang, jariku menelusuri setiap lekuk wajah putraku tersebut."Sungguh indah pahatan ini, satu kata untuk mengambarkan seluruhnya. Tampan!" lirihku."Tampan saja tidak akan cukup untuk menatap dunia, Bunda!" kata Yoga dengan mata masih terpejam.Seketika kutarik ujung jariku yang sudah menyusuri hidungnya yang tinggi. Sungguh hampir kesemua permukaan wajahnya menirukan Jasen. Mungkin hanya bentuk hidung dan bibir yang membedakan mereka. "Lalu dengan apa kamu tatap duniamu, Sayang?" tanyaku."Dengan agama dan ilmu, Bunda. Seperti yang selalu Bunda ajarkan pada kami," jawab Yoga sambil mencoba bangkit dan duduk.Mata cokelat terang yang indah itu kini menatapku sendu, aku hanya mampu membalas tatapannya penuh tanya. Kemudian kudengar napas pan

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   181. Tamu yang Sudah Aku Tunggu

    Siluet tubuhnya masih aku ingat, tetapi ini mengapa dia membawa seorang anak perempuan? Mungkinkah dia anaknya dengan Rowena, jika kuhitung usia anak itu saat ini berkisar di usia sepuluh tahun. Apakah itu sosok Quinsa, bayi imut yang dulu sempat aku timang.Oh, Tuhan. Kuatkan hatiku, cobaan apa lagi yang Engkau hadirkan dalam hidupku kali ini. Sekuat apapun hati ini, jika bersangkutan dengan Mas Jasen pasti akan membawa luka. Meskipun terkadang rasa sepi melandaku tetapi jika dia datang bersama dengan yang lain, sakit itu kian terasa. Apakah ini maksud mimpiku beberpa hari yang lalu. Untuk apa Mas Jasen datang lagi dalam hidupku setelah sepuluh tahun tidak berhubungan dan apa maksudnya membawa Quinsa. Kemana Rowena? Berbagai pertanyaan muncul di otak kasarku. Sungguh rasanya aku tidak sanggup Tuhan."Bunda!" sapa lembut suara Quinsa.Naluriku sebagai ibu tidak dapat mengindahkan panggilan itu. Bagiku yang salah bukan anaknya melainkan kedua orang tuanya. Para karyawanku akhirnya pam

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   180. Kubebaskan Hatiku

    Sore semilir angin menerpa wajahku. Bayangan Jupri bersama Halimah masih nyata di pelupuk mata. Entah mengapa hati ini terasa sakit dan kecewa. Apakah aku sempat jatuh hati pada Jupri? Sejak mula semua rasa ini aku tolak. Namun, saat kulihat lelaki itu datang ke toko dengan membawa wanita hamil, hatiku sakit. Aku sendiri juga bingung dengan rasaku ini. Bagaimana bisa aku memupuk rasa yang belum tentu ada pada diri Jupri. Saat itu memang dia tidak ada cerita sedang dekat dengan seorang wanita manapun. Namun, pernah satu kali lelaki itu kelepasan bertanya mode baju syari terbaik dan berapa harganya. Hal ini sempat membuatku penasaran. Mungkin aku harus berusaha menepis segala rasa pada lelaki itu. Sejak kunjungan pertama Jupri dam istri menjadi sering datang dengan alasan Halimah susah makan nasi jadi dia lebih memilih kue basah ataupun roti bolu. "Aku harus segera pupus rasa ini dan lupakan semua. Kamu sudah mendapatkan bidadari yang terbaik, Jupri. Selamat!" batinku saat kulihat se

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   179. Gibran 2

    "Tadi Gibran sudah bilang lho, Nenek. Hanya itu Onty Dahlia," jawab Gibran."Iya, Sayang. Onty kan lama tidak jumpa Adik. Mungkin dia lebih senang menggoda, jadi maafkan Onty nya dong?" kataku pada Gibran sambil kuangkat dia ke pangkuanku.Namun, lelaki kecil menggeleng tanda dia tidak mau memaafkan Dahlia. Aku tersenyum melihat tingkah cucuku itu, dia sangat menggemaskan apalagi jika pipinya menggembung dengan bola mata yang berputar. Pasti bikin semua yang ada di sana ingin mencubit pipinya."Nenek, besok jika onty Dahlia pulang tidak usah dimasakin opor ayam, Ya. Biar tahu rasa!" dengusnya geram.Kulihat sejak tadi Dahlia hanya diam menatap Gibran, wanita muda itu menahan tawanya agar tidak terdengar oleh ponakannya yang lucu itu. Sementara Andin sejak tadi hanya berdiri, kini dia berjalan menuju dapur. Beberapa saat kemudian Andin sudah kembali dengan membawa piring berisi nasi opor ayam. "Ayo turun dari pangkuan nenek, Adik makan dulu!" ajak Andin."Lho Adik belum makan, sini bi

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   178. Gibran

    Dahlia dan Amelia terlihat semakin kompak dan solid. Aku sangat bahagia melihat perkembangan mereka berdua. Setelah makan siang aku pun ngobrol dengan keduanya untuk sesaat sebelum aku kembali lagi ke toko. O ya, toko kue ku sekarang sudah maju pesat dan dikenal oleh berbagai kalangan. Bahkan setiap Dahlia pulang, ada saja temannya yang nitip buat oleh-oleh.Sedangkan Amelia, dia terkadang ikut membantu di toko bila sedang senggang. Aku juga sangat bahagia karena sudah di panggil nenek oleh anaknya si Andin. Gadis itu sekarang sudah bukan gadis lagi melainkan sudah menjadi seorang ibu muda dengan anak satu."Bund, si ucrit bagaimana kabarnya?" tanya Dahlia."Jangan bilang ucrit, anak itu punya nama, Lho! Nanti jika Mbak kamu tiba-tiba dengar kamu yang akan kena omelannya," kataku."Hehe, iya ini Mbak Lia parah!" kelakar Amelia.Aku geleng kepala melihat keakraban mereka berdua. Aku dan kedua putriku selalu berbincang akrab seperti ini dalam menunggu waktu untuk memulai aktifitas kemba

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   177. 10 Tahun Kemudian

    Akhirnya aku mendapatkan bis tepat di jam empat sore. Kali ini aku naik bis cepat antar kota jurusan Jogyakarta. Bis yang terkenal dengan kecepatannya melebihi bis yang lain. Bis ini paling banyak peminatnya. Aku pun merasa bahwa pelayanan kondektur bis juga sangat ramah dan sopan.Bis melaju dengan kecepatan rata-rata. Mungkin bila dilihat dari kuar kecepatan bis itu tinggi. Tetapi bagi kami para penumpang terasa nyaman, hal ini terbukti para penumpang bisa tidur dengan lelap termasuk aku. Tanpa tetasa waktu terus berjalan hingga terdengar suara kondektur memberitahukan pada kami bahwa sebentar lagi bis akan memasuki kawasan Madiun."Madiun terakhir, terminal Madiun terakhir." Terdengar wakil kondektur berteriak memberitahukan pada para penumpang agar bersiap-siap. Aku pun segera terbangun dari tidurku. Perjalanan Surabaya - Madiun hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dengan bis antar kota."Bunda pulang, Sayang!" batinku.Sungguh aku sangat rindu dengan putriku itu. Hampir

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   176. Menunggu Bis

    "Andin, apakah kamu masih di sana?" tanyaku.Hening, lambat laun kudengar isak tangis lirih. Mendengar suaranya aku semakin bingung dan resah. Memangnya sedang ada apa hingga membuat Andin sampai terisak. Aku semakin penasaran."Andin, katakan pada Mbak. Apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku."Selamat ya, Mbak Ann. Semua sudah selesai hingga sesuai dengan angannya Mbak. Dan satu lagi semua keperluan toko aman dan terkendali, Kok!" balas Andin."Lalu mengenai gaji? Dan apa yang menyebabkan kamu tadi terisak, Lho?" tanyaku beruntun."Nanti lah, tunggu Mbak pulang," balas Andin.Lama aku berbincang dengan Andin. Meski aku berusaha mengorek keterangan mengenai gaji karyawan, Andin tidak mau cerita. Dia masih kekeh menunggu kepulanganku. Karena ini aku menjadi tidak nyaman dan ingin segera pulang. Kemudian aku mendengar suara klakson sebuah mobil yang berhenti. Seketika aku tersadar dan pamit pada Andin menyudahi panggilan."Lagi asyik menelepon siapa lho, Ann?" tanya Irene saat aku sudah

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   175. Sosok Itu

    Aku menoleh pada sosok itu, mataku seketika membelalak. Sebuah nama yang aku ingat pada sosok itu, Jupri. Iya dia adalah Jupri. Tetapi siapakah dua sosok itu? "Ibu Ann, maaf bisakah kita mulai sekarang?" "oh, ya. Silahkan, Pak!" jawabku."Ini surat janda dan ini semua yang menyangkut persidangan kemarin, Ibu Ann. Saya mengucapkan terima kasih atas undangan Anda," kata pengacaraku."Saya juga berterim kasih atas bantuan Bapak. Untuk fee sudah saya transfer ke rekening Anda, Pak. Saya terima kasih," kataku sambil menjabat tangan si pengacara.Akhirnya kami melanjutkan makan siang bersama. Saat di sela makan siang kulihat sekeliling mencari sosok yang tadi sempat aku lihat. Rupanya Jupri ada di sudut kanan ruangan ini pada meja nomer lima puluh. Di sana dia sedang bersama seorang Kyai dan seorang gadis yang cantik. "Apakah dia istrinya?" lirihku."Siapa yang Anda maksud, Ibu Ann?" tanya Pengacaraku."Seorang sahabat lama, Pak. Eeh, maaf, silahkan dilanjut!" ucapku.Beberapa saat kemud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status