Home / Romansa / Menjadi Tawanan Mafia / Permintaan Segera Menikah

Share

Permintaan Segera Menikah

Author: sherina vellyn
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Selena mengurungkan niatnya untuk menuju ke unit kesehatan dan membantu para pelayan lain untuk menyuguhkan makanan ringan di ruang tamu. Di mana terlihat ada beberapa orang yang tak Selena kenali di sana. Setelah itu, dia juga menyiapkan ruang makan saat jam makan siang semakin dekat, para tamu akan makan siang di sana.

Begitu tamu duduk di meja makan untuk makan siang, Selena berada di sana untuk melayani juga. Beberapa kali Selena berkontak mata dengan Damian dan keduanya bersikap tak saling mengenal. Benar-benar hanya sebatas budak yang terasing dan tuannya.

“Kau harus segera menikah. Mau di umur berapa kau melahirkan seorang penerus?” Seorang pria tua terkekeh pelan sambil menatap ke arah Damian.

“Ayah tidak perlu mengkhawatirkan aku. Khawatirkan saja pasangan hidup Ayah,” jawab Damian.

Dan pria itu tertawa renyah, seolah menganggap bercanda atas ucapan Damian. Beliau adalah Tuan Hendry, ayah dari Damian. Yang mana kemudian, Hendry menata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Tawanan Mafia   Berendam Bersama

    “Kau melukai pelayan lain. Tiga orang, bukan begitu?” “Itu tidak benar!” sangkal Selena, dia menatap Damian dengan serius. “Lalu? Bagaimana yang sebenarnya?” Damian menatap Selena, berhasil memancingnya untuk menjelaskan semuanya tanpa perlu bertanya secara langsung seolah dia mengkhawatirkannya atau tahu jika semua laporan yang dia terima salah. “Mereka yang mulai duluan,” jawab Selena, dia memulai menjelaskan apa yang terjadi hari itu. Damian memandangi tubuhnya. Dia tahu betul, jika Selena korbannya. Terlihat dari luka memar yang berada di seluruh tubuhnya. Yang mana selain memar berwarna ungu atau hijau, atau kebiruan, beberapa bercak merah yang dia tinggalkan beberapa hari lalu ternyata masih ada. Dan dia masih ingat di mana saja dia meninggalkannya. “Intinya, mereka memancingku lebih dulu. Membuatku merasa harus membela diriku. Aku tidak tahu apa yang mereka katakan padamu. Tapi, aku hanya melakukan perlawanan secara kata. Aku

  • Menjadi Tawanan Mafia   Tidur Bersama atau Tidak?

    Sesosok tangan lembut berpegangan pada pinggiran bak, namun tangannya tergelincir beberapa kali sebelum dia mendapatkannya sebagai pegangan. Gerakan tangannya tak stabil akibat guncangan berlebih. Yang mana itu terjadi pada Selena, saat Damian berusaha mengejar puncaknya. Selena bersandar ke tubuh Damian, sisa-sisa pelepasan membuatnya lemas. Damian menyadari itu dan memperhatikan Selena yang kelihatannya tak punya tenaga. Dan membiarkannya beristirahat sejenak sebelum membawanya keluar dari kamar mandi. Keduanya keluar dari kamar mandi dengan mantel mandi. Damian menggosok rambutnya dengan handuk lain dan mendekati lemarinya, mengambil minyak rambut yang kemudian dia oleskan ke rambutnya. Sepertinya itu yang membuat rambutnya lebat, hitam berkilau. Selena memperhatikan Damian, dia terdiam di walk in closet itu.Sejenak, dia teringat akan Axel. Bagaimana pun, dia tidak bisa melupakan Axel secepat itu walau kelihatannya kadang kali dia memang su

  • Menjadi Tawanan Mafia   Unit Kesehatan

    Mungkin satu-satunya yang bersikap baik dan ramah padanya di mansion saat itu hanya satu. Tukang kebun yang ceria dan sepertinya hidup tanpa beban. Dia seolah mengabdi pada Damian dengan tulus, hidup sederhana di pondok kecil yang dibangun di perkebunan. “Siapa namamu?” tanya Selena sambil memakan ubi rebus itu dengan lahap, benar-benar manis. “Aku Xena,” jawabnya sambil tersenyum manis pada Selena. “Xena? Nama kita hampir sama. Selena, Xena!” Selena terlihat ceria karena bertemu seseorang yang mampu membawa suasana hati siapa pun menjadi menyenangkan. “Oh, betul. Aku baru menyadarinya.” Xena tertawa. Keduanya mengobrol sambil memisahkan sampah-sampah itu dengan menyenangkan. Hingga Xena memperhatikan wajah Selena yang dipenuhi keringat padahal apa yang dilakukannya bukan hal berat. Dan dia juga tidak sedang berada di luar mansion, dia masih di dalam. “Kau baik-baik saja?” Xena memperhatikannya dengan prihatin. “A

  • Menjadi Tawanan Mafia   Kabar Kehamilan

    “Terus lacak markas Axel! Kali ini aku tidak akan berdamai sama sekali.” Damian menatap anak buahnya yang sekarang tampak sedang dikumpulkan dalam suatu ruangan rapat. “Baik!” Mereka menjawab secara serentak dengan tegas. Damian memegangi keningnya. Beberapa saat yang lalu dia terlalu rapuh untuk memikirkan hal seperti ini. Keadaannya menjadi lebih baik, namun hatinya tetap tidak bisa menerima begitu saja yang apa yang telah terjadi beberapa hari silam yang padahal mulai berbenam di pikirannya. Luca mendapatkan panggilan, yang membuat Damian melirik ke arah Luca saat pria itu mengangkat ponselnya yang berdering. “Ada apa? Kau tahu aku sedang—”“Ini darurat. Bisakah kau segera kembali ke mansion bersama Tuan Damian? Ini benar-benar darurat dan menurutku, Tuan Damian harus mengetahui ini.“Luca terdiam sejenak. Dia tak tahu apa yang membuat ini terdengar sangat darurat dan nada bicara dari rekannya di mansion juga membuatnya ik

  • Menjadi Tawanan Mafia   Rupa Anak Kita

    “Tenangkan dirimu! Ada apa dengan Anda hari ini? Anda baru saja bersenang-senang dengan Selena tadi malam. Dan begitu Anda tahu dia hamil, Anda bersikap seperti itu padanya?” “Lalu? Kau berharap aku akan terharu dan memeluknya, lalu mengatakan jika ini saat yang tepat karena ayahku mendesakku untuk menikah dan punya anak? Dan dia hamil di saat yang tepat, itu maksudmu?” Damian menatap Luca dengan ekspresinya yang kesal. Luca menghela nafasnya. Dia juga kesal pada Damian karena bicara pada Grace dengan nada tinggi. Sementara dia sendiri tahu jika beberapa saat yang lalu, Damian memang dalam suasana hati yang buruk karena didesak oleh para pemegang saham untuk bisnisnya. Belakangan ini Damian agak tidak fokus dalam menjalankan bisnisnya lantaran menggunakan sumber daya yang ada secara tidak efisien untuk mencari keberadaan Axel dan berniat membalas. Para pemegang saham tentunya geram dengan tindakan Damian yang seenaknya. Konflik antar direktur

  • Menjadi Tawanan Mafia   Puzzle yang Terpenuhi

    “Apa dia menjamin hubungan dengan Harvest?” Damian melirik Luca, seolah bertanya karena Luca sepertinya lebih banyak tahu tentang orang-orangnya ketimbang Damian sendiri. “Dia cukup tertutup, jadi kurang bisa dipastikan apa yang sedang dia pikirkan,” jawab Luca. “Aku akan ke sana saja ke sekarang,” ucap Damian sambil bangkit dari tempat duduknya. Damian kelihatannya sedang penasaran apa yang dilakukan salah satu bawahannya di tempat Harvest. Walau Harvest bukanlah lawan, tapi semua orang mengetahui betapa buruknya hubungan mereka sejak Damian kehilangan chip-nya, karena Harvest dia mempercayai Harvest waktu itu. “Hey, kau akan pergi ke tempat orang itu?” tanya Selena sambil menatap Damian, suaranya terdengar ragu untuk bertanya demikian. “Bukan urusanmu,” balas Damian seraya hendak melangkahkan kakinya keluar ruangan. “Jangan terlalu mempercayainya!” ucap Selena dengan sedikit lebih lantang agar didengar. Bahkan L

  • Menjadi Tawanan Mafia   Menikah dan Berkeluarga?

    “Bawa Selena ke kamarnya!” Damian meninggalkan ruangan sambil berkata pada anak buahnya yang ada di depan ruangannya dan dia kemudian berjalan menuju ke luar ruangan. Luca bahkan terkejut dengan perubahan sikap Damian. Secara sikap, Damian benar-benar tidak terduga dan tidak dapat dimengerti. Perasaannya seperti selalu berubah-ubah, itu yang dirasakan Selena selama bersamanya. Semua yang terjadi, tergantung suasana hatinya dan bagaimana orang yang sedang dia hadapi. Luca mengikuti Damian dengan cepat. Saat Selena diantarkan menuju ke kamarnya oleh orang yang diperintahkan Damian barusan. Selena menatapi punggung Damian saat berjalan ke arah yang berlawanan. Dia bingung dengan tindakan Damian barusan. Sementara itu, Damian bersama dengan Luca menuju ke tempat Harvest. Luca terus disibukkan dengan tabnya dan menghubungi beberapa orang sekaligus. Dia sibuk saat Damian di sisinya hanya duduk bersandar dan menatap keluar jendela. “Aku mendapatkan r

  • Menjadi Tawanan Mafia   Memojokkan Harvest

    Damian duduk di kursi yang ada di halaman depan mansion milik Harvest itu. Dia kemudian menatapi Harvest yang sekarang masih terbaring di lantai. Anak buahnya segera mendekat dan membantunya bangun. Harvest kemudian menstabilkan kondisinya dulu sambil menatap ke arah Damian dengan tatapan bingung sekaligus ada ketakutan di matanya. “Kau bilang kau tidak menemukan markas Axel karena berhasil menjatuhkan helikopternya saat ketinggian rendah. Semua itu berbeda dengan yang Selena katakan padaku,” ucap Damian. Harvest mengerutkan dahinya. Dia kemudian melebarkan matanya, lantaran sepertinya Selena memberitahu semuanya pada Damian. Walau dia tidak tahu sejauh apa yang Selena tahu dan dia mengerti tentang bagaimana itu semua terjadi. “Kau sangat mengecewakan.” Damian menatap Harvest dengan tatapan sinis dan kesal. “Apa hanya karena itu? Kau mengkhianatiku karena gadis itu?” Harvest terlihat sedikit gemetar. “Aku? Mengkhianatimu? Bukankah ka

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan Mafia   Epilog

    Selena sedang menyiapkan makan malam untuk Damian malam itu. Menggunakan gaun yang menonjolkan perut hamilnya, Selena juga bertelanjang kaki di dapur. Ini sebenarnya pemandangan yang biasa. Namun, Damian merasa ngeri jika melihat Selena aktif melakukan kegiatan.“Kau tahu, bayinya seperti bisa lahir kapan saja dan sialnya itu sangat menggangguku. Bisakah kau diam dan istirahat saja?” tanyanya dengan khawatir. “Aku bosan. Aku sudah terlalu sering memanjakan diriku. Aku ingin tetap produktif. Aku merasa lebih lelah saat aku justru tidak produktif. Pikiran untuk produktif sangat menggangguku.” Damian menghela nafasnya dan mengurut pelan keningnya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan Selena jika memang itu yang Selena inginkan. “Kau ini...”“Mungkin karena ini anakmu, dia menginginkan aku lebih produktif seperti ayahnya. Dia membuatku resah jika diam. Makanya belakangan ini aku jadi sering memasak di dapur dan juga melakukan banyak kegiatan lainnya. Aku yakin anak ini akan jadi ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Laki-laki atau Perempuan?

    “Sebaiknya tidak dihisap, mengerti? Karena itu akan mengundang kontraksi dini. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Dokter langsung menatap Selena, yang menjelaskan tentang air yang berasal dari dadanya. Dokter memperingatkan suaminya agar tidak menghisapnya. Namun, sepertinya itu telah terjadi. Melihat Damian sama sekali tidak menyangkal dan justru hanya diam dengan ekspresi kakunya. Lain dengan Selena yang langsung menyengir mendengar apa yang dikatakan dokter.“Baik, Dokter.” “Kau boleh berbaring di brankar, kita akan memeriksa kondisi bayinya sekarang.” Selena berbaring di brankar dan menatapi layar yang berada tepat di depannya. Dia memperhatikan layar saat dokter mulai menaruh gel dan mengusapkannya di sekitar perutnya, menimbulkan sensasi geli dan dingin yang membuat Selena sempat bergidik sejenak. Terlihat bagaimana bayinya saat ini tengah meringkuk. Dengan USG 3D yang mereka lakukan, mereka sekarang bisa melihat dengan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gendut

    Selena menatapi perutnya yang semakin besar. Selain perutnya, dia bisa merasakan lengan dan kakinya semakin berisi. Belakangan ini dia memang lebih banyak makan. Selain berusaha memasok nutrisi terbaik untuk calon bayi, keinginan kuat untuk memakan makanan tertentu juga mendorongnya untuk banyak makan. Ditatapnya tubuhnya di cermin. Pipinya yang semakin tembam juga membuatnya semakin cemberut. Dia tidak ingin menyentuh timbangan kecuali diperlukan dan diminta dokter. “Perutku juga gatal,” keluhnya sambil mengusap perutnya dari balik gaun yang dia pakai. Selena belakangan ini juga lebih sering menggunakan gaun yang memang dikhususkan untuk wanita hamil, yang membuatnya merasa sedikit lebih bebas bergerak dan bahannya juga sangat nyaman. Damian yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja akhirnya kembali ke kamar. Dia menatapi pintu kamar yang terbuka, dan melihat Selena yang tengah bercermin di kamarnya. Damian tersenyum saat menge

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gender Bayi

    Sesuai urutan pernikahan dan kehamilan, setelah Arsella, maka Grace yang melahirkan putri pertama mereka juga. Ini membuat Damian tengah menebak-nebak apa gender anak pertamanya bersama dengan Selena. Hingga mereka sempat membuat taruhan juga. “Jika sekarang tengah banyak anak perempuan yang lahir, maka aku yakin anak pertama kita juga perempuan. Baguslah, aku tinggal berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara membesarkan anak perempuan. Aku yakin dia akan menjadi secantik dirimu,” ucap Damian. “Tapi dari bagaimana aku mengidam, aku jarang mau makanan pedas. Aku lebih tertarik dengan makanan asin, kelihatannya ini anak laki-laki. Mengingat keturunanmu juga sepertinya dominan laki-laki. Kita tidak tahu riwayat keluarga Axel, tapi Luca punya dua saudara perempuan,” jelas Selena. Damian mendesis pelan. Selena benar tentang riwayat keluarga dari pihak laki-laki juga akan mempengaruhi hasil ini.“Ingat pamanmu? Padahal Gallent mempunyai dua ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Sentuhan yang Dirindukan

    Selena menoleh padanya dengan keheranan melihat semangat yang tiba-tiba pada Damian. Damian menutup pintu di belakangnya dan menatap Selena sambil bersandar ke pintu dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Selena keheranan dengan tingkah laku Damian belakangan ini. “Oh, ya... Itu bagus. Kau bisa mengikutinya kalau itu yang kau mau.” Selena mengangguk setuju. Damian menghela nafasnya dan mendekati Selena. Entah kenapa ini malah terasa seperti dia meminta izin Selena dan Selena mengizinkannya dengan mudah. Damian mendekat dan mendekap Selena dari belakang, membuat Selena hanya memegangi lengan Damian yang ada di lehernya. “Aku penasaran ada apa denganmu sebenarnya. Kenapa kau mendadak seperti ini?” tanya Selena. “Aku hanya merasa sepertinya kau akan suka jika aku bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Axel. Kau sepertinya sangat bangga dan terharu melihat bagaimana Axel mampu melakukan hal kecil seperti itu,” ucap Damian.

  • Menjadi Tawanan Mafia   Seorang Ayah

    Damian mengobrol dengan Axel serta yang lainnya di ruang tamu. Awalnya, mereka membahas tentang bisnis, namun perlahan obrolan mereka menuju ke arah yang lebih pribadi seperti rumah tangga mereka. Mereka membicarakan tentang istri dan anak-anak mereka bagi yang sudah punya anak. Ini sedikit asyik saat mendengarkan para ayah bicara tentang anak-anak. “Aku sempat berharap aku menikah di usia yang lebih muda lagi. Aku merasa sangat tua dalam pertemuan orang tua anak-anak di sekolah.” Salah satunya terkekeh. “Aku justru sempat berharap agar aku tidak menikah terlalu cepat. Anak laki-lakiku benar-benar sangat nakal. Dia benar-benar mirip aku sewaktu kecil. Dan istriku tidak bisa mengatasinya.”“Ah, ayolah. Dia itu putramu, kau yang seharusnya bisa mengatasinya.”“Aku belum selesai bicara. Aku memang sangat berusaha keras mengatasinya. Aku melakukan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang kasar. Sampai dia pernah berteriak kalau aku ayah yang buru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Keponakan

    “Jadi, bagaimana rasanya morning sickness? Apakah kau masih berharap kita akan punya banyak anak?” Selena tertawa sambil menatapi Damian yang terbaring di kasurnya itu. Damian hanya memalingkan wajahnya sambil mendengus keras. Kelihatannya dia sangat tersiksa untuk mengalami ini. Dia kemudian hanya tersenyum tipis ke arah Selena yang merawatnya. “Aku rasa dia akan menjadi anak tunggal sepertiku,” balas Damian sambil terkekeh pelan. “Aku juga anak tunggal.” Selena seketika tertawa namun terdiam dengan cepat.Sekarang Damian yang tertawa pelan melihat ekspresi Selena langsung berubah saat menyadari tentang Axel yang adalah kakaknya. Dia bukan anak tunggal dan semua orang tahu itu. “Aku ingin memakan sesuatu yang asin dan pedas,” gumam Selena tiba-tiba. “Apa kau mengidam? Ah, sial. Sepertinya aku tidak bisa memenuhi keinginanmu,” umpat Damian. “Kita bisa menggunakan layanan pesan antar, jadi kau tidak perlu pergi kelu

  • Menjadi Tawanan Mafia   Damian Muntah

    “Aku benar-benar tidak sabar melihatnya tumbuh besar di perutmu, lalu kita akan melihatnya dengan mata kepala kita sendiri bagaimana dia tumbuh di luar perutmu. Aku sangat menantikannya,” bisik Damian. Selena hanya terkekeh pelan dan bersandar dengan santai ke dada Damian. Damian menikmati rambut Selena yang menggelitik dadanya. Tangannya masih terus mengusap kulit halus Selena. Damian berdeham, dia merasakan sedikit rasa tidak nyaman di tenggorokannya dan juga perutnya. Kemudian, Damian menegakkan punggung Selena agar tidak bersandar lagi padanya dengan halus. Selena mengerutkan alisnya sambil menoleh ke arah Damian yang sekarang bangkit dari tempat duduknya. Itu membuat Selena keheranan saat Damian sudah keluar dari bak lebih dulu. Namun, Damian malah mengejutkan Selena dengan tiba-tiba muntah di wastafel. Selena langsung bangkit juga dan hendak menghampiri Damian. Selena mengambil jubah mandinya memakainya, lalu mengambilkan punya Damian juga. Itu sa

  • Menjadi Tawanan Mafia   Overprotektif

    Damian langsung menatap Selena saat menyadari Selena menatapnya. Dia sedikit gelagapan karena terlalu fokus pada gambar bayi mereka. Damian seharusnya lebih memperhatikan sekarang. “Oh, ya. Biji wijen yang lucu,” ucapnya seadanya. Selena dan dokter tertawa. Damian mengerutkan alisnya, tak tahu apa yang lucu dari ucapannya. Meski begitu, dia kemudian hanya menatap keduanya keheranan saja. Setelah mengobrol dan berkonsultasi, mengajukan banyak pertanyaan dan dokter menjawabnya dengan sabar, Selena dan Damian akhirnya keluar dari ruangan itu. Rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang sangat aman dari berbagai kejadian berbahaya sebelumnya. Tapi, tanpa Selena sadari, anak buah Damian sudah berjaga-jaga di luar rumah sakit. Mereka semua sudah seperti mengawal presiden yang melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit. Setelah dari rumah sakit, Damian membawa Selena pulang dan menyuruhnya istirahat saat dia sendiri harus melakukan pekerjaann

DMCA.com Protection Status