Beranda / Romansa / Menjadi Tawanan Mafia / Anak Kucing yang Mendesis

Share

Anak Kucing yang Mendesis

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-25 21:34:16

Selena mengerang pelan seraya memejamkan matanya lagi. Matanya masih bengkak akibat menangis semalaman karena digempur Damian. Matanya masih terasa berat dan dingin.

“Kau tidur lebih lama dari orang pada umumnya. Kau tidur hampir 10 jam,” komen Damian.

Selena tak menjawab. Pikirannya kosong. Dia ingat dia telah terbangun beberapa kali. Namun karena tubuhnya terasa sangat lemas dan sakit, dia kembali mengistirahatkan dirinya. Dia tak ingin menatap Damian, dia masih ingat betul kejadian semalam yang membuat hatinya terasa sakit.

Selena mendudukkan diri dengan hati-hati. Dan dia menyadari pakaiannya telah berganti. Dia tak penasaran bagaimana, karena dia berpikir Damian menyuruh pelayannya.

Damian memperhatikan Selena. Ada yang berubah di wajah Selena. Tatapan Selena yang terkesan kosong dan sangat hampa. Dia juga lebih pucat. Benar-benar mengkhawatirkan.

“Perlu bantuan?” Damian mengangkat satu alisnya, memperhatikan gerak-gerik Selena.

Selena tak mendengarkan, dia menutup telingan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Tawanan Mafia   Karet Pengaman

    “Ada apa ini? Kenapa kau keluar dari sana? Sejak kapan kau di kamar gadis itu?” Merry menatap Damian, terlihat jelas dari raut wajah terutama matanya, dia sedang cemburu. “Aku tak punya waktu untuk menjawab, dia terluka.” Damian berjalan begitu saja melewati mereka dan membawa Selena menuju ke ruangan yang tempatnya agak jauh dari kamar Selena. Damian meninggalkan residu kebingungan di ruangan itu. Damian tak terlihat datang ke sana sejak pagi, itu berarti dia mungkin bermalam di kamar Selena. Dan kata bermalam cukup sensitif di sana. Damian tak pernah sekali pun bermalam di kamar salah satu para wanita simpanannya itu. “Tuan... bermalam di kamar Selena?” tanya Rose, dia terlihat ingin memperjelas hal tersebut. “Omong kosong! Dia tidak mungkin melakukan itu!” tegas Merry, menyangkalnya dengan cepat. “Ah, sayangnya kita baru saja melihatnya keluar dari sana, dengan membawa Selena yang terluka. Aku pernah terluka juga di depan Tuan tapi Tuan hanya bereaksi dengan memanggilkan dokte

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Menjadi Tawanan Mafia   Kau Berharga

    Selena menatapi obat yang diberikan oleh dokter tersebut. Dia berkedip beberapa kali melihat beberapa bentuk obat yang disuguhkan padanya bersama dengan segelas air. “Minum itu! Kau tidak ingin hamil begitu saja, kan? Pertama, kau terlalu muda. Kedua, kau baru melakukannya sekali. Bukankah kau bahkan belum menikmatinya dengan benar?” Damian tersenyum menggoda Selena yang segera mengambil satu persatu butir obat tersebut dan meminumnya. Damian memperhatikan sambil menyilangkan tangan di depan dada. Saat Selena meliriknya dengan tajam, Damian mengalihkan pandangan matanya ke sekeliling. Setelah meminum semuanya, Selena terdiam di sana. Dia menatapi kakinya yang terurai dari bangsal, belum menyentuh lantai. Dia menggerakkan kakinya dengan perlahan. “Kapan terakhir kali menstruasi?” tanya dokter itu untuk mencatat sesuatu. “Minggu lalu,” jawab Selena sambil menatap dokter itu. “Oh, itu cukup buruk jika kau tidak segera meminum obat kontrasepsi, kemungkinan kau mengalami kehamilan cu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Menjadi Tawanan Mafia   Dia yang Pertama

    Damian menatap Selena dengan perasaan tidak senang. Ucapannya tentang segera melakukan penukaran entah kenapa membuat suasana hatinya berubah. Semula, memang itu yang dia inginkan. Namun, di hadapannya ini ada sosok lemah yang menyenangkan. “Berhenti menangis, sekarang!” titah Damian. Selena tentu tak bisa menghentikan tangisannya begitu saja. Dia tetap meneteskan air matanya. Suara isak tangisnya justru terdengar lebih kencang. Tangannya juga tak tinggal diam, terus mengusap air matanya yang tak berhenti mengalir. Damian tahu itu tak akan berhasil dan mendengus. Dia juga tak mau secara terang-terangan mengakui jika dia menginginkan Selena untuk lebih lama di sisinya. Dan pikirannya memunculkan satu cara yang pasti untuk membuat Selena berhenti menangis dan membuatnya lebih nyaman. Tangan besar itu terukur ke sisi wajah Selena dan mengangkatnya. Selena menatap Damian, mata ke mata. Damian bisa melihat ekspresi sedihnya Selena. Sepertinya apa yang dia katakan pada Selena memberatka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Menjadi Tawanan Mafia   Gundah

    “Axel belum kunjung memberikan reaksi.” Damian berdiri sambil memandang keluar jendela ruang kerjanya. Dia menatapi bagaimana orang-orang yang merupakan bawahannya bekerja di bawah sana. Mereka terlihat sangat sibuk. Memikirkan tentang Axel membuatnya harus memikirkan Selena juga secara tak langsung. Gadis yang sedang dia tahan di mansionnya, yang tak ingin dia lepaskan dengan mudah karena menemukan sesuatu yang hanya bisa dia dapatkan dari Selena. Ekstasi baru membuatnya enggan melepaskan sosok Selena. “Kita tunggu saja,” ucap Damian. Orang suruhan di belakangnya itu hanya bisa mengangguk dan membungkuk sebelum dia meninggalkan ruangan. Meninggalkan Damian sendiri. Dan begitu sendirian, Damian melemparkan tubuhnya ke kursi kantornya sambil mendengus pelan. “Apa yang sebenarnya aku pikirkan?” gumamnya lagi, terdengar lebih frustasi. Damian mengeluarkan handphonenya, dan menatapinya cukup lama. Hingga dia membuka galeri handphonenya, di mana video panasnya dengan Selena ada di s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Menjadi Tawanan Mafia   Simbiosis Mutualisme

    Selena memakan makan malamnya dengan tenang. Hingga malam, tak ada tanda-tanda yang menyatakan jika Damian kembali ke kamarnya. Itu membuatnya lebih bersantai dari tadi. Meski dia juga sempat memikirkan apa yang terjadi sebelum dia tertidur, dia yakin Damian memeluknya. Gadis itu masih murung dan mengurung dirinya sendiri di kamar itu. Meski tak ada tanda-tanda jika dirinya tidak diperbolehkan keluar. Tak ada tali atau rantai yang mengikatnya. Tak ada apa pun yang mengisyaratkan jika dia tidak sedang dikurung juga di sana. “Apa ada yang Anda inginkan?” tanya pelayan yang mengambil alat makan bekas Selena. “Boleh aku minta dessertnya lagi?” pinta Selena sambil tersenyum sedikit malu, dia menyukai dessert yang disediakan untuk malam ini, berupa waffle dengan es krim. Pelayan tersebut mengangguk dan keluar dari kamar Selena. Dan pelayan lain datang dengan membawakan apa yang Selena pinta. Saat Selena tersenyum kegirangan melihat dessert yang memp

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Menjadi Tawanan Mafia   Kau Menikmati Tanganku?

    Selena melebarkan matanya terkejut saat Damian menarik kakinya untuk mendekat. Dia berusaha beringsut mundur lagi, namun lagi-lagi Damian menarik kakinya dengan tenaganya yang besar. “Kau mau ke mana?” tanya Damian sambil terkekeh pelan melihat reaksi Selena. “He-hey!” Selena berusaha bangkit dari posisinya yang berbaring dan lengannya menahan Damian. “Perkataanmu ada benarnya... Kenapa kau tidak santai saja dan nikmati waktumu di sini? Tidak perlu bekerja dan tidak perlu memikirkan tentang uang. Hanya berada di atas kasur dan melebarkan kakimu untukku, aku akan memberikan semua yang kau butuhkan dan kau inginkan. Itu cukup adil, bukan?” Damian terkekeh sambil terus mendekatkan dirinya pada Selena. Sementara lengan Selena berada di dada Damian, Selena benar-benar berusaha membentengi dirinya dari Damian yang semakin dekat dengannya. Selena berusaha mendorong Damian agar menjauh darinya, walau usahanya sangat terlihat tak ada gunanya dan sia-si

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • Menjadi Tawanan Mafia   Perhatian Damian

    Waktu berlalu cukup lama untuk Selena yang sudah kewalahan karena harus berhadapan dengan stamina Damian yang tinggi. Dan waktu bagi Damian berlalu begitu saja dengan cepat, dia sangat menikmati waktu-waktu yang berlalu selama Selena ada di bawah kendalinya saat itu. Damian menatapi punggung Selena. Selena sudah tergeletak tak berdaya di bawahnya. Dia memeluk bantalnya yang basah karena air matanya. Matanya terlihat sembab dan bengkak. Dengan rambutnya yang berantakan, dan kemerahan di seluruh wajahnya, itu justru membuatnya menarik. Sambil menghela nafasnya dengan berat, Damian mendekatkan tubuhnya dengan Selena. Dia memegangi pinggang rampingnya, dan dikecupnya bahu Selena. Selena bereaksi dengan lemah, bahunya langsung mengerut dan terlihat seperti menghindari kecupan Damian walau tak berhasil. “Kau sudah bisa menikmatinya, ya? Kau sampai keluar beberapa kali lebih banyak daripada aku.” Damian terkekeh dan mengusap kepalanya Selena dengan halus.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Menjadi Tawanan Mafia   Teman Bicara

    “Tuan Damian tidak punya satu pekerjaan, dia punya banyak pekerjaan. Tuan Damian orangnya sangat sibuk. Ada banyak bisnis yang dia jalankan dan harus selalu memantau semuanya sendiri.” Jawaban Rose tak menjawab pertanyaan Selena sama sekali. Tentang siapa Damian, dengan semua kekuasaan dan kekayaan yang tidak masuk akal baginya. Belum lagi, pelayanan yang dia terima selama berada di sana, yang kenikmatannya sebanding dengan rasa sakit yang dia derita. “Kau tidak menjawabku dengan sungguh-sungguh,” gerutu Selena sambil cemberut. “Begitukah? Bagaimana kalau begini? Tuan Damian itu seorang mafia. Selain menjalankan bisnis yang legal, berupa perusahaan yang aktif di beberapa industri dengan industri utamanya di lokomotif... Tuan Damian juga aktif tergabung dalam bisnis ilegal. Tuan Damian saat ini tergabung dengan sebuah organisasi mafia juga. Tuan Damian bahkan punya bisnis kasino bawah tanah.” Rose menjelaskannya sejauh yang dia tahu tentang Dam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Epilog

    Selena sedang menyiapkan makan malam untuk Damian malam itu. Menggunakan gaun yang menonjolkan perut hamilnya, Selena juga bertelanjang kaki di dapur. Ini sebenarnya pemandangan yang biasa. Namun, Damian merasa ngeri jika melihat Selena aktif melakukan kegiatan.“Kau tahu, bayinya seperti bisa lahir kapan saja dan sialnya itu sangat menggangguku. Bisakah kau diam dan istirahat saja?” tanyanya dengan khawatir. “Aku bosan. Aku sudah terlalu sering memanjakan diriku. Aku ingin tetap produktif. Aku merasa lebih lelah saat aku justru tidak produktif. Pikiran untuk produktif sangat menggangguku.” Damian menghela nafasnya dan mengurut pelan keningnya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan Selena jika memang itu yang Selena inginkan. “Kau ini...”“Mungkin karena ini anakmu, dia menginginkan aku lebih produktif seperti ayahnya. Dia membuatku resah jika diam. Makanya belakangan ini aku jadi sering memasak di dapur dan juga melakukan banyak kegiatan lainnya. Aku yakin anak ini akan jadi ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Laki-laki atau Perempuan?

    “Sebaiknya tidak dihisap, mengerti? Karena itu akan mengundang kontraksi dini. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Dokter langsung menatap Selena, yang menjelaskan tentang air yang berasal dari dadanya. Dokter memperingatkan suaminya agar tidak menghisapnya. Namun, sepertinya itu telah terjadi. Melihat Damian sama sekali tidak menyangkal dan justru hanya diam dengan ekspresi kakunya. Lain dengan Selena yang langsung menyengir mendengar apa yang dikatakan dokter.“Baik, Dokter.” “Kau boleh berbaring di brankar, kita akan memeriksa kondisi bayinya sekarang.” Selena berbaring di brankar dan menatapi layar yang berada tepat di depannya. Dia memperhatikan layar saat dokter mulai menaruh gel dan mengusapkannya di sekitar perutnya, menimbulkan sensasi geli dan dingin yang membuat Selena sempat bergidik sejenak. Terlihat bagaimana bayinya saat ini tengah meringkuk. Dengan USG 3D yang mereka lakukan, mereka sekarang bisa melihat dengan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gendut

    Selena menatapi perutnya yang semakin besar. Selain perutnya, dia bisa merasakan lengan dan kakinya semakin berisi. Belakangan ini dia memang lebih banyak makan. Selain berusaha memasok nutrisi terbaik untuk calon bayi, keinginan kuat untuk memakan makanan tertentu juga mendorongnya untuk banyak makan. Ditatapnya tubuhnya di cermin. Pipinya yang semakin tembam juga membuatnya semakin cemberut. Dia tidak ingin menyentuh timbangan kecuali diperlukan dan diminta dokter. “Perutku juga gatal,” keluhnya sambil mengusap perutnya dari balik gaun yang dia pakai. Selena belakangan ini juga lebih sering menggunakan gaun yang memang dikhususkan untuk wanita hamil, yang membuatnya merasa sedikit lebih bebas bergerak dan bahannya juga sangat nyaman. Damian yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja akhirnya kembali ke kamar. Dia menatapi pintu kamar yang terbuka, dan melihat Selena yang tengah bercermin di kamarnya. Damian tersenyum saat menge

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gender Bayi

    Sesuai urutan pernikahan dan kehamilan, setelah Arsella, maka Grace yang melahirkan putri pertama mereka juga. Ini membuat Damian tengah menebak-nebak apa gender anak pertamanya bersama dengan Selena. Hingga mereka sempat membuat taruhan juga. “Jika sekarang tengah banyak anak perempuan yang lahir, maka aku yakin anak pertama kita juga perempuan. Baguslah, aku tinggal berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara membesarkan anak perempuan. Aku yakin dia akan menjadi secantik dirimu,” ucap Damian. “Tapi dari bagaimana aku mengidam, aku jarang mau makanan pedas. Aku lebih tertarik dengan makanan asin, kelihatannya ini anak laki-laki. Mengingat keturunanmu juga sepertinya dominan laki-laki. Kita tidak tahu riwayat keluarga Axel, tapi Luca punya dua saudara perempuan,” jelas Selena. Damian mendesis pelan. Selena benar tentang riwayat keluarga dari pihak laki-laki juga akan mempengaruhi hasil ini.“Ingat pamanmu? Padahal Gallent mempunyai dua ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Sentuhan yang Dirindukan

    Selena menoleh padanya dengan keheranan melihat semangat yang tiba-tiba pada Damian. Damian menutup pintu di belakangnya dan menatap Selena sambil bersandar ke pintu dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Selena keheranan dengan tingkah laku Damian belakangan ini. “Oh, ya... Itu bagus. Kau bisa mengikutinya kalau itu yang kau mau.” Selena mengangguk setuju. Damian menghela nafasnya dan mendekati Selena. Entah kenapa ini malah terasa seperti dia meminta izin Selena dan Selena mengizinkannya dengan mudah. Damian mendekat dan mendekap Selena dari belakang, membuat Selena hanya memegangi lengan Damian yang ada di lehernya. “Aku penasaran ada apa denganmu sebenarnya. Kenapa kau mendadak seperti ini?” tanya Selena. “Aku hanya merasa sepertinya kau akan suka jika aku bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Axel. Kau sepertinya sangat bangga dan terharu melihat bagaimana Axel mampu melakukan hal kecil seperti itu,” ucap Damian.

  • Menjadi Tawanan Mafia   Seorang Ayah

    Damian mengobrol dengan Axel serta yang lainnya di ruang tamu. Awalnya, mereka membahas tentang bisnis, namun perlahan obrolan mereka menuju ke arah yang lebih pribadi seperti rumah tangga mereka. Mereka membicarakan tentang istri dan anak-anak mereka bagi yang sudah punya anak. Ini sedikit asyik saat mendengarkan para ayah bicara tentang anak-anak. “Aku sempat berharap aku menikah di usia yang lebih muda lagi. Aku merasa sangat tua dalam pertemuan orang tua anak-anak di sekolah.” Salah satunya terkekeh. “Aku justru sempat berharap agar aku tidak menikah terlalu cepat. Anak laki-lakiku benar-benar sangat nakal. Dia benar-benar mirip aku sewaktu kecil. Dan istriku tidak bisa mengatasinya.”“Ah, ayolah. Dia itu putramu, kau yang seharusnya bisa mengatasinya.”“Aku belum selesai bicara. Aku memang sangat berusaha keras mengatasinya. Aku melakukan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang kasar. Sampai dia pernah berteriak kalau aku ayah yang buru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Keponakan

    “Jadi, bagaimana rasanya morning sickness? Apakah kau masih berharap kita akan punya banyak anak?” Selena tertawa sambil menatapi Damian yang terbaring di kasurnya itu. Damian hanya memalingkan wajahnya sambil mendengus keras. Kelihatannya dia sangat tersiksa untuk mengalami ini. Dia kemudian hanya tersenyum tipis ke arah Selena yang merawatnya. “Aku rasa dia akan menjadi anak tunggal sepertiku,” balas Damian sambil terkekeh pelan. “Aku juga anak tunggal.” Selena seketika tertawa namun terdiam dengan cepat.Sekarang Damian yang tertawa pelan melihat ekspresi Selena langsung berubah saat menyadari tentang Axel yang adalah kakaknya. Dia bukan anak tunggal dan semua orang tahu itu. “Aku ingin memakan sesuatu yang asin dan pedas,” gumam Selena tiba-tiba. “Apa kau mengidam? Ah, sial. Sepertinya aku tidak bisa memenuhi keinginanmu,” umpat Damian. “Kita bisa menggunakan layanan pesan antar, jadi kau tidak perlu pergi kelu

  • Menjadi Tawanan Mafia   Damian Muntah

    “Aku benar-benar tidak sabar melihatnya tumbuh besar di perutmu, lalu kita akan melihatnya dengan mata kepala kita sendiri bagaimana dia tumbuh di luar perutmu. Aku sangat menantikannya,” bisik Damian. Selena hanya terkekeh pelan dan bersandar dengan santai ke dada Damian. Damian menikmati rambut Selena yang menggelitik dadanya. Tangannya masih terus mengusap kulit halus Selena. Damian berdeham, dia merasakan sedikit rasa tidak nyaman di tenggorokannya dan juga perutnya. Kemudian, Damian menegakkan punggung Selena agar tidak bersandar lagi padanya dengan halus. Selena mengerutkan alisnya sambil menoleh ke arah Damian yang sekarang bangkit dari tempat duduknya. Itu membuat Selena keheranan saat Damian sudah keluar dari bak lebih dulu. Namun, Damian malah mengejutkan Selena dengan tiba-tiba muntah di wastafel. Selena langsung bangkit juga dan hendak menghampiri Damian. Selena mengambil jubah mandinya memakainya, lalu mengambilkan punya Damian juga. Itu sa

  • Menjadi Tawanan Mafia   Overprotektif

    Damian langsung menatap Selena saat menyadari Selena menatapnya. Dia sedikit gelagapan karena terlalu fokus pada gambar bayi mereka. Damian seharusnya lebih memperhatikan sekarang. “Oh, ya. Biji wijen yang lucu,” ucapnya seadanya. Selena dan dokter tertawa. Damian mengerutkan alisnya, tak tahu apa yang lucu dari ucapannya. Meski begitu, dia kemudian hanya menatap keduanya keheranan saja. Setelah mengobrol dan berkonsultasi, mengajukan banyak pertanyaan dan dokter menjawabnya dengan sabar, Selena dan Damian akhirnya keluar dari ruangan itu. Rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang sangat aman dari berbagai kejadian berbahaya sebelumnya. Tapi, tanpa Selena sadari, anak buah Damian sudah berjaga-jaga di luar rumah sakit. Mereka semua sudah seperti mengawal presiden yang melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit. Setelah dari rumah sakit, Damian membawa Selena pulang dan menyuruhnya istirahat saat dia sendiri harus melakukan pekerjaann

DMCA.com Protection Status