Share

Bab 10. Salah Paham

Author: Nuri522
last update Last Updated: 2023-08-23 09:47:44

Setelah pertengkaranku dengan Mas Dirga waktu itu, aku sering banyak diam. Tak pernah sekalipun mengajaknya berbicara. Bahkan, segala pertanyaannya hanya kujawab dengan singkat. Hati ini masih sakit mengingat semuanya. Bagaimanapun, aku manusia biasa pasti merasa kecewa ketika mendapat perlakuan Mas Dirga yang semena-mena.

Sampai, ketika aku dikejutkan dengan perintah Mas Dirga malam itu yang menyuruhku mempersiapkan segalanya untuk pergi ke puncak menghadiri undangan Tante Mira.

“Lisa, besok kita akan ke puncak jadi siapkan pakaian ganti untuk di sana selama tiga hari,” perintah Mas Dirga saat aku baru selesai salat isya. Sedangkan, dia duduk di sofa sambil menghadap laptopnya.

Aku mendongak menatapnya. Apa maksudnya? Bukannya dia bilang tak akan mengajakku sebab malu mengenalkanku sebagai istrinya? Apa aku tak salah dengar?

“Hei, kamu dengar tidak yang aku ucapkan barusan?” tanya Mas Dirga sambil berteriak. Mungkin merasa jengkel karena aku tak menjawab ucapannya.

“Apa? Ah iya, akan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
apa akan ada cintai di antara Dirga dan Alisa klo hubungan mereka selalu tak baik2 saja setiap hari dan tahun
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 11. Salah Paham

    Setelah pertengkaranku dengan Mas Dirga waktu itu, aku sering banyak diam. Tak pernah sekalipun mengajaknya berbicara. Bahkan, segala pertanyaannya hanya kujawab dengan singkat. Hati ini masih sakit mengingat semuanya. Bagaimanapun, aku manusia biasa pasti merasa kecewa ketika mendapat perlakuan Mas Dirga yang semena-mena.Sampai, ketika aku dikejutkan dengan perintah Mas Dirga malam itu yang menyuruhku mempersiapkan segalanya untuk pergi ke puncak menghadiri undangan Tante Mira.“Lisa, besok kita akan ke puncak jadi siapkan pakaian ganti untuk di sana selama tiga hari,” perintah Mas Dirga saat aku baru selesai salat isya. Sedangkan, dia duduk di sofa sambil menghadap laptopnya.Aku mendongak menatapnya. Apa maksudnya? Bukannya dia bilang tak akan mengajakku sebab malu mengenalkanku sebagai istrinya? Apa aku tak salah dengar?“Hei, kamu dengar tidak yang aku ucapkan barusan?” tanya Mas Dirga sambil berteriak. Mungkin merasa jengkel karena aku tak menjawab ucapannya.“Apa? Ah iya, akan

    Last Updated : 2023-08-23
  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 12. Sikap Aneh Dirga

    Mas Dirga menghampiriku dengan amarah yang memuncak. Dia menghempaskan tubuhku dengan kasar kembali. Diri ini terus memohon agar dia mau mendengarkan segala penjelasanku tapi Mas Dirga yang sudah dalam keadaan emosi, tak mengindahkannya sedikit pun. Aku terus meronta ketika dia mengunci tubuhku, beberapa kali juga dia layangkan tamparan ke wajah ketika kucoba melepaskan diri darinya. Hati ini makin hancur berkeping-keping, bukan ini yang kuinginkan. Bulan purnama yang menyorotkan sinarnya menjadi saksi ketika suamiku memaksakan kehendaknya padaku. Tanpa kelembutan, tanpa pemujaan seolah diri ini hanya sebuah benda mati yang tak bisa terluka.Air mataku tak henti-hentinya terus mengalir di pipiku. Setelah penyatuan kami Mas Dirga meninggalkanku sendiri di dalam kamar yang sepi ini. Entah ke mana dia, namun yang kulihat Mas Dirga masih dikuasai amarah yang masih memuncak. Bukan hanya bagian tubuhku yang terasa perih tetapi juga hatiku juga kurasa remuk tak berbentuk. Setelah membersihkan

    Last Updated : 2023-08-24
  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 13. Murkanya Ayah

    Sejak pembicaraanku dengan Mas Dirga pada saat anniversary pernikahan kami yang kedua tahun itu. Kami tak pernah saling sapa. Bahkan sikap Mas Dirga kepadaku kembali dingin seperti pertama kali kami menikah dulu.Semakin hari hati ini semakin terluka. Kebahagiaan yang diimpikan selama enam bulan terakhir ini ternyata hanya fatamorgana. ‘Rupanya cintamu padanya lebih besar dibandingkan padaku, Mas.’ Tidak ... mungkin yang dia rasakan selama ini bukan cinta, melainkan hanya simpati. ‘Jika memang dengan merelakanmu itu yang terbaik untuk kita. Akan kulakukan untukmu, Mas.’Kukatakan permintaan itu kepada Ayah mertua kalau aku mengizinkan Mas Dirga menikah lagi dengan alasan belum bisa memberinya keturunan. Namun, reaksi yang ditunjukkan Ayah ternyata membuatku terkejut. Beliau murka ketika mendengar semuanya. Bahkan kudengar dia sampai memanggil suamiku serta mengancam akan menghancurkan segala usaha Mas Dirga jika sampai menikahi Anita. Aku menguping di balik pintu, penasaran dengan ap

    Last Updated : 2023-08-25
  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 14. Gerimis Melanda Hati

    Keadaan Ayah Mertua sudah mulai stabil, namun beliau masih belum juga sadarkan diri. Mengenai pernikahan Mas Dirga dan Anita, Ibu sama sekali belum tahu akan masalah ini. Entah bagaimana reaksinya jika dia tahu anak semata wayangnya ini akan mendapatkan madu. Mungkin saat itu pula hari-hariku akan diselimuti kesepian. Tidak! Aku tak bisa begini. Bagaimanapun diri ini takkan sanggup melihat kemesraan tiap kemesraan yang akan ditunjukkan suamiku nanti. Jika saja hatiku belum tertanam nama Mas Dirga di dalamnya, mungkin aku takkan seberat ini menerima semuanya seperti saat awal kami menikah dulu. Sayang, hati tak bisa dikendalikan, siapa yang boleh dicintai dan tidak.Mulai saat ini aku sudah bertekad akan pergi dari kehidupan Mas Dirga setelah pernikahan mereka berlangsung. Diam-diam tanpa orang lain tahu. Kuhubungi temanku yang ada di Aceh, lalu menceritakan semua yang terjadi di dalam rumah tanggaku. Ami memang sahabatku dari kecil di kampung, dia pindah ke Aceh setelah ibunya menika

    Last Updated : 2023-08-26
  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 15. Jatuh Cinta

    POV DirgaSetelah malam di mana dalam keadaan mabuk aku menggauli istriku. Hati ini merasa tak tenang, satu sisi kuingat janjiku pada Anita. Sisi lain secara tak sadar aku mulai selalu merindukan kebersamaanku dengan Alisa. Entah perasaan apa yang sedang kurasakan saat ini. Namun satu hal yang pasti, seumur hidupku tak pernah sekalipun merasakan ikatan semacam ini.Sampai suatu malam Ayah memintaku mengajak Alisa untuk menghadiri acara kumpul keluarga besar kami di puncak. Sekaligus memperkenalkan Alisa sebagai istriku. Semua orang tak tahu aku sudah menikah terutama keluarga besar. Saat itu aku keberatan dengan perintah Ayah. Rasanya malu sekali memperkenalkan Alisa sebagai istriku. Semua pasti tahu dia hanya anak seorang pembantu tak selevel dengan tipe seorang Dirga selama ini.Kutarik tangan Alisa untuk berbicara berdua saja. Lagi-lagi egoku mengalahkan rasa ibaku kepada istriku. Dengan lantang kuhina dia yang tak sederajat dengan diriku. Lebih baik kuajak Anita yang jelas-jelas l

    Last Updated : 2023-08-27
  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 16. kesalahan fatal

    POV Dirga (2)Kukatakan pada Alisa bahwa aku akan menikahi Anita. Dia terlihat terluka dengan segala ucapanku. Alisa menolak aku menikah lagi. Aku yang frustasi membentaknya dan tanpa sadar menghunjamkan kata-kata yang tak pantas kuucapkan. ‘Maafkan aku, Istriku. Dengan terpaksa aku melakukannya.’Alisa berubah menjadi dingin, bahkan aku selalu menghindarinya karena setiap kulihat wajahnya, rasa bersalah ini makin tak terkendali. Aku tak mau sampai berubah pikiran tak menikahi Anita. Bila itu terjadi bukan rumah tanggaku saja yang hancur. Karir serta kehormatan yang aku bangun selama ini akan lenyap jika aku tak menuruti keinginan Anita.Alisa akhirnya mengatakan kepada Ayah kalau aku akan menikahi Anita serta meminta restu padanya. Namun, reaksi ayah di luar prediksiku. Dia sangat murka, kami berdebat hebat. Sampai, kulihat Ayah memegang dadanya dan seketika itu pula tak sadarkan diri. Aku panik melihatnya sepeti itu, meski masih ada sakit hatiku kepadanya.Alisa masuk ke ruangan ke

    Last Updated : 2023-08-28
  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 16. Awal yang Baru

    Akhirnya sampai juga di Bandara Internasional Sultan Iskandar muda. Bandar Udara yang terletak di wilayah Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Setelah mengaktifkan ponselku sebab sepanjang di dalam pesawat memakai mode penerbangan, aku menelepon Ami dengan nomor ponsel baruku, setelah sebelumnya mengganti nomor yang lama sebab tak ingin ada komunikasi apa pun lagi dengan Mas Dirga. Lagi pula dia sekarang sudah bahagia dengan wanita pilihannya yang teramat dia cintai. Sedangkan aku akan memulai hidup baru dengan membesarkan anak kami. Buah cinta kami berdua.Berkali-kali kuhubungi sahabatku tapi tak kunjung diangkat juga. Di mana Ami sebenarnya? Kenapa susah dihubungi. Aku yang fokus dengan ponsel ketika mengirimkan pesan padanya, tak sengaja menabrak tubuh seseorang. “Awwww ...,” pekikku terkejut ketika bertabrakan dengan seorang pria. “Anda tidak apa-apa, Nona? Maafkan, saya tak sengaja menabrak anda.” tanya lelaki itu. Seorang pria yang kuperkirakan berumur 34 tahun

    Last Updated : 2023-08-29
  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 17. Baby Boy & Girl

    “Biar saya saja yang mengadzani mereka, Sa. Itung-itung sebagai latihan menjadi seorang Ayah.” Tiba-tiba Dokter Abi muncul dari balik pintu.“Eh ... apa maksud Dokter Abi?”**Dokter Abi salah tingkah setelah mengucapkan itu. “Ehmmm, bukan apa-apa. Maksudku ya, ehmm ... belajar menjadi ayah sebelum nanti menikah dengan wanita spesial yang kucintai dan mendapatkan anak darinya,” ucap Dokter Abi sambil menggaruk tengkuknya salah tingkah.Aku dapat melihat dari sudut mata saat dia berkali-kali memukul mulutnya sambil bergumam, ketika sedang memangku putra kembarku. Selanjutnya mereka di adzani dokter Abi secara bergantian. ‘Andai itu kamu, Mas. Apakah Mas Dirga akan bahagia bila tahu sudah memiliki putra dan putri kembar? Ah sudahlah, jangan lemah, Sa. Kamu tahu selama ini terlalu banyak kesedihan yang kamu rasakan selama bersama Mas Dirga. Apalagi pengkhianatannya sungguh sudah keterlaluan. Seharusnya jangan mengingatnya lagi, kamu itu seperti tak memiliki harga diri.’Rasa rindu terk

    Last Updated : 2023-08-30

Latest chapter

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 40. Tamat

    Bab 40.“Mas ... aku haus,” ujarku lirih saat kesadaranku telah kembali. Kali ini, aku sudah berada di ranjang rumah sakit. Mendengar suaraku Mas Azzam langsung tersentak.“Ya Allah, Sayang. Akhirnya kamu sadar juga.”Suamiku ini sontak memeluk tubuh ini hingga tak sadar mengenai lenganku yang sempat terluka, dan aku masih ingat karena perbuatan siapa.“Aww ... sakit, Mas,” ujarku sambil meringis.“Maaf. Mas terlalu bahagia saat kamu siuman. Kamu bener-bener bikin Mas ini jantungan tahu. Bisa-bisanya kamu membahayakan keselamatan dirimu seperti tadi!” sembur suamiku ini dengan tatapan tajam.Dia meraih botol air putih di atas nakas, lalu membuka tutup dan memasukkan sedotan ke dalamnya. Setelah itu, ia arahkan benda tersebut ke arahku, lalu aku minum beberapa tegukan demi melegakan tenggorokan yang mengering.“Tapi, kalau aku tak nekat seperti tadi, Nindy bakalan celaka. Aku enggak mau Mas juga bakalan sedih karena Nindy terluka,” ujarku. Mas Azzam memandangku dengan intens. Entah a

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 39

    Bab 39.“Apa kata Boby?” tanya Nindy. Aku menggeleng lalu berkata, “ Tidak apa-apa, Nin. Dia cuma bilang belum menemukan Danang,” ujarku tanpa menceritakan yang sebenarnya. Aku tak ingin, Nindy yang belum terlalu pulih harus terbebani karena masalah ini. Aku hanya berharap, polisi segera selesai melakukan penyelidikan dan penyidikan agar secepatnya pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Tak lama, Riri dan Mas Azzam akhirnya datang juga. Kutahu, suamiku pasti baru pulang dari perusahaan dan sekalian menjemput Riri, itu yang dia katakan tadi di pesan yang dirinya kirim.Aku menyambut kedatangan Riri dan Mas Azzam. Riri mencium tangan dan kedua pipiku, lalu beralih ke ranjang kakaknya untuk melepas rindu. Meski pun hubungan mereka sempat merenggang sebelumnya, tetapi bagaimana pun mereka memiliki hubungan saudara. Pasti, akan sama-sama merasakan sedih jika salah satunya terkena masalah atau musibah. Itu pun yang terjadi antara Riri dan Nindy sekarang.Sedangkan Mas Azzam, di

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 38

    Bab 38. “Maafkan aku ....” ujar Nindy dengan lirih.Aku masih mematung di tempat, begitu tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Nindy meminta maaf? Apa pendengaranku tak salah?Jari Nindy yang meremas pergelangan tangan ini membuatku sontak tersadar dari lamunan.“Apa kamu mau memaafkan aku? Aku tahu, aku sudah salah menilaimu selama ini. Bahkan, aku sudah berbuat dzolim kepadamu hanya untuk merebut serta mendapatkan Mas Danang kembali. Tapi, apa yang kudapat sekarang? A-aku ... kehilangan segalanya ...,” ujarnya dengan begitu pilu. Terdapat luka di setiap kata-kata Nindy yang terucap.Kualihkan pandangan agar kami saling menatap satu sama lain. Supaya bisa menyelami perasaan putri suamiku tersebut lewat mata. Konon, jika ingin melihat ketulusan dari seseorang, yang pertama tak bisa berbohong ialah mata. Dari anggota tubuh yang bening tersebut, dapat menjelaskan beribu perasaan yang terpendam, termasuk kebohongan.Namun, aku sama sekali tak melihat keburukan apa pun dari N

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 37

    Bab 37.“Ada apa, Bob?” cecarku. “Kak Nindy masuk rumah sakit. Ditubuhnya penuh luka lebam dan cekikan. Kata seseorang yang menolongnya, Kakak sudah tak sadarkan diri di teras rumah yang sepi karena syok,” papar Boby hingga membuatku membulatkan mata.“Terus? Gimana keadaan dia sekarang?” tanyaku kembali.“Kak Nindy harus dirawat karena ada sendi di bagian lengan dan tulang bahunya yang bergeser. Dan yang paling parah dari semua itu, dia mengalami keguguran,” terangnya semakin membuatku terkejut luar biasa.Kuputuskan untuk ikut bersama Boby untuk melihat kondisi Nindy. Sebelumnya, kuminta Riri untuk diam di rumah saja. Saat di perjalanan, aku mengabari Mas Azzam tentang kondisi putri sulungnya tersebut. Suamiku begitu terkejut, dia terdengar marah ketika mendapat penjelasan dariku. Katanya, setelah pulang dari kantor polisi nanti, Mas Azzam akan menyusul ke rumah sakit di mana Nindy dirawat.Aku dan Boby bergegas mencari kamar berapa Nindy berada. Kemudian, menghubungi wanita yang

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 36

    Bab 36.“Maaf saya tidak bisa memenuhi tuntutan anda. Saya menolak menikahi putri kalian sampai kapan pun,” tekan Mas Azzam. Wajah suamiku ini telah merah padam penuh dengan amarah dengan rahang yang mulai membesi. “Lho, tidak bisa. Anda jangan membuat saya murka, ya. Saya tidak mau tahu, anda harus bertanggung jawab terhadap putri saya! Enak saja! Sudah berani tidur dengannya tapi tak mau menikahi dia!” ujar orang yang mengaku sebagai Papa dari Marta.“Tuan Hendrik. Perlu saya tekankan sekali lagi. Kalau saya sama sekali tak pernah melakukan apa pun terhadap putri anda. Dan video yang tersebar, itu semua hanya fitnah. Ingat! Hanya fitnah. Putri anda memang mengarang semuanya dan berakting dengan sempurna. Maaf. Apa kalian berdua tak tahu kalau Marta berhubungan badan dengan pria lain? Bahkan, bukan hanya satu saja. Itu hanya salah satunya karena ingin menjebakku,” papar Mas Azzam.Mendengar hinaan yang terlontar dari suamiku, Ibu dari Marta langsung berdiri dan menggebrak meja di ha

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 35

    Bab 35.“Bi. Di mana si Kartika?”Terdengar suara teriakan Nindy dari ruang keluarga. Saat ini, aku tengah menyiram tanaman serta bunga koleksi suamiku di taman belakang rumah.Namun begitu, aku masih dapat mendengar suara putri sulung Mas Azzam dari sini. Bagaimana tidak, teriakkan Nindy begitu menggema saat dia mencariku dan sepertinya sedang tersulut amarah. Ada apa dengan Nindy?Beberapa menit kemudian, muncullah Bi Sukma dan Nindy di belakangnya. Dia merangsek maju dan melayangkan tamparan ke pipiku tanpa Tedeng aling-aling hingga terasa perih dan sedikit kebas.“Hei ... kau ini apa-apaan? Main tampar orang sembarangan!” teriakku dengan mata yang melotot.Aku syok juga tak terima dengan perlakuan kasar Nindy, tetapi sekaligus penasaran kenapa wanita ini datang-datang langsung melayangkan hadiah ke pipiku.“Berani kamu menggoda suamiku hah? Apa kau masih belum cukup punya suami seperti papiku? Apa kau benar-benar belum move on dari Mas Danang sampai -sampai berani menggodanya!” pe

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 34

    Bab 34. [“Gimana? Kamu sudah lihat video yang tersebar? Sudah percaya kalau suamimu itu tak sebaik yang kamu kira? Lebih bagus aku ke mana-mana.”]Sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenal kemarin. Siapa lagi kalau bukan dari Mas Danang. Dia benar-benar berusaha membuat rumah tanggaku hancur dengan hasutannya. Ada apa dengannya? Kenapa dia begitu gigih membuatku menyerah dengan Mas Azzam?[“Suamiku itu mertuamu juga. Papinya Nindy, istri tercintamu. Apa kamu lupa?”] balasku dengan kesal.[“Justru karena dia mertuaku. Jadi, aku bisa tahu belang laki-laki tua bangka itu.”]Kembali satu pesan balasan dari mantan suamiku masuk. Membaca kalimatnya saja membuatku semakin geram. [“Sebenarnya apa maumu, hah? Jangan kau pikir aku bisa terpengaruh dengan omonganmu yang ngawur itu. Aku percaya dengan kesetiaan suamiku. Dia bukan pria kurang ajar sepertimu!”]Hilang sudah kesabaranku untuk Mas Danang. Lalu, beberapa menit kemudian, notifikasi kembali berbunyi. Sebuah link dari situs yang a

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 33

    Aku mengerjap, mencoba menormalkan pandangan yang sempat mengabur, menghirup dalam-dalam aroma obat yang menguar di setiap penjuru ruangan bercat putih ini. Perlahan, kesadaranku kembali. Terdapat jarum infus yang sudah terpasang di tangan sebelah kiriku. “Sayang. Kamu sudah sadar. Alhamdulillah,” pekik suara yang sangat kukenal, siapa lagi kalau bukan suamiku.“Iya, Pi. Akhirnya, Mami sadar juga. Pingsannya lama banget,” seru Riri. Gadis itu seketika mendekat ketika mendengar papinya mengatakan aku telah sadar.Mas Azzam kemudian menggenggam tangan kananku, tetapi segera kutepis. Bayangan rekaman CCTV dan foto mesra itu sekelebat kembali muncul, hingga membuat dadaku kembali sesak.“Ri. Bisa panggilkan dokter? Katakan, Mami Tika sudah sadar,” perintah suamiku, kemudian dibalas anggukan oleh putrinya. Tak lama, Riri keluar dari ruangan ini, meninggalkan aku dan Mas Azzam berdua.“Soal video itu ....” Mas Azzam kemudian menghela napas, sedangkan aku menoleh mencoba menatap ekspresi

  • Menjadi Pelayan di Pernikahan Kedua Suamiku   Bab 32.

    Bab 32.“Mas, apa aku hamil, ya? Makanya, Mas Azzam yang ngidamnya?”“Hah? Maksudnya?”Mas Azzam membuka mulutnya sambil menganga. Dia bahkan hampir saja menjatuhkan botol parfum ditangannya. Apa-apaan reaksi Mas Azzam ini? Apa dia tak ingin aku mengandung anaknya?“Mas ini kenapa sih kok reaksinya gitu amat. Apa Mas enggak mau punya anak dari aku?” tanyaku dengan bibir cemberut serta mata yang mulai memanas.“Bukan gitu, Sayang. Mas hanya kaget. Mana ada sih suami yang istrinya kalau bener hamil enggak seneng. Beneran kamu hamil?” tanya suamiku meyakinkan.“Au ah ....” Aku merajuk, masih kesal dengan reaksi Mas Azzam yang menyebalkan.“Tapi sepertinya memang hamil. Kamu lebih sensitif sekarang. Gampang ngambek, cemburu dan lebih berisi sepertinya,” goda suamiku sambil menjawil daguku. Apa benar aku memang hamil? Namun, yang Mas Azzam katakan memang benar. Akhir-akhir ini aku memang lebih sensitif. Suasana hatiku sering berubah-ubah juga. Terkadang, aku manja, suatu waktu juga mudah

DMCA.com Protection Status