Share

Malam yang Diinginkan

Penulis: Halona
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-18 10:25:39
"Desy baik-baik saja, Nyonya. Benar apa yang dikatakan Tuan Deon. Dia hanya pingsan saja. Namun, saat ini dia sudah sadarkan diri. Dokter hanya menyuruhnya beristirahat sebentar dan besok sudah boleh pulang." Aldo menjelaskan panjang lebar untuk menenangkan istri bosnya. Selain itu, dia berharap Melani tidak jadi memintanya pergi ke ruangan Desy. Dia sedang tidak ingin bertemu dengan wanita itu.

"Aku ingin kamu tetap pergi ke ruangan adik psikopat itu. Karena dia sudah berusaha menolong istriku, aku ingin memberikan imbalan yang pantas untuknya. Pastikan dia berada di ruangan yang nyaman tanpa kekuarangan apapun, dan sampaikan undangan makan malam untuknya besok malam." Kali ini Deon yang bersuara lantang.

Aldo tercekat. Kali ini perintah untuk pergi ke ruangan Desy tidak hanya datang dari istri bosnya, tetapi datang langsung dari mulut bosnya. Mau tidak mau, dia harus menjalankan perintah itu. Padahal, dia ingin menghindari Desy. Bagaimana ini?

"Baik, Tuan. Saya akan pergi ke ruang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat yang Mustahil

    Aldo kembali mengetuk pintu ruang inap Desy. Dia harus tahu dengan apa yang dimaksud Evan tadi. 'Bertanggungjawab? Sebenarnya apa yang dibicarakan lelaki psikopat itu?' Dia bertanya-tanya dalam hati. Aldo terus mengetuk pintu, tetapi Evan dan Desy tidak mau membukakan pintunya. "Kak Evan, tolong buka pintunya. Aku ingin berbicara kepadamu." Akhirnya Aldo mengalah dengan merendahkan suaranya dan memanggil Evan dengan sebutan "kakak". "Kamu benar-benar ingin berbicara baik-baik kepadaku?" Tiba-tiba Evan membuka pintunya dan tersenyum kepada Aldo. "Baiklah, mari kita bicara," ujarnya sigap. Aldo hendak masuk ke dalam ruang inap Desy, tetapi Evan menahannya. "Kita bicara di luar saja," ucapnya. "Desy, kamu tunggu di sini. Kakak akan bicara dengan Aldo sebentar." Dia berjalan ke luar menyusuri koridor rumah sakit diikuti Aldo di belakangnya. Desy menatap Aldo dan kakaknya dengan khawatir. Dia sangat paham jika kakaknya memiliki emosi yang tidak stabil. Bagaimana jika

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Mengorek Informasi

    "Tunggu!" teriak Evan menghentikan Aldo yang hendak berjalan meninggalkan kantin rumah sakit. "Apa lagi? Apa kamu berubah pikiran?" Aldo menghentikan langkahnya dan berbalik. Dia berharap Evan berubah pikiran dan mau menjawab pertanyaannya. "Sekarang juga jawablah pertanyaanku. Apa yang kamu maksud dengan mencari laki-laki yang bertanggungjawab untuk Desy? Memangnya apa yang terjadi pada Desy?" tanyanya ingin tahu. Evan tersenyum menyeringai. "Jangan bermimpi! Jika kamu memang benar-benar menginginkan jawaban dariku, maka kamu harus menjalankan syarat yang aku berikan tadi!" "Lalu kenapa kamu memanggil dan menghentikanku saat aku sudah mau pergi?" Aldo berteriak geram dan geregetan. Evan kembali tersenyum. "Aku memanggil dan menghentikanmu karena kamu harus membayar semua ini." Dia menunjuk ke arah meja yang penuh dengan piring dan mangkuk kosong bekas makanan dan minumannya. Dia segera berdiri dan mendahului Aldo pergi dari kantin rumah sakit itu. "Apa? Dia yang makan kenapa aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-20
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Perut Gentong

    "Desy hamil?" Aldo berjalan mondar-mandir di lorong rumah sakit. "Jadi itu maksud Evan? Dia ingin mencari laki-laki yang mau bertanggung jawab dan menjadi ayah dari bayi di kandungan Desy?" Aldo melihat Evan keluar dari kamar rawat Desy. Dia menyembunyikan diri di balik tembok agar Evan tidak melihatnya. Saat memastikan Evan telah meninggalkan kamar Desy, Aldo berjalan pelan masuk ke kamar rawat Desy. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa tiba-tiba kamu masuk ke kamarku?" Desy yang sedang berbaring segera berdiri dan berteriak melihat Aldo yang masuk tanpa mengetuk pintu. "Berbaringlah, Desy! Jangan terlalu banyak bergerak. Tetaplah di tempat tidurmu." Aldo membaringkan tubuh Desy kembali. Dia menatap Desy khawatir dan bertanya, "Apa yang kamu rasakan sekarang? Apa kamu baik-baik saja?" "Apa yang kamu katakan? Memangnya aku sakit? Aku baik-baik saja sejak kemarin." Desy menatap Aldo seraya mengerutkan kening tidak mengerti. "Siang ini aku juga akan pulang ke rumah. Jadi kamu tidak perlu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-20
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Percayalah Kepadaku

    "Maafkan aku, Desy. Siang ini aku harus mengantar Nyonya Melani pulang. Kamu tidak apa-apa, 'kan, jika di sini sebentar? Tenang, aku hanya sebentar saja. Setelah mengantar Nyonya Melani, aku akan segera kembali ke sini." Aldo berkata panjang lebar sambil membuka bungkusan berisi sandwich sayur. Dia memberikan sandwich itu kepada Desy. "Makanlah. Kamu harus makan makanan sehat," lanjutnya. Desy menerima sandwich pemberian Aldo dan segera memakannya dengan lahap. Dia menggeleng-gelengkan kepala. "Tidak bisa! Aku tidak mau sendirian di sini. Aku akan ikut bersama kalian," ujar Desy setelah mengunyah dan menelan gigitan pertama sandwichnya. "Apa? Maksudmu kamu mau ikut aku mengantar Nyonya Melani?" Aldo membuka mata lebar. "Tidak! Tidak." Dia menggeleng-gelengkan kepala. "Kamu harus beristirahat, Desy. Apa kamu tidak mendengarkan perkataan dokter? Dokter menyarankan kamu untuk beristirahat total," ujarnya menjelaskan. "Kapan dokter mengatakan itu?" Desy mengerutkan kening tidak mengerti

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Menampakkan Taring

    "Kamu masih bertanya? Apa kamu pura-pura tidak tahu? Atau kamu sengaja menyembunyikan sesuatu dariku?" Aldo bertanya balik kepada Desy. "Menyembunyikan sesuatu? Kamu ini bicara apa? Aku tidak merasa menyembunyikan apapun darimu." Desy mengerutkan kening tidak mengerti. "Sudahlah, Desy. Berhenti menyembunyikannya dariku. Aku sudah mengetahui semuanya." Aldo tersenyum penuh kemenangan. "Ish! Dasar tidak jelas." Desy mencebik. Dia melangkah hendak menjauh dari Aldo, tetapi Aldo menahannya. "Apa kamu sedang berusaha membohongiku? Jangan coba-coba menutupi sesuatu dariku, Desy. Kamu tidak akan bisa melakukannya," ucap Aldo seraya menatap tajam Desy. "Sekarang kamu menuduhku sebagai pembohong?" Desy melebarkan mata tidak percaya. "Bicaralah dengan jelas! Jika tidak bisa bicara, lebih baik kamu pergi dari sini. Aku tidak pernah berbohong atau menutupi sesuatu darimu." Desy berusaha menepis tangan Aldo, tetapi dia malah tersandung dan terjatuh ke pelukan Aldo. Desy dan Aldo saling bertat

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Posesif

    "Hey, aku hanya ingin memperhatikanmu. Apa aku terlihat posesif?" protes Aldo. "Sudah seharusnya aku memperhatikan kesehatanmu. Ayolah, cepat pergi ke kamarmu dan beristirahat. Aku harus segera mengantar Nyonya Melani." Aldo menggandeng tangan Desy menuju ke kamarnya. "Lepaskan tanganku!" Desy menepis tangan Aldo. "Siapa yang mau terus-terusan berada di kamar itu? Aku merasa bosan. Aku mau pulang saja," ucapnya seraya mengerucutkan bibir. "Kenapa kamu keras kepala sekali." Aldo menghembuskan napas panjang. Dia terlihat mulai kesal. "Kalau kamu bosan di dalam kamar, aku akan mengantarkanmu jalan-jalan di taman. Kamu bersabarlah sebentar. Aku antar Nyonya Melani dulu, lalu kita jalan-jalan, oke?" bujuk Aldo kepada Desy. "Sudah kubilang, aku mau pulang sekarang. Kenapa kamu terus memaksaku untuk tetap di sini?" gerutu Desy kesal. Dia juga mulai jengkel dengan tingkah Aldo yang aneh dan tidak seperti biasanya. "Ini demi kesehatanmu, Desy. Aku tidak ingin terjadi sesuatu kepadamu," buj

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Berharap

    "Tunggu apa lagi? Pergilah dan bertanya pada dokter. Kamu harus memastikan semuanya," titah Melani pada Aldo. "Baik, Nyonya." Aldo yang sedang bengong mendadak membalikkan badan dan siap melaksanakan perintah Melani. Dia melangkah ke luar kamar. "Tunggu!" teriak Melani menghentikan langkah Aldo. "Ada apa lagi, Nyonya?" Aldo kembali berbalik dan bertanya. "Biarkan Desy ikut bersamamu. Kurasa Desy juga perlu bertemu dengan dokternya," ujar Melani. Dia menatap Desy dengan mengedipkan mata, memberi kode agar Desy segera mengikuti Deon. "Baik, Nyonya." Aldo melirik Desy. "Ayo ikut denganku, Nona Desy," ucapnya. "Dia masih belum benar-benar pulih. Jaga dia. Jangan sampai dia kenapa-kenapa," pesan Melani. Aldo menggandeng Desy dan menuntunnya pelan menuju ke ruangan dokter. "Kamu mengadu pada Nyonya Melani?" tanyanya dengan suara lirih. Meski suara Aldo sangat pelan, Desy bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Itu karena jarak mereka sekarang sangat dekat. Aldo seperti sedang berbi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Menyesal

    "Apa kamu mengharapkan aku mengungkapkan cinta kepadamu?" Aldo bertanya seraya tersenyum mengejek. "Bilang saja, kamu memang menyukaiku. Aku tahu tanpa kamu mengatakannya kepadaku." Desy berkata penuh percaya diri. "Jadi kamu pikir perhatianku adalah karena aku menyukaimu?" Aldo bertanya, lalu tertawa memperlihatkan deretan giginya yang putih. "Tentu saja. Apa lagi?" Desy mengangkat kedua alisnya. "No no no. Jangan terlalu percaya diri, Nona. Aku bukan bermaksud untuk memberi perhatian kepadamu. Aku hanya peduli dengan calon anakku," ucap Aldo penuh keyakinan. "Calon anakmu?" Desy mengerutkan kening tidak mengerti. "Siapa yang kamu maksud dengan calon anakmu?" tanyanya memastikan. "Tentu saja bayi yang ada di dalam kandunganmu. Siapa lagi?" jawab Aldo. "Aku mengira kamu hamil. Bukankah jika kamu hamil itu artinya bayi itu adalah anakku?" "Kenapa kamu begitu yakin?" Desy menyipitkan mata menatap Aldo. "Apa kamu benar-benar melupakan malam itu?" Aldo mendekatkan wajahnya dan be

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-26

Bab terbaru

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bulan Madu

    “Kamu ada waktu dalam minggu-minggu ini, Sayang? Aku ingin pergi berdua denganmu. Sejak pernikahan kita, aku belum sempat mengajakmu berbulan madu.” Deon menyempatkan menelepon Melani di sela-sela kesibukannya bekerja.Di seberang telepon, Melani sibuk mempelajari berkas-berkas perusahaan. “Maafkan aku, Sayang. Kamu tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku harus mengurus butik dan juga mengurus perusahaan Ayah.” Melani berkata dengan penuh penyesalan.“Tapi kamu mempunyai banyak karyawan. Kamu bisa mendelegasikan semua pekerjaanmu pada mereka,” bujuk Deon. Dia sangat berharap bisa menikmati waktu berdua dengan istrinya.“Lain kali saja ya? Kamu tahu, aku baru saja membuat kebijakan baru untuk perusahaan ayahku. Aku membuat mereka menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol. Karena kebijakanku itu, perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. Aku harus memperbaiki semua ini, Sayang.”“Apa? Apa yang kamu lakukan, Melani?” Tiba-tiba Nenek Karmila masuk ke ruang

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pesta Pernikahan

    Melani tampak sangat cantik mengenakan pakaian pengantin warna putih. Pesta pernikahan kali ini diadakan di Ballroom Hotel Alvarendra. Jika biasanya para pengantin akan menyewa gedung pernikahan selama dua atau empat jam saja, rencananya mereka akan memakai ballroom itu seharian penuh, dari pagi hingga malam hari.Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara pesta pernikahan itu, mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat dan rekan kerja Deon. Bahkan, para tamu undangan yang datang dari luar kota bisa menginap di hotel setempat dengan gratis.Tiba saat acara lempar bunga, para pasangan maupun para jomlo berebut buket bunga yang dilempar pengantin.Buket bunga yang dilempar Melani jatuh ke tangan Aldo dan Desy secara serempak. Mereka berdua berebut buket bunga itu dan tidak ada yang mau mengalah.“Kenapa kalian harus berebutan seperti anak kecil? Bukankah kalian akan menikah pada hari yang sama?” sindir Vina yang tia-tiba datang dengan gaun merahnya yang indah. Dia berhasil mereb

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Damai

    “Syarat lagi? Apa itu?” Deon bertanya pada mamanya. Dia akan melakukan apa pun, asalkan kedua orangtuanya mau merestui hubungan pernikahan dia dan Melani.“Papa dan Mama tidak hadir di pesta pernikahan kalian dulu. Jadi, Mama mau kalian mengadakan pesta pernikahan lagi. Kali ini harus meriah. Aku mau seluruh teman Mama dan rekan bisnismu diundang di pesta itu.” Mama Deon berkata panjang lebar.Deon dan Melani saling berpandangan. Mereka mengangguk pasti. Keduanya tersenyum bahagia setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua Deon. Rasanya, satu beban yang mengganjal di hati mereka telah terbebas dan lepas.“Sekarang, kita tinggal meminta restu pada ayahmu, Melani,” gumam Deon. Melani mengangguk setuju.“Deon, Mela, bolehkah kami meminta bantuan kalian?” ujar Papa Deon memohon. “Aku ingin bertemu dengan Brian Atmajaya, ayah Melani. Bisakah kalian membawaku ke sana?” lanjutnya.Deon dan kedua orangtuanya pergi untuk menjenguk Brian Atmajaya di Lapas. Sementara, Melani akan menyusul set

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat

    “Apa kamu tidak bercanda, Deon? Mela, istrimu?” Mama dan Pap Deon bertanya serempak. Mereka saling berpandangan untuk sejenak. Tidak percaya dengan pengakuan Deon barusan.“Kamu pasti berbohong, Deon! Kamu berbohong agar kami merestui hubungan kalian. Sejak kapan kamu mulai berani berbohong?” Papa Deon menatap tajam anaknya.“Aku setuju! Aku juga menyangsikan ucapanmu, Deon. Mana mungkin Mela adalah istrimu? Jelas-jelas mereka adalah orang yang berbeda. Istrimu berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan Mela hanya gadis sederhana yang berasal dari kelas menengah. Mereka sangat berbeda, Deon.” Mama Melani menyangkal.“Pa, Ma, tapi Mela benar-benar telah menjadi istriku istriku. Mela dan Melani adalah orang yang sama. Nama lengkapnya Melani Atmajaya, saat di sekolah dulu, teman-teman kami memanggilnya Mela.” Deon menjelaskan panjang lebar. Dia menghentikan kalimatnya sejenak untuk mengambil napas, kemudian kembali me

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Gadis Masa Lalu

    “Bagaimana Anda akan mengeluarkan Brian Atmajaya dari penjara?” Aldo bertanya pada Deon. “Apa itu tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku?” lanjutnya.“Itu bukan hal yang sulit.” Deon tersenyum miring. “Kamu tahu, hukum di negara kita bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Sebenarnya aku tidak ingin membeli hukum, tapi jika itu demi kebaikan, kenapa tidak? Lagi pula aku bukan membela orang yang salah. Bukankah Brian Atmajaya tidak bersalah? Dia hanya dijebak,” ujarnya panjang lebar.“Lalu, apakah menurut Anda Brian Atmajaya akan menepati janjinya? Apa dia berani mengambil tindakan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaannya, sementara tindakan itu mendapatkan pertentangan dari banyak pihak?” Aldo bertanya penasaran. Dia khawatir Brian Atmajaya akan mengingkari janjinya.“Jangan khawatir, Aldo. Aku tidak peduli dengan langkah apa yang akan diambil ayah mertuaku s

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Dihapus Kak

    Maaf semuanya, dua bab terakhir yang berjudul Direktur Baru dan Ayah Mertua terbalik karena kesalahan teknis saat posting. Seharusnya baca bab Ayah Mertua lebih dulu baru kemudian baca bab Direktur Baru. Sekali lagi mohon maaf ya. Akan segera diperbaiki.Oh ya, kalian juga bisa membaca karya aku lainnya di Good Novel yang berjudul "Dicerai Setelah Malam Pertama" (Nama pena Norasetyana), hanya 40 bab yaFollow juga sosmed-ku juga yaF* Norasetya (Mommykhaa)I* NuurahmaaSelamat malam. Selamat berakhir pekan. Semoga cerita-ceritaku ini bisa menghibur bagi kalian. Semoga kita semua dilancarkan rejekinya dan diberi kesehatan, aamiin.Menjadi Janda Tajir Melintir akan segera tamat di bab 130-an. Selamat membaca. Ikuti terus ceritaku ya.

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Direktur Baru

    “Ayah tenang saja. Aku akan mengusahakan Ayah agar segera keluar dari penjara ini,” ujar Deon pasti. “Ayah tidak akan mengingkari janji, ‘kan? Ayah akan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol?” Dia bertanya memastikan. Brian hendak mengangguk pasti, tapi Nenek Karmila memelototinya. “Itu tidak akan terjadi. Apa kamu pikir aku tidak tahu, mengapa kamu meminta kami menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaan kami?” Nenek Karmila menghentikan kalimatnya sejenak. “Itu karena perusahaan kalian sedang merencanakan untuk membangun bidang usaha yang sama. Kalian ingin menyingkirkan pesaing berat yang akan mengganggu penjualan perusahaan kalian,” lanjutnya. Deon hendak membela diri, tetapi tiba-tiba dua orang sipir datang menghampiri mereka. “Waktu jenguk sudah habis. Sekarang, sebaiknya kalian pulang. Kami akan mengantar narapidana kembali ke tahanan.” Mereka menangkap kedua tangan Brian dan membawanya masuk ke sel tahanan. Sementara itu

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Ayah Mertua

    “Siapa kalian?” Brian Atmajaya bicara dengan terbata-bata. Dia terus menatap dua orang laki-laki di depannya. Laki-laki yang berusia jauh lebih muda darinya. “Apakah kalian datang ke sini untuk membahas pekerjaan? Pasti orang perusahaan yang menyuruh kalian menemuiku. Pulanglah! Aku tidak ingin membahas pekerjaan selama di sini,” ujarnya seraya memalingkan muka. “Kami tidak ingin membahas pekerjaan, Pak. Kami ke sini karena ingin membantu Anda keluar dari tempat ini,” ujar Deon meyakinkan. Dia tidak mengungkapkan identitas dia yang sebenarnya kepada laki-laki yang mengenakan baju tahanan. “Sungguh?” Brian melebarkan mata tidak percaya. Dia tertawa keras. “Bagaimana kamu bisa membebaskan aku dari sini? Sementara keluargaku yang kaya saja tidak bisa melakukannya?” Dia turus tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Aku tahu, Anda masih harus menjalani masa tahanan selama tiga tahun. Aku mau membantu Anda untuk mengurangi masa tahanan Anda. Bukankah lebih baik jika Anda lebih cepat

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Besanan dengan Narapidana

    “Papa janji akan menjemput Mama dan Nafisa secepatnya, ‘kan?” Nafisa memelas. “Jangan sampai Papa Johan yang menjemput kami lebih dulu,” ujarnya dengan melengkungkan bibir ke bawah.“Papa Johan?” Deon mengerutkan keningnya. “Kenapa Papa Johan menjemput kalian? Itu tidak mungkin terjadi.” Dia tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala. Dia pikir, Nafisa hanya bercanda.“Papa Johan menginap di sini kemarin malam,” ujar Nafisa polos.“Apa? Papa Johan menginap di sini? Kamu, Mama, dan Papa Johan tidur di kamar ini bertiga?” Deon melebarkan mata. Tiba-tiba terasa panas di dadanya.Nafisa menggelengkan kepala. “Hanya Nafisa dan Papa Johan. Mama tidur di kamar Nenek.” Nafisa menjelaskan. Dia sama sekali tidak menyadari jika papa sambungnya itu mulai cemburu.“Kenapa nenekmu dan mamamu mengizinkan Papa Johan menginap di sini?” Deon meminta penjelasan. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika mantan suami Melani bisa tinggal d rumah ini dan bertemu Melani, sementara dia tidak bisa. Bagaim

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status