Share

Berbeda

Author: Halona
last update Last Updated: 2022-11-05 00:11:15
“Kamu benar-benar tidak peduli? Apa kamu tidak peduli saat orang-orang menganggap buruk tentangmu?” tanya Johan kepada Bonita. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa ada wanita yang bermuka tembok seperti Bonita?

“Aku tidak peduli. Lagian, aku tidak pernah minta makan kepada mereka. Terserah orang mau berkata apa, mungkin mereka hanya iri kepadaku,” jawab Bonita pasti. Dia benar-benar sudah tidak punya rasa malu.

“Apa kamu juga tidak peduli kepadaku? Kamu tidak peduli jika reputasiku buruk dan itu akan berdampak pada karirku di perusahaan?” tanya Johan lagi.

“Kenapa Kak Johan bertanya seperti itu? Tentu saja aku peduli,” jawab Bonita dengan pasti. “Lalu apa Kakak juga peduli kepadaku? Aku hanya mau ditemani ke butik,” ucapnya memelas. “Pokoknya aku tidak akan turun sebelum Kakak janji mau menemaniku ke butik,” lanjutnya.

Johan melihat jam tangannya, lalu buru-buru menyalakan mesin mobilnya. Dia merasa lega ketika sebuah taksi berhenti di depan mobilnya. “Kita akan segera terlambat B
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Nenek Misterius

    Bonita kembali mencoba menghubungi Johan, tetapi tetap tidak ada jawaban. Dia mematikan ponsel dengan kesal dan memasukkannya ke dalam tas. Wajahnya semakin ditekuk saat melihat Deon dan Nafisa menghampiri Melani. Acara pelelangan dimulai. Semua pengunjung yang ikut acara pelelangan dipersilakan duduk di kursi yang telah disediakan. Dengan ragu-ragu, Bonita mengambil tempat duduk di kursi paling belakang, berseberangan dengan tempat duduk Melani dan keluarga yang juga duduk di kursi paling belakang. “Ini adalah piyama favorit yang sering dipakai Titi Kamal saat bersantai di rumah. Kami akan melelang piyama ini dengan harga awal satu juta rupiah. Apakah ada di antara kalian yang mau memberikan penawaran harga yang lebih tinggi?” ujar juru lelang seraya menunjuk pada piyama lengan panjang berwarna merah. “Siapa yang memberikan penawaran paling tinggi, itulah yang akan mendapatkan piyama ini,” lanjutnya menjelaskan. “Satu juta lima ratus ribu rupiah!” Seorang wanita bertubuh mungil yan

    Last Updated : 2022-11-05
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bahasa Cinta

    Nenek tua merasa puas setelah menunjukkan tas berisi penuh dengan uang di hadapan Bonita. Dia menutup tas itu, lalu menyerahkannya pada juri lelang. Bonita masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Sungguh di luar dugaan, ternyata nenek tua itu benar-benar kaya. Saat nenek tua itu kembali, dia tersenyum dengan sangat manis. "Seandainya cucu nenek ada di sini, dia pasti merasa sangat beruntung. Dia mempunyai nenek yang sangat menyayanginya," ucapnya dengan nada yang dibuat-buat. "Nenek! Aku minta maaf dengan ucapanku tadi yang sudah meragukanmu. Sebenarnya aku merasa terkejut saat melihatmu. Aku jadi teringat dengan nenekku yang meninggal beberapa tahun yang lalu." Bonita berkata dengan memelas untuk menarik simpati nenek tua yang kaya raya itu. "Oh, begitukah? Untunglah nenekmu tidak melihat sikapmu yang tidak sopan memperlakukan orang yang lebih tua." Nenek tua berkata seraya tersenyum miring. "Apa Nenek mau memaafkan aku? Kita mempunyai nasib yang sama, Nenek. Aku

    Last Updated : 2022-11-10
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Penculikan

    "Menyebalkan sekali!" Bonita melempar tas berisi piyama bekas yang dia beli saat acara lelang di butik milik Melani tadi. "Jika tau butik itu milik Kak Melani, aku tidak akan pernah datang ke sana," ocehnya saat baru saja masuk ke dalam mobil Johan. "Benarkah? Bukankah kamu sangat menginginkan pakaian bekas artis favoritmu itu?" Johan bertanya seraya mengambil tas berisi piyama bekas yang tergeletak di kursi mobil. "Bagaimanapun, hanya butik itu yang menjual pakaian bekas artis favoritmu." Dia memberikan tas itu kepada Bonita, lalu duduk di kursi mobil. Dia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, meninggalkan butik yang masih ramai pengunjung. "Apa kamu tidak menyesal? Pulang dengan hanya membawa piyama bekas itu? Biasanya kamu tidak akan pulang sebelum memborong banyak pakaian," oceh Johan sembari menyetir mobil. Bonita menatap Johan dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan. "Kenapa Kak Johan sangat menyebalkan? Jika tau kebiasaanku saat berbelanja, kenapa tadi buru-buru mengaja

    Last Updated : 2022-11-11
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Aku, Mama!

    "Mama!" Nafisa berteriak kencang memanggil Melani, tetapi seorang laki-laki bertubuh kekar membungkam mulut Nafisa dengan telapak tangannya. "Diam kamu anak kecil! Jika terus berteriak, aku akan membunuh orangtuamu," ancam laki-laki kekar itu pada Nafisa. Nafisa terus memberontak hendak melepaskan diri dari cengkeraman lelaki berpenampilan preman itu, tetapi tubuhnya terlalu kecil untuk bisa melakukan perlawanan. Akhirnya dia hanya bisa diam dan menangis. Deon berlari ke luar butik saat mendengar teriakan Melani. "Ada apa, Melani? Di mana Nafisa?" tanyanya panik. Dia melihat ke sekeliling dan tidak mendapati Nafisa ada di mana-mana. "Kenapa kamu memanggil-manggil Nafisa, Melani? Apa yang terjadi pada Nafisa?" Deon memegangi kedua bahu Melani. "Nafisa! Nafisa diculik! Preman itu membawa Nafisa!" ujar Melani sambil menunjuk ke arah Land Cruiser yang melaju dengan kencang. Wajahnya tampak cemas dan khawatir. "Mereka membawa Nafisa menggunakan mobil itu!" tunjuk Melani. Mobil Land C

    Last Updated : 2022-11-12
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tragedi Di Gang Sempit

    Nafisa berada di ruangan yang gelap dan pengap seorang diri. Tanpa sadar, netranya telah penuh oleh air mata. Dia begitu ketakutan. "Siapapun, tolong selamatkan aku!" gumamnya dengan suara bergetar. Suaranya tidak dapat terdengar dengan jelas karena mulutnya tertutup oleh lakban. Anak buah Deon telah berpencar mengelilingi kota, tetapi tidak satu pun menemukan mobil yang membawa Nafisa. Deon dan Melani melajukan mobil seraya menyapukan pandangan ke sekitar jalanan. Tiba-tiba mobil berhenti saat berada di depan sebuah gang sempit. "Sial! Kenapa mobilnya harus mogok di sini? Tidak biasanya mobil ini mogok." Deon mendengkus kesal. Dia melihat Melani yang terlihat cemas. "Tenanglah, aku akan menyuruh orang untuk mengantar mobil yang lain ke sini," ucapnya. Dia memegang tangan Melani untuk menenangkan istrinya itu. Deon dan Melani menunggu beberapa saat di dalam mobil. Tiba-tiba Melani berdiri dan keluar dari mobil. "Aku tidak bisa menunggu lagi. Aku akan mencari Nafisa sekarang," ucapn

    Last Updated : 2022-11-13
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Apa yang Terjadi?

    "Hentikan!" Lelaki dengan tubuh tinggi dan besar berjalan mendekati tempat di mana para preman berdiri. Lelaki itu berpenampilan sama seperti para preman yang lain. "Berani-beraninya kalian melangkah tanpa perintah dariku. Apa kalian lupa siapa yang memimpin kalian di sini?" teriak lelaki yang bertubuh paling tinggi dan besar di antara para preman itu dengan mata melotot tanpa ampun. "Siap, Bos! Tapi klien kita sudah memberikan izin," protes lelaki kekar yang tadi bicara di telepon dengan seorang wanita. "Kamu bertindak atas perintahku atau perintah klien?" bentak lelaki yang merupakan pentolan para preman itu. "Siap, maafkan kami, Bos!" Para preman menundukkan kepala. Mereka semua tidak berani menatap pentolan mereka. Dia adalah premannya para preman, mana berani para preman itu melawannya? Lelaki yang dipanggil 'bos' tersenyum puas setelah mendengar permintaan maaf dari anak buahnya. Dia menatap Melani yang masih tidak sadarkan diri, lalu tersenyum miring. "Cantik juga wanita

    Last Updated : 2022-11-13
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Trauma

    Deon mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu ruangan tempat menyekap Nafisa, tetapi dia mengurungkan niatnya saat mendengar suara yang sangat kencang di ruangan sebelahnya. Dia mendobrak ruangan itu dan terkejut saat melihat apa yang terjadi di sana. "Melani?" Deon melihat Melani dengan pakaian yang telah terkoyak dan mata sembab oleh air mata. "Apa yang terjadi?" lanjutnya bertanya ingin tahu. Deon berjalan mendekati Melani. Dia melepaskan jas yang dia pakai dan menggunakan jas itu untuk menutupi tubuh Melani. "Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya pada Melani. Melani diam tidak menjawab. Dia hanya menunduk dan mengusap pipinya yang merah. Di sebelah Melani, seorang preman telah terkapar tidak sadarkan diri. Tubuhnya babak belur dan memar-memar. Hanya dengan melihat situasi, Deon mengerti apa yang terjadi. Dengan sigap dia merengkuh tubuh Melani dan membawanya ke luar ruangan itu. Tiba-tiba, di luar ruangan sudah ada beberapa anak buah Deon yang baru saja datang. "Kalian,

    Last Updated : 2022-11-15
  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Korban Sinetron

    "Sekali lagi, maafkan aku," gumam Deon lirih. Tatapan matanya benar-benar menunjukkan penyesalan. Dia benar-benar merasa bersalah atas kejadian penculikan yang terjadi pada anak dan istrinya. "Jangan meminta maaf. Ini bukan salahmu," ujar Melani. "Entah apa jadinya kami jika kamu tidak menemukan dan menyelamatkan kami. Untuk itu, rasa terima kasih saja tidak cukup," lanjutnya. "Kamu ini bicara apa? Sekarang aku adalah suamimu sekaligus papa sambung bagi Nafisa. Sudah seharusnya aku menjaga dan melindungi kalian." Deon menimpali. Deon kembali melajukan mobil. "Besok, aku akan membuat acara khusus sebagai bentuk penyesalan sekaligus permintaan maafku pada kalian." Dia berkata tanpa menoleh ke arah Melani. Tatapannya lurus ke depan, fokus menyetir mobil. "Kalian harus bersiap-siap," ucap Deon bersemangat. Dia tersenyum menatap Melani dan Nafisa lewat kaca spion, berharap dua wanitanya itu ikut tersenyum. "Aku sudah bilang jika ini bukan kesalahanmu, dan kamu tidak perlu meminta maa

    Last Updated : 2022-11-15

Latest chapter

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bulan Madu

    “Kamu ada waktu dalam minggu-minggu ini, Sayang? Aku ingin pergi berdua denganmu. Sejak pernikahan kita, aku belum sempat mengajakmu berbulan madu.” Deon menyempatkan menelepon Melani di sela-sela kesibukannya bekerja.Di seberang telepon, Melani sibuk mempelajari berkas-berkas perusahaan. “Maafkan aku, Sayang. Kamu tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku harus mengurus butik dan juga mengurus perusahaan Ayah.” Melani berkata dengan penuh penyesalan.“Tapi kamu mempunyai banyak karyawan. Kamu bisa mendelegasikan semua pekerjaanmu pada mereka,” bujuk Deon. Dia sangat berharap bisa menikmati waktu berdua dengan istrinya.“Lain kali saja ya? Kamu tahu, aku baru saja membuat kebijakan baru untuk perusahaan ayahku. Aku membuat mereka menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol. Karena kebijakanku itu, perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. Aku harus memperbaiki semua ini, Sayang.”“Apa? Apa yang kamu lakukan, Melani?” Tiba-tiba Nenek Karmila masuk ke ruang

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pesta Pernikahan

    Melani tampak sangat cantik mengenakan pakaian pengantin warna putih. Pesta pernikahan kali ini diadakan di Ballroom Hotel Alvarendra. Jika biasanya para pengantin akan menyewa gedung pernikahan selama dua atau empat jam saja, rencananya mereka akan memakai ballroom itu seharian penuh, dari pagi hingga malam hari.Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara pesta pernikahan itu, mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat dan rekan kerja Deon. Bahkan, para tamu undangan yang datang dari luar kota bisa menginap di hotel setempat dengan gratis.Tiba saat acara lempar bunga, para pasangan maupun para jomlo berebut buket bunga yang dilempar pengantin.Buket bunga yang dilempar Melani jatuh ke tangan Aldo dan Desy secara serempak. Mereka berdua berebut buket bunga itu dan tidak ada yang mau mengalah.“Kenapa kalian harus berebutan seperti anak kecil? Bukankah kalian akan menikah pada hari yang sama?” sindir Vina yang tia-tiba datang dengan gaun merahnya yang indah. Dia berhasil mereb

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Damai

    “Syarat lagi? Apa itu?” Deon bertanya pada mamanya. Dia akan melakukan apa pun, asalkan kedua orangtuanya mau merestui hubungan pernikahan dia dan Melani.“Papa dan Mama tidak hadir di pesta pernikahan kalian dulu. Jadi, Mama mau kalian mengadakan pesta pernikahan lagi. Kali ini harus meriah. Aku mau seluruh teman Mama dan rekan bisnismu diundang di pesta itu.” Mama Deon berkata panjang lebar.Deon dan Melani saling berpandangan. Mereka mengangguk pasti. Keduanya tersenyum bahagia setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua Deon. Rasanya, satu beban yang mengganjal di hati mereka telah terbebas dan lepas.“Sekarang, kita tinggal meminta restu pada ayahmu, Melani,” gumam Deon. Melani mengangguk setuju.“Deon, Mela, bolehkah kami meminta bantuan kalian?” ujar Papa Deon memohon. “Aku ingin bertemu dengan Brian Atmajaya, ayah Melani. Bisakah kalian membawaku ke sana?” lanjutnya.Deon dan kedua orangtuanya pergi untuk menjenguk Brian Atmajaya di Lapas. Sementara, Melani akan menyusul set

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat

    “Apa kamu tidak bercanda, Deon? Mela, istrimu?” Mama dan Pap Deon bertanya serempak. Mereka saling berpandangan untuk sejenak. Tidak percaya dengan pengakuan Deon barusan.“Kamu pasti berbohong, Deon! Kamu berbohong agar kami merestui hubungan kalian. Sejak kapan kamu mulai berani berbohong?” Papa Deon menatap tajam anaknya.“Aku setuju! Aku juga menyangsikan ucapanmu, Deon. Mana mungkin Mela adalah istrimu? Jelas-jelas mereka adalah orang yang berbeda. Istrimu berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan Mela hanya gadis sederhana yang berasal dari kelas menengah. Mereka sangat berbeda, Deon.” Mama Melani menyangkal.“Pa, Ma, tapi Mela benar-benar telah menjadi istriku istriku. Mela dan Melani adalah orang yang sama. Nama lengkapnya Melani Atmajaya, saat di sekolah dulu, teman-teman kami memanggilnya Mela.” Deon menjelaskan panjang lebar. Dia menghentikan kalimatnya sejenak untuk mengambil napas, kemudian kembali me

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Gadis Masa Lalu

    “Bagaimana Anda akan mengeluarkan Brian Atmajaya dari penjara?” Aldo bertanya pada Deon. “Apa itu tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku?” lanjutnya.“Itu bukan hal yang sulit.” Deon tersenyum miring. “Kamu tahu, hukum di negara kita bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Sebenarnya aku tidak ingin membeli hukum, tapi jika itu demi kebaikan, kenapa tidak? Lagi pula aku bukan membela orang yang salah. Bukankah Brian Atmajaya tidak bersalah? Dia hanya dijebak,” ujarnya panjang lebar.“Lalu, apakah menurut Anda Brian Atmajaya akan menepati janjinya? Apa dia berani mengambil tindakan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaannya, sementara tindakan itu mendapatkan pertentangan dari banyak pihak?” Aldo bertanya penasaran. Dia khawatir Brian Atmajaya akan mengingkari janjinya.“Jangan khawatir, Aldo. Aku tidak peduli dengan langkah apa yang akan diambil ayah mertuaku s

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Dihapus Kak

    Maaf semuanya, dua bab terakhir yang berjudul Direktur Baru dan Ayah Mertua terbalik karena kesalahan teknis saat posting. Seharusnya baca bab Ayah Mertua lebih dulu baru kemudian baca bab Direktur Baru. Sekali lagi mohon maaf ya. Akan segera diperbaiki.Oh ya, kalian juga bisa membaca karya aku lainnya di Good Novel yang berjudul "Dicerai Setelah Malam Pertama" (Nama pena Norasetyana), hanya 40 bab yaFollow juga sosmed-ku juga yaF* Norasetya (Mommykhaa)I* NuurahmaaSelamat malam. Selamat berakhir pekan. Semoga cerita-ceritaku ini bisa menghibur bagi kalian. Semoga kita semua dilancarkan rejekinya dan diberi kesehatan, aamiin.Menjadi Janda Tajir Melintir akan segera tamat di bab 130-an. Selamat membaca. Ikuti terus ceritaku ya.

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Direktur Baru

    “Ayah tenang saja. Aku akan mengusahakan Ayah agar segera keluar dari penjara ini,” ujar Deon pasti. “Ayah tidak akan mengingkari janji, ‘kan? Ayah akan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol?” Dia bertanya memastikan. Brian hendak mengangguk pasti, tapi Nenek Karmila memelototinya. “Itu tidak akan terjadi. Apa kamu pikir aku tidak tahu, mengapa kamu meminta kami menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaan kami?” Nenek Karmila menghentikan kalimatnya sejenak. “Itu karena perusahaan kalian sedang merencanakan untuk membangun bidang usaha yang sama. Kalian ingin menyingkirkan pesaing berat yang akan mengganggu penjualan perusahaan kalian,” lanjutnya. Deon hendak membela diri, tetapi tiba-tiba dua orang sipir datang menghampiri mereka. “Waktu jenguk sudah habis. Sekarang, sebaiknya kalian pulang. Kami akan mengantar narapidana kembali ke tahanan.” Mereka menangkap kedua tangan Brian dan membawanya masuk ke sel tahanan. Sementara itu

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Ayah Mertua

    “Siapa kalian?” Brian Atmajaya bicara dengan terbata-bata. Dia terus menatap dua orang laki-laki di depannya. Laki-laki yang berusia jauh lebih muda darinya. “Apakah kalian datang ke sini untuk membahas pekerjaan? Pasti orang perusahaan yang menyuruh kalian menemuiku. Pulanglah! Aku tidak ingin membahas pekerjaan selama di sini,” ujarnya seraya memalingkan muka. “Kami tidak ingin membahas pekerjaan, Pak. Kami ke sini karena ingin membantu Anda keluar dari tempat ini,” ujar Deon meyakinkan. Dia tidak mengungkapkan identitas dia yang sebenarnya kepada laki-laki yang mengenakan baju tahanan. “Sungguh?” Brian melebarkan mata tidak percaya. Dia tertawa keras. “Bagaimana kamu bisa membebaskan aku dari sini? Sementara keluargaku yang kaya saja tidak bisa melakukannya?” Dia turus tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Aku tahu, Anda masih harus menjalani masa tahanan selama tiga tahun. Aku mau membantu Anda untuk mengurangi masa tahanan Anda. Bukankah lebih baik jika Anda lebih cepat

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Besanan dengan Narapidana

    “Papa janji akan menjemput Mama dan Nafisa secepatnya, ‘kan?” Nafisa memelas. “Jangan sampai Papa Johan yang menjemput kami lebih dulu,” ujarnya dengan melengkungkan bibir ke bawah.“Papa Johan?” Deon mengerutkan keningnya. “Kenapa Papa Johan menjemput kalian? Itu tidak mungkin terjadi.” Dia tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala. Dia pikir, Nafisa hanya bercanda.“Papa Johan menginap di sini kemarin malam,” ujar Nafisa polos.“Apa? Papa Johan menginap di sini? Kamu, Mama, dan Papa Johan tidur di kamar ini bertiga?” Deon melebarkan mata. Tiba-tiba terasa panas di dadanya.Nafisa menggelengkan kepala. “Hanya Nafisa dan Papa Johan. Mama tidur di kamar Nenek.” Nafisa menjelaskan. Dia sama sekali tidak menyadari jika papa sambungnya itu mulai cemburu.“Kenapa nenekmu dan mamamu mengizinkan Papa Johan menginap di sini?” Deon meminta penjelasan. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika mantan suami Melani bisa tinggal d rumah ini dan bertemu Melani, sementara dia tidak bisa. Bagaim

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status