Bella menatap Kenneth tidak habis pikir, pria itu menyarankan ada adegan ciuman di syuting hari ini. Bella melihat sekeliling lokasi acara tersebut sampai tak sengaja tatapan Bella bertemu dengan Kenneth.
Ada apa dengan Kenneth sebenarnya, mengapa pria itu memandangnya seperti itu.
"Aku tidak melakukan kesalahan kan?" gumamnya.
"Bella!" panggil Pieter.
Bella mengangguk, ia tak sempat berbicara dengan Kenneth sampai acara itu berlangsung. Seperti biasanya, mereka melakukan peran seperti pasangan romantis yang di idamkan oleh banyak perempuan.
Kenneth juga memperlakukannya dengan baik, berbeda jika mereka berada di luar lokasi syuting maka sifat Kenneth akan berubah.
Satu jam syutin
Bisa dikatakan ini kali pertama Bella keluar dengan pria selain Kenneth. Bella melihat Sean datang membawa dua cup minuman dingin, salah satunya diberikan untuk Bella dan mereka duduk bersantai melihat pemandangan di depan."Thanks." Bella menerima satu cup minuman dingin dari Sean."Setelah acara ini selesai, apa kamu berminat untuk melanjutkan karir di bidang selebriti?" tanya Sean.Bella lebih dulu menikmati minuman miliknya sebelum menjawab, "Tidak.""Mengapa? Kamu punya bakat untuk menyesuaikan kinerjamu dengan baik di tempat kerja seperti ini."Bella tetap menggeleng, sekarang saja ia masih was-was kalau ayahnya mengetahui keberadaannya."Aku lebih suka melakukan pekerjaan d
Bella memejamkan matanya dengan rapat menerima hentakan Kenneth yang sangat kuat, pagi tadi Kenneth juga melakukannya dengan kasar, sekarang pria ini melakukannya lebih kasar lagi. "Mengapa kau pejamkan matamu, bukankah kau menyukai yang seperti ini? Apa aku masih kurang keras menekan ke dalam dirimu, apa aku kurang memuaskanmu seperti ini?!" Kenneth mengatakan dengan nada marahnya, Bella hanya bisa menerima guncangan setiap kali Kenneth bergerak memasukkan miliknya dengan kasar di bawah sana. Itu menyakitkan, lebih sakit dari yang tadi pagi. "Kenneth, sudah cukup, hentikan!" mohon Bella, ia tak bisa lagi menahan air matanya di perlakukan seperti wanita penghibur oleh Kenneth. Sejak kemarin mengapa pria ini melakukannya dengan kasar, sebelumnya Kenneth melakukan dengan lembut dan memastikan Bella menyukainya atau tidak, tapi yang ini Kenneth seperti orang tidak waras yang terus menerus menghentakkan miliknya ke dalam tubuh Bella. "Kau minta aku berhenti? Lalu bagaimana dengan mili
Kenneth sudah berdiri di depan pintu kamarnya setelah menghabiskan waktu berjam jam di dalam ruang kerja. Namun ia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Seharian ini ia berusaha menghindari Bella karena masih cemburu kepada Bella dan Sean. Dan rasanya cemburu itu benar-benar tidak nyaman.Lelaki itu mengintip ke kamar Gio. Ternyata putra kecilnya sudah tertidur dengan lelap.Ia memutuskan untuk masuk ke dalam perpustakaan yang masih berada di lantai dua. Suasana ruang buku akan membuatnya sedikit tenang.Ia menikmati segelas wine sambil terduduk di sofa dekat jendela di perpustakaan pribadinya. Entahlah apa yang kini ia rasakan.Amarah, kesal, emosi, semuanya berkecamuk di dadanya. Melihat tatapan mata Sean kepada Bella membuatn
Dan pagi itu gedoran di pintu membuat Kenneth dan Bella terbangun.“Mom, Dad!” seru Gio dari luar kamar sambil menggedor gedor pintu tidak sabaran.Bella dan Kenneth saling berpandangan. Kemudian Bella pun segera membuka pintu dan membiarkan anaknya itu masuk ke dalam kamar.“Daddy tidak lupa, kan?” katanya manja kepada Kenneth.“Tentu tidak, kamu berangkatlah duluan bersama supir pribadi. Mommy dan Daddy akan segera bersiap dan menyusulmu,” kata Kenneth.“Kalian tidak bohong, kan? Hari ini ada pertemuan orang tua murid.” ucap Gio.“Tentu tidak, Sayang. Maaf karena kami bangun kesiangan. Kamu berangkatlah dengan s
Siang hari Bella dan Kenneth pulang lebih awal bersama Gio, Bella duduk di belakang sementara Kenneth di depan tengah mengemudi, belum ada pembicaraan panjang di antara mereka dan Bella merasa canggung. Kenneth juga masih bungkam mengenai alasannya marah seperti kemarin. Saat tiba di rumah, Gio langsung berlari ke rumah tetangga pemilik anjing golden retriever dan hanya ada Bella berdua di dalam rumah itu. Kenneth meletakkan tas Gio di atas meja, Bella berdiri melihat punggung lebar Kenneth dari belakang. Sejak kemarin komunikasi mereka tidak baik, tapi semalam saat ada kesempatan, Bella justru ketiduran. "Kenneth, apa tidak ada yang ingin kamu katakan padaku?" Langkah lelaki itu pun berhenti lalu berbalik, wajah Kenneth tidak sedingin tadi, pandangann
Kenneth meluncur ke dalam air membawa Bella setengah tak sadarkan diri ke tepian. Beberapa kali menekan bagian dada dan itu berhasil membuat air yang Bella minum keluar. Kenneth menatap para staf dengan wajah marah, "Apa kalian semua sudah buta! Bella tidak berenang!" bentaknya. Para staf dan crew hanya bisa diam, mereka pikir ini salah satu bagian dari peran yang mereka lakukan, Kenneth mengangkat tubuh Bella ke dalam ruangan lain untuk segera mendapat perawatan berlanjut. Kenneth takut karena Bella tidak bisa berenang dan ia baru meninggalkannya sebentar tapi perempuan ini sudah tenggelam di tonton oleh banyak orang, Kenneth mengepalkan tangan melihat orang-orang sialan itu hanya menonton Bella. "Hentikan syutingnya, ada kejadian tidak terduga jadi kita lanjut sete
"Sean aku baik-baik saja, sebaiknya kamu pergi saja dari sini. Aku ingin istirahat." ucap Bella sambil melirik ke arah Kenneth, wajah pria itu sudah menunjukkan raut tidak sukanya karena kedatangan Sean. "Kamu yakin tidak apa-apa, wajahnya terlihat pucat. Apa perlu aku membawamu ke rumah sakit?" Kenneth berdehem di belakang Sean, lelaki itu pun berbalik menatap Kenneth yang sudah melipat tangan di depan perut, sejak kedatangan Sean seolah keberadaan Kenneth di tempat itu juga tidak terlihat. "Sejak kapan dia disini?" tanya Sean pada Bella. "Sebaiknya kamu pergi saja, Sean. Aku tidak butuh ke rumah sakit, aku hanya butuh istirahat. Kamu tidak perlu khawatir, Kenneth membantuku dengan baik di sini sampai syuting kembali di lanjutkan." ucap Bella.
Syuting berakhir tengah malam, di perjalanan pulang Kenneth dan Bella hanya saling diam tanpa berbicara setidaknya sepuluh menit bersama. "Jadi ...," Bella menjeda kalimatnya sampai Kenneth menoleh sebentar dan fokus mengemudi lagi, "kamu marah denganku karena aku dekat dengan Sean?" lanjutnya. Kenneth mengangguk, ia tak perlu lagi menyembunyikan perasaan cemburunya ini kalau faktanya ia memang tak suka Sean dekat dengan Bella. "Sean menantangku setelah acara variety ini selesai akan menjadikanmu wanitanya, dan kalin juga cukup dekat di lokasi syuting, setiap kali aku melihat kalian bersama, aku sangat tidak suka dan ingin meninju Sean saat itu juga." jawab Kenneth. Bella tersenyum tipis, "Jadi bagaimana kamu mengkonfirmasi perasaanmu sendiri Kenneth?"
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati