Tapi kepuasan Kenneth tak cukup jika hanya melakukannya sekali, malam hari setelah memastikan Gio tidur, Kenneth kembali melanjutkan permainan dengan Bella tanpa menunda waktu lagi.
Selain ciuman, ada juga hal lain yang membuat Kenneth kecanduan menyentuh Bella. Seperti yang ia lakukan sekarang, wajah Bella membuat Kenneth tidak ingin berhenti melakukan kegiatannya, tak peduli sekujur tubuhnya dipenuhi oleh keringat.
"Kenneth...," desis Bella, stamina Kenneth terlalu bagus sampai Bella tidak bisa menghentikannya, pria di atasnya ini mempesona di waktu bersamaan, Bella sampai tidak habis pikir kalau orang sedingin Kenneth yang ia kenal empat tahun lalu punya sisi lain seperti ini.
Hubungan yang ia lakukan dengan Kenneth bisa saja membuat Bella hamil karena Kenneth tidak menggunakan pengaman setiap menekan kegagahanny
Seperti janjinya dengan Bella hari ini ia akan makan siang bersama, Kenneth sudah merapikan tempat kerja untuk menjemput putra dan istrinya, namun pintu ruang kerja lebih dulu di ketuk, belum ada kata mempersilahkan tapi pintu itu lebih dulu terbuka.Kenneth menghela nafas, "Jika kau datang untuk menggodaku lagi sebaiknya urungkan niatmu." katanya sambil meraih ponsel dan mengantongi di saku jas.Jessy menghalangi langkah Kenneth, "Aku tidak akan menyerah begitu saja meski kau mengancamku dengan karirku di perusahaan ini." ucapnya berani.Kenneth tau telah banyak peran sandiwara yang Jessy lakukan selama berkarya di dunia selebriti, tak heran perempuan ini mulai berani melawan atasannya sendiri. Kenneth tidak mengatakan apapun, ia hanya mendorong Jessy menyingkir dari jalannya.
Wajah Bella rasanya perih bekas tamparan Jessy barusan, belum selesai begitu saja ketika jari telunjuk perempuan itu menekan kening Bella."Kau pikir bisa menggoda Kenneth dengan penampilanmu seperti ini, aku sarankan padamu sebaiknya kau tahu batasan kalau dirimu di rumah ini hanyalah pelayan, ingat, PE-LA-YAN!" katanya penuh tekanan.Bella diam, ia terlalu terkejut sampai tidak tahu harus mengatakan apa, Jessy mencibir penampilan Bella sebelum mendorong Bella dari jalannya untuk menghampiri Gio dengan senyum palsunya."Gio, jangan takut denganku. Aku datang untuk memberimu mainan, oh ya mainan apa yang kamu suka?" ucap Jessy.Bella masih berdiri dari posisinya sekarang melihat ke arah Jessy yang berusaha membujuk Gio, sementara kini wajahnya masih perih, kebetulan di s
Bella mengusap punggung Kenneth dengan sabun, tubuhnya juga ikut basah tapi itu bukan masalah."Mengapa kamu sangat marah dengan perempuan tadi?" akhirnya Bella kembali bertanya meski tadi Kenneth sempat marah hanya karena Bella bertanya mengenai Jessy.Kenneth balik badan, tangan Bella pun masih bergerak memberikan sabun menyeluruh ke badan Kenneth, tatapan mereka saling bertemu."Dia perempuan yang kasar, dua tahun aku mengenalnya dan temperamen Jessy tidak pernah berubah," Kenneth menyentuh wajah Bella, "apa kau yakin dia tidak melukaimu, aku khawatir karena Jessy ringan tangan terhadap apa yang tidak dia sukai, karena itu aku sangat marah melihat dia datang ke rumah ini tanpa izinku." lanjutnya.Bella menggeleng meski sempat mendapat tamparan dari Jessy, "Lalu mengap
Sesuai kesepakatan, hari ini Bella dan Kenneth datang ke sekolah untuk mendaftarkan Gio, tapi Kenneth sangat selektif memilihkan sekolah terbaik untuk putranya sehingga jarak dari rumah bisa di tempuh hampir satu jam demi sekolah yang menurut Kenneth baik untuk putranya. Proses pendaftaran tidak bisa langsung membuat Gio bergabung dengan siswa lainnya. Perlu menunggu sampai penerimaan siswa di mulai bulan depan mengikuti aturan di sekolah tersebut. Kenneth setuju, bulan depan terhitung kurang dari dua minggu jadi bukan masalah baginya. "Dad, jadi kapan aku akan sekolah?" tanya Gio di kursi belakang. Bella menoleh, "Dua minggu lagi, sayang. Sekolah belum bisa menerima siswa saat ini, jadi tidak masalah menunggu dua minggu lagi kan?" ucap Bella. Gio mengangguk,setelahnya tidak ada pertanyaan dari Gio karena bocah itu sibuk menyelesaikan masalah rubik yang tidak kunjung selesai sampai akhirnya dia ketiduran. Bella pun menatap Kenneth, "Kamu tidak bekerja?" tanyanya. "Aku meminta
"Kau wanita tidak tahu malu, berani menggoda atasan mu di tempat kerja." suara Kenneth meninggi tak peduli posisi Jessy jatuh di depannya, wanita ini mahir bersandiwara dan Kenneth juga sudah tau seperti apa sosok Jessy setelah dua tahun wanita itu menekan kontrak di perusahaannya. "Aku tidak akan menyerah sampai mendapatkanmu." balas Jessy. Wanita ini sudah sangat gila, Kenneth membuka pintu kemudian menyuruh Carlo menarik paksa Jessy pergi, "Bawa dia keluar." "Baik, Tuan." jawab Carlo sambil menarik lengan Jessy. "Tunggu saja jadwal mainnya, Kenneth." Jessy mengedipkan sebelah matanya tanpa bersalah meski bukan sekali atau dua kali ia diusir oleh Kenneth. Kenneth hanya bisa menghembuskan nafas sambil melonggarkan dasinya, pintu kembali ditutup serapat mungkin agar Jessy tidak lagi menerobos masuk tanpa permisi, proses syuting tinggal beberapa hari lagi dan tak mungkin dalam waktu yang sangat mepet seperti ini Kenneth men
Makanan telah habis di santap Kenneth dan Gio, melihat dua orang itu menyukai masakannya tentu saja Bella senang. "Aku sangat kenyang." ucap Gio sambil bersandar di kursi dan mengusap perutnya. Bella tersenyum, tangannya mengemasi kotak bekal untuk ia bawa pulang, "Kamu pasti sibuk, aku dan Gio akan pulang kalau begitu." "Aku ingin dengan daddy." sahut Gio. Bella menoleh, ia siap bicara untuk mengajak Gio pulang bersama tapi Kenneth lebih dulu berucap. "Aku tidak sibuk hari ini, jadi kamu bisa pulang sementara Gio akan bersamaku, tiga jam lagi aku sudah selesai dengan pekerjaanku." "Bagaimana kalau Gio mengganggu?" Kenneth menggeleng, "Gio anak yang pintar jadi tidak akan menggangguku, benar begitu, Son?" Gio mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, Kenneth pun mengacak gemas rambut putranya, "Anak pintar." "Kalau begitu aku akan meninggalkan Gio denganmu." "Terima kasih untuk makanan yang kamu bawa." ucap Kenneth, Bella mengangguk lalu keluar dengan membawa kotak bekal makan
Kenneth menghabiskan kesenangan bersama Bella, saling memberikan kepuasan tanpa ada penolakan. Setiap sentuhan yang Kenneth berikan bagi Bella seperti sebuah pujian.Pria empat tahun yang ia kenal kini berstatus sebagai suaminya, pria dingin dan arrogan dengan dalih tak ingin menikah hanya untuk terikat dengan satu wanita, tapi kini Bella justru menjadi istri Kenneth.Gerakan yang Kenneth berikan tak bisa membuat Bella menahan suaranya, nafasnya tersengal setiap guncangan di terima tubuhnya. Milik Kenneth membuatnya semakin basah sampai akhirnya kepuasan tiba secara bersamaan.Erangan terdengar dari bibir Kenneth dan lagi-lagi Bella merasakan sesuatu memenuhinya di bawah sana. Saat Kenneth melepaskan sesuatu dari dalam diri Bella, saat itu juga Bella merasa kehilangan sesuatu."Kau membuatku merasa nikmat." Kecupan Kenneth berikan di bibir Bella sekilas, tatapannya turun ke bawah tapi Bella langsung merapatkan kakinya."Jangan menatapnya,
Kenneth menghabiskan beberapa jam untuk memikirkan ucapakan Bella.Cinta, Kenneth tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta pada siapapun. Tapi kalimat Bella membuatnya kembali berpikir dua kali.Mau mengelak seperti apa, Kenneth sudah menjadi seorang suami dan dia sendiri lah yang mengajak Bella untuk menikah, jadi wajar kalau memang Bella mengharapkan cinta dari pria yang sudah menikahinya.Kenneth mematikan treadmill dan mengakhiri olahraga, keringat membanjiri baju seperti orang kehujanan. Tanpa mengganti pakaian, Kenneth pulang. Di rumah, Kenneth melihat Bella di dapur dengan Gio, itu bukan pemandangan langka karena Bella memang sering berkreasi membuat makanan bersama Gio."Apa yang salah denganku sebenarnya?" batin Kenneth sembari memalingkan wajah saat matanya berpandangan dengan Bella. Kakinya menuju kamar, bergegas membersihkan diri kemudian sebuah panggilan masuk di ponselnya."Sir, laporan bulanan sudah saya kirim lewat email. Ada beberapa proposal dari beberapa perusahaan i
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati