Share

Ansara Anabel

"Sayang, apa kamu lelah?" ujar Gavin dengan seringai licik.

Alice memelototi Gavin, "Mengesalkan sekali! Apa kamu tahu bahwa ini sangat menyakitkan? Huh!" Alice sangat kesal.

"Maafkan aku, kalau Brigitta tidak mendengar auara desahanmu, dia tidak akan pergi dari depan pintu kamar dan akan terus menerus mengganggu kita."

"Apa? Jadi kamu sengaja membuatku menjerit?Huh dasar kamu, Gavin! Rasakan ini!" Alice mencubit pinggang Gavin karena kesal.

"Au, ampun Sayang. Hentikan, ini terasa geli dan sakit."

"Sudahlah, aku mau melihat ponselku, siapa tahu tadi itu telepon penting." Alice beranjak dari tempat tidur sambil memegang selimut untuk menutupi tubuhnya. Dia mengambil ponselnya di sofa.

Setelah Alice melihat ponselnya, alisnya agak berkerut.

"Siapa yang meneleponmu?" tanya Gavin penasaran.

"Panggilan dari Ibu, dan sebuah nomor ponsel yang tidak aku kenal juga menelepon berkali-kali." Alice kemudian memainkan jarinya diatas layar ponselnya dan menelepon Sera.

Setelah beb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status