Home / Romansa / Menjadi Istri Mantan Bos / Bab 7. Kunjungan Ke Jakarta

Share

Bab 7. Kunjungan Ke Jakarta

Author: Onynaga
last update Last Updated: 2022-04-24 23:12:11

"Tumben lo cepat bangun," ujar Dito yang melihat Rendra sedang duduk di kursi pantri.

"Gak bisa tidur," jawab Rendra tanpa mengalihkan padangan pada Dito yang sedang menghampirinya.

"Masih mikirin Calantha?" tanya Dito seraya mengeluarkan dua buah gelas dan membuat coklat panas.

Bukan. Jawaban itu hanya mampu Rendra suarakan dalam hatinya. Ia sudah tak berharap banyak lagi dengan Calantha. Ia yakin gadis itu baik-baik saja atau mungkin sudah bahagia dengan pria lain.

"Minum ini."

Dito menyodorkan secangkir coklat panas pada Rendra dan langsung menyesapnya.

"Hari ini gue mau balik ke Jakarta. Lo gak pa-pa gue tinggal?" tanya Dito sembari menyesap coklat panas buatannya.

Dito sudah terbiasa pulang pergi ke Jakarta, sesekali dia juga menginap. Namun, tidak pernah menginap sampai 3 malam. Ia percaya dengan Aryo, manajer di perkebunan ini yang mampu mengurus semua pekerjaan dengan baik.

Jika bosnya Rendra berada di sini, tak perlu lagi ia lebih sering berkunjung ke desa ini. Ia yakin dengan kemampuan bosnya, meski belum sepenuhnya tau tentang kinerja ekspor-impor dalam perkebunan dalam sekejap mata bosnya pasti langsung bisa mempelajarinya.

"Lo tenang aja, gue akan baik-baik aja di sini," jawab Rendra sembari meneguk coklat panas buatan Dito.

"Lagian ini hari libur, para pekerja juga sedang libur bukan? Jadi gue bisa sedikit bersantai," lanjutnya kemudian beranjak dari pantri.

Berjalan-jalan di sekitar kebun teh sepertinya ide yang bagus. Dari perkebunan teh milik PT. Makmur Sejahtera, kita bisa melihat langsung bangunan-bangunan perkotaan. Desa ini masih terjaga keasrianya, rumah-rumah penduduk juga masih banyak yang berbentuk rumah panggung. Mungkin hanya villa mereka yang bangunannya sudah modern.

***

"Setelah lima tahun kau berada di tempat persembunyian. Akhirnya kau mau mengunjungi kota Jakarta ini lagi," seru Roma pada Ayu.

Mereka janjian untuk bertemu di sebuah kafe karena hari ini adalah hari libur. Ini pertama kali Ayu menginjakkan kaki di Jakarta setelah lima tahu ia berada di desa X.

"CK!" Ayu berdecak kesal. "Bukan gak mau gue ke sini. Lo tau sendiri begitu sibuknya gue."

Alasan itu memang tak sepenuhnya salah. Ayu memang selalu sibuk, tepatnya ia menyibukkan diri. Melakukan berbagai hal hingga ia lupa akan kejadian yang menimpanya yang membuat ia harus pindah ke Desa X.

Jika bukan karena pria itu, ia takkan mungkin berada di desa X dan keluar dari perusahaan. Namun, ia juga tak bisa sepenuhnya menyalahkan pria arrogant itu, karena ia yang menantang atasannya sendiri dan ia kalah. Ia harus siap menerima kekalahannya.

Roma mengangkat gelas berisi Cappucino dan menyesap isi dalam gelas itu kemudian meletakkan kembali ke meja. "Lo berencana mau kembali ke kota ini?"

"Belum ada rencana, tapi kemungkinan ada keinginan untuk tinggal di sini lagi," jawab Ayu sembari meminum lemon tea miliknya.

Ayu berencana ingin membuka sebuah kafe dengan konsep rooftop. Sepertinya kafe merupakan tempat tongkrongan hits di jaman sekarang ini. Begitu banyak kafe yang baru buka dan menjamur disetiap sudut kota.

"Baguslah, jadi aku ada teman di sini dan gak perlu lagi aku berkunjung ke tempat kau," ujar Roma sembari menyeringai jail.

Ayu memukul pelan lengan Roma, beruntung Roma sedang tidak memegang gelas cappucinonya. Bisa dipastikan apa yang akan terjadi lantai akan kotor terkena tumpahan cappucinonya dan juga gaun yang ia kenakan.

"Jadi selama ini lo merasa terbebani setiap berkunjung ke tempat gue?" Ayu berpura-pura memberengut kesal dan Roma terkekeh melihat sikap kekanakan Ayu.

Selama ini Roma selalu rutin berkunjung ke Desa di mana Ayu tinggal. Setiap akhir pekan ia selalu datang menemani Ayu, bahkan 2 tahun terakhir liburan natal dan tahun baru Roma tidak pulang kampung, justru ia pergi mengunjungi Ayu. Ia malas jika harus pulang ke kampung halaman. Karena akan selalu muncul pertanyaan 'kapan nikah?' Kalau Roma menikah, mereka yang bertanya apa mau membiayai semua biaya pernikahannya?

"Sedikit," jawab Roma dengan nada bercanda seraya membuat ibu jari dan telunjuk seperti menyerupai paruh burung.

Ayu menarik napas dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Ingin bercerita ia belum siap sepenuhnya.

"Kau kenapa? Kalau kau ada masalah ceritakan sama aku. Jangan kau simpan sendiri. Meski aku tak bisa membantu, setidaknya beban dalam pikiran kau berkurang walau hanya sedikit."

"Tidak apa-apa. Gue baik-baik aja." Akhirnya Ayu memilih untuk tidak menceritakannya pada Roma. Mungkin belum saatnya.

Related chapters

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 8. Berpelukan

    Mentari telah muncul dari peraduan, setiap insan manusia kini siap memulai aktivitas. Begitu juga dengan seorang gadis berambut panjang diikat gaya ekor kuda. Sebuah apron telah melekat di tubuhnya, bersiap untuk membuka warung makannya.Berbagai makanan telah ia susun rapi di steling makanan, kemudian ia beranjak untuk melap semua meja dan merapikan kursi, menyusun kotak-kotak tisu di atas meja. Ia memindai semua sudut warung makannya, setelah merasa semua rapi ia pun beranjak ke arah stelling untuk bersiap menyambut para pelanggannya.Hari ini sang asisten tidak bisa menemaninya karena sedang sakit. Ia sendiri yang harus bekerja melayani para pelanggan."Satu piring nasi uduk, Mbak Ayu sekalian dengan teh hangatnya.""Baik, Mas," ucap Ayu sopan.Ia pun mempersiapkan pesanan dengat cekatan dan mengantarnya ke meja yang ditempati pelanggan tersebut."Silahkan dimakan, Mas," ucapnya setelah meletakkan sepiring nasi uduk dan teh hangat di atas meja."Terima kasih, Mbak Ayu. Sediri aja n

    Last Updated : 2022-04-27
  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 9. Adam Linardy

    "Ternyata hidupmu baik-baik saja sampai saat ini."Wanita itu mengepulkan asap dan menjetikkan abu rokok ke asbak. Ia mengamati lawan bicaranya yang masih tak bergeming kala diajak berbicara. Kemudian ia meneguk minuman dari beer mug, kembali ia mengisap rokok dan mengepulkan asap membentuk bulatan-bulatan."Apa selama ini dia tak pernah mencarimu?" tanya wanita berambut pendek itu lagi. Ia menatap wajah lawan bicaranya dengat lamat-lamat."Dia tak akan pernah mencariku," jawabnya sembari meneguk bir. Ia memanggil bartender untuk menambah bir ke gelasnya yang isinya telah habis ia teguk."Wahhh, kau benar-benar hebat." Wanita berambut pendek itu bertepuk tangan. "Setelah kau melarikan diri dan membawa kabur uangnya. Kau sangat terlihat santai saat ini," lanjutnya lagi. Ia juga memberi kode kepada bartender agar menambahkan bir ke gelasnya."Kau juga menikmati hasilnya!"***"Kemana saja kau selama ini?"Ayu baru saja dari dapur membawa dua gelas kopi dan meletakkan di meja. Mengambil

    Last Updated : 2022-05-02
  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 10.

    Setelah Adam pamit, Ayu segera mambasuh wajah dan gosok gigi. Setelahnya masuk kamar, tetapi sebelum merebahkan diri di kasur yang menemani selama lima tahun ini. Ia melakukan ritual malam terlebih dahulu. Mengaplikasikan krim malam ke seluruh wajah.Awal ia tinggal di desa ini merasa kedinginan karena suhu udara pada malam hari hampir mencapai 20° Celcius. Bahkan setiap malam ia harus menyalakan perapian agar ruangan tetap hangat. Namun, seiring berjalannya waktu ia mulai terbiasa dengan suhu udara di desa ini dan bahkan ia hanya menggunakan sweater rajut dan selimut. Tidak seperti di awal ia tinggal, memakai kaos kaki, sarung tangan, topi kupluk, jaket tebal, dan selimut tidak cukup satu. Ia memakai sampai tiga selimut sekaligus.Mungkin satu-satunya rumah yang menggunakan penghangat ruangan hanya villa pemilik perkebunan. Kepala desa di tempat ini saja, masih sama dengan penduduk lainnya. Hanya menggunakan jaket dan selimut seadanya ketika tidur.Ayu menatap lamat-lamat langit kama

    Last Updated : 2022-05-09
  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 11. Rencana Membeli Ruko

    Setelah Ayu menutup warung ia bergegas pulang. Rencananya ia akan bertemu pemilik ruko di ibukota. Ruko yang ditawarkan lumayan murah karena pemilik sangat butuh uang saat ini juga. Mudah-mudahan pemilik ruko tidak berubah pikiran. Lokasi ruko sangat dekat dengan gedung perkantoran dan cocok untuk membuka cafe.Secepat kilat Ayu mandi dan berpakaian, ia tidak boleh terlambat bertemu dengan pemilik ruko. Ditakutkan akan ada yang terlebih dahulu untuk membeli. Siapa cepat dia dapat. Ia akan bertemu sekitar jam 1 siang, selepas makan siang. Jika tidak terjadi kemacetan dipastikan Ayu akan sampai setengah jam lebih awal dari waktu yang dijanjikan.Ayu menunggu di salah satu warung depan ruko, mereka janji bertemu di tempat itu. Sambil menunggu ia memesan es teh manis dingin dan membuka ponselnya. Berselancar di dunia maya guna mengusir kebosanan. Selama ini dia jarang membuka media sosialnya dan ternyata teman-teman SMA nya dulu sudah banyak yang menikah."Sudah lama menunggu Bu Ayu?"Sap

    Last Updated : 2022-05-10
  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 12. Hal yang sama

    "Apa? Ada yang membeli ruko bapak dengan harga yang lebih tinggi?"Netra Ayu membola mendengar suara di seberang, selalu begini setiap dia akan membeli ruko. Ini sudah yang ketiga kali, ia terduduk lesu di kursi teras kost Roma. Meski pemilik akan mentransfer uang Ayu kembali dan tentunya dengan dua kali lipat dari harga awal. Tetap saja membuat Ayu tidak suka dan mencurigai orang lain, tapi siapa?Entah siapa yang melakukan hal itu, tentunya ada orang lain yang tidak suka dengan Ayu. Selama ini Ayu merasa tidak memiliki musuh, lima tahun tinggal di desa ia selalu ramah dan tak pernah membenci orang lain. Ia juga tak pernah berbuat jahat, hidupnya selau lurus-lurus saja.Jika ruko yang pertama dan kedua gagal ia miliki, ia tidak ambil pusing dan tidak mempermasalahkan karena lokasi tidak strategis dan banyak yang perlu di renovasi. Untuk yang ketiga ia tidak terima, ia sudah membayar meski sebagian. Ruko itu juga sangat ia suka karena lokasinya berdekatan langsung dengan gedung perka

    Last Updated : 2022-05-11
  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 13. Dukungan Ayah

    "Kau kembali, Son!"Bayu merangkul putra sulungnya kemudian melangkah bersama ke ruang keluarga. Duduk secara berhadapan, netra tuanya berpendar. Bahagia akan kehadiran putranya di rumah utama.Selama lima tahun terakhir, putra sulungnya hanya tinggal di apartemen tanpa sekalipun pernah pulang ke rumah. Meski mereka sering bertemu di ruangannya, anaknya lebih banyak menutup diri dan hanya bekerja dibalik layar. Itu sebabnya ia sangat bahagia ketika putranya kembali, ia seperti menemukan anaknya yang hilang."Ayah senang kamu mau kembali ke rumah kita," ucap Bayu menatap lekat pada wajah putra sulungnya."Aku telah memikirkah semuanya, tidak ada gunanya aku mengurung diri. Malah semakin membuatku terpuruk dan jatuh ke jurang yang dalam. Beruntung aku masih mempunyai kalian yang mau menopangku saat aku sudah jatuh terlalu dalam.""Bagus, itu baru namanya putra ayah!" Seorang pelayan masuk dan membawa teh dan kue kering. Setelah meletakkan di atas meja, pelayan itu pun permisi."Terima

    Last Updated : 2022-05-12
  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 14. Kepulangan Ibunda

    Seharusnya Rendra yang menjemput ibunda dan adiknya ke bandara karena banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan, akhirnya ia meminta supir pribadinya untuk menjemput. Dito menyerahkan semua dokumen pada Rendra untuk diperiksa. Yang biasanya ia hanya perlu menandatangani saja karena semua sudah pasti beres dibuat sang asisten.Namun, kali ini sang asisten seakan sengaja membuat ia sibuk. Padahal pria itu tahu bahwa akan menjemput ibunda dan adiknya yang baru kembali dari Jerman. Lagi-lagi sang asisten tak peduli, toh ada supir yang bisa menjemput. Seandainya pun, ia yang menjemput toh supir juga yang akan menyetir."Ada lagi yang perlu diperiksa?" tanya Rendra pada Dito dengan nada datar."Tidak ada, itu yang terakhir," jawab Dito santai seakan tak merasa bersalah telah membuat sang bos bekerja seharian penuh.Mereka hanya istirahat saat makan siang saja. Pagi ada rapat dengan para investor, setelah itu ada meeting dengan klien dari Jepang dan sorenya harus memeriksa dokumen yang ha

    Last Updated : 2022-05-13
  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 15. Terjatuh

    Ayu memutuskan untuk ke kebun kopinya setelah ia selesai merapikan warung makan. Sudah dua minggu ia tak pernah ke kebun. Mengingat bagaimana sibuknya ia harus pulang-pergi ke Jakarta hanya untuk bertemu pemilik ruko, yang pada akhirnya secara sepihak membatalkan pembeliannya. Betul saja, sesampainya di kebun, kopi sudah banyak berjatuhan dan sebagian sudah dimakan luwak. Tanpa menunggu lama ia langsung memetik kopi karena dari rumah ia sudah berpakaian dinas yaitu baju lengan panjang dan celana training, juga memakai kerudung. Tak lupa ia memakai caping sebagai penutup kepala guna menghindari sinar matahari yang langsung menerpa wajah yang telah ia olesi bedak dingin. Lebatnya buah kopi membuat ia bersemangat untuk memetik, tak terasa ember cat 25kg itu telah terisi penuh. Ia berencana memindahkan kopi kedalam goni, saat ia telah memindahkan setengah isi ember ke goni, ia terkejut mendengar suara mengaduh. "Aduh!" "Kamu tidak apa-apa?" Ayu bergegas menghampiri anak kecil yang ter

    Last Updated : 2022-05-15

Latest chapter

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 25. Menerima Lamaran (End)

    "Ayo, masuk!" ajak Ayu begitu mereka sudah keluar dari mobil.Namun, langkah Rendra terhenti kala melihat sesuatu yang panjang tepat berada dekat pintu masuk rumah. Pria itu ragu melangkah dengan kaki gemetar dan telapak tangannya mulai berkeringat dingin."Kenapa?" Ayu membalik badan dan melihat Rendra yang mematung dan mengikuti tatapan mata pria itu yang tertuju pada sebuah benda di dekat pintu. Kemudian Ayu mendekat dan mengambil benda itu."ini hanya tali," ucap Ayu sambil menunjukkan tali tepat di wajah Rendra. "Kenapa kamu melihatnya seperti ular?" lanjutnya lagi.Sontak pria itu mundur dan memegangi dada. Napasnya memburu, keringat sebesar jagung sudah membasahi wajah tampannya. Ingatan tentang 21 tahun silam berkelabat di benaknya dan pria itu jatuh tersungkur dengan wajah menghadap tanah. Masih memegangi dadanya. Melihat hal itu dengan langkah terburu Ayu mendekati Rendra."Jauhkan tali itu," ucap Rendra dengan napas tersenggal.Tanpa pikir panjang Ayu langsung membuang tali

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 24. Lamaran Mendadak

    "Kamu pesan makanan dulu! Aku mau ke toilet," ucap Rendra begitu mereka sampai di sebuah Resort.Resort yang mereka kunjungi memiliki sebuah restoran yang dibuka untuk umum. Resort ini juga sangat unik karena ada area makan di tengah kolam.Sebelumnya Rendra sudah memesan tempat untuk mereka. Melalui koneksi yang ia punya, akhirnya ia bisa memesan tempat di area kolam. Karena tempat itu biasanya sangat diminati, jadi sebelum berkunjung harus memesan terlebih dahulu sehari sebelumnya. Atau bisa juga menunggu giliran. Namun, sangat kecil kemungkinan mengingat banyaknya pengunjung ke tempat itu."Sudah pesan?" tanya Rendra begitu tiba dan mendudukkan bokong di kursi sebelah Ayu."Sudah," jawab Ayu dengan lirih hampir tak terdengar. Namun, dari tempat Rendra duduk, pria itu masih bisa mendengar suara Ayu walau samar."Apa yang kamu pesan?" Kenapa banyak tanya sekali? Apa gak sabar menunggu pramusaji saja yang menyajikan. Saat di mobil saja diam, tak ada percakapan diantara mereka. Kenapa

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 23. Rencana Liburan.

    "Sambalnya enak, mah.""Uhuk."Sontak semua mata tertuju pada Ayu yang tiba-tiba saja terbatuk."Kamu tidak apa-apa?" tanya Rendra menyodorkan segelas air putih pada Ayu. Dengan sigap Ayu meraih gelas pemberian Rendra dan menegak habis cairan berwarna bening itu.Setelah meletakkan gelas Ayu pun berucap, "tidak apa-apa."Namun, wajahnya sudah memanas bak kepiting rebus. Ia tidak bisa menyembunyikan wajahnya, satu-satunya cara adalah dengan menundukkan kepala dan berpura-pura memotong daging, padahal potongan sudah pas untuk masuk ke mulut."Ayu yang membuat sambalnya, Pak," ucap Roma seakan tak peduli dengan keadaan sahabatnya."Enak sekali," puji Bayu dan Nia hampir bersamaan.Tidak dapat diragukan sambal racikan Ayu memang pas di lidah. Rasa pedas yang membuat lidah seakan terbakar dan menggoyangkan lidah tergantikan dengan adanya rasa manis dari sambal.Rendra yang memperhatikan Ayu yang semakin menunduk malu akhirnya menyodorkan ikan bakar, yang tentunya telah ia sisihkan tulangny

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 22. Outdoor Party 2

    "Kenapa lo bisa kesini?"Roma bergeming tak menjawab pertanyaan Ayu. "Kau lihat Pak Rendra itu dari tadi asik kau saja yang dilihat.""Jangan lo alihkan pertanyaan gue!" ketus Ayu sambil menepuk kepala Roma dengan serai."Sakit!" Roma meringis kala menerima pukulan di kepala dan membuat ia harus memijitnya."Lo pacaran ama Pak Dito?"Pertanyaan telak membuat Roma membelalakan mata. Sepandai pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sepandai pandainya menyimpan hubungan pasti akan ketahuan."Sejak kapan? Kenapa gak cerita?" cecar Ayu sembari mengangkat dagu.Dengan malu-malu Roma akhirnya menjawab,"sudah lama." Roma pun melirik pria yang sedang mereka bicarakan."Trus?""Terus apa?""Kenapa lo gak cerita?""Kau gak ada nanya," elak Roma.Hubungan Roma dan Dito sudah berlangsung lama, terbilang sejak Ayu masih bekerja di kantor yang sama dengan Ayu. Mereka merahasiakan hubungan itu karena tidak ingin diketahui oleh teman sekantor. Lagi, di perusahaan mereka bekerja tidak boleh ber

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 21. Outdoor Party

    Ayu berlari begitu melihat Roma turun dari mobil. Tak menyangka sahabatnya yang berasal dari Tapanuli itu datang ke desa X. Mereka berpelukan sebagai tanda melepas rindu setelah Ayu mencium pipi kiri dan kanan Roma secara bergantian."Ayo kita ke sana."Ayu mengajak Roma ke arah meja yang berada di halaman villa. Mobil yang ditumpangi Roma, terparkir di halaman belakang hanya untuk menurunkan barang-barang yang dibawa dari kota. Bahan makanan yang khusus dibeli oleh keluarga Narendra. Sebagian bahan makanan akan mereka pakai untuk acara outdoor party malam ini.Seperti yang telah dijanjikan oleh Deasy, ibu dua anak itu mengajak Ayu untuk datang ke villa mereka. Sebelumnya, Deasy juga sudah ke warung Ayu. Meski warung Ayu tampak kumuh dari luar, Deasy tetap melangkah masuk ke warung tanpa merasa jijik sedikit pun. Karena di dalam warung tampak bersih, rapi dan kinclong berbeda dengan penampakan dari luar. Deasy memesan nasi uduk buatan Ayu, satu suapan masuk ke mulut dan berlanjut ke s

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 20. Kakak dan Adik

    "Apa Kakak perlu bantuan?""Tidak," jawab Rendra dengan cepat.Bantuan yang dimaksud Nia adalah untuk mendekati Ayu. Ia tahu sang kakak sangat kaku dan tak tahu bagaimana cara untuk bersikap romantis. Entah bagaimana Rendra bisa berpacaran dengan Calantha dan menikah meski gagal."Kakak yakin tidak perlu bantuanku?" tanya Nia sekali lagi.Rendra mendengus kasar, memandang keponakan dan adik iparnya yang sedang bermain di halaman belakang villa. Sedangkan mereka duduk bersebelahan di sebuah ayunan sembari minum teh hangat.Rendra mengambil pisang goreng buatan bik Minah, pengurus villa yang sudah bekerja sejak Rendra masih kecil. Memasukkan ke mulut dan menggigit sedikit, rasa manis terasa di lidah dari pisang yang telah digoreng bercampur dengan tepung.Bik Minah memilih bekerja di villa karena umurnya sudah tidak muda lagi, tenaganya juga sudah mulai berkurang. Jika di villa tidak terlalu banyak yang dikerjakan karena villa jarang ditempati. Karena keluarga Narendra semua sedang ada

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 19. Obrolan Keluarga

    "Kau sudah bangun, Nak?"Rendra menghampiri Deasy yang sedang menata makanan di atas meja dibantu oleh asisten rumah tangga yang dikhususkan untuk menjaga dan mengurus villa mereka."Ya, Ma," jawab Rendra sembari menarik kursi dan mendaratkan bokongnya.Niat hati ingin sarapan di warung Ayu ia batalkan, lebih memilih sarapan di rumah. Karena tak ingin membuat sang mama sakit hati yang telah susah payah membuat sarapan untuk mereka. Rendra menerima piring berisi nasi goreng yang di atasnya ada telur mata sapi dari Deasy. Kemudian mencicipi nasi goreng buatan ibunya. "Enak," gumannya dan menyisihkan telur mata sapi tanpa berniat menyentuhnya.Masakan sang ibunda selalu menjadi nomor satu buat Rendra maupun adiknya. Meski memiliki asisten rumah tangga, Deasy selalu menyempatkan diri untuk memasak bagi keluarganya. Sebagai tanda bakti seorang istri untuk suami dan anak-anaknya."Sorry, boy. Ibu lupa kamu tak suka telur mata sapi. Mari untuk Ibu saja."Deasy langsung menyambar telur yang

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 18. Ciuman

    Bab 18 Sejauh mata memandang hanya rumput ilalang yang terlihat dengan bantuan pencahayaan sinar rembulan di langit malam. Hembusan angin malam membuat rumput ilalang bergoyang seolah ada sesuatu diantara rumput yang bergerak seirama. Ayu menggosok kedua telapak tangan berharap hawa panas menjalar ke seluruh tubuh. Kemudian ia menyilangkan tangan di depan dada menghalau hawa dingin yang menusuk tulang. Hembusan angin malam langsung menerpa kulitnya, gaun yang ia kenakan tidak bisa menghalau dinginnya malam. Tanpa ia sadari sepasang tangan mendekap tubuhnya untuk menyampirkan jas mahal di pundak. Tanpa menoleh ia tahu siapa yang telah menyampirkan jas padanya. Aroma parfum mahal menyeruak ke indra penciuman begitu khas dan membuat dirinya sesaat terlena. Tubuhnya yang dingin seketika menghangat. "Kau sering kesini?" tanyanya pada pria yang telah berdiri di sampingnya, kedua tangan masuk ke saku celana bahan yang dikenakan. Ayu dan sepupunya sering ke sini, tapi di siang hari, bukan

  • Menjadi Istri Mantan Bos   Bab 17. Keluarga yang Ramah

    Ayu disambut hangat oleh keluarga Narendra, ternyata mereka sekeluarga sedang berada di desa X. Ini bukan akhir pekan, tapi kenapa mereka ada di sini? Kok nanya seperti itu? Tanah di desa ini hampir ½ adalah milik PT. Mandiri Sejahtera, jadi wajar mereka bisa ada di sini.Ayu duduk bersebelahan dengan Rendra di hadapan mereka pasangan suami istri Oceania dan Otto. Sedangkan di ujung meja ada Bayu, sebelah kanan istrinya - Deasy, di kiri anak Oceania - Ober. Anak Oceania yang paling kecil sedang di kamarnya, mungkin sudah terlelap.Sepanjang makan malam, Ober banyak berceloteh meski bahasa yang digunakan bercampur. Keluarga ini ternyata berbeda dengan keluarga lainnya. Ayu pernah menonton serial drama korea, dimana pada saat makan bersama, tidak ada yang boleh berbicara selama makan. Hanya dentingan garpu dan sendok beradu yang terdengar."Kamu sudah selesai?"Deasy melihat Ayu sudah membalik sendok dan membuat posisi sendok dan garpu menyilang. Pertanda Ayu telah selesai makan."Apa k

DMCA.com Protection Status