“Ayah, bagaimana kondisi ibu?” Adnan tidak sabar untuk bertanya.Arham tampak kuyu, dan wajahnya yang sudah tidak muda lagi tampak semakin tua. Sepertinya Ayahnya tidak tidur sepanjang malam."Ibu sudah menerima perawatan dan sudah tidak lagi dalam kondisi kritis."Hati Adnan yang gelisah akhirnya tenang.Agatha juga menghela napas lega, tetapi dia merasa aneh.Karena ibu mertuanya sudah dalam kondisi baik, mengapa masih ada ekspresi khawatir di wajah ayah mertuanya?"Ayah, apa Ibu bener-bener baik-baik saja?""Iya. Ibu baik-baik saja, ibu hanya mengalami amnesia sementara."Hati Adnan yang tadinya tenang, mulai cemas kembali."Amnesia? Bagaimana ini bisa terjadi?" "Pada dasarnya setiap orang yang mengalami cedera otak akan mengalami kondisi ini. Mereka akan pulih secara perlahan. Tapi ada juga sejumlah orang yang mungkin tidak akan pernah pulih." Arham berkata dengan suara berat.Hati Adnan langsung mencelos, "Ada apa dengan Ibu?""Ibumu mengalami cedera otak serius. Namun, dokter
“Suamiku, siapa Grace? Sikapmu dan Ayah kepadanya sangat aneh.”“Ibu angkat Clara adalah sepupu ibuku. Bibiku tewas dalam kebakaran di rumahnya.""Saat itu, Bibiku sedang hamil tujuh bulan. Bahkan ke dua mertua Bibiku tidak bisa melarikan diri dari kebakaran itu. Mereka semua mati terbakar. Hanya Grace yang lolos."Karena ibuku sangat dekat dengan Bibiku, kedua keluarga kita jadi sangat akrab satu sama lain. Karna Ibuku baik hati, jadi dia membawa pulang Grace kerumah untuk sementara waktu.""Dia tinggal bersama kita semua untuk sementara waktu. Setelah sekian lama, kita semua menemukan bahwa dia memiliki kepribadian yang buruk dan sedikit ekstrim. Dulu, dirumah kita memiliki seekor kucing bernama Chico, dan kita semua sudah memeliharanya selama bertahun-tahun. Kita semua sudah menganggap Chico sebagai anggota keluarga kita.""Namun suatu hari, Chico tiba-tiba menghilang. Kita semua mencari ke seluruh halaman, dan akhirnya menemukan Chico di petak bunga paling terpencil di halaman rum
"Coco, kenapa kamu ada di sini?" Agatha terkejut dan senang ketika melihat Coco. Dia langsung memeluk Coco kedalam pelukannya.Coco mendongakkan kepala kecilnya dan menatapnya, "Tuan, Coco tidak ingin ditinggalkan Tuan, jadi Coco mengikuti Tuan diam-diam tanpa izin Tuan. Tuan tidak marah-kan sama Coco?"Agatha sangat senang melihat penampilan Coco yang lucu sehingga dia tidak punya waktu untuk marah.Dia mengusap kepala Coco dengan tangannya dan berkata dengan penuh kasih, "Karena kamu sudah datang jauh-jauh bersamaku kali, aku akan memaafkanmu, tetapi tidak boleh mengulanginya lagi."Coco mengusap kepalanya ke tubuh Agatha dan bersikap genit, "Tuan sangat baik. Coco, janji tidak mengulanginya lagi." Agatha melihat bahwa Coco mengakui kesalahannya dengan sikap yang baik dan meletakkannya di lantai, "Apa kamu bersembunyi di tas ini dengan waktu yang lama?"Coco mengangguk, "Ya.""Berarti Coco belum makan dari kemarin?""Coco tidak berani keluar, karena takut membuat orang takut, dan C
"Kakek. Coco datang ke sini diam-diam. Dia belum makan selama lebih dari sepuluh jam. Apakah ada yang bisa Coco makan di rumah?""Musang itu karnivora. Daging yang dibeli ibumu kemarin pagi belum dimakan. Pergi potong beberapa untuknya."Agatha pergi ke dapur dan menemukan sepotong besar daging berlemak di kulkas, dengan hanya lapisan tipis daging tanpa lemak di atasnya.Setiap manusia membutuhkan minyak dan air di perutnya, dan semua orang menyukai daging yang besar dan gemuk.Beratnya sekitar dua kilogram.Pada era ini, bahan-bahan langka dan semuanya didistribusikan sesuai kebutuhan. Daging bahkan semakin langka persediaannya.Tidak semua orang yang memiliki voucher daging bisa membelinya. Tidak seperti dikehidupannya, dia bisa membeli sebanyak yang dia inginkan selama dia punya uang. Agtha merasa tidak rela jika harus memberikan daging ini kepada Coco.Jika Coco ingin makan daging, biarkan saja dia keluar untuk menangkap tikus di malam hari.Dia menemukan mangkuk kecil dan memoto
"Agatha baik-baik saja. Agatha sudah tidur lama di kereta. Kakek tidak perlu khawatir tentangku. Jika Agatha lelah, Agatha akan beristirahat sendiri."Kakek Abian mengangguk, "Baiklah."Agatha menyajikan telur rebus susu kambing dalam mangkuk dan menyerahkannya kepada Kakek Adnan.Kakek Abian berkatasambil tersenyum, "Duduklah. Kenapa kalian hanya berdiri? Kalian benar-benar mengira diri kalian tamu."Yolan duduk di sebelah Kakek Abian dan terkejut melihat binatang kecil yang ada dipelukan kakeknya.Dia menghampirinya dengan rasa ingin tahu dan bertanya, "Kakek, binatang apa itu? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya."Musang tidak umum di kota ini, jadi wajar saja jika Yolan tidak mengenalinya.Sebelum Kakek Abian sempat berkata apa-apa, Abian, yang sedang menggendong Yaya, menjelaskan, "Itu musang, hewan itu pembawa sial. Bagaimana kakek bisa mengendongnya? Kakek cepat buang musang itu.""Tidak apa-apa, musang ini berperilaku baik." Kakek Abian berkata sambil tersenyum.Meskipun Yo
Setelah sarapan, Aiden memberi tahu Yolan bahwa dia harus pergi ke pabrik untuk mengurus beberapa pekerjaan. "Bukannya kamu mengambil cuti dua hari? Mengapa sekarang tiba-tiba mau pergi ke pabrik? Apa di pikirkanmu hanya pekerjaan terus?" Yolan sangat marah. Aiden melirik ke luar pintu dan berbisik, "Ini bukan rumah kita, turunkan suaramu!" "Selain pekerjaan, apa aku dan anakmu masih ada di pikiranmu?" Yolan merendahkan suaranya. "Jika aku tidak bekerja, bagaimana aku bisa menghidupimu dan Yaya? Mengapa kamu tidak bisa mengerti aku? Untuk siapa aku bekerja keras? Jika keluargamu bisa membantu karierku, apakah aku perlu kerja begitu keras?" Aiden juga sangat marah, dan dia merendahkan suaranya ke level terendah. "Aku tidak butuh bantuanmu untuk menghidupiku dan anakku. Biarkan orang tuamu datang dan membantuku mengurus anak, dan aku akan kembali bekerja. Aku mendapatkan penghasilan yang sama sepertimu. Selain itu, orang tuaku memberikan bahan makan untuk kita setiap bulan.
Aiden, yang meninggalkan rumah mertuanya, kembali ke rumahnya.Dia mengganti pakaian, mengenakan topi dan mengendarai motor keluar.Hampir tidak ada orang di jalan.Padahal masih tengah hari, mungkin karna orang-orang yang bekerja belum pulang kerja. Motor itu berangsur-angsur menjauh dari kawasan pusat kota dan tiba di persimpangan antara kota dan pinggiran kota.Ini adalah kawasan pemukiman yang sangat tua, dengan banyak rumah-rumah tua yang diwariskan oleh nenek moyang kita.Beberapa orang pindah ke kota untuk bekerja, dan rumah-rumah di sini disewakan. Karena rumahnya tua dan agak terpencil. Jadi harga sewanya jauh lebih murah daripada di kota.Sebelum memasuki perumahan itu, Aiden melihat sekelilingnya dengan waspada dan melihat tidak ada orang di sekitarnya, jadi ia membawa motornya masuk.Motor itu berbelok beberapa kali dan akhirnya berhenti di depan gerbang sebuah halaman di baris terakhir.Biasanya ada beberapa orang tua dan orang muda yang tinggal di perumahan ini, dan se
Dia akan memberi tahu ayah dan kakeknya tentang ini. Dia membuka pintu dan sebelum dia bisa melangkah keluar, dia berhenti.Bagaimana dia bisa memberitahu mereka? Dia tidak mungkin mengatakan bahwa Coco-lah yang memberitahunya, kan?Dia tidak mungkin mengatakan bahwa dia bisa mengerti bahasa binatang. Pemilik aslinya hanyalah orang biasa, dan keluarga suaminya mengetahuinya. Jika dia, tiba-tiba bisa mengerti bahasa binatang, dan kepribadiannya dan segalanya pun berubah. Siapa pun akan meragukannya.Dia tidak memberi tahu siapa pun tentang masalah ini dan memutuskan untuk menyelidikinya sendiri terlebih dahulu.Tunggu sampai waktu yang tepat untuk berbicara. Itu akan masuk akal.Jam dinding kuno mulai berdentang.Agatha melihat jam, sudah jam sepuluh.Dia keluar ruangan dan pergi untuk menyiapkan makan siang.Adnan masih di rumah sakit, dan dia akan membawakannya makanan. Ketika Agatha tiba di dapur, dia melihat Yolan.“Yolan, kamu jaga Yaya saja, biar Kakak yang masak.” Agatha menyi
Nayla berjalan menuju asrama dan melihat satpam yang sedang berbicara dengan seorang gadis dari kejauhan.Dia sangat akrab dengan satpam itu dan berjalan mendekat dengan rasa ingin tahu.Semakin dekat dia melangkah, semakin dia mengenal gadis di luar gerbang itu.Ketika dia hampir sampai, dia akhirnya mengenalinya, "Agatha."Agatha mendengar seseorang memanggil namanya, dan dia melihat ke arahnya. Ketika dia melihat bahwa itu adalah Nayla, dia juga terkejut.Dia merasa dunia ini terlalu kecil.Nayla tidak tahu tujuan Agatha, jadi dia langsung bertanya kepada satpam itu, "Paman, untuk apa orang ini datang ke sini?""Dia ingin masuk untuk menemui direktur pabrik kita. Dia punya urusan yang harus dibicarakan.""Bicara soal bisnis? Agatha, kamu benar-benar tidak tahu diri. Bisakah kamu menemui direktur pabrik ini kapan pun kamu mau? Sangat konyol jika seseorang yang tidak punya pekerjaan datang untuk membicarakan bisnis dengan direktur pabrik ini?"Nayla dipermalukan oleh Agatha di asrama
Agatha berjalan kearah adnan dengan perasaan bersalah dan bertanya sambil tersenyum: "Sayang, kenapa kamu kembali secepat ini?"Adnan tidak mengatakan apapun dan tetap memasang wajah tegas, "Aku sudah kembali lebih dari setengah jam. Katakan yang sebenarnya, dari mana kamu?"Agatha tidak ingin memberitahunya bahwa dia pergi ke pasar gelap, "Aku hanya pergi jalan-jalan di dekat sini."Adnan sama sekali tidak mempercayainya, "Tadi, aku mengajakmu jalan-jalan, tapi kamu bilang kamu tidak ingin pergi. Mengapa kamu ingin pergi begitu aku pergi?"Mata Agatha berputar. Dia benar-benar tidak punya banyak pengalaman dalam berbohong.Dia mulai bertingkah seperti anak manja, "Aku menyesal begitu kamu pergi, dan aku tidak bisa mengejarmu. Jadi, aku pergi sendiri. Oh, aku tidak pergi untuk melakukan hal buruk, tidak bisakah kamu memberiku sedikit privasi?"Adnan langsung tertipu oleh prilakunya, meskipun dia benar-benar ingin tahu apa privasinya? Melihat Agatha tidak mau bicara, dia memutuskan un
Jika Adnan tahu tentang ini, dia pasti tidak akan mengijinkannya pergi. Agar tidak terjadi konflik Antara mereka. Dia memilih pergi sendirian secara diam-diam.Ini adalah pertama kalinya dia pergi ke pasar gelap.Meskipun tempatnya agak terpencil, lalu lintas di dalamnya masih ramai.Segalanya dijual di pasar gelap. Bahkan lebih kaya daripada mereka yang bekerja di koperasi makanan.Dia datang ke sebuah kios yang menjual ginseng dan cordyceps.Bosnya adalah seorang pria setengah baya yang kuat.Ada dua orang berdiri di depan kios, berbicara dengan pemilik kios."Kualitas ginseng Anda tidak bagus. Apakah Anda punya yang lebih bagus? Harga bukan masalah."Pemilik kios melihat bahwa ada pedagang besar yang datang, dan dia berdiri dan mengeluarkan ginseng yang dibungkus berlapis-lapis dari tas kanvas besar di belakangnya, "Ini yang terbaik yang saya punya. Harganya sangat mahal." "Harga bukan masalah. Asalkan kualitasnya bagus."Setelah mendengarnya mengatakan ini, pemilik kios mengelua
"Setelah makan malam, ibu angkat dan keluarganya kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. Aku mencuci piring, tapi tiba-tiba listrik padam. Di luar mulai gelap dan ruangan pun sangat gelap.""Aku kembali ke kamar, menemukan korek api dan menyalakan lampu minyak tanah. Saat lampu minyak menyala, aku tiba-tiba teringat cara untuk membalas dendam. Yaitu dengan membakar mereka sampai mati.""Pertama kali aku ingin membunuh seseorang, aku sangat gugup. Aku harus memikirkan cara untuk keluar dari sini. Mereka pantas mati. Aku tidak bisa dikubur bersama mereka.""Tiba-tiba, terdengar suara ibu angkatku yang memintaku untuk mengambil air untuk ayah angkatku. Aku mengambil air dan pergi ke kamarnya. Ruangan itu gelap. Aku yang membawa lampu minyak tanah melihat Ibu angkatku ysng terbaring di tempat tidur dan tidak bangun. Bayi dalam perutnya sudah berusia enam bulan. Dia biasanya lesu dan suka tidur. Aku juga melihat Ayah angkatku sedang mendengkur. Lampu minyak tanah di atas meja berkedip-
Setelah tertawa gugup, tawa Grace tiba-tiba berhenti.Dia menatap lurus ke arah Aiden dan berkata dengan nada sarkastis, "Kamu orang yang munafik dan sombong. Kamu tidak punya kemampuan apa pun. Kamu hanya kutu buku yang sudah belajar selama dua tahun. Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku sudah bisa melihat karaktermu. Kamu seperti kodok yang ingin makan daging angsa. Aku bahkan tidak merasa kamu memenuhi syarat untuk membawakan sepatuku.""Apa menurutmu aku benar-benar menyukaimu? Dan rela punya anak untukmu? Jangan bermimpi. Alasan aku merayumu adalah karena Yolan juga menyukaimu. Aku rela melakukan apa pun yang bisa membuat keluarga ini tidak senang.""Kamu hanyalah alat untuk membalas dendamku. Orang-orang sepertimu hanyalah bidak catur bagiku."Aiden tidak percaya setelah mendengar ini. Grace sudah merencanakan sesuatu untuk melawannya sejak awal."Apakah memiliki bayi juga rencanamu? Apa kamu tidak pernah mencintaiku sama sekali?""Cinta? Apa itu cinta? Saya belum pernah mer
Agatha meronta sekuat tenaga hingga urat-urat di dahinya menonjol, tetapi dia tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Agatha. Dia akhirnya berhenti berjuang setelah kehabisan kekuatannya.Untuk mencegahnya melakukan hal ekstrem, Agatha mengikat tangannya di belakang punggungnya.Grace terdiam, dan Aiden tahu bahwa jika dia tidak mengaku, dia akan.....Dia berlutut di lantai sambil dan berkata dengan wajah sedih, "Kakek, Ayah, aku salah. Dia memaksaku untuk melakukannya. Jika aku tidak mendengarkannya, dia akan mengungkap hubunganku dengannya dan anak itu. Dia memaksaku untuk melakukan ini. Demi masa depanku, tolong beri aku kesempatan dan jangan biarkan aku masuk penjara. Aku mohon pada kalian."Grace mencibir, "Aiden, kamu bener-bener pria bodoh. Apa kamu pikir kamu bisa lolos dengan hanya mengucapkan kata-kata seperti itu? Mereka tidak akan membiarkanmu pergi."Aiden mengabaikannya.Mereka semua tetap diam.Aiden hanya bisa memohon pada Yolan. Dia berlutut di depannya, memeluk kakin
Ekpresi Grace dan Aiden sangat jelek, mereka berdua terlihat seperti melihat hantu. Bagaimana Agatha tahu rahasia mereka?"Kamu, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Bagaimana mungkin ibu Aiden bisa menjaga anakku? Apa ada yang salah dengan otakmu?" Grace membalas tanpa rasa percaya diri.Tangan Aiden gemetar tak terkendali karena panik. Dia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat untuk menekan rasa takutnya."Kakak ipar, kamu bisa makan apa saja yang kamu mau, tetapi kamu tidak bisa mengatakan apa pun yang kamu mau. Jika kamu punya pertanyaan tentangku, kamu bisa langsung menanyakannya kepadaku. Kamu tidak bisa mengarang cerita palsu untuk menyakitiku, bukan? Yolan, kamu harus percaya padaku." Aiden tampak sedih.Orang yang paling sedih adalah Yolan. Ketika dia melihat anak itu dalam pelukan Grace, dia akhirnya mengerti. Waktu itu, dia pernah meminta ibu Aiden untuk datang dan menjaga Yaya, tetapi Aiden selalu membuat alasan, mengatakan bahwa ibunya adalah seorang wanita desa yan
Kakek Abian sangat marah hingga dia tidak bisa berbicara.Yolan menelepon ayahnya dan memberi tahu dia bahwa sesuatu yang besar sudah terjadi di rumah dan memintanya untuk pulang sesegera mungkin.Arham menutup teleponnya dan bergegas pulang.Kemudian Yolan menelepon Aiden dan memintanya untuk pulang juga.Dia juga tidak lupa menelopon Adnan.Aiden di ujung telepon langsung meminta cuti dan bergegas ke rumah mertuanya setelah menerima telepon.Ruangan itu tiba-tiba menjadi sunyi. Grace berjalan di sekitar rumah sambil menggendong Aksa, sambil mengucapkan kata-kata yang provokatif, "Aksa, lihat? Ini rumahmu. Ibu dulu tinggal di sini. Sekarang kita berdua sudah kembali."Grace tidak mengatakan apa-apa. Dia menatap tatapan sombong Grace dan merasa kasihan padanya.Dia berpikir bahwa dengan mengendalikan jalur kehidupan keluarga suaminya, dia bisa mencapai tujuannya. Semakin gila dia sekarang, semakin sengsara dia nantinya.Walaupun Grace memprovokasi mereka seperti ini, tak seorang pun b
Grace mengenakan kemeja putih dan rok panjang biru tua hari ini. Dia mengenakan sepasang sepatu hak tinggi hitam setinggi tiga atau empat sentimeter.Rambut dibiarkan terurai, dia terlihat awet muda dan cantik.Dia mengendarai motornya ke koperasi makanan. Membeli sekantong besar buah persik kuning kalengan, permen susu White Rabbit, kacang kulit ikan, kue kering, dan lain-lain.Dia mengendarai motornya menuju daerah perumahan. Tempat ini tidak jauh dari rumah Aiden.Tak lama kemudian dia berhenti di depan pintu sebuah rumah.Grace mengulurkan tangan dan mengetuk pintunya. Seorang wanita paruh baya keluar untuk membukanya. Ketika dia melihat bahwa itu adalah Grace, senyum muncul di wajahnya."Grace, kamu datang." Grace langsung mendorong motornya ke halaman.Wanita paruh baya itu menutup pintu halaman.“Aiden sudah menunggumu di kamar,” kata wanita paruh baya itu.Grace masuk ke rumah dan melihat Aiden yang sedang duduk di kursi dengan seorang anak berusia satu tahun.Ketika anak i