Beranda / Romansa / Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar / 99 Menginginkan Rio dan Lunara Bertemu

Share

99 Menginginkan Rio dan Lunara Bertemu

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Aku akan benar-benar muncul di hadapan kamu.”

Slavia mengepalkan tangan, dia teringat dengan Nico yang sejak awal bertemu sama sekali tidak menolak kehadirannya.

Mungkin itulah yang dinamakan ikatan batin antara seorang ibu dengan anaknya, dan Slavia sangat bahagia.

“Luna!” Nico memanggil salah satu murid yang baru saja keluar dari ruang kelas yang ada di bimbel. “Sudah selesai belajarnya?”

Lunara mengangguk.

“Biasanya sih ibu sudah menjemput,” kata bocah perempuan itu.

“Ibu datangnya sama ayah kamu, ya?” tanya Nico ingin tahu sambil mengajak Lunara duduk depan untuk menunggu jemputan.

“Enggak, ayahku nggak serumah.” Lunara menggeleng. “Aku selalu dijemput ibuku.”

“Nico!” Rio muncul sambil berjalan mendekat. “Ayo pulang.”

Nico menoleh ke arah Lunara yang belum dijemput ibunya.

“Kok kamu belum dijemput?”

“Macet,” jawab Lunara polos.

“Yah, aku mau temani Luna dulu ya? Kasihan dia belum dijemput tante ....”

Rio mengamati keberadaan Lunara dengan lebih jelas. “Dia teman satu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    100 Mas Rio cuma Milik Aku

    “Jawab Mas, apa itu benar?” Rio tidak memiliki pilihan lain kecuali menjawab. “Aku berpikir begitu, aku hanya khawatir seandainya aku salah orang.” Wajah Shara terlihat tidak senang. “Terus mana dia? Kenapa nggak kamu ajak ke sini sekalian?” Rio menarik napas, dia sangat berharap jika Shara tidak menampik pertengkaran dengannya untuk sementara waktu. “Aku belum benar-benar yakin dia Via atau bukan,” ucap Rio dengan suara berat. “Tapi tadi aku dengar di telepon ....” “Aku memang minta Gunadi untuk mencari keberadaan Via,” kata Rio mengakui. “Apa?” “Aku tetap ingin Nico kenal ibu kandungnya, Ra.” “Itu nggak penting, Mas! Memangnya selama ini Via peduli sama Nico? Enggak kan?” Rio diam saja. “Bertahun-tahun Via memutuskan pergi dari kita semua, bahkan dengan sengaja memblokir kontak kita ... Dia akan semakin besar kepala kalau tahu kamu ingin mencari keberadaannya!” Rio enggan menanggapi karena dia tahu jika keributan besar akan membubung tinggi tidak lama lagi. “Bertahun-t

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    101 Dia Sudah Durhaka

    “Dia adalah rekan kerja Via,” pungkas Gunadi. “Orang suruhanku bilang kalau dia selalu stay di toko, kadang juga bepergian sama anak kecil yang sering terlihat sama Via.” Rio mengamati foto yang diperlihatkan Gunadi kepadanya, dia harus bertemu langsung dengan wanita itu. Beberapa hari berlalu .... Slavia meraih ponselnya yang sedari tadi terus berdering, diliriknya nama penelepon yang tertera di layar sebelum mengangkatnya. “Halo, Ras?” sapa Slavia kepada rekan sekaligus sahabatnya. “Pak Rio sudah mulai mencari kamu,” kata Raras terus terang. “Aku tentu saja kaget karena tidak mengira kalau kalian akan bertemu lagi secepat ini.” Slavia menarik napas. Setelah sekian tahun berlalu, kenapa baru sekarang Rio tergerak hatinya untuk mencari keberadaannya? “Tapi kamu nggak bilang ke Pak Rio kan kalau aku punya anak dari dia?” tanya Slavia memastikan. “Jangan sampai dia dan keluarganya Pak Rio tahu soal Luna, aku nggak mau anak aku direbut juga nantinya ....” “Aku paham maksud kamu, V

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    102 Bawa Dia ke Hadapanku

    Sepertinya permainan akan semakin menarik, pikir Slavia sambil menahan senyum misteriusnya di ujung bibir. Pembalasan akan segera kamu dapatkan, Mas Rio. Dengan tenang, Slavia mendatangi Gunadi yang mengangguk singkat ke arahnya. “Pasti Mas Rio yang menyuruh kamu untuk menyelidiki aku, kan?” tanya Slavia begitu dia tiba di hadapan pria muda itu. “Aku hanya menjalankan perintah saja, Vi.” Gunadi beralasan. “Apa yang diinginkan rekan bisnis kamu?” tanya Slavia lagi. “Setahu aku, aku sudah nggak ada urusan lagi sama Rio. Jadi buat apa dia menyuruh kamu menyelidiki aku? Apa dia khawatir aku sempat mengambil harta bendanya yang ada di rumah itu?” “Bukan begitu, Vi. Aku hanya mau menyampaikan pesan,” ujar Gunadi dengan nada biasa. “Kamu nggak perlu khawatir ...” “Apa yang Mas Rio inginkan?” potong Slavia tegas. “Mantan suami kamu minta untuk bertemu,” jawab Gunadi. “Aku rasa dia ingin membahas permasalahan yang terjadi di masa lalu.” Slavia menunjukkan sikap seakan dia tidak ingin la

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    103 Seakan Melihat Hantu

    Tiba-tiba ponsel Slavia berdering. “Halo, Ras?” “Aku lagi di resto nih, coba tebak siapa yang datang!” Di sebuah restoran yang belum lama ini dibuka, riuhnya para pengunjung yang antre makanan diskon seolah menyambut kedatangan Rio sekeluarga. “Mas, kalau begini caranya sama saja dengan kita mempercepat bangkrutnya restoran kita sendiri!” celetuk Shara kesal. “Kenapa kita nggak makan di resto sendiri sih?” “Hati-hati kamu kalau bicara,” tukas Rio tidak senang. “Aku masih ingin menginvestigasi rasa masakan di sini, biar aku tahu apa yang jadi daya tarik restoran baru ini—rasa yang berkualitas atau demi potongan harga semata.” Shara mendengus pelan, dia dan Rio memang seringkali berbeda pendapat. “Kalian mau makan apa?” tanya Shara setelah mereka mendapatkan meja. “Aku mau udang goreng tepung lagi, Ma!” “Oke, Mas Rio apa?” “Cah kangkung dan ikan goreng saja.” Shara mengangguk. “Minumnya apa?” “Es jeruk, dan es susu cokelat untuk Nico. Kamu sendiri pesan apa?” “Nasi goreng saj

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    104 Kembalinya Slavia

    “Luna!” panggil Nico keras. “Kak Nic!” Lunara menoleh lalu berlari sebelum Ardan sempat mencegahnya. Kedua bocah itu kini berhadapan dan saling menumpahkan kerinduan layaknya sepasang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. “Kenapa aku nggak pernah ketemu kamu lagi di tempat les?” “Aku sibuk, Kak Nic. Aku kerja sama ibu ....” Shara berdecak sebal. “Siapa lagi bocah ini?” Rio melempar pandang memperingatkan kepada Shara, entah kenapa hatinya merasa terenyuh ketika melihat kebersamaan antara Nico dan teman perempuannya. “Nih, ambil!” Shara membanting udang di atas meja Slavia setelah dia pergi membayar dan ternyata udang itu merupakan pemberian untuknya. Sontak saja semua orang langsung memekik kaget. “Kamu jangan seenaknya menghina, udang segini saja masih bisa aku bayar berkali-kali lipat dari harga aslinya!” Sebagian pengunjung yang masih tersisa sontak menatap ke arah Shara, membuat Rio didera oh rasa malu yang teramat sangat. “Saya berikan ini khusus untuk anaknya tadi ...

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    105 Bukan Istri yang Baik

    “Sudah selesai,” tegas Slavia. “Sejak kamu bilang kata cerai di telepon saat itu, hubungan kita sudah berakhir dan kamu nggak perlu repot-repot mencari aku lagi. Bukankah selama bertahun-tahun ini kamu sudah bisa hidup bahagia?” Rio tidak menjawab. “Seharusnya kamu lanjutkan saja hidup kamu dan tidak usah mencari tahu urusan aku lagi,” lanjut Slavia, setelah itu dia berbalik pergi untuk menyusul Ardan yang sudah berada di rumah bersama Lunara. Slavia masuk ke rumah dan menutup pintunya rapat-rapat, kemudian dia menoleh saat Ardan keluar dari kamar Lunara. “Aku pulang ya, Vi?” katanya. “Nggak ada masalah kan?” “Sebentar Dan, biar Pak Rio pulang dulu.” Slavia mencegah. “Aku nggak mau kalau sampai ada keributan malam-malam begini.” “Harusnya sih Pak Rio sudah lihat aku sejak turun dari mobil,” ujar Ardan tenang. “Kalau dia berniat ribut, pasti sudah dari tadi kita ribut.” “Tapi tetap saja kamu jangan terlibat apa pun sama Pak Rio,” sahut Slavia muram. “Istrinya sangat menyeramkan,

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    106 Pihak yang Sengaja Bermain

    “Siapa yang minta cerai? Bukankah kamu yang memutuskan untuk menceraikan aku secara sepihak?” Rio mengernyitkan keningnya mendengar jawaban Slavia. “Aku menceraikan kamu secara sepihak?” “Nggak usah pura-pura bingung kamu, Mas.” Slavia menggeleng tidak percaya. “Kamu yang dengan sadar menceraikan aku, memisahkan aku dari Nico, lalu tiba-tiba kamu datang dan bersikap seolah-olah kamu adalah korban dari keegoisan aku ... Nggak habis pikir aku.” Rio diam. Andai dia tidak sedang menyetir, kemungkinan besar dia sudah mencecar Slavia dengan banyak pertanyaan yang selama ini bercokol di kepalanya. “Ini kita mau ke mana?” tanya Slavia mencegah kebisuan. “Ke resto.” Mendengar jawaban Rio, Slavia tidak lagi bertanya karena ingin mengikuti permainan ini dulu. “Lho, ini kan ...?” Gunadi terbelalak ketika melihat Rio muncul di depan ruangannya bersama Slavia. “Halo, Mas Gun?” sapa Slavia sambil tersenyum ramah. “Eh, halo Vi?” Rio menatap Gunadi dengan dahi berkerut. “Kamu ke depan dulu,

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    107 Rumah Tangga Mereka Dipertaruhkan

    “Soal perceraian aku dan Via beberapa tahun yang lalu.” Shara terdiam bisu setelah mendengar ucapan Rio. “Perceraian kamu sama Via? Untuk apa lagi kamu membahas soal itu, Mas?” “Banyak hal yang menurut aku janggal, Ra!” “Apanya yang janggal? Berapa tahu perceraian kalian sudah berlalu? Via bahkan nggak pernah menampakkan diri sekadar untuk menengok Nico, ibu macam apa dia itu?” Rio menjatuhkan dirinya di sofa. Melihat wajah suaminya yang tampak keruh, Shara sudah bisa menebak jika ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. “Mas, ada apa sih? Cerita sama aku.” Sebagai istri yang baik, Shara berusaha untuk tetap menanggapi kegelisahan yang Rio rasakan. “Apa betul Via yang minta pisah duluan?” tanya Rio sambil menatap Shara. “Aku kan sudah bilang berkali-kali, Mas ....” “Jawab saja, iya atau tidak.” Shara tahu jika saat ini kepercayaan Rio sedang berada di titik goyah, sehingga dia tidak ingin menjawab sembarangan. “Bukti surat permohonan itu sudah cukup membuktikan kalau Vi

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    120 Membuka Luka Lama Kembali

    Slavia lantas menaruh foto terakhir dan sukses membuat Shara terperanjat. “Kenapa kamu menaruh foto Mas Rio di situ?” “Memangnya salah kalau foto ayah kandung ditaruh dekat dengan anak-anak kandungnya?” Shara melotot. “Anak-anak kandung ...? Anak Mas Rio dengan kamu cuma Nico!” “Coba perhatikan lagi, yang ini mamanya Luna. Bibir dan hidungnya sangat mirip sama Mas Rio.” Dengan napas yang menderu cepat, Shara mengamati foto Rio dan Lunara bergantian. Semakin dilihat, semakin kemiripan itu menjelma nyata. “Nggak ... ini nggak mungkin! Mas Rio punya anak lagi ... selain Nico?” Slavia mengangguk tenang. “Kamu bohong, Vi. Kapan kamu hamil lagi? Itu pasti anak dari laki-laki lain kan? Anak dari suami baru kamu!” “Aku belum pernah menikah lagi sampai sekarang,” kata Slavia jujur. “Seharusnya kamu berpikir, gimana ceritanya aku tinggal berjauhan sama Mas Rio, tapi masih bisa hamil anaknya?” Shara menatap Slavia dengan penuh dendam. “Aku nggak percaya ini ....” “Tanya saja sama Mas

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    119 Ikatan Batin Ayah dan Anaknya

    Sebuah mobil asing ternyata sudah menunggu ketika Ardan tiba di rumah Slavia. “Itu mobilnya Pak Rio, Dan!” “Mau aku antar sampai rumah?” “Nggak usah, aku akan hadapi Pak Rio sendiri.” “Apa kamu yakin, Vi? Kalau dia menyakiti kamu gimana?” “Aku sudah mempekerjakan asisten rumah tangga, Dan. Setidaknya aku nggak benar-benar sendirian di rumah,” jawab Slavia. “Kamu pulang saja, kamu juga harus istirahat karena ada air in kamu sama Raras sibuk banget bantu aku.” Mau tak mau Ardan mengangguk. “Kalau ada apa-apa, kamu harus cepat hubungi aku atau Raras.” “Pasti, aku turun ya?” Dengan berat hati, kartun terpaksa mengganggu dan membiarkan Slavia turun dari mobilnya. “Lama sekali, sengaja?” sambut Rio datar ketika akhirnya Slavia muncul di hadapannya. “Aku kan harus jaga-jaga, takutnya kamu coba-coba menyerangku karena aku sudah melaporkan istri kamu ke polisi.” “Bisa kita bicara baik-baik?” “Oke, masuk saja ke rumahku.” Tanpa menunggu jawaban Rio, Slavia segera meninggal pergi mem

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    118 Siap untuk Klarifikasi

    “Kenapa, Bik?” “Ada polisi di depan, Pak ....” “Polisi? Mereka cari siapa?” Rio terbelalak kaget. “Cari ibu, Pak ... Saya nggak berani bilang Bu Shara, makanya saya langsung bilang Bapak saja.” Rio mengusap wajahnya dengan kalut. Ada masalah apa lagi ini? “Selamat malam, Pak!” “Selamat malam, ada perlu apa ya Pak?” tanya Rio sopan. “Kami datang ke sini sambil membawa perintah surat penangkapan untuk Bu Shara,” jawab salah seorang petugas yang datang. “Memangnya istri saya kenapa, Pak?” “Istri Bapak ditangkap atas laporan pengayaan terhadap Bu Slavia.” Rio terperanjat kaget, terlebih ketika petugas polisi menyebut nama mantan istri keduanya. “Mas, ini kita mau ke mana?” tanya Shara ketika Rio menjemputnya di kamar. “Ada yang mau bertemu sama kamu ....” “Siapa?” Rio tidak menjawab. Bukannya dia seorang suami yang tega, justru dia sangat ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi sebenarnya. “Polisi? Kok mereka ada di sini sih, Mas?” Shara langsung menghentikan langkahnya s

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    117 Melaporkan Kasus Penganiayaan

    Shara manggut-manggut, dia sangat yakin jika Slavia tidak akan seberani itu untuk melapor. Atau dia akan membuat namanya kembali viral, dan berimbas ke bisnis online yang digelutinya. “Gimana keadaan kamu, Vi?” “Ya beginilah, Ras ... Luna gimana?” “Ardan yang jemput Luna, kamu tenang saja.” Slavia menarik napas panjang. “Kamu harus dirawat ingat di sini ya?” tanya Raras. “Sebenarnya aku mau pulang, tapi tapi kepalaku pusing banget dan sama dokter diminta untuk observasi di klinik dulu sementara ....” “Atau kamu pindah ke rumah sakit saja?” “Nggak usah lah Ras, aku kan dianiaya bukan sakit kronis.” Raras menghela napas. “Tapi menurutku perbuatan mereka itu sudah sangat keterlaluan, mereka nggak Cuma mempermalukan kamu, Vi. Mereka juga menganiaya kamu, entah apa yang akan terjadi seandainya aku sama Ardan nggak datang ....” “Oh ya, kalian berdua kok bisa tahu posisiku sama apa yang aku alami?” tanya Slavia penuh rasa syukur. “Bukannya kamu yang nelepon pakai aplikasi pesan?”

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    116 Korban dari Ide Gila Kakaknya

    Jantung Slavia berpacu dengan cepat ketika para wanita itu merundungnya baik verbal maupun fisik, dari mulai menjambak rambut, menampar wajah, dan menarik telinganya beramai-ramai. “Hentikan ini, aku nggak sepenuhnya salah!” teriak Slavia sambil menutupi wajahnya. “Banyak omong, aku viralkan kamu ya!” “Dasar pelakor hina!” Slavia berusaha melawan, tapi tentu saja dia kalah jumlah. Orang-orang mulai berdatangan untuk melihat apa yang terjadi, bahkan ada yang berusaha untuk menghentikan penganiayaan itu. “Stop, Ibu-Ibu! Ini ada apa?” “Tolong jangan main hakim sendiri!” “Anda ini kan sesama perempuan, kenapa menyakiti perempuan?” Teman-teman Shara menghentikan sejenak aksi bar-bar mereka. “Dia ini pelakor!” “Betul, dia adalah orang ketiga dalam rumah tangga teman kami!” “Haahh? Jadi dia itu pelakor?” Slavia menurunkan tangannya dan berteriak. “Bohong, itu semua fitnah!” “Wah, berani juga pelakor ini!” “Iya nih, dasar nggak punya malu!” “Aku memang bukan pelakor, istri perta

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    115 Sang Penggoda Itu

    Mana bisa begitu,” tolak Shara. “Nico itu anak Mas Rio, dan aku adalah istrinya.” “Aku nggak peduli, aku ini ibu kandung Nico.” “Nggak bisa, Vi. Sesuai perjanjian, Nico harus kamu serahkan kepada Shara dan Rio untuk dirawat.” Rini menengahi. “Ibu lupa kalau perjanjian itu sudah enggak berlaku lagi?” tanya Slavia mengingatkan. “Mas Rio dan ibunya sendiri yang datang untuk bujuk aku supaya melanjutkan pernikahan itu, sedangkan uang ganti rugi yang sudah Kak Shara bayarkan juga diganti sama Mas Rio.” “Jadi kamu mau uang?” sentak Shara. “Tolong deh, bisa nggak jangan pakai teriak-teriak?” Slavia mengingatkan. “Di sini itu tempat umum, bukan tempat buat marah-marah ....” Rini mengusap tangan Shara. “Tenang.” Slavia menarik napas. “Sejak awal aku sudah bilang sama mas Rio Kalau aku cuma mau mengurus masalah hak asuh Nico, aku nggak peduli lagi sama kalian berdua. Asal aku nggak diusik, aku juga nggak akan mengusik kamu ataupun Mas Rio.” “Kamu nggak usah bohong, Vi. Buktinya kamu int

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    114 Memaksaku Menduakan Pernikahan

    Aku mungkin menyesalkan ide kamu, tapi ... aku tidak menyesali kehadiran Nico sedikit pun.” “Kamu bikin aku sakit hati, Mas. Kamu tega ....” “Kamu sendiri tega memaksaku menduakan pernikahan kita, sampai kamu mencoba bunuh diri dan membuatku tersudut bersama Via. Ingat?” Shara mati kutu. Semua yang Rio ucapkan terasa seperti beberapa anak panah yang meluncur bersamaan dan menancap tepat di ulu hatinya. “Justru itu aku minta kamu untuk memperbaiki pernikahan kita, Mas. Aku nggak mau ada Via lagi di tengah-tengah kita, cukup Nico saja yang akan jadi pelengkap kebahagiaan ... Belum lagi anak kita nanti seandainya aku diberi kepercayaan untuk hamil anak kamu.” Rio memijat keningnya, rasa pusing kini seringkali mampir sejak dia bertemu kembali dengan Slavia dan juga bocah perempuan itu. “Mas, apa ucapan aku ada yang salah? Kok kamu diam saja?” tanya Shara khawatir. “Aku terlalu pusing dengan semua ini ....” “Oke, kita sebaiknya jangan membicarakan soal Via atau perjanjian masa lalu

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    113 Mempercepat Pembalasan Dendam

    “Istri satu-satunya ya, sungguh membanggakan. Akan jauh lebih membanggakan lagi kalau kamu bisa kasih keturunan sama suami kamu,” sindir Slavia tepat sasaran. “Kamu ....” “Atau jangan-jangan kamu juga sudah berhasil punya anak? Kalau begitu, kembalikan Nico sama aku. Bukankah kamu bisa merawat anak kandung kamu sendiri?” tanya Slavia pura-pura. “Mulut kamu itu ya, Vi. Pengin aku robek-robek rasanya!” Slavia tersenyum kecil. “Kamu masih nggak berubah juga ya, suka emosian.” “Diam kamu, aku sudah kasih kamu peringatan. Jangan sampai aku bikin mental kamu hancur untuk yang kedua kalinya.” Mendengar ancaman itu, Slavia seketika berdiri dan membuat Shara terperanjat kaget saat melihat sorot matanya yang tajam membunuh. “Coba saja, kamu pikir aku masih sama seperti Via yang dulu?” “Apa maksud kamu?” “Pikir saja sendiri, kamu masih bisa mikir kan?” “Jangan kurang ajar kamu!” Shara ikut berdiri dan bersiap melayangkan tamparan ke wajah Slavia, tapi tangan itu tidak pernah mendarat d

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    112 Mereka Berpotensi untuk Rujuk

    “Daripada Nico tahu dari orang lain, nanti dia malah bingung. Kasihan,” ucap Rio sembari memejamkan mata. “Kita tetap harus kasih tahu dia, Ra.” “Aku mohon pertimbangkan lagi keputusan kamu, Mas. Bukankah Via punya niat jelek untuk merampas Nico dari tangan kamu?” “Aku akan membujuknya supaya tidak melakukan hal itu.” “Membujuk gimana?” Shara menyipitkan mata. “Jangan bilang kalau kamu diam-diam menemui Via di belakang aku, ya?” “Ngapain aku harus diam-diam? Aku tidak harus minta izin kamu buat bicara sama Via kan?” tukas Rio, tampak tidak senang. “Bukan begitu juga maksud aku, Mas ....” “Aku bisa lihat kalau Via dendam sekali sama kita, seolah kita sudah melakukan kesalahan besar di masa lalu.” Rio menambahkan, membuat wajah Shara memucat. “Aku tidak habis pikir sama Via, dia benar-benar sudah berubah.” Shara menelan ludah, dia merasa harus segera berbuat sesuatu. “Terus apa rencana kamu?” “Seperti yang aku bilang tadi, aku akan minta Via untuk tidak meributkan soal hak asuh

DMCA.com Protection Status