Beranda / Romansa / Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar / 4 Lakukan Kewajiban Kamu!

Share

4 Lakukan Kewajiban Kamu!

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kakak ini benar-benar aneh memang,” tanggap Slavia sambil berdiri dan memandang dirinya sendiri di kaca untuk terakhir kalinya sebelum turun.

Meskipun pernikahan ini hanya sementara dan akan diakhiri dengan diam-diam, Slavia tetap saja merasa gugup saat Shara menuntunnya untuk duduk di samping Rio yang hanya memakai kemeja putih sederhana dengan ekspresi tidak terbaca di wajahnya.

Pernikahan itu sendiri dilaksanakan tertutup di kediaman orang tua Shara dan dihadiri oleh saksi dan orang tua Rio yang tampak bingung.

Jantung Slavia bergemuruh keras sekali ketika sang ayah menjabat tangan Rio kuat-kuat saat dimulai pernikahan. Hanya dalam satu tarikan napas, Rio segera mengucapkan ikrar suci itu di hadapan semua orang yang hadir.

Malam harinya sesuai persetujuan, Slavia akan menempati kamar tamu di rumah Rio. Awalnya dia pikir seperti itu, sebelum Shara muncul dan mempersilakan Slavia untuk bermalam di kamar utama bersama Rio.

Shara memeluk suaminya dan sang adik sesaat setelah mereka masuk kamar untuk melepas kantuk.

“Jangan lupa dengan tujuan kalian menikah,” ujar Shara. “Usahakan melakukan hubungan dengan benar, terutama kamu, Vi—cepatlah hamil anak Mas Rio.”

“I—iya, Kak ...” Slavia mengangguk sungkan bercampur malu.

“Ya sudah. Selamat malam pertama, ya, kalian berdua!” Shara akhirnya berlalu meninggalkan mereka berdua.

Setelah Shara pergi, Rio bergerak untuk menutup pintu kamar utama rapat-rapat dan menguncinya.

“Kak?”

“Ada apa, Vi?”

“Kok aku merasa ... sepertinya kita sudah melakukan kesalahan dengan tetap melangsungkan pernikahan ini ...” Slavia bicara tanpa berkeinginan untuk memandang Rio.

Kakak ipar yang kini telah menjadi suaminya.

Rio bergegas membuka kemeja putihnya sementara Slavia mematung dengan kebaya putih sederhana yang masih membungkus tubuhnya yang ramping.

“Kamu tidak harus melakukannya malam ini kalau memang belum siap,” cetus Rio tiba-tiba saat dia mendapati Slavia berdiri melamun selama beberapa saat.

Slavia melirik sekilas ke arah Rio yang mengenakan kemeja putih lengan panjang.

“Tapi ... bagaimana kalau Kak Shara menanyakan soal itu?”

Rio menarik napas. “Aku akan mencari alasan yang tepat, sekarang tidurlah. Kamu pasti capek.”

Tentu saja, Slavia sudah pasti merasakan capek hati dan juga pikiran akibat keinginan gila kakaknya yang berkeras menjadikan dia sebagai istri kedua dari suaminya sendiri.

Semua sudah telanjur terjadi, batin Slavia. Wajah cantiknya yang berbalut riasan tipis tampak murung saat dia mencoba melepas kebaya putihnya.

Rio yang tadinya mau keluar kamar, mendadak menoleh dan mendapati Slavia yang kesulitan melepas kebaya.

“Mau aku bantu?” Rio mendekat.

“Eh, nggak usah Kak ....”

“Oh ya sudah ... kalau kamu tidak mau ....”

Slavia dan Rio sama-sama memalingkan wajah, suasana canggung semakin terasa. Dada yang mulai berdebar lembut, darah yang berdesir kencang, tapi mereka berdua sama-sama tahu.

Bahwa ada hati yang harus mereka jaga.

***

“Mas, kok kamu malah nonton televisi di sini sih?”

Rio terlonjak ketika Shara mendadak muncul dan menepuk pundaknya dengan keras.

“Eh Ra ... Kamu kok belum tidur?”

Ekspresi wajah Shara berubah sedikit.

“Gimana aku bisa tidur kalau malam ini suamiku sedang bersama perempuan lain?” ucapnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Rio.

“Lihat hasil perbuatan kamu,” kata Rio. “Kamu juga tersiksa kan?”

“Mas, setiap hal di dunia ini butuh pengorbanan yang nggak kecil. Karena itu, jangan sia-siakan pengorbanan aku.”

Rio kebingungan ketika Shara menariknya hingga berdiri.

“Kamu mau ngapain, Ra?”

“Mau antar kamu kembali ke kamar, seharusnya kamu lakukan tugas kamu biar hasilnya juga semakin cepat ....”

“Tunggu dulu! Via sudah tidur, besok-besok saja kan masih bisa!”

“Besok?” Shara menghentikan langkahnya. “Kamu nyadar nggak sih, Mas? Semakin kamu menunda, maka akan semakin lama hasilnya! Aku nggak mau kamu terjebak dalam pernikahan kedua ini terlalu lama!”

Rio mengembuskan napas berat. Kata-kata Shara cukup menyinggung harga dirinya seolah dia yang menginginkan pernikahan kedua itu terjadi.

“Pokoknya lakukan tugas kamu malam ini sebaik mungkin dan secepatnya,” tegas Shara sambil mengantarkan suaminya kembali ke kamar utama. “Satu hal yang penting, jangan pernah melakukannya pakai perasaan ... Pikirkan aku di kamar sebelah, oke?”

Rio diam. Dia mulai benci dengan ketidakberdayaannya sebagai lelaki, bukan karena Rio takut melawan istri.

Namun, karena dia mencintai Shara dan tidak ingin istrinya itu melukai diri sendiri lagi.

“Vi! Lho, kamu kok malah tidur duluan sih?”

Di luar dugaan, Shara masuk kamar dan menyibak selimut yang menutupi tubuh adiknya. “Astaga, kamu masih pakai kebaya? Ini gimana sih, Mas?”

Shara menoleh ke arah Rio yang berdiri di belakangnya.

“Aku kan sudah bilang kalau Via sedang tidur.”

“Jadi dari tadi kalian berdua belum mulai apa-apa sama sekali?”

“Ya begitulah ....”

Shara menarik tangan Slavia dengan geram. “Jangan pura-pura tidur terus kamu, Vi! Cepat bangun dan kerjakan tugas kamu sekarang!”

“Aduh! Apa sih Kak, pelan-pelan kenapa ...?” rintih Slavia dengan wajah yang mengernyit kesakitan.

“Kamu yang kenapa, dikasih tugas penting malah ditinggal tidur! Kamu niat bantu aku nggak sih?” sembur Shara sambil berkacak pinggang.

“Niat, Kakak nggak lihat aku sudah sampai sejauh ini?” sahut Slavia ketus.

“Kalau begitu cepat tuntaskan! Target kamu itu adalah hamil dalam kurun waktu satu sampai tiga bulanan, syukur-syukur nggak sampai tiga bulan!”

Slavia melongo, begitu juga Rio. Dikira menanam benih itu sama seperti menanam padi di sawah yang masa panennya bisa diprediksi?

“Mas, kamu juga! Cepat lakukan tugas kamu sebagai suami, kalau perlu aku akan mengawasi kalian berdua di sini!”

Slavia dan Rio sama-sama membelalakkan matanya.

“Mengawasi? Maksud kamu ....”

“Kakak mau nonton ...? Gila!”

Rio berputar menghadap istrinya.

“Ra, sudah cukup! Aku pasti akan melakukan kewajibanku terhadap Via, tapi tunggu sampai dia betul-betul siap!”

“Kapan siapnya kalau nggak dipaksa?” balas Shara dengan bahu naik turun. “Tinggal kamu masukkan benih kamu itu, beres.”

“Shara!”

“Apa, Mas? Semudah itu kan buat para pria melakukannya?”

Slavia memejamkan matanya, pemandangan di hadapannya terlihat seperti seorang penjahat yang sedang menyuruh anak buahnya untuk memangsa tawanan mereka.

“Oke, aku akan melakukan kewajibanku!” sentak Rio yang sudah hilang kesabaran. “Tapi aku nggak mau kamu ada di sini, kami ini bukan tontonan!”

“Oke, aku akan melakukan kewajibanku!” sentak Rio yang sudah hilang kesabaran. “Tapi aku tidak mau kamu ada di sini, kami ini bukan tontonan!”

Slavia terperanjat mendengar jawaban Rio. Takut jika nantinya dia akan betul-betul melakukan hubungan suami istri dengan kakak ipar.

“Aku harus memastikan sendiri kalau kalian melakukan instruksi aku dengan benar ....”

“Ya, atau tidak sama sekali.” Rio memotong tegas. “Kamu minta aku menikahi Via, aku kabulkan. Tapi kalau sampai kamu menyaksikan apa yang seharusnya tidak kamu lihat, lebih baik aku tidak melakukannya sekalian.”

Shara terpaku, sementara Slavia memilih untuk diam saja. Kengerian yang terjadi selanjutnya bukanlah tentang Shara yang kemungkinan akan mengamuk besar jika keinginannya tidak dituruti, tetapi lebih kepada rasa ngeri seandainya Rio betul-betul melakukan kewajibannya sebagai suami.

Itu berarti Slavia juga sama-sama dituntut untuk melakukan kewajibannya sebagai istri.

Bersambung—

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    5 Tersiksa Luar Dalam

    “Tapi aku butuh bukti kalau kalian sudah ....”“Astaga Shara, kamu anggap kami ini apa?” potong Rio, kali ini dia benar-benar sudah tidak bisa menahan diri lagi. “Kalau kamu tidak percaya bahwa kami akan melakukannya, sebaiknya malam ini aku dan Via tidur terpisah saja.”“Nggak bisa begitu, Mas! Aku cuma ... aku nggak yakin kalau Via mau melakukannya, aku takut hal itu juga yang akan bikin kamu nggak jadi melanjutkan rencana kita!” Shara masih gigih dengan pendapatnya. “Pokoknya cepat selesaikan, setelah itu kamu ke kamar sebelah.”Terjadi kesunyian panjang setelah Shara mengakhiri ucapannya.“Kak ...?” panggil Slavia lirih. “Aku ... aku belum siap kalau ....”“Mau sampai kapan kamu siap, hah?” tukas Shara tidak sabar. “Sudah Mas, langsung kamu selesaikan saja. Nggak usah pakai pemanasan segala, nggak penting!”Ada air bening yang menggenang di mata Slavia ketika Shara berbalik dan menutup pintu dengan keras.“Vi?” panggil Rio pelan.“I—ya Kak?” Slavia menyahut dengan tubuh gemetar.“

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    6 Dia Juga Istri Kamu

    Slavia mengambil piring, mengisinya dengan nasi dan memandang Shara.“Sudah lama aku mau tanya soal ini, Kak ... Kalaupun aku hamil dan Kakak yang membesarkan anak aku nanti, apakah orang-orang tidak tambah julid? Maksud aku ... itu sama saja bukan anak kandung Kakak kan?”Shara ikut mengambil piring sambil menyahut. “Tenang saja, aku sudah menyiapkan rencana ini dengan sangat sempurna. Kalau nantinya kamu berhasil hamil, aku akan di rumah untuk mengurus kamu ....”“Nggak usah repot-repot, Kak!”“Apanya yang repot, dengan begitu orang-orang akan aku buat percaya kalau aku hamil dan harus istirahat total di rumah.”Astaga, batin Slavia dalam hatinya. Shara terlihat sangat terobsesi memiliki momongan hanya karena terbawa perasaan terhadap komentar teman-teman tongkrongannya.Setelah selesai sarapan, Slavia duduk-duduk di halaman belakang. Rumah Rio sangat besar dan terkesan sepi karena hanya ditinggali oleh dua anggota keluarga saja, pantas jika Shara merasa kesepian.“Aku mau pergi, ka

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    7 Aku Masih di Bawah Umur

    “Memang itu kenyataannya,” sergah Slavia membela diri. “Terus ini gimana urusannya, Kak? Tangan aku sudah mati rasa.”“Tenang saja ...” Rio berkata santai. “Biar aku yang coba geser ...”“Aduh, Kak! Aduh!” rintih Slavia, saat Rio baru bergerak sedikit saja.“Apa sih, ini juga aku baru bergerak sedikit.” Rio memandang Slavia heran. “Katanya aku disuruh nolong?”“Pelan-pelan geraknya, kena goncangan dikit aaja rasanya sakit!” keluh Slavia. “Badan aku juga pegel membungkuk seperti ini terus.”“Iya, iya, aku tolong. Tapi jangan protes,” kata Rio memperingatkan. “Jangan bilang aku mesum lagi, awas kamu.”“Pelan-pelan tapi, Kak ...” Slavia mengingatkan.Rio mengangkat kedua tangannya ke atas dan melingkarkannya ke punggung Slavia. Dengan sangat hati-hati Rio memutar posisinya untuk membaringkan perempuan itu di tempat tidur. Perempuan anggun seperti Slavia memang harus diperlakukan dengan sangat hati-hati supaya tidak terluka sedikit pun.Saat Rio sedang membaringkan Slavia dengan kedua tan

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    8 Ternyata Akulah Pihak Ketiga

    “Nggak mau lah!” tolak Slavia keras-keras.“Tidak usah gengsi,” kata Rio sambil tersenyum samar. “Daripada nanti kamu penasaran terus sama badan aku dan membayangkan yang tidak-tidak, lebih baik kamu rasakan saja sendiri.”“Kita kan sudah pernah melakukannya, Kak. Lupa ya?” tanya Slavia dengan wajah merona merah.“Memang pernah, tapi bukankah kita harus terus melakukannya sampai kamu hamil?” jawab Rio lugas.“Hamil ...?”“Iya, itu kan tujuan utama dari pernikahan ini.” Rio menyahut kalem.“Tapi ... seandainya Kak Shara yang hamil duluan, kita bisa bercerai kan Kak?” tanya Slavia memastikan. “Ada rasa tidak tega melihat Kak Shara diduakan seperti ini, dan ternyata akulah pihak ketiga itu ....”Rio menarik napas pasrah, sungguh ujian kesabaran yang sangat luar biasa.“Kak, kok diam?”“Masalahnya itu nyaris tidak mungkin, Shara sudah sangat putus asa.” Rio berkata sambil menggerakkan tangannya yang menumpang di atas lengan Slavia. Kemudian pelan-pelan dia berbaring telentang di samping a

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    9 Aku Sebenarnya Cemburu

    “Makanya kalian usaha yang keras, Mas!” desak Shara. “Aku tidak mau kamu sama Via terlalu lama jadi suami istri—aku sebenarnya ... cemburu.”“Salah siapa,” komentar Rio acuh. “Bukankah ini yang kamu inginkan?”Shara menarik napas.“Kita kan sudah sejauh ini,” katanya mengalah. “Gimana kalau kamu sama Via pergi bulan madu, mau nggak?”Rio diam sembari berpikir.“Pergi bulan madu?” tanya Rio ragu.“Iya, bulan madu seperti yang kita lakukan dulu,” jawab Shara. “Siapa tahu Via bisa hamil setelah kalian pulang dari bulan madu.”“Tidak.” Rio menggeleng tegas.“Kenapa tidak mau?” tanya Shara bingung.Rio memandang Shara.“Tidak usah pakai bulan madu, bukan kewajiban.” Rio mengingatkan Shara dengan tegas.“Bulan madu bisa membuat kalian lebih fokus pada tujuan,” sahut Shara tidak mau kalah.“Ra, aku itu ingin tetap berjarak sama Via,” sahut Rio kesal. “Aku tidak mau jarak itu jadi hilang gara-gara tuntutan kamu.”Shara langsung membantah pendapat suaminya mentah-mentah.“Kamu salah, Mas. Niat

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    10 Bayi yang Aku Idam-idamkan

    Di ruang tamu, Shara masih menyangga kepalanya dengan tangan. Dia menyesal, tadi itu dia kelepasan karena rasa cemburunya yang sudah tidak terkontrol lagi.Shara hanya ingin Slavia cepat mengandung anak Rio dan melahirkan, setelah itu dia bisa segera mengakhiri pernikahan mereka.***Rio tiba di rumah dan merasakan aura suram yang menyambutnya.“Sepi sekali, aku kira kamu belum pulang.”Shara menoleh ketika Rio muncul di kamar sebelah.“Eh Mas, kamu sudah pulang!” Shara mau tak mau menyambut suaminya. “Kamu sudah lihat Via belum?”Rio menggeleng.“Aku langsung ke sini tadi, jadi belum sempat ke kamar utama. Memangnya kenapa?”Shara menarik napas dan wajahnya mendadak murung, dia lantas menceritakan keributan kecil yang sempat terjadi antara dirinya dan Slavia.“... takutnya Via ngambek dan minta cerai betulan, Mas ... Gimana ini?”Rio menghela napas, masalah ternyata tidak henti-hentinya mampir setelah semua hal yang dia lakukan.“Kamu juga sih, jangan terlalu menekan Via. Hamil itu t

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    11 Jangan Sampai Aku Lepas Kendali

    “Gerah Kak, gerah banget!” Slavia mengipas-ngipas bagian depan bajunya. “Aku pengin ....”“Pengin apa sih?”“Aku pengin nyanyi-nyanyi ... ayo!”Shara melotot saat Slavia berlenggak-lenggok di depannya, segera dia berteriak, “Mas! Mas Rio! Tolong bantu aku, Mas!”“Ya, sebentar!”Shara memandang aneh ke arah adiknya yang kini bertingkah sangat tidak wajar.“Vi, kamu kenapa?” tanya Shara bingung saat Slavia mengipas-ngipas bagian depan bajunya lagi sambil melompat-lompat disertai senyuman lebar menggoda. “Via!”“Ayo kita joget!” racau Slavia lagi. “Aku butuh teman, ayo!”Bingung, Shara meraih jaket yang teronggok di sofa dan melingkarkannya di pinggang Slavia. “Jangan ditarik-tarik baju kamu, Vi! Mas Rio, kok lama banget sih?”“Iya, iya! Ini lagi jalan!”Sesampainya di ruang keluarga, Rio menghampiri Shara yang masih kerepotan mengatasi Slavia. Cepat-cepat dia mengambil alih istrinya yang sedang bertingkah seperti sedang berada di tempat hiburan.“Mas, tolong antar Via ke kamar saja!” pi

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    12 Rio Serba Salah

    Rio mengernyit sambil menyingkirkan rambut lurus Slavia yang menutupi bagian depan tubuhnya.“Aku mau sama suami aku ...” celoteh Slavia lagi.Rio tidak menanggapi, hanya dalam waktu yang singkat saja dia dan Slavia sudah berpindah tempat.Slavia membuka matanya saat ujung hidung Rio mengenai kulit lehernya dan membuatnya meremang. Tangannya bergerak untuk menyingkirkan wajah Rio dan bersiap bangun, tapi Rio mendorongnya kembali agar berbaring di tempatnya.Setelah memastikan Slavia tidak akan menolaknya, Rio menanggalkan semua bajunya dan bergegas menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami sebagaimana yang juga dia lakukan terhadap Shara, istri pertamanya.Rio mengecup lembut bibir Slavia sebelum dia berguling ke samping, dan memeluk erat tubuh istrinya di balik selimut yang hangat.***“Ya ampun, jam berapa ini?”Saat tersadar kembali, Rio baru dihinggapi rasa bersalah ketika menyadari bahwa dia telah melakukan kewajibannya sebagai seorang suami di saat Slavia dalam kondisi tidak

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    120 Membuka Luka Lama Kembali

    Slavia lantas menaruh foto terakhir dan sukses membuat Shara terperanjat. “Kenapa kamu menaruh foto Mas Rio di situ?” “Memangnya salah kalau foto ayah kandung ditaruh dekat dengan anak-anak kandungnya?” Shara melotot. “Anak-anak kandung ...? Anak Mas Rio dengan kamu cuma Nico!” “Coba perhatikan lagi, yang ini mamanya Luna. Bibir dan hidungnya sangat mirip sama Mas Rio.” Dengan napas yang menderu cepat, Shara mengamati foto Rio dan Lunara bergantian. Semakin dilihat, semakin kemiripan itu menjelma nyata. “Nggak ... ini nggak mungkin! Mas Rio punya anak lagi ... selain Nico?” Slavia mengangguk tenang. “Kamu bohong, Vi. Kapan kamu hamil lagi? Itu pasti anak dari laki-laki lain kan? Anak dari suami baru kamu!” “Aku belum pernah menikah lagi sampai sekarang,” kata Slavia jujur. “Seharusnya kamu berpikir, gimana ceritanya aku tinggal berjauhan sama Mas Rio, tapi masih bisa hamil anaknya?” Shara menatap Slavia dengan penuh dendam. “Aku nggak percaya ini ....” “Tanya saja sama Mas

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    119 Ikatan Batin Ayah dan Anaknya

    Sebuah mobil asing ternyata sudah menunggu ketika Ardan tiba di rumah Slavia. “Itu mobilnya Pak Rio, Dan!” “Mau aku antar sampai rumah?” “Nggak usah, aku akan hadapi Pak Rio sendiri.” “Apa kamu yakin, Vi? Kalau dia menyakiti kamu gimana?” “Aku sudah mempekerjakan asisten rumah tangga, Dan. Setidaknya aku nggak benar-benar sendirian di rumah,” jawab Slavia. “Kamu pulang saja, kamu juga harus istirahat karena ada air in kamu sama Raras sibuk banget bantu aku.” Mau tak mau Ardan mengangguk. “Kalau ada apa-apa, kamu harus cepat hubungi aku atau Raras.” “Pasti, aku turun ya?” Dengan berat hati, kartun terpaksa mengganggu dan membiarkan Slavia turun dari mobilnya. “Lama sekali, sengaja?” sambut Rio datar ketika akhirnya Slavia muncul di hadapannya. “Aku kan harus jaga-jaga, takutnya kamu coba-coba menyerangku karena aku sudah melaporkan istri kamu ke polisi.” “Bisa kita bicara baik-baik?” “Oke, masuk saja ke rumahku.” Tanpa menunggu jawaban Rio, Slavia segera meninggal pergi mem

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    118 Siap untuk Klarifikasi

    “Kenapa, Bik?” “Ada polisi di depan, Pak ....” “Polisi? Mereka cari siapa?” Rio terbelalak kaget. “Cari ibu, Pak ... Saya nggak berani bilang Bu Shara, makanya saya langsung bilang Bapak saja.” Rio mengusap wajahnya dengan kalut. Ada masalah apa lagi ini? “Selamat malam, Pak!” “Selamat malam, ada perlu apa ya Pak?” tanya Rio sopan. “Kami datang ke sini sambil membawa perintah surat penangkapan untuk Bu Shara,” jawab salah seorang petugas yang datang. “Memangnya istri saya kenapa, Pak?” “Istri Bapak ditangkap atas laporan pengayaan terhadap Bu Slavia.” Rio terperanjat kaget, terlebih ketika petugas polisi menyebut nama mantan istri keduanya. “Mas, ini kita mau ke mana?” tanya Shara ketika Rio menjemputnya di kamar. “Ada yang mau bertemu sama kamu ....” “Siapa?” Rio tidak menjawab. Bukannya dia seorang suami yang tega, justru dia sangat ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi sebenarnya. “Polisi? Kok mereka ada di sini sih, Mas?” Shara langsung menghentikan langkahnya s

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    117 Melaporkan Kasus Penganiayaan

    Shara manggut-manggut, dia sangat yakin jika Slavia tidak akan seberani itu untuk melapor. Atau dia akan membuat namanya kembali viral, dan berimbas ke bisnis online yang digelutinya. “Gimana keadaan kamu, Vi?” “Ya beginilah, Ras ... Luna gimana?” “Ardan yang jemput Luna, kamu tenang saja.” Slavia menarik napas panjang. “Kamu harus dirawat ingat di sini ya?” tanya Raras. “Sebenarnya aku mau pulang, tapi tapi kepalaku pusing banget dan sama dokter diminta untuk observasi di klinik dulu sementara ....” “Atau kamu pindah ke rumah sakit saja?” “Nggak usah lah Ras, aku kan dianiaya bukan sakit kronis.” Raras menghela napas. “Tapi menurutku perbuatan mereka itu sudah sangat keterlaluan, mereka nggak Cuma mempermalukan kamu, Vi. Mereka juga menganiaya kamu, entah apa yang akan terjadi seandainya aku sama Ardan nggak datang ....” “Oh ya, kalian berdua kok bisa tahu posisiku sama apa yang aku alami?” tanya Slavia penuh rasa syukur. “Bukannya kamu yang nelepon pakai aplikasi pesan?”

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    116 Korban dari Ide Gila Kakaknya

    Jantung Slavia berpacu dengan cepat ketika para wanita itu merundungnya baik verbal maupun fisik, dari mulai menjambak rambut, menampar wajah, dan menarik telinganya beramai-ramai. “Hentikan ini, aku nggak sepenuhnya salah!” teriak Slavia sambil menutupi wajahnya. “Banyak omong, aku viralkan kamu ya!” “Dasar pelakor hina!” Slavia berusaha melawan, tapi tentu saja dia kalah jumlah. Orang-orang mulai berdatangan untuk melihat apa yang terjadi, bahkan ada yang berusaha untuk menghentikan penganiayaan itu. “Stop, Ibu-Ibu! Ini ada apa?” “Tolong jangan main hakim sendiri!” “Anda ini kan sesama perempuan, kenapa menyakiti perempuan?” Teman-teman Shara menghentikan sejenak aksi bar-bar mereka. “Dia ini pelakor!” “Betul, dia adalah orang ketiga dalam rumah tangga teman kami!” “Haahh? Jadi dia itu pelakor?” Slavia menurunkan tangannya dan berteriak. “Bohong, itu semua fitnah!” “Wah, berani juga pelakor ini!” “Iya nih, dasar nggak punya malu!” “Aku memang bukan pelakor, istri perta

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    115 Sang Penggoda Itu

    Mana bisa begitu,” tolak Shara. “Nico itu anak Mas Rio, dan aku adalah istrinya.” “Aku nggak peduli, aku ini ibu kandung Nico.” “Nggak bisa, Vi. Sesuai perjanjian, Nico harus kamu serahkan kepada Shara dan Rio untuk dirawat.” Rini menengahi. “Ibu lupa kalau perjanjian itu sudah enggak berlaku lagi?” tanya Slavia mengingatkan. “Mas Rio dan ibunya sendiri yang datang untuk bujuk aku supaya melanjutkan pernikahan itu, sedangkan uang ganti rugi yang sudah Kak Shara bayarkan juga diganti sama Mas Rio.” “Jadi kamu mau uang?” sentak Shara. “Tolong deh, bisa nggak jangan pakai teriak-teriak?” Slavia mengingatkan. “Di sini itu tempat umum, bukan tempat buat marah-marah ....” Rini mengusap tangan Shara. “Tenang.” Slavia menarik napas. “Sejak awal aku sudah bilang sama mas Rio Kalau aku cuma mau mengurus masalah hak asuh Nico, aku nggak peduli lagi sama kalian berdua. Asal aku nggak diusik, aku juga nggak akan mengusik kamu ataupun Mas Rio.” “Kamu nggak usah bohong, Vi. Buktinya kamu int

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    114 Memaksaku Menduakan Pernikahan

    Aku mungkin menyesalkan ide kamu, tapi ... aku tidak menyesali kehadiran Nico sedikit pun.” “Kamu bikin aku sakit hati, Mas. Kamu tega ....” “Kamu sendiri tega memaksaku menduakan pernikahan kita, sampai kamu mencoba bunuh diri dan membuatku tersudut bersama Via. Ingat?” Shara mati kutu. Semua yang Rio ucapkan terasa seperti beberapa anak panah yang meluncur bersamaan dan menancap tepat di ulu hatinya. “Justru itu aku minta kamu untuk memperbaiki pernikahan kita, Mas. Aku nggak mau ada Via lagi di tengah-tengah kita, cukup Nico saja yang akan jadi pelengkap kebahagiaan ... Belum lagi anak kita nanti seandainya aku diberi kepercayaan untuk hamil anak kamu.” Rio memijat keningnya, rasa pusing kini seringkali mampir sejak dia bertemu kembali dengan Slavia dan juga bocah perempuan itu. “Mas, apa ucapan aku ada yang salah? Kok kamu diam saja?” tanya Shara khawatir. “Aku terlalu pusing dengan semua ini ....” “Oke, kita sebaiknya jangan membicarakan soal Via atau perjanjian masa lalu

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    113 Mempercepat Pembalasan Dendam

    “Istri satu-satunya ya, sungguh membanggakan. Akan jauh lebih membanggakan lagi kalau kamu bisa kasih keturunan sama suami kamu,” sindir Slavia tepat sasaran. “Kamu ....” “Atau jangan-jangan kamu juga sudah berhasil punya anak? Kalau begitu, kembalikan Nico sama aku. Bukankah kamu bisa merawat anak kandung kamu sendiri?” tanya Slavia pura-pura. “Mulut kamu itu ya, Vi. Pengin aku robek-robek rasanya!” Slavia tersenyum kecil. “Kamu masih nggak berubah juga ya, suka emosian.” “Diam kamu, aku sudah kasih kamu peringatan. Jangan sampai aku bikin mental kamu hancur untuk yang kedua kalinya.” Mendengar ancaman itu, Slavia seketika berdiri dan membuat Shara terperanjat kaget saat melihat sorot matanya yang tajam membunuh. “Coba saja, kamu pikir aku masih sama seperti Via yang dulu?” “Apa maksud kamu?” “Pikir saja sendiri, kamu masih bisa mikir kan?” “Jangan kurang ajar kamu!” Shara ikut berdiri dan bersiap melayangkan tamparan ke wajah Slavia, tapi tangan itu tidak pernah mendarat d

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    112 Mereka Berpotensi untuk Rujuk

    “Daripada Nico tahu dari orang lain, nanti dia malah bingung. Kasihan,” ucap Rio sembari memejamkan mata. “Kita tetap harus kasih tahu dia, Ra.” “Aku mohon pertimbangkan lagi keputusan kamu, Mas. Bukankah Via punya niat jelek untuk merampas Nico dari tangan kamu?” “Aku akan membujuknya supaya tidak melakukan hal itu.” “Membujuk gimana?” Shara menyipitkan mata. “Jangan bilang kalau kamu diam-diam menemui Via di belakang aku, ya?” “Ngapain aku harus diam-diam? Aku tidak harus minta izin kamu buat bicara sama Via kan?” tukas Rio, tampak tidak senang. “Bukan begitu juga maksud aku, Mas ....” “Aku bisa lihat kalau Via dendam sekali sama kita, seolah kita sudah melakukan kesalahan besar di masa lalu.” Rio menambahkan, membuat wajah Shara memucat. “Aku tidak habis pikir sama Via, dia benar-benar sudah berubah.” Shara menelan ludah, dia merasa harus segera berbuat sesuatu. “Terus apa rencana kamu?” “Seperti yang aku bilang tadi, aku akan minta Via untuk tidak meributkan soal hak asuh

DMCA.com Protection Status