Beranda / Romansa / Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar / 29 Anak Itu Tidak Salah

Share

29 Anak Itu Tidak Salah

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rio terperanjat, sementara Shara merasa bahwa dirinya sedang berada di atas angin.

“Maaf, aku mulai tidak percaya sama kamu.”

“Mas, aku serius! Aku akan ....”

“Janji ini juga yang dulu kamu ucapkan ke aku saat memaksakan ide menikah lagi,” tukas Rio tidak sabar. “Kenyataannya apa? Kamu tetap saja bertindak semaunya sendiri, bahkan sampai hati menyakiti bayi yang tidak bersalah seperti Nico.”

Shara memegang keningnya.

“Ya wajarlah, Mas. Memang Nico itu cengeng banget, sedikit-sedikit nangis ....”

“Nico itu masih bayi, Ra!”

“Iya, aku tahu. Aku capek, besok kita bicara lagi.”

Shara melenggang pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, meninggalkan Rio yang tidak puas dengan hasil pembicaraan mereka.

Malam itu Shara sengaja tidak mempedulikan tangis Nico yang terbiasa bangun tengah malam untuk minum susu.

“Ra, itu Nico nangis ....”

“Urus saja sana, tinggal bikinkan susu apa susahnya sih?”

Enggan ribut di tengah malam buta, Rio mengalah dan turun dari tempat tidur untuk mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    30 Aku Seperti Melihat Via

    “Rio, kamu sedang apa?” “Ini ... aku sedang bicara sama Via, Bu. Soal perceraian kami ....” “Tidak, jangan dulu!” “Memangnya kenapa, Bu? Kasihan Via juga kalau terus terikat sama aku.” Slavia memilih diam dan terus mendengarkan keributan itu. “Tutup dulu teleponnya, nanti ibu jelaskan!” Tut! Tanpa peringatan apa-apa lebih dulu, Rio tiba-tiba saja memutus pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Slavia. “Kak Rio aneh, itu tadi suara ibunya kan?” gumam Slavia bingung, entah apa yang sebenarnya terjadi. Yang jelas lagi-lagi proses perceraiannya dengan Rio terpaksa ditunda lagi. “Ada apa, Bu? Tadi aku sudah hampir talak Via padahal ....” Di rumah ibunya, Rio sedang mempertanyakan interupsi yang baru saja dia dapatkan. “Jangan, ibu setuju kalau kamu menunda perceraian kalian.” “Apa? Tapi aku sudah telanjur janji sama Shara, Bu. Kami ingin memperbaiki rumah tangga kami, dan Shara mengajukan syarat itu.” Ibu Rio menarik napas dalam-dalam, dia merasa bimbang dengan apa yang bar

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    31 Kami Tidak Akan Bercerai

    “Cie, cie ....” Raras nyengir menyambut Slavia setelah kepulangan Ardan. “Jadi gimana nih, pasti dia ngajak jalan-jalan ya?”Slavia tersenyum rikuh.“Jangan dibahas, itu urusan pribadi Ardan.” “Kok main rahasia-rahasiaan sama aku sih, Vi? Ardan itu pasti lagi pedekate sama kamu, aku bisa lihat dari sorot matanya setiap kali dia menatap kamu.”Slavia menarik napas, dia tetap pada pendiriannya.“Aku belum bisa menjalin hubungan sama siapa pun, Ras.”“Lho, memangnya kenapa?”“Kamu percaya seandainya aku bilang kalau aku sudah menikah?”Raras terbelalak lebar mendengar pengakuan Slavia.“Ah, kamu ini. Kalau bercanda suka kelewatan, nggak masuk akal begitu ... Nggak lucu ah, Vi!”“Aku nggak bercanda, Ras! Aku itu ....”“Sudah deh, aku ngerti kalau kamu melakukan itu cuma buat menghindari Ardan karena ... mungkin saja kamu belum siap atau kamu nggak suka sama dia?”Slavia menggeleng, tapi tetap saja Raras tidak mempercayai pengakuannya itu.Enggan berdebat, Slavia lebih memili

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    32 Berniat untuk Mengambil Hati Rio

    “Terus kenapa nggak kamu lakukan, hah? Kamu sengaja berkhianat?”“Aku cuma melakukan apa yang sudah kamu tentukan.”“Aku nggak percaya, pasti Via yang selama ini hasut kamu! Aku nggak akan tinggal diam, aku harus kasih pelajaran sama dia!”Rio sigap menahan tangan Shara sementara satu tangan lainnya meletakkan cangkir kopi.“Via tidak salah, Ra ....”“Lepaskan, Mas! Aku akan bikin dia menyesal!”“Ra, tenang dulu!” “Nggak ada! Aku nggak akan bisa tenang sebelum Via pergi dari kehidupan kita! Kalau perlu aku akan membuat hidupnya hancur, seperti dia yang sudah menghancurkan rumah tangga kita!”Rio terpaksa menarik Shara dan membenamkan bahunya dalam pelukan erat.“Ra, aku masih sayang kamu. Berubah lah, kita masih bisa memperbaiki rumah tangga kita ....”“Kalau begitu ceraikan Via, Mas!” isak Shara memaksa. “Aku nggak mau dimadu, apalagi sama adik sendiri!”Rio membelai puncak kepala Shara. “Berubah lah, aku yakin kamu bisa menerima Nico dan Via. Aku janji akan berbuat adil

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    33 Merasa Jadi Orang yang Kejam

    “Bu, Via pergi ke mana sih?” tanya Shara melalui sambungan telepon.“Ibu tidak tanya, terakhir dia pamit itu katanya mau ke luar kota.” “Luar kota mana? Luar kota kan luas, Bu!”“Mana ibu tahu? Kan kamu sendiri yang suruh Via untuk pergi sejauh mungkin dari keluarga kecil kamu.”“Iya sih, tapi aku takutnya justru ternyata Via ada di dekat-dekat kami ....”“Nggak mungkin, dia pasti tahu diri. Lagian kamu masih di rumah Rio kan, jadi pasti luar kota yang dimaksud Via itu adalah luar kota yang biasanya jauh itu lho! Masa ibu harus jelaskan panjang lebar?”“Oke, aku ngerti. Via pernah telepon Ibu lagi nggak setelah dia pergi?”“Pernah, tanya kabar ibu sama ayah kamu. Ibu bilang saja biar dia fokus menata hidup di sana, jangan ganggu keluarga kakaknya lagi.”Shara tersenyum lega, setidaknya sang ibu masih mendukung sampai sekarang.“Ya sudah. Kalau nanti Via telepon ibu lagi, bilang sama dia untuk kasih tahu alamat domisili dia sekarang. Aku minta tolong ya, Bu?”“Tapi buat apa

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    34 Rio Sudah Tahu Rahasia Itu

    Di satu sisi, Slavia ingin terbebas dari prasangka buruk Shara yang semakin ke sini semakin membencinya. Namun, di sisi lain dia juga tidak mungkin menolak kesempatan emas untuk bisa bertemu lagi dengan anak kandungnya.“Ra?” panggil Rio begitu dia tiba di rumah.“Ibu di belakang sama Nico, Pak!” sahut Bik Tata yang sibuk memasak.“Oke, Bik!” Rio langsung menyusul istrinya ke taman belakang rumah.“Eh lihat, Papa sudah pulang!” Shara kebetulan melihat kedatangan Rio dan bergegas menyambutnya.“Ra, aku akan secepatnya jemput Via pulang. Tidak apa-apa kan?”Shara sontak membeku.“Kamu serius, Mas? Kamu dan Via tetap akan bersama biarpun aku sudah berusaha jadi ibu yang baik untuk Nico?”Rio menatap Shara lembut. “Biar bagaimanapun keadaannya, aku akan tetap mempertahankan kamu selama kamu bersedia hidup bersama-sama mereka.”Shara menyeka matanya.“Aku nggak keberatan kalau sama Nico, tapi Via? Aku nggak sanggup, Mas!”“Ra, Via bukan orang lain bagi kamu kan? Kalian kakak ber

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    35 Karena Ambisinya yang Besar

    Tanpa sepengetahuan Rio, diam-diam Shara meninggalkan rumah pagi-pagi buta. Dia sengaja berangkat lebih awal supaya semua urusan bisa selesai hanya dalam satu hari saja.Untuk sementara, nomor kontak Rio terpaksa dia blokir agar tidak menghambat pertemuannya dengan Slavia.Berbekal alamat yang berhasil didapatkan temannya, Shara akan memisahkan Rio dan Slavia sebelum mereka berdua bertemu.Beberapa jam kemudian, Shara berhasil mencapai kota yang menurut informasi adalah tempat domisili Slavia selama ini.Sembari menahan panasnya terik matahari, Shara segera menepi ke dalam salah satu kafe yang sudah ramai pengunjung.“Terpaksa harus aku aktifkan dulu nomorku,” gumam Shara setelah dia memesan segelas jus jeruk dan seporsi kentang goreng.Begitu nomor diaktifkan, beberapa notifikasi langsung muncul dan Shara dengan sabar menunggu hingga berhenti.Setelah itu, mengabaikan panggilan dan juga pesan dari Rio, Shara memilih untuk langsung menghubungi adiknya.Di tempat yang berbeda,

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    36 Prioritas Utamaku adalah Nico

    Slavia geleng-geleng kepala. Kalimat-kalimat yang Shara lontarkan selalu berujung kesalahan yang ditimpakan kepadanya. Sedikit pun Shara tidak merasa bersalah padahal ide pernikahan antara dirinya dan Rio adalah ide Shara sendiri. “Aku nggak bisa lama-lama di sini karena Mas Rio nggak tahu kalau aku pergi,” kata Shara. “Aku minta kali ini kamu punya pendirian, Vi. Aku sama Mas Rio akan bahagia kalau kamu pergi.” “Aku sudah ambil keputusan, tapi Kak Rio yang nggak mau talak aku. Kenapa Kakak nggak paham juga? Sebagai istri Kak Rio, seharusnya Kakak lebih tahu karakter suami Kakak itu gimana kan?” Shara menatap tajam Slavia, dia sangat tidak suka kalau adiknya itu membantah. “Seharusnya Kakak yang usaha untuk membujuk Kak Rio, percuma aku minta talak kalau Kak Rio sendiri nggak mau.” Slavia mengingatkan. “Ah sudahlah, memang kamu ini nggak becus! Percuma juga aku jauh-jauh datang ke sini, buang waktu aku saja.” “Aku pulang duluan, aku juga sudah mengorbankan waktu dengan datang k

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    37 Dibilang Pelakor

    “Nakal kamu ya! Sudah ngompol, pipisnya buat mainan, terus ini nggak bisa anteng! Kamu sengaja ya kalau sama mama suka bikin emosi?” Suara omelan Shara akhirnya sukses memantik tangis Nico hingga berlinang air mata, tapi dia justru semakin dibuat jengkel. “Nangis terus, bisanya kamu memang cuma nangis, nangis, sama nangis!” Shara terus mengomel sambil mengepel sisa-sisa pipis Nico. “Bayi kerjaannya kok menyusahkan begini, hei bisa diam nggak kamu?” "Shara!" Suara lain tiba-tiba muncul di tengah tangisan Nico dan juga omelan Shara. "Apa sih—Mas Rio?" Mata Shara terbelalak ketika bertatapan mata dengan suaminya. "Kamu kok sudah pulang?" Tanpa menjawab pertanyaan Shara, Rio memilih untuk langsung mengangkat Nico yang masih menangis kencang. "Itu Nico kena pipis, jangan langsung gendong!" Shara memperingatkan. "Jangankan pipis, dia pup saja aku tidak masalah." "Tapi lihat ini! Nico ngompol sembarangan, kenapa dia nggak pakai popok instan sih, Mas? Jadi aku nggak perlu repot-rep

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    120 Membuka Luka Lama Kembali

    Slavia lantas menaruh foto terakhir dan sukses membuat Shara terperanjat. “Kenapa kamu menaruh foto Mas Rio di situ?” “Memangnya salah kalau foto ayah kandung ditaruh dekat dengan anak-anak kandungnya?” Shara melotot. “Anak-anak kandung ...? Anak Mas Rio dengan kamu cuma Nico!” “Coba perhatikan lagi, yang ini mamanya Luna. Bibir dan hidungnya sangat mirip sama Mas Rio.” Dengan napas yang menderu cepat, Shara mengamati foto Rio dan Lunara bergantian. Semakin dilihat, semakin kemiripan itu menjelma nyata. “Nggak ... ini nggak mungkin! Mas Rio punya anak lagi ... selain Nico?” Slavia mengangguk tenang. “Kamu bohong, Vi. Kapan kamu hamil lagi? Itu pasti anak dari laki-laki lain kan? Anak dari suami baru kamu!” “Aku belum pernah menikah lagi sampai sekarang,” kata Slavia jujur. “Seharusnya kamu berpikir, gimana ceritanya aku tinggal berjauhan sama Mas Rio, tapi masih bisa hamil anaknya?” Shara menatap Slavia dengan penuh dendam. “Aku nggak percaya ini ....” “Tanya saja sama Mas

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    119 Ikatan Batin Ayah dan Anaknya

    Sebuah mobil asing ternyata sudah menunggu ketika Ardan tiba di rumah Slavia. “Itu mobilnya Pak Rio, Dan!” “Mau aku antar sampai rumah?” “Nggak usah, aku akan hadapi Pak Rio sendiri.” “Apa kamu yakin, Vi? Kalau dia menyakiti kamu gimana?” “Aku sudah mempekerjakan asisten rumah tangga, Dan. Setidaknya aku nggak benar-benar sendirian di rumah,” jawab Slavia. “Kamu pulang saja, kamu juga harus istirahat karena ada air in kamu sama Raras sibuk banget bantu aku.” Mau tak mau Ardan mengangguk. “Kalau ada apa-apa, kamu harus cepat hubungi aku atau Raras.” “Pasti, aku turun ya?” Dengan berat hati, kartun terpaksa mengganggu dan membiarkan Slavia turun dari mobilnya. “Lama sekali, sengaja?” sambut Rio datar ketika akhirnya Slavia muncul di hadapannya. “Aku kan harus jaga-jaga, takutnya kamu coba-coba menyerangku karena aku sudah melaporkan istri kamu ke polisi.” “Bisa kita bicara baik-baik?” “Oke, masuk saja ke rumahku.” Tanpa menunggu jawaban Rio, Slavia segera meninggal pergi mem

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    118 Siap untuk Klarifikasi

    “Kenapa, Bik?” “Ada polisi di depan, Pak ....” “Polisi? Mereka cari siapa?” Rio terbelalak kaget. “Cari ibu, Pak ... Saya nggak berani bilang Bu Shara, makanya saya langsung bilang Bapak saja.” Rio mengusap wajahnya dengan kalut. Ada masalah apa lagi ini? “Selamat malam, Pak!” “Selamat malam, ada perlu apa ya Pak?” tanya Rio sopan. “Kami datang ke sini sambil membawa perintah surat penangkapan untuk Bu Shara,” jawab salah seorang petugas yang datang. “Memangnya istri saya kenapa, Pak?” “Istri Bapak ditangkap atas laporan pengayaan terhadap Bu Slavia.” Rio terperanjat kaget, terlebih ketika petugas polisi menyebut nama mantan istri keduanya. “Mas, ini kita mau ke mana?” tanya Shara ketika Rio menjemputnya di kamar. “Ada yang mau bertemu sama kamu ....” “Siapa?” Rio tidak menjawab. Bukannya dia seorang suami yang tega, justru dia sangat ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi sebenarnya. “Polisi? Kok mereka ada di sini sih, Mas?” Shara langsung menghentikan langkahnya s

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    117 Melaporkan Kasus Penganiayaan

    Shara manggut-manggut, dia sangat yakin jika Slavia tidak akan seberani itu untuk melapor. Atau dia akan membuat namanya kembali viral, dan berimbas ke bisnis online yang digelutinya. “Gimana keadaan kamu, Vi?” “Ya beginilah, Ras ... Luna gimana?” “Ardan yang jemput Luna, kamu tenang saja.” Slavia menarik napas panjang. “Kamu harus dirawat ingat di sini ya?” tanya Raras. “Sebenarnya aku mau pulang, tapi tapi kepalaku pusing banget dan sama dokter diminta untuk observasi di klinik dulu sementara ....” “Atau kamu pindah ke rumah sakit saja?” “Nggak usah lah Ras, aku kan dianiaya bukan sakit kronis.” Raras menghela napas. “Tapi menurutku perbuatan mereka itu sudah sangat keterlaluan, mereka nggak Cuma mempermalukan kamu, Vi. Mereka juga menganiaya kamu, entah apa yang akan terjadi seandainya aku sama Ardan nggak datang ....” “Oh ya, kalian berdua kok bisa tahu posisiku sama apa yang aku alami?” tanya Slavia penuh rasa syukur. “Bukannya kamu yang nelepon pakai aplikasi pesan?”

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    116 Korban dari Ide Gila Kakaknya

    Jantung Slavia berpacu dengan cepat ketika para wanita itu merundungnya baik verbal maupun fisik, dari mulai menjambak rambut, menampar wajah, dan menarik telinganya beramai-ramai. “Hentikan ini, aku nggak sepenuhnya salah!” teriak Slavia sambil menutupi wajahnya. “Banyak omong, aku viralkan kamu ya!” “Dasar pelakor hina!” Slavia berusaha melawan, tapi tentu saja dia kalah jumlah. Orang-orang mulai berdatangan untuk melihat apa yang terjadi, bahkan ada yang berusaha untuk menghentikan penganiayaan itu. “Stop, Ibu-Ibu! Ini ada apa?” “Tolong jangan main hakim sendiri!” “Anda ini kan sesama perempuan, kenapa menyakiti perempuan?” Teman-teman Shara menghentikan sejenak aksi bar-bar mereka. “Dia ini pelakor!” “Betul, dia adalah orang ketiga dalam rumah tangga teman kami!” “Haahh? Jadi dia itu pelakor?” Slavia menurunkan tangannya dan berteriak. “Bohong, itu semua fitnah!” “Wah, berani juga pelakor ini!” “Iya nih, dasar nggak punya malu!” “Aku memang bukan pelakor, istri perta

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    115 Sang Penggoda Itu

    Mana bisa begitu,” tolak Shara. “Nico itu anak Mas Rio, dan aku adalah istrinya.” “Aku nggak peduli, aku ini ibu kandung Nico.” “Nggak bisa, Vi. Sesuai perjanjian, Nico harus kamu serahkan kepada Shara dan Rio untuk dirawat.” Rini menengahi. “Ibu lupa kalau perjanjian itu sudah enggak berlaku lagi?” tanya Slavia mengingatkan. “Mas Rio dan ibunya sendiri yang datang untuk bujuk aku supaya melanjutkan pernikahan itu, sedangkan uang ganti rugi yang sudah Kak Shara bayarkan juga diganti sama Mas Rio.” “Jadi kamu mau uang?” sentak Shara. “Tolong deh, bisa nggak jangan pakai teriak-teriak?” Slavia mengingatkan. “Di sini itu tempat umum, bukan tempat buat marah-marah ....” Rini mengusap tangan Shara. “Tenang.” Slavia menarik napas. “Sejak awal aku sudah bilang sama mas Rio Kalau aku cuma mau mengurus masalah hak asuh Nico, aku nggak peduli lagi sama kalian berdua. Asal aku nggak diusik, aku juga nggak akan mengusik kamu ataupun Mas Rio.” “Kamu nggak usah bohong, Vi. Buktinya kamu int

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    114 Memaksaku Menduakan Pernikahan

    Aku mungkin menyesalkan ide kamu, tapi ... aku tidak menyesali kehadiran Nico sedikit pun.” “Kamu bikin aku sakit hati, Mas. Kamu tega ....” “Kamu sendiri tega memaksaku menduakan pernikahan kita, sampai kamu mencoba bunuh diri dan membuatku tersudut bersama Via. Ingat?” Shara mati kutu. Semua yang Rio ucapkan terasa seperti beberapa anak panah yang meluncur bersamaan dan menancap tepat di ulu hatinya. “Justru itu aku minta kamu untuk memperbaiki pernikahan kita, Mas. Aku nggak mau ada Via lagi di tengah-tengah kita, cukup Nico saja yang akan jadi pelengkap kebahagiaan ... Belum lagi anak kita nanti seandainya aku diberi kepercayaan untuk hamil anak kamu.” Rio memijat keningnya, rasa pusing kini seringkali mampir sejak dia bertemu kembali dengan Slavia dan juga bocah perempuan itu. “Mas, apa ucapan aku ada yang salah? Kok kamu diam saja?” tanya Shara khawatir. “Aku terlalu pusing dengan semua ini ....” “Oke, kita sebaiknya jangan membicarakan soal Via atau perjanjian masa lalu

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    113 Mempercepat Pembalasan Dendam

    “Istri satu-satunya ya, sungguh membanggakan. Akan jauh lebih membanggakan lagi kalau kamu bisa kasih keturunan sama suami kamu,” sindir Slavia tepat sasaran. “Kamu ....” “Atau jangan-jangan kamu juga sudah berhasil punya anak? Kalau begitu, kembalikan Nico sama aku. Bukankah kamu bisa merawat anak kandung kamu sendiri?” tanya Slavia pura-pura. “Mulut kamu itu ya, Vi. Pengin aku robek-robek rasanya!” Slavia tersenyum kecil. “Kamu masih nggak berubah juga ya, suka emosian.” “Diam kamu, aku sudah kasih kamu peringatan. Jangan sampai aku bikin mental kamu hancur untuk yang kedua kalinya.” Mendengar ancaman itu, Slavia seketika berdiri dan membuat Shara terperanjat kaget saat melihat sorot matanya yang tajam membunuh. “Coba saja, kamu pikir aku masih sama seperti Via yang dulu?” “Apa maksud kamu?” “Pikir saja sendiri, kamu masih bisa mikir kan?” “Jangan kurang ajar kamu!” Shara ikut berdiri dan bersiap melayangkan tamparan ke wajah Slavia, tapi tangan itu tidak pernah mendarat d

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    112 Mereka Berpotensi untuk Rujuk

    “Daripada Nico tahu dari orang lain, nanti dia malah bingung. Kasihan,” ucap Rio sembari memejamkan mata. “Kita tetap harus kasih tahu dia, Ra.” “Aku mohon pertimbangkan lagi keputusan kamu, Mas. Bukankah Via punya niat jelek untuk merampas Nico dari tangan kamu?” “Aku akan membujuknya supaya tidak melakukan hal itu.” “Membujuk gimana?” Shara menyipitkan mata. “Jangan bilang kalau kamu diam-diam menemui Via di belakang aku, ya?” “Ngapain aku harus diam-diam? Aku tidak harus minta izin kamu buat bicara sama Via kan?” tukas Rio, tampak tidak senang. “Bukan begitu juga maksud aku, Mas ....” “Aku bisa lihat kalau Via dendam sekali sama kita, seolah kita sudah melakukan kesalahan besar di masa lalu.” Rio menambahkan, membuat wajah Shara memucat. “Aku tidak habis pikir sama Via, dia benar-benar sudah berubah.” Shara menelan ludah, dia merasa harus segera berbuat sesuatu. “Terus apa rencana kamu?” “Seperti yang aku bilang tadi, aku akan minta Via untuk tidak meributkan soal hak asuh

DMCA.com Protection Status