Chalista dan Rafael baru bisa bernapas lega saat pramugari yang lewat membawa makanan itu kini sudah pergi, Rafael mengusap rambut Chalista yang berjongkok di bawah dengan pelan.“Hey, sudah aman sekarang,” bisik Rafael membuat Chalista langsung berdiri cepat.“Ekmm.” Chalista berdehem pelan untuk menyembunyikan kegugupannya karena posisi berbahaya mereka tadi, wajahnya pasti sudah memerah karena malu sekarang.Rafael terkekeh pelan membuat Chalista langsung menatap horror ke arah pria itu. Sungguh, melihat Rafael dari jarak sedekat ini sangat jauh berbeda dengan Rafael mode CEO di kantornya yang sangat dingin dan penuh perintah.Chalista heran kenapa bisa Rafael berubah secepat itu, apalagi sekarang melihat pria tampan ini terkekeh pelan membuat bulu kuduknya naik karena membayangkan Pak Rafael yang terkekeh seperti itu, bukan Rafael mode bertanggung jawab karena sudah mengamili seorang gadis seperti sekarang.Chalista tersenyum pelan. “Apa yang lucu?” tanyanya penasaran.“Aku menyur
“Ahh…..apa itu tadi…aku dan Rafael benar-benar melakukannya,” lirih Chalista sambil bersandar di kursi pesawatnya yang cukup luas itu karena memang Chalista ada di tipe kelas utama.Rafael sudah pergi beberapa menit yang lalu meninggalkan bekas percintaan mereka di sini bahkan Chalista masih bisa mencium aroma tubuh pria itu. Semburat merah langsung muncul di wajah gadis itu tatkala dia mengingat bagaimana nakalnya dia tadi menggoda Rafael.“Arghhhh aku pasti sudah gila!” Chalista menepuk wajahnya sambil merem melek karena pikirannya tak bisa beralih dari Rafael. Ah, Chalista benar-benar sudah jatuh kedalam pesona pria itu.Namun, Chalista langsung terdiam ketika dia mengingat Rafael memanggilnya dengan kata ‘sayang’ saat mereka bercinta. Terhitung sudah dua kali Chalista mendengarnya pertama kali saat insiden yang mengejutkan itu dan yang kedua tadi. “Apa mungkin Rafael membayangkan berhubungan dengan gadis pujaan hatinya itu?” Chalista bermonolog sendiri.Mendadak suasana hatinya be
“Coba, sini Mama lihat dasinya,” ucap Mayang sambil mengambil dasi yang Chalista pegang dengan dahi mengkerut bingung.Chalista langsung menegang seketika, dia menelan ludahnya susah payah. Bagaimana ini? Dia sangat takut mamanya mengenali dasi siapa itu karena biasanya Rafael memang sangat sering menggunakan dasi berwarna biru dongker seperti ini.“Loh….kok kayak udah kepakek si Cha dasinya?” Pertanyaan Mayang sukses membuat Chalista gugup setengah mati. Keringat dingin membahasi dahinya padahal ada pendingin ruangan di sana.“Ehm…i-ya Ma soalnya itu—Argh! Chalista bisa gila, apa yang harus dia katakan sekarang?“Kenapa? Kok kamu tegang gitu sih Mama nanya ini kan katanya dasi baru,” ujar Mayang sambil menatap putri angkatnya itu. Mayang sangat kenal gadis ini sejak lama dan dia paham gerak gerik putrinya ini dan dia rasa pasti ada yang tak beres dengannya.“Itu eman
“Maaf, Nyonya tapi kamar yang anda pesan hanya 2 kamar dengan tipe VVIP.” Ucapan pelayan hotel di lobi villa itu sontak membuat Mayang syok.“APA?! Loh kok bisa? Perasaan mama udah pesen 3 kamar loh,” keluh Mayang dengan wajahnya yang sudah panik.“Coba kamu cek dulu yang benar, sayang,” ujar Abimanyu tetap tenang tatkala istrinya sudah kelimpungan karena panik.“Monika sayang, kemarin kan mama booking vilanya sama kamu kan kita udah mesen tiga kamar kan?” tanya Mayang memastikan pada menantunya itu.Monika yang terlihat menempel dengan Rafael itu langsung mengangguk cepat. “Iya, Ma kemarin aku lihat apa mungkin mama salah pencet kemarin pas booking di aplikasinya,” jawab Monika dengan wajah yang juga panik.Tapi, dari sudut matanya dia melihat sinis ke arah Chalista yang berdiri tak jauh dari mereka. ‘Rasain lo tidur di jalanan aja, jangan ganggu liburan keluarga lo cuma anak
“Wah! Kebetulan sekali bertemu Tuan Muda Xander di sini, apa yang kau lakukan di sini Abian?” Diluar dugaan Chalista, ternyata papanya mengenal Abian. Ya, itu tidak mengherankan mengingat betapa terkenalnya keluarga mereka. Keluarga Alexander masuk ke deretan keluarga konglomerat bersanding dengan keluarga Adijaya dan keluarga Wardana (keluaga Monika)Namun, ketiga keluarga itu bergerak di bisnis yang berbeda-beda, jadi tidak sepenuhnya bersaing tapi masih ada hubungan kerjasama.Abian terlihat tersenyum saat melihat Abimanyu di sana, segera dia membalas uluran tangan pria itu dengan sopan. “Aku memang menginap di Bali untuk beberapa hari, ada beberapa masalah di bandara dekat sini jadi papa menyuruhku menanganinya,” jelas Abian sambil tersenyum manis, namun sedetik mungkin dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Chalista membuat gadis itu seketika mematung.“Chalista, kita bertemu lagi apa ini juga sebuah kebetulan?” ta
Malam pun tiba, seluruh keluarga Adijaya kini sudah berkumpul di tengah-tengah api unggun sambil melihat bintang. Chalista sejujurnya enggan untuk ikut bergabung di sana karena kini keluarganya malah mengajak Abian untuk bergabung dan itu membuat Chalista tak nyaman.Sejujurnya ada alasan kuat mengapa Chalista putus dengan Abian, selain fakta bahwa dia merasa tak pantas dengan keluarga elit pria itu. Hal itu karena Abian berselingkuh di belakangnya dan itu adalah hal yang tak bisa ditoleransi oleh Chalista, apalagi sepanjang mereka berpacaran dulu Abian selalu memintanya untuk melakukan hubungan intim dengannya seperti seorang hiper sex, dan dengan kurang ajarnya Abian mengatakan dia selingkuh dengan wanita lain karena Chalsita tak memberikannya jatah batin.Chalista langsung menampar pria itu dengan segenap emosi yang dia miliki dan ia langsung memutuskannya sepihak, tak disangka kini Abian malah mengejar-ngejar Chalista lagi membuatnya merasa ketakutan.&ldquo
“Loh, Cha ternyata kamu habis mandi ya?” tanya Mayang langsung saat Chalista dan Rafael berjalan mendekat ke arah kerumunan dimana keluarga sedang berkumpul.“Iya, Ma biar lebih seger,” jawab Chalista sambil tersenyum. Dia sebisa mungkin menghindari tatapan Abian ke arahnya secara terang-terangan itu.“Kok lama sih, sayang?” tanya Monika kepada suaminya membuat wajah Chalista langsung pucat pasi. Dalam hatinya dia merutuki Rafael yang hendak melakukannya di sana, belum ngapa-ngapain saja sudah dibilang lama tidak kebayang kalau mereka benar-benar melakukannya bisa menjadi masalah besar.Abimanyu yang mendengar itu langsung menatap tajam ke arah Chalista, namun gadis itu langsung menundukkan kepalanya. Dalam hatinya dia merasa sangat kesal dengan papanya itu karena dia teringat ucapan Abimanyu beberapa hari lalu saat Chalista mengatakan kalau Monika telah bersikap curang tapi pria itu seakan-akan menutup mata dan telinganya dan
“Ma! Ini gak seperti yang mama pikir Chalista bisa jelas—“Iya, Tante maaf merahasiakan fakta ini aku memang pacar Chalista,” ucap Abian langsung menyela ucapan Chalista. Gadis itu langsung melotot tajam dan menatap Abian yang berbohong itu.Apa sebenarnya tujuan pria ini?Mayang langsung tersenyum penuh arti ke arah putri kesayangannya itu. “Chalista! Sejak kapan kamu mulai merahasiakan hal seperti ini dari mama hm? Memangnya apa yang salah dengan berpacaran, apalagi kau memacari Tuan Muda dari keluarga Alexander papa tidak mungkin marah saat mengetahui ini dia pasti sangat senang,” ujar Mayang sambil menepuk pundak Chalista dengan sedikit kesal.Awalnya Mayang pikir ada masalah diantara keduanya ternyata mereka adalah pasangan kekasih.“Ma itu tidak benar,” ucap Chalista kebingungan, dia tak tau harus bagaiaman lagi mengatasi situasi ini. Tentu saja Chalista ingin membantah ucapan Abian namun sejak