Kesehatan Santi hari ini sudah mulai stabil dan sudah dipindah ke ruang perawatan biasa. Hal itu membuat Sangga berani meninggalkan sang Mama untuk melakukan rapat di kantor. Bukan hanya Mega Build Construction tetapi juga Sari Pangan Andalan yang anak memilih pemimpin perusahaan menggantikan posisi
“Ma!” Sangga segera menghampiri Santi yang terbangun dari tidurnya. “Kamu tidak kerja?” tanya Santi dengan suara yang sangat lirih. Sehingga membuat Sangga bukan hanya mendekatkan kursinya tetapi juga seluruh badannya. “Selesai meeting, saya langsung kemari. Kasihan Mala, sejak pagi sudah nunggu M
“Bu Mala, kita sudah tidak muda lagi, status kita pun janda dan duda. Jadi Saya tidak ingin banyak basa-basi lagi. Maksud saya berbicara berdua dengan Bu Mala adalah karena saya ingin melamar Bu Mala, menjadikan Bu Mala sebagai istri saya. “Maaf Pak!” Mala berusaha untuk menarik tangannya, tetapi S
Di dalam ruang perawatan Santi, tampak Kemala sedang berkemas-kemas untuk kembali ke rumah, karena Dania sudah berada di sana untuk menemani Sangga. Kemala sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk berdua dengan Sangga. Sementara itu Sangga terpaksa keluar sebentar untuk berbicara dengan Singgih
Dengan mengendalikan rasa panik yang menguasainya, Kemala segera berdiri dari sisi brankar Santi. Perempuan yang berprofesi sebagai perawat itu mencoba menekan tombol panggilan darurat yang ada di samping tempat tidur Santi. “Bu, tahan sebentar, aku akan memanggil dokter!” ucap Kemala dengan suaran
Dania dan Sangga berjalan perlahan meninggalkan tempat pemakaman umum yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Santi. Langkah Sangga terasa berat, seolah setiap langkah kaki yang terayun membawa semua kenangan bersama sang mama. Angin sore yang berhembus menerpa wajah Dania dan Sangga, tetapi t
Chiara merasa selama ini dia selalu ada pada saat Dania membutuhkan dirinya. Namun, saat ini pada saat dirinya membutuhkan Dania, sahabatnya itu tidak bisa memberi bantuan kepadanya. Suasana duka atas meninggalnya Santi, membuat Dania tidak mengetahui jika saat ini Chiara sedang terbelit masalah. S
"Maaf atas perlakuan Cyrus terhadap Chiara," ucap Singgih Sugandhi sambil menyodorkan foto-foto yang merupakan hasil penyelidikannya selama ini. "Sebagai seorang ayah saya tidak ingin hal ini berlangsung lebih lama lagi," sambung Singgih dengan nada penuh penyesalan. Damian Rahardja terdiam mengama
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany