“Bagaimana, Reisa mau?” tanya Sangga kepada Dania sambil memangku Pillar yang belum tidur. “Jika tidak mau jangan dipaksa, bisa melukai harga dirinya. Takutnya dia marah lagi seperti dulu, saya tidak mau ada kejadian buruk lagi dengan kehamilanmu kali ini.” Dania yang sedang menyiapkan pakaian gant
Setelah menjalani perawatan beberapa hari di rumah sakit, akhirnya hari ini Reisa sudah diizinkan untuk pulang. Bukan ke ruko tempat Reisa kembali, tetapi ke rumah masa kecilnya, rumah peninggalan leluhurnya yang kini sudah berganti kepemilikan menjadi atas namanya. Ya, meskipun secara hukum rumah i
Masa cuti Dion telah habis, meskipun secara psikis Reisa belum menunjukkan perkembangan yang berarti, Dion tetap harus kembali bekerja. Bahkan Anto Wijaya sudah menghubungi Dion terus-menerus, lelaki paruh baya itu ingin memberikan beberapa petunjuk kepada Dion sebelum dia benar-benar pension. “Jad
“Tenang saja, Pillar tidak kenapa-napa,” ucap Santi berusaha menenangkan Dania sambil memangku Pillar. “Mungkin tadi Pillar hanya kaget saja,” sambungnya untuk meyakinkan menantunya yang terlihat masih sangat panic. “Tapi tadi nangisnya kenceng banget Ma!” “Bayi tiga bulan bisanya baru nangis, jad
“Kata mama, tadi Pillar sempat rewel?” tanya Sangga sambil bermain dengan Pillar yang berada di pangkuannya. “Apa ada yang serius?” “Aku juga tidak tahu,” jawab Dania sambil menggelengkan kepalanya lalu menjatuhkan bobot tubuhnya di samping sang suami. “Aku tidak tahu mengapa selama ini Pillar terl
Chiara tertawa terbahak saat mendengar kabar kehamilan Dania. Sahabat Dania itu merasa provokasinya sesaat setelah kelahiran Pillar berhasil. “Aku benar-benar nggak nyangka kalau kamu akan mengikuti saranku itu,” ucap Chiara yang belum bisa menghentikan tawanya. “Padahal waktu itu aku hanya bercand
Sejak kelahiran Pillar, Chiara sudah tidak bisa leluasa seperti dulu lagi untuk mengajak Dania keluar rumah. Meskipun sudah tidak mengurus perusahaan lagi, tetapi Dania justru semakin sibuk dengan tugas barunya sebagai seorang ibu, sebuah tugas yang mungkin tidak akan berhenti seumur hidupnya. Mun
Sebelum drama pagi hari yang akhir-akhir ini terjadi di keluarga Adityawarman, Sangga sudah menyerahkan Pillar kepada Suci, pengasuhnya. Setelah itu Sangga akan bertindak menjadi suami yang baik yang akan mendampingi Dania menghadapi morning sickness yang terasa begitu menyiksa. Sangga masih bisa b
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany