Sangga meminta sekretarisnya untuk mengosongkan jadwalnya di siang hari. Bukan hanya agar bisa menikmati makan siang bersama keluarga, tetapi juga untuk mengawasi pekerjaan renovasi untuk kamar bayinya nanti. Tidak butuh waktu yang lama, ditangani oleh para pekerja yang sudah handal dan terampil di
“Posisinya sudah bagus, tinggal menunggu hari saja,” ucap dokter sambil tersenyum saat memeriksa kandungan Dania. “Apakah bisa lahiran normal atau harus secar?” tanya Dania terdengar waswas dan panic. “Dari hasil pemerikasaan tadi, seharusnya bisa normal.” “Kalau saran dokter?” tanya Sangga seola
“Bagaimana hubunganmu dengan Reisa sekarang?” tanya Sangga kepada Dion yang saat ini sedang duduk di hadapannya. “Masih sama, tetapi sekarang dia sudah mau menerima bantuan dariku,” jawab Dion dengan mata yang berbinar. “Tabungannya sudah hampir habis tetapi renovasi belum selesai. Sekarang dia sed
Di sela-sela kesibukannya Sangga menyempatkan untuk melakukan terapi pemulihan kesehatannya, terutama tentang keperkasaannya yang sampai saat ini masih benar-benar tidak berfungsi. Sangga melakukan semua ini secara diam-diam, bukan hanya karena tidak ingin membuat keluarganya panic, tetapi juga ada
“Ah … Daddy, jangan cepat-cepat!” ucap Dania yang terlihat sudah sangat kepayahan. Sangga terus melaju tidak mempedulikan Dania yang berada jauh di belakangnya. Pasangan suami istri itu kini sedang menikmati suasana pagi sambil berolah raga ringan di taman kompleks. “Kamu tidak perlu mengejar, jal
Sangga sadar, menghindar hanyalah solusi sementara dari masalah yang sedang dia hadapi saat ini. Dia tidak bisa selamanya memberi alasan lembur untuk selalu pulang larut malam. Hal tersebut tentu saja bisa menimbulkan rasa curiga dan salah paham yang akan mengikis keharmonisan dan kerukunan di dalam
Dania berusaha menikmati setiap sesi senam hamil yang dia lakukan bersama Miss Lisa, instruktur senam hamil yang membimbingnya. Tidak bisa dipungkiri semakin mendekati hari persalinan Dania mengalami ketegangan dan ketakutan yang tidak bisa dia kendalikan. "Dania … salah satu tujuan senam ini adala
Dania terlihat sedang kebingungan, dia mondar-mandir di dalam kamarnya, lalu mengangkat bantal dan guling berharap bisa menemukan ponselnya. Bahkan Dania sampai membuka laci meja riasnya, tempat yang sebenarnya dia yakini tidak akan ada ponselnya. Dania menghembuskan napas secara kasar, mungkin dia
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany