"Aku mohon, bebaskan Papa!" pinta Reisa kepada Dania dengan suara bergetar karena menahan tangis. Terlihat jelas kesedihan dan putus ada di wajah Reisa. Dalam hati dia berharap Dania akan memahami dan merasakan apa yang dia rasakan sehingga membuatnya memenuhi permintaannya "Dania, bukankah kita
"Terima kasih," ucap Sangga dengan suara penuh rasa syukur. Sangga menyalami Cyrus sebagai tanda terima kasih karena telah menjadi penasehat hukum dalam kasus percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Ari."Saya juga ucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk memegang kasus ini," bala
"Kau akan pergi?" tanya Dion kepada Reisa, tatap matanya kini tertuju pada banyak kardus yang sudah dipack dengan rapi. "Apa, Dania mengusir kalian dari sini? Bukankah dia sudah berjanji, akan tetap menjamin kehidupan kalian selama Om Ari dipenjara?" cecar Dion, yang mencoba untuk mengetahui lebih
"Bagaimana pun aku akan tetap menikahimu," ujar Dion terdengar memaksakan kehendaknya.Kelelahan terlihat jelas di wajah Dion. Lelaki yang pernah menjalin asmara dengan Dania itu terlihat putus asa, setelah tidak mampu meyakinkan Reisa untuk bersedia menikah dengan dirinya."Jangan paksa aku untuk m
Hari-hari Dania dan Sangga berjalan seperti biasa. Keduanya seolah melupakan peristiwa malam itu. Sangga terlihat lebih fokus pada pemulihan kesehatannya, sementara itu Dania lebih fokus pada perusahaan.Dania tidak ingin gegabah untuk langsung melontarkan pertanyaan tentang kondisi kesehatan Sangga
Kembalinya Sangga ke perusahaan disambut hangat oleh para karyawannya. Mereka turut bahagia saat melihat pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja bisa beraktivitas seperti sedia kala.Satu per satu karyawan menyalami Sangga dan mengucapkan selamat. Banyak yang tidak menyangka jika Sangga akan selam
Dengan langkah pasti dan penuh percaya diri, Sangga memasuki kantor Dania. Para karyawan yang sudah mengenal Sangga mengangguk pelan sebagai bentuk penghormatan, dan Sangga pun membalasnya dengan senyum hangat dan ramah. Semakin dekat dengan ruang kerja Dania, senyum Sangga semakin lebar. Hatinya b
Tampak nama Dion terpampang jelas di layar ponsel Dania. Melihat amarah yang Sangga yang baru saja mereda tentu Dania tidak ingin menyulutnya kembali dengan menerima panggilan dari Dion. “Kak Dion,” ucap Dania menunjukkan ponselnya ke arah Sangga, dia tidak ingin ada salah paham lagi di antara mere
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany