Dania merasakan detak jantungnya berpacu ketika tangannya digenggam erat oleh Sangga. Wanita hamil itu merasa berat untuk melepaskan genggaman itu, tetapi kedatangan dokter membuatnya harus rela menjauh. "Permisi, saya akan memeriksa keadaan Pak Sangga terlebih dahulu," ucap sang dokter dengan sant
Pintu ruang perawatan Sangga terbuka, tampak Chiara berdiri di sana. Pandangannya tertuju pada Sangga yang masih terlelap dalam tidurnya. Keadaan suami sahabatnya itu masih sama dengan saat terakhir melihatnya, bahkan saat ini terlihat lebih memprihatinkan karena bulu-bulu di sekitar wajahnya yang b
Terdengar sangat keras suara telapak tangan yang mendarat bebas di pipi. Lalu suasana menjadi hening, hanya semilir angin dan napas yang menderu karena amarah. Bagi Chiara apa yang baru saja dilakukan oleh Cyrus adalah sebuah tindakan pelecehan berat. Sahabat Dania itu merasa Cyrus bukan hanya mele
Sangga melihat wajahnya di cermin menatap bayangan dirinya yang terlihat berbeda. Sangga mengusap rahangnya yang sudah terlihat bersih dari bulu-bulu halus. Dania baru saja selesai mencukurnya sehingga kini dia sudah terlihat lebih bersih dan terawat. Sangga menepuk tepian ranjang saat melihat Dani
"Mas Sangga akan langsung bekerja?" tanya Kemala dengan nada khawatir sambil menyerahkan laptop dan ponsel kepada Sangga. "Seharusnya Mas Sangga fokus dulu pada pemulihan kesehatan daripada pekerjaan yang selama ini sudah dihandle Dania dengan baik," sambungnya menatap iba pada pria yang masih duduk
"Saya hanya ingin mengembalikan ini," ucap Nungki dengan suara yang hampir tak terdengar, sambil menyodorkan kartu kredit ke arah Dania. Saat ini, Dania dan Nungki sedang berada di cafe yang letaknya tidak jauh dari tempat kerja Dania. Awalnya, Dania menolak ajakan Nungki, tetapi karena ibu satu an
"Apakah ini wajar?" tanya Sangga kepada dokter yang memeriksanya. Terlihat jelas rasa cemas dari sorot matanya. Sangga merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya sejak kecelakaan itu, dan dia khawatir bahwa perubahan itu akan mempengaruhi hubungannya dengan Dania, istrinya. "Kita lihat perkemba
Nungki sadar, usianya sudah tidak muda lagi, sudah tentu dirinya tidak menarik seperti dahulu. Dia tidak bisa bermain-main dalam menjalin hubungan dengan laki-laki, apalagi saat ini Leo sudah tumbuh menjadi remaja. Sebagai seorang ibu, Nungki tidak ingin menjadi sosok yang merusak mental anaknya sen
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany