Sangga tidak bisa mengabaikan nasehat dari sama Mama begitu saja. Dia merasa harus bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya. Demi kesehatan istri dan calon anaknya dan juga demi keutuhan rumah tangganya. Meskipun dirinya sendiri juga sedang sibuk dengan berbagai urusan pekerjaan di perusahaannya,
Terasa sangat membingungkan bagi Sangga saat harus menghadapi Dania yang suasana hatinya sedang tidak menentu. Pertanyaan yang Sangga lontarkan tidaklah mendapat jawaban, justru air mata yang Dania berikan. Berulang kali Sangga menghembuskan nafas kasar dan menyugar rambutnya karena tidak tahu harus
Tidak ingin membuang-buang waktu, Sangga segera mengajak Dania untuk melakukan tes DNA, karena dia ingin semua masalah bisa selesai dengan cepat. Sangga berharap setelah masalah ini selesai, mereka bisa lebih berkonsentrasi dan fokus pada kehamilan dan calon anak mereka. Pengambilan sampel telah di
Selama menunggu hasil tes DNA keluar, Sangga selalu pulang larut malam bahkan saat hari Mulai berganti. Sengaja Sangga melakukannya, karena dia tidak ingin mengganggu kenyamanan Dania, meskipun saat ini rasa rindu sudah terasa menggebu. “Ada yang ingin mama bicarakan.” Sangga terkejut saat mendeng
Setelah membaca hasil dari tes DNA, Sangga segera melajukan mobilnya menuju ke apartemen yang sudah beberapa bulan ini tidak dia tempati. Seperti pasangan yang sedang kalap, Dania dan Sangga menuntaskan hasrat yang telah dua minggu menunggu. Aktifitas panas penuh gairah mengalahkan panasnya udara ko
Kemala diam sejenak, memandang Ina dengan tatapan mata yang tajam ketika melihat amplop coklat yang disodorkan kepada dirinya. “Maaf!” ucap Kemala singkat sambil menyodorkan kembali uang yang berada di dalam amplop coklat pemberian Ina dan Nungki. “Dengan menyingkirkan Dania kau bisa memiliki Sang
“Sudah pasti ini direncanakan dengan apik, aku rasa tidak ada orang bodoh yang akan melakukan tindakan gila seperti ini.” “Lalu apa motifnya?” tanya Dania terdengar sangat naïf. “Tidak mungkin mereka ingin menghancurkan perusahaan yang selama ini menjadi sumber penghasilan mereka.” “Mungkin bukan
“Saya hanya ingin situasi di SPA agar tetap kondusif, jadi apa pun yang terjadi di atas jangan sampai terdengar oleh karyawan, karena itu akan menimbulkan kegaduhan.” Tidak sulit bagi Sangga untuk menyetujui syarat yang diminta oleh Anto Wijaya. Pria paruh baya itu memang memiliki loyalitas tanpa b
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany