“Kalau bukan karena anak-anak yang menginginkan nona Willmer tinggal di sini, aku tidak akan pernah membiarkannya menginjakkan kaki di apartemenku.” Suara Cade terdengar dingin.Itu bukan jawaban yang diinginkan Laura. Malah tidak ada hubungannya. Tapi dia tidak ingin berdebat saat ini.Anak-anak meletakkan sendoknya hampir bersamaan. Wajah keduanya terlihat kesal. Tapi mereka masih dengan keras kepala tidak ingin berbicara dengan ayah mereka.“Mike. Mika. Kalian makan sedikit sekali.” Laura menegur dengan tidak berdaya. Dia perhatikan keduanya hanya makan beberapa sendok.“Tiba-tiba saja aku merasa kenyang.” Mike yang menyahut. Sudut matanya melirik Cade dengan sengit. Anak itu turun dari kursinya dan meninggalkan meja makan lebih dulu.“Lagi pula di sini udaranya sangat pengap.” Mika ikut bersuara sambil mengipasi wajah dengan tangan. Dia menyusul kakaknya pergi.Itu hanya alasan, Laura tahu. Wanita itu mengelengkan kepala dengan sedih. Dia melirik Cade yang tampak tidak tergerak h
“Jadi, Nona Willmer. Apa kau pikir bisa memanjat naik pada keluarga Blair dengan menjadi sekretaris putraku?” Susan Blair tidak lagi mencoba berbasa-basi.Fay sudah mengira akan menghadapi serangan yang lebih keras dari nyonya besar Blair.“Nyonya sangat perhatian padaku. Aku harus berterima kasih.” Fay menyindir dengan senyum masih menghias bibir.Susan mendengus kesal. Dia tidak pernah bertemu gadis muda tak tahu malu seperti ini.“Aku sudah melihat banyak gadis muda. Kau yang paling menjijikkan. Jangan pernah berharap bisa menjadi bagian dari keluarga Blair. Kau tidak pantas dan tidak akan pernah pantas.” Nada bicara Susan tajam menusuk.Tak ada yang akan sanggup menghadapinya tanpa terluka.Fay tidak luput dari tusukannya. Apalagi akhir-akhir ini dia menjadi cukup peka tentang status sosialnya. Hal itu pula yang membuatnya pergi dari tempat tinggal Cade dan melepas kehidupan yang nyaman sebagai pengasuh si kembar.Namun Fay tentu saja tidak akan membiarkan dirinya ditindas dengan
Fay dengan sukses jatuh di pelukan Cade Goldwin. Terlihat persis seperti dalam film-film roman. Trik murahan seorang gadis demi menarik perhatian lawan jenis.Untuk beberapa waktu ada kesunyian yang menakutkan. Ruangan pesta yang semula ramai mendadak hening. Semua pandangan tertuju pada satu titik, Fay yang terjatuh dalam pelukan Cade Goldwin.Para wanita mulai mengutuk Fay dan berharap agar Cade memberi hukuman. Mereka semua cemburu. Bagaimana bisa seorang gadis asing yang tidak jelas status sosialnya menyentuh Cade dengan mudahnya.Sementara wajah dingin Cade semakin muram. Kalau saja hal ini dilakukan gadis lain dan bukan Fay Willmer, dia akan menuduhnya sebagai trik kotor paling menjijikkan. Tak pernah ada seorang pun wanita yang berani mencoba melakukan ini padanya. Tapi gadis dalam pelukannya adalah Fay Willmer yang suka mencari masalah dengannya. Cade mencoba menebak adakah ini sebuah ketidaksengajaan atau ada maksud lain.Sesaat Fay hanya bisa meringis. Dia masih mencengkeram
“Apa hari ini bukan ulang tahunmu?” Nyonya Goldwin balik bertanya. Dia kini menatap pada anak-anak.Mika tertawa geli saat melihat neneknya memandangi mereka berdua dengan pandangan ‘kalian membohongiku’.“Kami hanya mengatakan ingin merayakan ulang tahun mommy. Tapi bukan berarti mommy berulang tahun hari ini. Sebelumnya kami tidak pernah merayakannya.” Mike berujar santai tanpa rasa bersalah sedikit pun.Itu hanya sebuah alasan agar Laura Goldwin mau mengantar mereka ke apartemen Fay.“Akh!” Laura menepuk keningnya sendiri. “Kalian sudah menipu nenek.”“Kami tidak menipu nenek. Nenek saja yang salah mengartikannya.” Mike tetap tidak menerima dirinya disalahkan.Fay yang mendengar itu hanya mencibir. Dia sudah hapal dengan kelakukan dua anak ini. Tidak pernah mau kalah kalau berdebat.“Mommy, kau cantik sekali hari ini.” Mika memeluk lengan Fay dan menarik-narik ujung lengan gaun.“Aku memang selalu cantik.” Fay menyahut cepat. Kedua anak saling lirik. Sebagaimana Fay tahu mereka, m
Fay cemberut waktu melihat Callie menerobos masuk kamarnya. Di belakangnya mengiringkan Mike dan Mika.“Ada apa dengan wajahmu?” tegur Callie sambil meletakkan tasnya di atas meja dekat tempat tidur.Beberapa hari ini Fay menghindar tanpa alasan yang jelas. Callie jadi pusing sendiri. Hingga kemudian dia tidak lagi ingin mencari tahu alasannya. Mungkin kadar dopamine dalam tubuh Fay sedang turun. Hingga sahabatnya ini mudah tersinggung.“Aku dengar kakimu terkilir. Jadi, aku membawakan banyak camilan.” Callie mendorong kantong plastik besar ke arah Fay, mengabaikan wajah cemberutnya.Mau tidak mau Fay menerimanya. “Apa hubungan camilan dan kaki yang terkilir?”Callie membawa dirinya berbaring di sebelah Fay yang sedang duduk di tepi tempat tidur.“Kau perlu sesuatu untuk dimakan agar tidak bosan.”Suasana hati Fay tidak seburuk sebelumnya. Dia memeriksa isi kantong plastik dan sedikit senang.“Mommy, kau harus membaginya dengan kami.” Mika yang ikut mengintip isinya meminta bagian.“K
Untuk beberapa detik lelaki itu terdiam. Di bawah pandangan sengit tiga pasang mata, akhirnya Oscar tertawa canggung.“Baiklah. Aku memang berdusta soal pamanmu. Sebenarnya, aku adalah teman dekat keluarga Barney. Aku hanya ingin membantu mereka untuk menemukan lagi puteri mereka yang hilang. Setelah beberapa lama tidak menemukan petunjuk, beberapa hari yang lalu seorang suruhanku memberitahu tentangmu.Ciri-cirinya sangat mirip. Yang meragukan hanyalah bahwa di akta kelahiranmu, kau lahir di sebuah desa kecil. Tapi waktunya bertepatan dengan saat Felix Willmer pindah ke Trixie, saat itu juga Alice Barney menghilang.”Fay mendengarkan tanpa menyela. Mike dan Mika sibuk dengan pikiran mereka sendiri.“Keuntungan apa yang akan kau dapatkan dengan menemukan nona muda Barney ini?” Pertanyaan Fay di luar perkiraan Oscar.Lelaki itu memaksakan sebuah senyum sebelum menjawab. “Tidak ada. Selain sebuah bantuan seorang teman.”“Mereka pasti menjanjikan sejumlah besar uang.” Fay mengejar penga
Laura memang menelepon Mike setelah makan malam. Dia juga mendengar suara ribut Mika di seberang sana. Wanita itu tiba-tiba merindukan kedua cucunya.Mike dan Mika bergantian berbicara dengan neneknya. Dibumbui pendapat mereka yang tidak menyukai Oscar Finch, ceritanya menjadi sangat lengkap. Saat panggilan berakhir Laura seperti baru saja menonton sebuah siaran langsung.Mereka sedang berada di ruang kerja Cade. Puteranya melihat pada Laura dengan seluruh rasa penasaran memenuhi matanya.“Kurasa sudah saatnya kau menyelidiki tentang masa lalu Fay.” Laura berkata pada puteranya dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak.Di sisi lain, Fay dengan acuh bermain dengan ponselnya. Dia mendengar Mike dan Mika menceritakan tentang Oscar Finch yang datang pagi ini. Tapi tak mencoba menghalangi mereka mengatakan apa pun pada Laura goldwin. Gadis itu hanya sekali melotot saat Mika mengatakan kalau mommy mereka tidak bisa dipercaya.“Aku hanya berubah pikiran,” ujar Fay membela diri soal dia yang m
Oscar yang mendengar ucapan Shopia Barney, wajahnya sedikit berubah. Dia terlihat gelisah di tempat duduknya. Merasa seseorang tengah memperhatikan, Oscar mencoba mencari dan menemukan tatapan penuh curiga dari Mika.Hei, apa yang kau lihat?! Sambil mengeluh dalam hati, Oscar mengalihkan pandang dari anak itu. Hatinya menjadi gentar.“Tuan Finch, kau terlihat pucat. Apa kau sakit?” tegur Mika terdengar penuh perhatian. Namun sudut bibir anak kecil itu sedikit terangkat. Tampak penuh ejekan.“Apa? Eh, aku tidak apa-apa. Hanya kurang tidur semalam.” Oscar menjawab sambil mencoba tersenyum wajar.Terdengar ‘oh’ dari mulut kecil itu.Oscar menyumpah dalam hati. Sebenarnya, siapa anak-anak ini? Fay Willmer hanya mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak temannya. Tapi kenapa mereka masih di tempat ini dan lengket seperti lem pada gadis itu? Dan kenapa orang yang menyelidiki tentang Fay Willmer tidak mengatakan tentang mereka? Pertama Oscar melihat mereka, dia mengabaikan dan tak menganggap