Tentu saja orang yang menegur mereka adalah Kevin. Siapa lagi? Dan alangkah memalukannya membicarakan seseorang dan didengar langsung oleh yang bersangkutan.“Kevin?!” Callie dan Fay yang terkejut serentak menyeru.Lelaki muda itu, Kevin, tertawa melihat dua gadis yang tampak terkejut dengan kedatangannya. Callie terlihat malu. Sedangkan Fay, ekspresi kagetnya berganti riang. Tak sedikit pun dia merasa sungkan karena terdengar sedang membicarakan Kevin.“Hallo, Kevin. Ternyata benar yang Callie katakan. Kau terlihat lebih keren setelah dua tahun,” sapa Fay pada lelaki muda itu.Callie meringis mendengar ucapan Fay. Kapan dia mengatakan itu?“Benarkah? Bagaimana menurutmu?” Kevin duduk di sebelah Fay. Kevin memang terlihat berbeda dengan jas mahalnya. Dulu Fay hanya melihat lelaki muda ini dengan kaus dan kemeja setiap hari. Ternyata pakaian bisa membuat penampilan seseorang berubah.“Lumayan.” Kevin mengerutkan alis, merasa tidak puas. “Hanya lumayan?”Fay mengangguk cepat serupa ay
Fay mengangguk santai sebagai jawaban. Sama sekali tidak peduli dengan cara keduanya memandang.“Apa kalian berpacaran?” Kini Mika yang bertanya. Gadis kecil itu terlihat penasaran.Fay terkekeh mendengar pertanyaan itu. “Tentu saja tidak. Memangnya tidak boleh makan siang bersama dengan seorang teman?”Kedua anak masih merasa tidak puas dengan jawaban Fay. Mereka masih menatap Fay dengan kedua pasang mata yang sesekali berkedip lucu. “Tidak percaya? Terserah.” Fay bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar.Kedua anak saling pandang.“Menurutmu, apa mommy punya pacar?” tanya Mika pada saudaranya.Mike mengerucutkan bibirnya dan tidak menjawab. Dia tampak serius berpikir.“Menurutku orang bernama Kevin itu menyukai mommy. Lihatlah bagaimana dia menelepon untuk memastikan kalau mommy sudah sampai dengan selamat.” Mika memberitahu analisanya.“Menurutku juga begitu.” Mike setuju.“Dan sepertinya mereka punya janji besok lusa. Mike, ayo beritahu daddy. Siapa pun orang itu, kita tidak bole
“Daddy, kau harus melakukan sesuatu untuk membatalkan makan malamnya.” Mike terlihat mengkhawatirkan sesuatu.Di sebelahnya, Mika mengangguk memberikan dukungan.Cade mengangkat alisnya. “Aku sudah bilang untuk tidak ikut campur dengan urusan nona Willmer.”Cade merasa harus menjaga harga dirinya di depan Fay. “Daddy, kau tidak tahu apa yang kau lewatkan. Kau pasti akan menyesalinya.” Mika terlihat kesal. Anak itu berlalu dari ruang kerja Cade sambil menghentakkan kaki.Sementara Mike menatap sengit ayahnya. Dia tidak mengatakan apa-apa saat mengikuti adiknya ke luar. Cade yang tertinggal sendiri hanya tertegun melihat reaksi dari penolakannya. ***Besoknya, satu hari berlalu seperti biasa. Tidak terasa sudah saatnya Fay pergi untuk makan malam dengan Kevin. Sorenya Fay sudah mematut diri di depan cermin. Gaun putih selutut pemberian Kevin terlihat pas di tubuhnya. Modelnya yang sederhana tapi nyaman di pakai membuat Fay terlihat lebih lembut.Setelah merapikan rambutnya dalam sat
Fay pikir, dia sedang berhalusinasi. Jadi, dia mengabaikan suara itu. Tidak berusaha mencari. Meski sempat juga rasa heran singgah di benaknya. Kenapa suara-suara kecil itu terdengar olehnya hingga ke tempat ini?“Mommy!” Sebuah tangan kecil menyentuh lengan Fay.Fay sampai terlonjak saking terkejutnya. Tangannya menyenggol vas bunga. Untungnya benda itu tidak menggelinding jatuh.Di samping meja berdiri dua anak kembar. Wajah mereka tampak riang. Juga lega.“Mike? Mika? Kenapa kalian di sini?” Seruan Fay menarik perhatian pengunjung lain.Kevin mengerutkan kening. Panggilan ‘mommy’ dari sepasang anak yang terlihat mirip ini kepada Fay membuatnya merasa tidak nyaman.“Mommy?” Kevin menatap Fay dengan rasa penasaran.“Mereka....”Sebelum Fay menjawab, Mike dengan gesit mengenalkan diri. “Hallo, Paman. Aku Mike. Dan ini adikku Mika. Kami adalah anak-anak Mommy.”Fay tidak tahu harus mengatakan apa. Dia terlihat salah tingkah. Orang yang mendengar penjelasan Mike akan mengira bahwa Fay t
Bagaimana bisa ada seorang wanita asing di apartemen ini? Apa Cade membawa pulang kekasihnya?Dasar lelaki tidak tahu malu! Fay memaki di dalam hati.Orang itu merasa tengah diawasi. Dia melihat pada Fay sambil menutup pintu kulkas. Kini hanya penerangan dari luar dapur yang masuk lewat pintu yang membuat Fay bisa sedikit melihat orang itu. Hanya sayang, wajahnya tidak terlihat jelas.Sementara orang itu juga tidak bisa melihat wajah Fay karena posisi gadis itu yang membelakangi cahaya.“Siapa kau?” Suara seorang gadis. Terdengar tidak asing di telinga Fay. Dia mengenalinya. Tapi bagaimana mungkin dia ada di sini?Fay menjangkau sakelar dan menyalakan lampu. Ruangan dapur terang-benderang seketika.“Fay?!”“Callie?!”“Kenapa kau di sini?!” Kedua gadis itu menyeru bersamaan dalam rasa terkejut luar biasa.Mereka saling tunjuk dengan mata terbelalak.“Apa kau kekasih Cade Goldwin?!” Fay menebak dengan tidak percaya. Hanya hal itu yang melintas di kepalanya.“Jangan katakan kalau kau ad
Cade yang juga mendengar keributan di dapur apartemennya, melihat Fay dan Callie yang sedang berbicara. Dia sempat mendengar perkataan Fay dan wajahnya menjadi muram.Memanfaatkan anak-anaknya, ya?Namun, Cade tidak mengatakan apa pun. Dia melangkah masuk dan mengambil sekaleng soda dari dalam kulkas lalu melewati semua orang tanpa menoleh sedikit pun. Waktu tiba di kamarnya sendiri, Cade meletakkan kaleng soda ke atas nakas. Alisnya mengerut tajam.Dua gadis. Yang satu adalah pengasuh bertabiat buruk. Satunya lagi seorang saudari yang suka ikut campur urusan orang. Kedua gadis ini tampaknya telah saling kenal sejak lama. Rasanya Cade lebih baik berurusan dengan penjahat sebenarnya daripada harus menghadapi keduanya bersamaan.Sementara di dapur. Empat orang mengelilingi meja persegi dan berbicara serius. Setidaknya begitulah anggapan beberapa kepala. “Kurasa, Cade mendengar ucapanmu,” ujar Callie dengan nada bicara menyalahkan.“Syukurlah.” Fay menyahut acuh.“Kau benar-benar Fay ya
Hallo semuaaa! Senang bisa bertemu kalian lagi dalam novel kedua author. Gimana menurut kalian ceritanya? Adakah karakter yang kalian suka atau benci atau bikin gregetan?Mungkin kalian punya saran juga untuk novel author berikutnya. Bisa komen di sini, ya.Maafkan author yang tersendat-sendat up bab beberapa hari ini Doakan semoga bisa lancar menulis untuk bab-bab selanjutnya. Author juga doain kalian semua sehat selalu dan rejekinya mengalir dengan lancar. Tetap berbahagia dan teruslah bersemangat!Jangan lupa rate dan komen. Oya, agar komennya mudah terbaca, lebih baik komen di bagian rate saja. Klo di bab agak susah dicari. Tapi klo di bab dari author ini, insha Allah, masih bisa dibaca dengan mudah.Terakhir, terima kasih bagi yang sudah setia mengikuti cerita ini sampai bab sebelumnya. Ikuti terus kelanjutannya hingga akhir. Salam dari author 🥰🥰🥰
Sebelum sempat melakukan perlawanan, salah seorang dari lelaki bertopeng tiba-tiba membekapkan sebuah sapu tangan ke wajah Callie. Gadis itu menjadi lemas seketika.“Hei, apa yang kau lakukan? Lepaskan dia!” Fay tiba saat kedua lelaki mendorong Callie masuk ke mobil. Dia mencoba menarik lelaki terakhir yang masih ada di luar, lalu mendorongnya kuat-kuat hingga jatuh ke tanah. “Callie. Callie!” Dengan panik Fay berusaha menarik Callie yang sudah tidak sadar keluar dari mobil. Tapi tubuh Callie ditahan lelaki lainnya. Keduanya kemudian saling tarik.“Apa yang kau inginkan? Siapa yang ingin kalian culik? Bawa saja aku. Aku adalah pengasuh anak Cade Goldwin. Kalian pasti melihat beritanya di internet. Akan ada banyak uang untuk berita tentangku.” Fay meracau tanpa pikir panjang.Lelaki di dalam mobil berhasil melepaskan tarikan Fay pada tubuh Callie. Dia tertegun saat mendengar perkataan Fay.Perintahnya memang membawa pergi si pengasuh. Jadi, apa mereka telah salah sasaran?“Kau pengasu