Share

50. Tersingkirkan

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-16 05:40:18

Sampai di ruang makan, keduanya melihat Alicia yang duduk di kursi samping Kiano. Wanita itu tampak sibuk membujuk Kiano untuk membuka mulut sedangkan Kiano menggeleng. Tampak keras kepala menolak suapan dari tangan Alicia.

“Kiano ingin mama yang melakukannya. Mama sudah berjanji.”

“Ya, tapi mamamu sedang istirahat dan tak bisa …”

Kening Megan berkerut tak suka dengan jawaban yang diberikan Alicia kepada Kiano.

“Mama?” Kalimat Alicia terputus oleh suara memanggil Kiano yang langsung menyadari kedatangan kedua orang tuanya.

Alicia ikut menoleh, dengan kekecewaan yang melintasi kedua matanya. Menatap Mikail dan Megan bergantian, bahkan dengan lengan Mikail yang merangkul pundak Megan. Mengisyaratkan bahwa hubungan pasangan itu tampaknya sudah membaik. Secepat ini? Alicia tak memercayai fakta tersebut. Mikail tak pernah semudah itu diluluhkan, dan lagi-lagi kehadiran Megan di rumah ini hanya untuk mematahkan segala kebiasan yang Mikail dengan telak.

Kiano melompat turun dari kursi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   51. Panggilan Nicholas

    Megan terlonjak dan tubuhnya nyaris terjungkal ke belakang jika tidak ditahan oleh pegangan Mikail di pergelangan tangannya. Cengkeraman pria itu di pergelangan tangannya semakin menguat ketika tangannya yang lain berusaha merebut ponselnya dari genggaman Mikail, menggigit bibir bagian dalamnya demi menahan bibirnya untuk bersuara. Ia sudah mengangkat panggilan Nicholas, dan tak ingin membuat pria itu lebih curiga setelah ia menyebut nama Mikail sedetik sebelum Mikail merampas ponselnya. Sungguh, Megan berharap suaranya keluar selirih mungkin dan Nicholas tak sungguh mendengarkannya.Mikail menempelkan ponsel Megan di telinganya, menyeringai tipis mendengarkan suara dari seberang lalu memutusnya."Kau menyelinap keluar hanya untuk menerima panggilannya?" dengus Mikail memasukkan ponsel Megan ke dalam saku celananya."Apa yang kau lakukan, Mikail?" Megan berusaha meraih ponselnya, tetapi langsung dihadang oleh tangan Mikail. "Kembalikan ponselku.""Tidak," tegas Mikail dengan suara

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-18
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   52. Alergi Kiano

    Megan menatap sedih ke arah ponsel di tangannya. Layarnya retak cukup parah dan ponsel itu sama sekali tak bisa menyala. Padahal ia sempat melihat ponsel itu masih menyala sebelum Mikail menginjak lebih kuat ponselnya ketimbang lantai yang dipijak pria itu.Ia pun menarik napasnya dalam dan kuat, kemudian memasukkan ponsel rusak itu ke dalam tas dan mengingatkan dirinya sendiri untuk segera pergi memperbaiki ponsel ini. Sesegera mungkin.Sampai di lobi, pandangan Megan segera bertemu dengan Alicia dan Kiano yang menunggu di balik pintu putar. Wanita itu segera memperbaiki raut wajahnya yang kusut. Memaksa senyuman menghiasi wajahnya dalam perjalanan menghampiri Kiano.Kiano sendiri langsung melepaskan pegangannya di tangan Alicia dan menghampiri Megan. Tanpa menyadari sikap tersebut membuat Alicia semakin membenci Megan. Bahkan Kiano sepenuhnya mengabaikan keberadaan Alicia ketika sopir Megan membawa mereka bertiga menuju supermarket terbesar.“Kiano suka rasa apa, Sayang?” tanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-18
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   53. Tak Dipercaya

    Megan menatap wajah mungil Kiano yang masih terpejam. Terlelap dengan sangat tenang. Di area sekitar bibir Kiano terlihat lebih memerah tapi keadaan putranya sudah jauh lebih baik. Megan yakin saat Kiano terbangun, rasa gatal di mulut putranya juga sudah sembuh. Dokter mengatakan sudah memberikan obat anti alergi dan semuanya akan baik-baik saja."Megan?" Suara feminim dari arah belakang Megan mengalihkan lamunan wanita itu. Melihat Jelita yang melangkah masuk dengan membawa kantung pakaian yang dipesannya. Juga kantung plastik yang entah apa isinya di tangan lain. Jelita meletakkan dua kantung itu ke meja dan berjalan menyeberangi ruangan menghampiri dirinya. Memeluk dan mengelus pundaknya, selalu seperti yang Megan butuhkan."Apa keadaannya baik-baik saja?"Megan mengangguk pelan. "Kau membawanya?""Ya."Megan mengurai pelukan Jelita dan bangkit berdiri.Saat itulah Jelita menyadari keganjilan di pergelangan tangan Megan. Membelalak melihat perban yang melilit pergelangan tangan wan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   54. Tak Butuh Perhatian

    Setelah dokter menangani infeksi jahitan pada pergelangan tangan Megan yang cukup serius dan menghentikan pendarahannya, dokter berpamit pada Mikail. Yang menunggu dengan resah di ujung tempat tidur. Mikail memberi anggukan singkatnya dan berpindah ke samping ranjang Megan, menatap wajah Megan yang pucat dan masih terlelap.Wajah wanita itu terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Dengan napas yang teratur dan terlihat begitu patuh. Tidak menjadi keras kepala dan begitu kacau. Membuat Mikail merasa begitu bersalah telah bersikap begitu keras dan melukai perasaan Megan.“Maafkan sikap Megan, Alicia.” Mikail mendesah dengan gusar, pikirannya benar-benar kacau memikirkan keadaan Kiano. Pun setelah dokter mengatakan putranya tersebut baik-baik saja.Kiano mendapatkan alergi itu dari Megan, seharusnya wanita itu menjadi lebih teliti dengan mempertanyakan hal ini terlebih dulu pada Alicia. Dan dia sudah memperingatkan Megan untuk bertanya pada Alicia.“Tidak apa-apa, Mikail.” Alicia menghapus

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   55. Musuh Dalam Selimut

    “Tinggalkan Mikail. Atau aku sendiri yang akan membuatmu kehilangannya.”“Kau benar-benar berengsek, Marcel. Sampai kapan kau akan berhenti menggangguku dan Mikail?”“Sampai aku merasa puas.”“Aku sama sekali tak peduli dengan kepuasan yang akan kau dapatkan dari penderitaanku.”“Jika kau tidak bisa memberiku kebahagiaan yang kuinginkan, maka kau pun tak berhak atas kebahagiaan itu, Megan. Aku akan memastikan kau merasakan hal yang sama. Seperti yang kurasakan. Setiap derita dan setiap kepedihanku, kau akan ikut merasakannya.”“Tidak. Aku tak bertanggung jawab untuk semua itu. Kau sendirilah yang bertanggung jawab pada dirimu sendiri, Marcel.”“Kau tahu, aku dan Mikail terbiasa berbagi. Prestasi, pencapaian, dan harta, aku tak pernah merasa peduli dengan apa yang dimilikinya. Satu-satunya hal yang paling tidak bisa kutahan kecemburuanku adalah dirimu. Hanya dirimu. Jadi”Megan mendorong tubuh Marcel, tetapi pria itu menangkap pinggangnya dan mendorongnya ke dinding. Punggung membentur

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   56. Akulah Nyonya Matteo

    Megan dan Kiano naik mobil lebih, menunggu Mikail dan Alicia yang melambat. Ketika keduanya muncul di pintu putar rumah sakit, Megan menolehkan wajahnya. Tak bisa menahan diri untuk tidak mengamati perhatian Mikail yang diberikan pada Alicia. Tanda tanya besar menggantung di atas kepalanya, dengan perhatian sebesar itu yang diberikan Mikail untuk Alicia. Kenapa Mikail tidak menikahi wanita itu? Meski Megan sedikit bersyukur karena dengan kelicikan Alicia, Kiano setidaknya terselamatkan dari ibu tiri seperti Alicia.Megan tak bisa membayangkan sikap buruk Alicia terhadap Kiano jika berada di belakang Mikail. Karena jelas, segala sikap yang ditampilkan oleh Alicia di depan Mikail hanyalah kebaikan wanita itu pada Kiano. Cara Alicia memperlakukan Kiano di depan Mikail hanyalah kelembutan dan ketulusan. Yang tak bisa Megan rasakan setelah wanita itu mencoba melukai Kiano.Mikail membukakan pintu belakang untuk Alicia dan pria itu duduk di jok depan. Megan pun segera mengalihkan perhatia

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   57. Bertemu Marcel

    "Apa ini, Megan?” Mikail menatap tiga buku tabungan yang diletakkan Megan di meja di hadapannya. Di atas berkas yang belum selesai ia baca.“Ini untuk membayar semua biaya pinalti yang …”Mikail mendengus tipis. “Aku sudah mengatakan akan mengurusnya, Megan.” Suara Mikail lebih kuat dan tegas.“Ya, tapi aku masih sanggup membayarnya.”“Dan kau pikir aku melakukannya karena kau tak sanggup? Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Sebagai suamimu.”Wajah Megan membeku dengan kata suamimu yang diucapkan oleh Mikail, seolah terdengar diucapkan dengan sungguh-sungguh. “Kita tak sungguh-sungguh menjadi pasangan suami istri, Mikail. Semua ini hanyalah …”Mikail mendengus dengan keras. “Belum, Megan. Bukankah aku sudah menegaskan tentang yang satu ini?”Megan terdiam.“Kau pikir pernikahan ini hanyalah tempat singgahmu? Aku sudah megatakan padamu, sebelum pernikahan kita dilakukan. Bahwa kita akan terjebak dalam pernikahan ini untuk seumur hidup. Jadi terbiasalah menjadi istriku. A

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   58. Menyibak Sepucuk Rahasia

    Megan duduk di penutup lubang toilet di salah satu bilik toilet. Berusaha menormalkan degup jantungnya yang masih memompa dengan keras. Telapak tangannya menempel di dada.Semua pikirannya dipenuhi oleh Marcel. Kegilaan, ancaman, dan semua yang telah Marcel lakukan padanya. Kepalanya benar-benar akan pecah oleh kefrustrasiannya.Lebih dari lima menit bagi Megan untuk mengembalikan ketenangan hatinya dan beranjak berdiri. Melangkah keluar dari bilik toiletnya. Megan memekik dan tubuhnya terhuyung ke belakang menemukan seseorang yang berada di dalam toilet. Terkejut melihat Mikail yang berdiri bersandar di wastafel."Mikail?" delik Megan sambil menegakkan tubuhnya kembali dengan kedua kaki. "Apa yang kau lakukan di sini?""Apa kau baik-baik saja?" Mikail mengulurkan sapu tangan yang diambil dari kantong celananya. Megan tak langsung menerima uluran tangan tersebut. Wanita itu menatap tangan Mikail dan kembali menatap wajah pria itu sejenak sebelum menerima sedikit perhatian yang diberi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   5. Little Extra Megan Dan Marcel

    Mikail dan Kiano masih menunggu baby Kylie di ruang bayi setelah mengantarkan Megan ke ruang perawatan. Memastikan sang istri untuk istirahat sebelum pergi, tetapi Megan tak bisa tidur. Pun dengan rasa lelah dan letih yang masih membuatnya lemah dan berbaring di tempat tidur. Perutnya terasa lapar setelah semua tenaga yang ia kerahkan saat persalinan. Suara pintu diketuk, Megan menoleh. Sepertinya perawat yang disuruh Mikail untuk membawakannya makanan untuknya. Tetapi wajahnya berubah masam ketika bukan perawat yang muncul, melainkan Marcel. Satu tangan membawa nampan berisi makanan dan satu tangannya disembunyikan di belakang. Membuat Megan berkerut kening akan sikap aneh pria itu. “Kenapa kau di sini, Marcel?” tanya Megan dengan nada tak bersahabat seperti biasa. Marcel tak menjawab, pria itu meletakkan nampan di nakas. “Aku tahu kau tak akan suka jika aku menyuapimu, kan?” Megan hanya mendengus tipis. Tentu saja ia akan menunggu Mikail. Dan ia langsung mengambil ponsel untuk

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   4. Extra Megan Dan Mikail

    Delapan bulan kemudian … Megan memuntahkan seluruh isi perutnya di lubang toilet dengan hentakan yang kuat dari dalam perutnya. Membungkuk dengan kedua tangan bersandar di dinding karena perutnya yang besar membuatnya kesulitan berjongkok. “Kau muntah lagi?” Marcel muncul dari balik pintu yang tak sempat Megan tutup ketika bergegas masuk ke kamar mandi. Berdiri di belakang Megan sembari menggosok pelan punggung wanita itu. Megan yang sudah lemas, tak punya kekuatan untuk menolak perhatian Marcel, apalagi untuk memanggil Mikail yang masih belum turun ke lantai satu. Kedua kakinya melemah dan jatuh bersandar ke tubuh Marcel, sesi muntahan itu akhirnya berhenti dan Marcel mendudukkan Megan di lubang toilet. “Lepaskan dia, Marcel.” Mikail muncul di ambang pintu. Menghampiri Megan dan menarik lengan sang adik untuk menjauh dari istrinya. Marcel hanya mengedikkan bahu dan menuruti keinginan sang kakak meski tidak meninggalkan kamar mandi. Ia mengamati Mikail yang mengambil beberapa lem

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   3. Extra Jelita Dan Nicholas

    Jelita menurunkan ponselnya dari telinga dengan helaan napas yang lolos dari kedua lubang hidung dan bibirnya. Matanya terpejam dengan telapak tangan yang menyentuh perutnya yang masih rata. Pernikahan? Ia tak bisa menolak Nicholas yang ingin menikahinya. Terutama setelah pria itu tahu saat ini dirinya tengah hamil. Ya, seminggu yang lalu. Tiba-tiba ia pingsan di tempat pemotretan Nicholas, pria itu membawanya ke rumah sakit. Dan saat ia terbangun dari pingsannya, pria itu sudah menyelipkan cincin di jari manisnya dengan omong kosong tentang pernikahan. “Apa-apaan ini, Nicholas?” Jelita berusaha melepaskan cincin tersebut dari jari manisnya tetapi ditahan oleh Nicholas. “Menikah? Apa kau kehilangan kewarasanmu? Apa kepalamu baru saja dilempar kamera? Atau kejatuhan lampu?” rentetnya dengan kesal. Bukankah ia yang jatuh pingsan, kenapa malah Nicholas yang kehilangan otaknya. Nicholas hanya menarik seulas senyum sebagai jawaban. “Kita harus menikah. Kita membutuhkan pernikahan ini.”

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   2. Extra Kiano Dan Marcel 2

    Sepanjang perjalanan, Megan sengaja membisu. Matanya terpejam, menahan tangisan kekecewaan dan perasaannya yang campur aduk. Semua ingatan buruknya naik ke permukaan. Keberengsekan Marcel, kehamilannya, pertengkarannya dan Mikail, lalu perceraian mereka. Semua memenuhi benaknya, menekan dadanya. Setelah semua ini, kenapa kenyataan ini harus naik ke permukaan. Menamparnya dengan keras.Setelah setengah jam kemudian, Mikail menghentikan mobil tepat di teras rumah. Belum sempat mematikan mesin mobilnya, Megan sudah membuka pintu mobil. “Tunggu, Megan.” Tangan Mikail tak sempat menangkap tangan Megan yang sudah melompat turun. “Kau harus hati-hati. Kakimu …” Mikail pun menyusul melompat turun dari dalam mobil.Mikail semakin dibuat kebingungan oleh perubahan sikap Megan. Ia setengah berlari mengejar dan berhasil menangkap pergelangan tangan wanita itu di tengah ruang tamu. “Apa yang terjadi, Megan? Kenapa denganmu?”Megan menatap wajah Mikail dengan penuh kekecewaan, tetapi bibirnya tetap

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   1. Extra Kiano Dan Marcel

    Satu bulan kemudian … Setelah satu bulan. Dengan diantar Mikail, akhirnya hari ini Megan kembali ke rumah sakit untuk melepaskan gips di kaki kanannya. Retakan di tulang kaki Megan sudah sembuh, meski harus tetap hati-hati dan menggunakan peyangga demi melatih kaki yang sudah lama tidak digunakan untuk jalan. Sekarang keduanya berada di lift, hendak turun ke lantai basement dan kembali pulang. Megan duduk di kursi roda, meski sudah bersikeras akan berjalan kaki dengan peyangga saja, Mikail malah mendudukkan pantatnya di sana. Mendorong kursi roda dan membungkam protes Megan dengan tegas. “Jam berapa sekarang?” “Dua.” “Kiano sudah pulang?” “Ya, Marcel sudah menjemputnya, dia baru saja sampai di sekolahnya Kiano.” Megan mendesah kesal. Selama satu bulan penuh dan karena kakinya yang butuh perawatan khusus, Mikail menyerahkan semua tentang Kiano pada Marcel. Ya, Megan masih belum sepenuhnya menerima sikap baik Marcel meski pria itu selalu memperlakukannya dengan baik. Seperti yang

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   100. Akhir Untuk Alicia

    Mikail membeku dalam ketercengangannya, kehilangan kata-kata ketika menemukan perut Alicia yang membesar hanyalah sebuah perut palsu yang dililit di pinggang. Sekilas tampak seperti nyata, tapi … itu terbuat dari bantalan kain yang menyerupai perut asli. Bahkan memiliki pusar di tengahnya. Cukup lama bagi Mikail untuk mencerna apa yang disaksikannya saat ini, dalam kebingungannya ia berusaha menemukan pijakannya. Alicia membelalak, terkesiap dengan keras dan wajahnya tertunduk menatap perut palsunya yang sekarang terekspos di hadapan Mikail. Kebohongannya terbongkar, dilucuti habis-habisan tak hanya oleh Mikail, tetapi juga oleh Marcel. Tidak, kebohongannya yang sudah ia bangun mati-matian, tidak bisa terbongkar semudah ini. “M-mi …” bibirnya bergetar hebat, bahkan hanya untuk memanggil nama Mikail. Ia bahkan belum sepenuhnya menyadari apa yang terjadi, tetapi kembali dipatahkan oleh kalimat Marcel. “Dia benar-benar menipumu mentah-mentah, Mikail. Aku sudah mengatakan padamu, kan.

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   99. Terbongkar

    Alicia tak berhenti berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, kedua tangannya saling meremas dengan gugup. Ia sudah membereskan CCTV, bukti kebusukannya. Tapi masih ada satu bukti yang akan memberatkannya. Bukti yang masih hidup itu harus ia lenyapkan. Janji Alicia pada dirinya sendiri. Kedua tangannya mengepal dengan kuat oleh kegugupan yang tak berhenti menghantui benaknya. Wanita itu mengambil ponselnya, sudah hampir tengah malam. Tapi ia jelas tak bisa tidur dengan semua kegelisahan ini. Tidak, malam ini adalah kesempatannya. Ia harus menutup mulut Megan sebelum wanita itu membuka mulut. Alicia memasukkan ponselnya ke dalam tas dan berjalan keluar kamar. Membangunkan sopir untuk membawanya ke rumah sakit sambil memegang perut dan berpura kesakitan. Sopir pun bergegas membawa Alicia ke rumah sakit. Baru saja penjaga keamanan menutup pintu gerbang setelah mobil Alicia pergi, penjaga keamanan itu kembali membukakan pintu gerbang untuk Marcel. Sesampai di rumah sakit, Alicia turun

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   98. Kepalsuan

    Akan tetapi, seringai itu hanya bertahan satu detik di ujung bibirnya. Ketika suara langkah kaki yang bergema dari lantai bawah memucatkan seluruh permukaan wajahnya. Dan dari atas ia bisa melihat Marcel yang tercengang menemukan tubuh Megan yang tersungkur di lantai. “Megan?!” Marcel melompat ke arah tubuh Megan yang tergeletak di lantai, tak bergerak dengan kepala yang berdarah. Pria itu terduduk di lantai, membawa kepala Megan dalam pangkuannya. Telapak tangannya menepuk pelan pipi Megan, berusaha menyadarkan wanita itu. “Ada apa ini? Megan?” Mikail muncul, tak kalah tercengangnya dengan Marcel dan ikut duduk di lantai memeriksa keadaan Megan. Marcel mendongak, tatapannya menajam ke ujung tangga. “Alicia?” Sekali lagi Mikail dikejutkan dengan Alicia yang juga tak sadarkan diri di tengah anak tangga. “Aku harus membawanya ke rumah sakit.” Marcel menyelipkan kedua lengannya di balik punggung dan lutut Megan. Menggendong tubuh Megan dan bergegas membawanya keluar. Mikail ingin m

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   97. Kebusukan Alicia

    Hari ini, Megan harus berhasil. Janji Megan pada dirinya sendiri yang tengah berdiri di depan cermin. Kedua tangannya saling meremas, memberikan dukungan dan semangat untuk dirinya sendiri. Setelah Mikail berangkat kerja dan ia mengantar Kiano ke sekolah, Megan menghabiskan waktu di lantai satu untuk mengintai kegiatan Alicia. Wanita itu hanya keluar untuk makan pagi, dengan memasang raut pucat yang ditampakkan semenyedihkan mungkin. Mikail terlihat ibat, tapi untuk pertama kalinya ia merasa Marcel memihaknya karena pria itu sama sekali tak terpengaruh dengan tampilan Alicia. Pria itu seolah bisa membaca mata batin Alicia yang sesungguhnya. Jika saja sedikit kecerdasan Marcel dimiliki oleh Mikail, tapi ia sendiri tak bisa menyalahkan Mikail. Dirinyalah yang menciptakan ketakutan itu pada Mikail saat hamil Kiano. Dan rupanya itu membekas begitu dalam di hati Mikail sehingga kebaikan hati pria itu dimanfaatkan oleh wanita licik seperti Alicia. Alicia tampak tak tenang ketika di meja m

DMCA.com Protection Status