Nathan fokus mendengarkan penjelasan dari sang Mami. "Aku akan menikah sama Eliza, jika pesan gaunnya sekarang kira-kira kecepatan nggak mi?" "Dapat," batin Mawar. Akhirnya Nathan masuk kedalam perangkapnya.Mawar memang sedang merancang gaun pengantin untuk Eliza. Mengingat pesta pernikahan putranya yang hanya beberapa bulan lagi. Sesuai harapannya sang putra langsung memesan gaun sesuai dengan gambar yang dibuatnya. "Kamu mau gaun ini untuk Eliza?" Tanya Mawar. "Iya mi, tapi aku mau berliannya berwarna biru, sedangkan gaunnya berwarna putih tulang." "Bisa dong." Dengan cepat Mawar menerima request dari Nathan. "Ini harga gaunnya berapa ya mi?" "Murah banget, apalagi untuk kelas pengusaha sukses seperti kamu." Mawar tersenyum kecil menatap wajah putranya. Mengapa pandangannya mendadak berubah ketika memandang wajah Nathan. Wajah putranya sudah tidak tampan lagi, tapi lebih mirip lembaran uang ratusan ribu. "Berapa mi?" Nathan semakin bersemangat mendengar jawaban dari sang ma
Nathan sudah menghabiskan 3 cup puding yang dimasakkan Eliza. Mau seperti apapun rasa puding itu pasti dia akan memakannya. Apalagi puding buatan Eliza benar-benar enak. Tatapan mata pria itu memandang ke arah Eliza yang baru saja datang bersama dengan Noha. Ibu dan anak itu terlihat kompak dengan piyama tidur berwarna biru, motif Doraemon."Halo, grandpa, grandma, Daddy, om Rizky." Eliza menyapa semuanya dan kemudian duduk di sofa singgel. "Sore juga adk Eliza dan si ganteng Noha," jawab Rizky dengan ramah."Pasti baru bangun," tebak Mawar. "Iya mi, kami baru bangun," jawab Eliza dengan tersenyum. "Sini cucu grandpa." Hermawan mengembangkan tangannya agar Noha mendekat dengannya. Raut wajah pria paruh baya itu tampak kecewa Ketika Noha tidak berjalan mendekat ke arahnya. Bayi laki-laki itu justru mengejar puding yang ada di atas meja. Tangan Hermawan yang sudah terkembang terpaksa diturunkan karena Noha tidak mendekat ke arahnya."Sini Grandma yang suapin." Mawar memegang tang
Rizky sedang sibuk memeriksa bukti kejahatan yang telah dilakukan oleh Indra. Dia juga memeriksa semua bukti-bukti yang sudah disiapkan oleh pengacara Edwin. "Dengan bukti-bukti yang kita berikan ke pihak kepolisian, Saya pastikan saudara Indra akan menjalani hukuman mati." Pengacara Edwin berkata dengan optimis. "Saya ingin dia mendapatkan hukuman yang setimpal. Tapi bagaimana dengan Nita, istri pertama Indra. Apakah benar dia tidak terlibat?" Rizky berkata dengan wajah kesal. Bagaimana mungkin wanita licik itu bisa melepaskan dirinya dari tuduhan melakukan penganiayaan terhadap Yura. "Istri pertamanya tidak terlihat dalam kasus apapun. Semua tindakan kejahatan yang dilakukan Indra sendiri." Pengacara Edwin menjelaskan berdasarkan bukti yang ada.Rizky diam memandang perkataan pengacara Edwin. Jika Nita tidak terlibat dalam kasus apapun, itu artinya wanita itu akan terbebas dari hukum."Setelah menggugat Indra, saya akan fokus dengan aset yang dimiliki Indra. Kita meminta pengadi
"Karena Anda masih mengingat saya, Saya tidak perlu lagi memperkenalkan diri. Apakah anda ingin mengetahui seperti apa Kondisi Yura saat ini?" Rizky berkata dengan sangat sopan. "Tidak!" Indra langsung menolak. Karena Yura, dia harus mendekam di penjara. Indra benar-benar kesal terhadap Yura dan Novita. Mengapa ibu dan anak itu sangat menjijikkan dan selalu membuat dia merasa repot.Seharusnya Yura mati ketika dilemparnya dari lantai 2. Dengan seperti itu tidak perlu ada urusan dengan rumah sakit dan juga pihak kepolisian. Mereka pihak keluarga hanya tinggal menguburkan jenazah. "Meskipun anda tidak ingin mengetahui kondisi Yura, namun saya tetap akan memberitahunya. Karena bagi saya Anda adalah ayahnya. Abda berhak tahu kondisi Putri, anda. Saat ini kondisi Yura sangat baik dan dalam tahap penyembuhan. Bisa dikatakan semangat hidup Yura sangat tinggi, hingga penyembuhannya tergolong cepat. Jika kondisinya semakin membaik dan bisa rawat jalan, Yura akan keluar dari rumah sakit," je
"Jadi malam ini kakak tidak menginap di sini?" Yura berkata dengan wajah sedih. "Mama, kakak minta pulang, soalnya ada acara di rumah." Kiara berkata dengan wajah berseri-seri. Tidak bisa dipungkiri bahwa Ia begitu sangat bahagia. Mungkin Allah sudah membuka pintu hati sang mama dan mau menerima keberadaannya. "Apa kakak gak akan temani aku lagi?" Yura tampak takut ketika membayangkan Kiara sudah tidak bisa lagi bersama dengannya. Mungkin ini yang dikatakan dengan egois. Yura ingin menguasai Kiara. Ia ingin sang suster selalu bersama dengannya. Namun siapa Yura? Bukankah keinginan itu merupakan hal yang mustahil."Belum tahu." Kiara berkata dengan sedikit ragu. Apakah sang Mama akan memintanya pulang ke rumah atau hanya untuk hari ini saja."Kalau begitu kakak hati-hati ya." Gadis kecil itu tersenyum dengan sangat manis."Iya adek, besok pagi Kakak ke sini lagi. Nanti kalau Yura membutuhkan sesuatu, pencet aja tombol ini, perawat yang lain pasti akan langsung datang." Kiara berka
"Rini, Apa kamu yakin membiarkan Kiara menikah dengan pak Rudi?" Seorang wanita paruh baya bertanya dengan ekspresi wajah menahan kesal."Iya," jawab Rini dengan tersenyum ramah. "Apa kamu tidak tahu gosip pak Rudi?" Wanita itu tidak habis pikir dengan apa yang lakukan Rini. Apakah wanita uItu tidak menyesal menikahkan anaknya dengan pak Rudi? "Itu cuma gosip, gak perlu di pikirkan," jawab Rini yang masa bodoh. Ia tidak akan perduli dengan gosip yang beredar. Baginya yang terpenting Kiara menikah dengan pria kaya raya."Apa Pak Rudi meminta agar Kiara memakai gaun berwarna merah di acara lamaran?" Wajah Wanita itu tampak serius ketika menanyakan hal ini. "Iya, gaunnya cantik sekali. Harganya juga sangat mahal," kata Rini bangga. Ia tidak pernah menyangka bahwa Pak Rudi akan tertarik dengan Putri sulungnya. Kalau tahu Kiara bisa menghasilkan uang sebanyak ini, pasti ia akan berbaik-baik dengan putri sulungnya itu."Apa kamu tahu Rini, setiap wanita yang dilamarnya itu selalu memak
Duar!Jantung Kiara seakan mau lepas dari tempatnya ketika mendengar perkataan dari Rini. Tubuh yang tadi terbang melayang kini terhempas ke dasar jurang. Ia tersadar dari mimpi indahnya beberapa waktu yang lalu. Dengan cepat Kiara menarik tangannya hingga terlepas. "Maksudnya apa ma?" "Pak Rudi ini akan menjadi suami kamu, nak. Pak Rudi sangat kaya dan juga baik. Kamu sangat beruntung bisa menjadi istrinya." Rini tersenyum sambil mengusap punggung tangan putrinya. Kiara memandang Rini dengan hati yang terluka. Begitu banyak luka yang telah ditorehkan oleh wanita yang telah melahirkannya itu, namun mengapa luka ini yang terasa sangat pedih. Kiara merasa jantungnya ditusuk besi panas dan rasanya benar-benar sakit.Sedangkan Rudi, masih terus menatap Kiara. Pria paruh baya itu tampak terhipnotis dengan kecantikan calon istri ke tujuannya.Kiara menggelengkan kepalanya. "Kia gak mau," katanya sambil berlari ke kamar."Kiara, kamu tidak bisa menolak." Rini marah dan berniat untuk meng
Kiara benar-benar putus asa. Dia tidak menyangka akan dijebak seperti ini oleh ibu kandungnya sendiri. "Bu Ina, Jika boleh Kia memilih, Kia ingin ibu yang jadi Mama Kia.""Meskipun Kia bukan anak yang ibu lahirkan, tapi Kiara sudah seperti anak ibu sendiri. Ibu nggak mau Kiara sampai menjadi korban pesugihan dari Rudi. Walau bagaimanapun Kia harus keluar dari sini." Ibu Ina ikut menangis sambil memeluk Kiara. "Kia akan pergi sekarang." Ibu Ina menggelengkan kepalanya. Pertanda bahwa ia tidak setuju. "Pergi sekarang pasti tidak bisa. Ibu lihat Rini membayar 3 orang preman untuk menjaga rumah ini. Untuk sementara Kia harus berpura-pura menurut dengan perintah Rini. Ibu akan bantu mencarikan solusi agar Kia bisa lari dari sini. Kita masih bisa memanfaatkan waktu, karena acara pernikahan masih satu Minggu lagi.""Gimana Kia bisa pura-pura bu? Kia benci mama." Kiara mengusap air mata yang terus saja mengalir di pelupuk matanya. Mau seperti apapun Rini memperlakukannya, Kiara tetap memaaf
Jujur saja, Rizky benar-benar terpanah melihat aset calon istrinya yang sangat indah. Putih, bersih dan sedikit tembam. Tampaknya Kiara sangat pandai merawat asetnya itu. Dengan tangan sedikit bergetar, Rizky mulai mengusap bagian bibir itu dengan lembut. Bukan hanya mengusap sabun saja, jari nakalnya ikut bermain di kacang kecil berwarna merah muda."Dok jangan lama-lama." Kiara berkata dengan sedikit mendesah. Tubuhnya merasakan sesuatu yang aneh. Apalagi ketika calon suami bermain di bagian sensitifnya.Rizky yang sejak tadi melakukan sesuatu sesuai nalurinya baru tersadarkan ketika mendengar suara Kiara. Dengan cepat ia membasuh bagian tersebut hingga terasa kesat. Setelah tubuh Kiara bersih dan terliha oot lebih segar, ia memakaikan handuk dan menggendong Kiara.Jika selama ini Rizky menolak untuk menikah dengan berbagai alasan, namun sekarang Dia merasa ingin menikah detik ini juga. Setelah menikah ia akan menunaikan tugasnya sebagai suami. Sekaligus menjawab rasa penasaran ya
"Katanya kamu nggak malu, apalagi saya sudah lihat semuanya." Rizky berulang kali menelan air ludahnya ketika sambil memandang Kiara. Jawaban Rizky mampu membuat wajah perawat cantik itu memerah karena malu."Lagian juga kalau malu, kenapa mampang depan mata saya dengan pakaian yang seperti itu." Rizky justru menyalahkan Kiara karena pakaian yang dipakainya. "Ini dokter yang kasih, bukan Kia yang pakai sendiri." Dengan cepat Kiara menutup bagian dadanya ketik lirikan mata sang dokter terfokus ke tonjolan besar di dadanya."Ya memang saya yang pakaikan, tapi kamu nyaman pakainya. Buktinya aja sejak tadi kamu mondar-mandir didepan mata saya. Saya ini dokter, masalah seperti ini bukanlah suatu hal yang perlu dihindari." Rizky berkata dengan tegas. Kiara diam sambil memandang Rizky. Ia tidak mungkin menolak karena nanti malam, merupakan acara penting untuknya. Ia juga ingin memberikan kesan indah untuk sang suami. Pada akhirnya Kiara pun menganggukkan kepalanya. "Tapi kepala Kia pusin
Kiara masuk ke dalam kamar dengan jantung berdebar cepat. Berulang kali ia menepuk pipinya untuk memastikan apakah ini nyata atau mimpi? Apakah benar ia akan menjadi istri dari Dokter Rizky? Salah seorang dokter yang paling dikaguminya di rumah sakit. Selain berwajah manis dan baik, dokter itu juga terkenal minim gosip. Padahal di rumah sakit begitu banyak yang mengagumi sang dokter, baik dari kalangan dokter perempuan yang berstatus gadis ataupun janda. Begitu juga dengan para perawat. Namun siapa yang bisa menyangka bahwa Kiara lah yang akan menjadi pemiliknya. "Untung aja nasib aku nggak seperti Siti Nurbaya yang harus menikah dengan Datuk maringgih." Kiara tersenyum bahagia mengingat sebentar lagi Ia akan menikah dengan dokter Rizki. "Andaikan Samsul Bahri cepat datang dan membawa Siti Nurbaya kabur seperti dokter Rizky, pasti judul novelnya bukan kasih tak Sampai." Kiara sangat menyayangkan kisah cinta Siti Nurbaya dan juga Samsul Bahri. Kisah cinta yang seharusnya berakhir b
"Gini Om ceritanya. Kiara perawat yang bekerja di rumah sakit, akan dinikahkan sama orang tuanya. Kiara tidak mau menikah dengan orang itu. Karena itu aku menyelamatkannya dari pernikahan. Pernikahannya dua hari lagi, aku sudah membawa dia kabur." Rizky menjelaskan dengan singkat. Dia berharap Hermawan dan juga Mawar mengerti situasinya saat ini. "Kamu melarikan calon istri orang?" Mawar langsung menyahut. Ia tidak menyangka bahwa Rizky yang merupakan seorang dokter hebat dan dosen, bisa bersikap seperti ini. Padahal gadis cantik seperti apapun, bisa didapatkannya dengan mudah."Iya, Tante," jawab Rizky."Ya ampun kamu berani sekali melarikan calon istri orang," sembur Hermawan."Nggak ada jalan lain," Rizky berkata dengan nada suara lemah. Ia tidak menyangka akan menikah dengan Kiara. Gadis yang tidak pernah hadir dalam mimpinya. "Kalau kamu benar-benar ingin menikah, wanita seperti apapun yang kamu mau, bisa Tante carikan. Kalau seperti ini, nama kamu bisa rusak." Mawar menasehati
"Ya nggaklah," jawab Rizky. Ia sangat membutuhkan dokumen pernikahan. Karena itu syarat untuk mendapatkan hak asuh Yura. Setelah akad nikah, Rizky akan langsung mengurus dokumen serta syarat pernikahan. "Abang hebat, gercep, gaya lo asik," kata Elisa yang belagu sok gaul. Nathan yang sedang mengemudikan mobil tertawa melihat gaya Eliza yang sok jauh. "Gercep adek?" Tanya Rizky yang tidak tahu istilah anak muda. "Gerak cepat," jawab Eliza dengan sedikit tertawa. "Daripada kak Kiara dinikahi sama Pak tua mending Abang yang nikahi. Kak Kiara itu cantik banget. Terus juga orangnya baik, yang terpenting Yura sangat dekat sama kak Kiara. Oh iya apa Abang jadi mau adopsi Yura?" Tanya Eliza dengan cerewetnya. "Iya, syaratnya harus nikah baru bisa adopsi Yura," jelas Rizky. "Wah enak banget kalau seperti itu, nikah langsung dapat anak." Eliza berkata dengan riang. "Iya," jawab Rizky yang masih ragu dengan keputusannya. "Abang itu sangat cocok sama kak Kiara. Sama-sama cant
Eliza memandang Nathan yang sedang mengemudikan mobil. Nathan yang memakai kacamata tampak semakin gagah dan tampan. Entah sejak kapan Eliza memiliki hobi memandang wajah duda satu anak itu. "Apa belum puas memandang wajah Mas?" Nathan berkata tanpa menoleh ke arah Eliza yang duduk di sebelahnya. "Siapa yang pandangi Mas," elak Eliza. Wajahnya sudah memerah menahan rasa malu karena ketahuan sedang memperhatikan sang bos."Oh nggak ada ya," kata Nathan dengan sedikit tersenyum. Ia tidak mempermasalahkan jawaban Eliza yang tidak jujur. "Mas, apa masih ngantuk?" Eliza dengan sengaja mengalihkan topik obrolan. Apalagi Nathan sudah menguap berulang kali. "Lumayan, kepala juga rasanya agak pusing mungkin karena tidur pagi," kata Nathan yang tidak terbiasa tidur di pagi hari. "Kenapa nggak libur aja ke kantornya?" Eliza memberikan saran."Ada kerjaan penting, mas sudah ada janji sama klien. Nggak enak kalau cuma mengutus Dirga. Sedangkan klien datang dari Bali." Nathan sedikit te
"Kia akan mencari suami lewat media sosial. Disana pasti ada pria yang mau nikah sama Kia." Kiara tersenyum lebar.Jika tidak ada masalah dengan Rudi dan Rini, Kiara tidak akan seperti wanita yang sudah kebelet kawin seperti ini.Rizky terdiam dengan kepala berdenyut nyeri. Kiara kelewatan cantik. Jika ingin mencari suami lewat media sosial, pasti banyak pria yang bersedia. Apalagi dia menikah tidak punya tuntutan uang hantaran, mahar, uang isi kamar dan pengeluaran besar lainnya."Bagaimana jika kamu dapat suami yang jahat?" Tanya Rizky."Kia gak mikir masalah itu dok, yang penting bebas aja dulu," jawab Kiara tanpa pikir panjang.Rizky memijat kepalanya yang berdenyut nyari. Sepertinya Kiara benar-benar sudah stres. Jika mendapatkan suami asal-asalan, takutnya keluar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau. Bagaimana jika Kiara justru dijadikan psk oleh suaminya? Kepala Rizky semakin pusing ketika membayangkan hal tersebut. Lalu apa gunanya penyelamatan yang dilakukannya?Belum lag
Rizky benar-benar tercengang melihat Kiara. Di mana gadis lugu yang selama ini sering dia lihat. Dan kenapa sekarang Kiara tampak jauh berbeda. Meskipun dirinya dokter, namun dia laki-laki normal. Mana mungkin dia sanggup menahan godaan yang seperti ini."Kamu tidak risih pakai seperti itu?" tanya Rizky."Kenapa harus risih, ini baju dokter yang kasih. Lagian juga Dokter sudah lihat sendiri kan jadi buat apalagi malu." Kiara berkata dengan tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya.Rizky mengusap keringat di pelipis kepalanya. Dia tidak menyangka bahwa gadis yang selama ini lugu cukup barbar. "Dok saya lapar.""Saya akan pesan makanan." Rizky langsung memesan makanan secara online. Yang bodohnya lagi dia memesan makanan tanpa bertanya apa yang diinginkan oleh Kiara. Bukan hanya satu jenis atau tiga jenis makanan yang dipesannya tapi sudah lebih dari 10 jenis makanan. Hal ini menunjukkan bahwa sang dokter dalam keadaan grogi. Rizky meletakkan handphonenya setelah selesai memesan ma
"Ya masih ingat," jawab Rizky jujur. Bentuknya sangat indah dan menggoda, mana mungkin ia bisa melupakannya dalam waktu singkat."Tuh kan dokter masih ingat. Kalau gini Kia jadi malu." Kiara memandang Rizky sekilas kemudian menundukkan kepalanya.Rizky bingung harus berkata apa. Bagaimana jika Kiara salah paham dan menganggap dirinya sudah sudah direndahkan. Kiara diam beberapa saat dan kemudian memandang Rizky.Dokter berwajah manis itu benar-benar gugup ketika Kiara memandangnya. Ia tahu bahwa Kiara pasti marah dan kecewa. Belum lagi image nya sebagai pria baik, sopan dan pintar akan tercoreng dan dikatai pria mesum. "Dokter, sudah menyelamatkan nyawa saya serta menyelamatkan Saya dari pernikahan. Apa dokter mau menjadi suami saya?" Rizky sangat terkejut mendengar pertanyaan dari Kiara. Ia langsung melakukan pemeriksaan terhadap kepala pasiennya tersebut. "Dok, saya sadar, saya juga tahu dengan apa yang saya katakan." Kiara berkata sambil memandang wajah sang dokter yang begi