Home / Romansa / Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO / 61. Perasaan yang Terabaikan

Share

61. Perasaan yang Terabaikan

Author: Ndraa Archer
last update Last Updated: 2025-01-28 23:28:53

"Mereka terlihat begitu akrab?" gumam Jasmine pelan, hampir berbisik pada dirinya sendiri. Ada nada getir dalam suaranya, bercampur dengan sesuatu yang sulit ia akui.

Jasmine berdiri di balik pintu ruang keluarga, mengintip perbincangan antara Zora, Noah, dan Dursila.

Jasmine tahu ia seharusnya tidak berada di sana, tapi hatinya terasa berat. Ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya, sebuah perasaan yang sulit ia ungkapkan.

Tatapan Dursila yang penuh otoritas membuat Jasmine teringat pada neneknya yang terbaring di RS. Meski Dursila tampak tegas, Jasmine tidak bisa menahan keinginannya untuk diperhatikan, untuk dirasakan kehadirannya dalam keluarga ini.

Namun, setiap kali ia mencoba mendekat, rasa takut selalu menghantui pikirannya.

Dari dalam ruangan, suara Dursila terdengar jelas. “Zora, kamu harus menjaga kondisi tubuhmu. Kehamilan muda itu penuh risiko, apalagi dengan aktivitasmu yang cukup sibuk di rumah ini.”

Zora mengangguk, berusaha menunjukkan keseriusannya. Namun, dari sud
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   62. Ketegangan yang Membara  

    Noah terbangun telat. Matahari sudah tinggi, dan Zora serta Dursila pasti sudah berangkat berbelanja.Namun, saat langkahnya menuju ruang tamu, matanya tertumbuk pada sosok Jasmine. Wanita itu berdiri di dekat jendela, mengenakan dress tipis yang sedikit ketat di bagian pinggang dan leher, membuat Noah terdiam. Mata Noah membelalak, seolah ada yang mengganggu dirinya.“Jasmine, apa yang kamu kenakan?!” Bentakan Noah membuat Jasmine terkejut, botol air di tangannya hampir jatuh. Wajahnya langsung memucat.“Ini hanya baju daster biasa, Noah,” jawab Jasmine cemas, mencoba menjelaskan. “Aku merasa gerah.”Tapi Noah merasa emosinya meledak. Ia tidak bisa menahan diri. Pakaian Jasmine itu, meskipun biasa, tiba-tiba membuat perasaannya kacau. “Ini tidak pantas, Jasmine!” serunya lagi, suara sedikit naik.Jasmine hanya bisa menunduk, matanya mulai berair. "Aku... aku hanya merasa tidak nyaman," jawabnya lemah, merasa bersalah. Air matanya mulai turun tanpa bisa dihentikan.Noah menatapnya den

    Last Updated : 2025-01-29
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   63. Keputusan yang Tak Terselesaikan

    Suara pintu kamar yang terbanting keras membuat Maria, asisten rumah tangga, segera menoleh. Ia teringat pesan Zora untuk menjaga Jasmine dengan baik.”Pasti ada sesuatu yang tidak beres.” Maria melangkah cepat menuju kamar tempat suara itu berasal, dan tiba di ruang tamu, matanya langsung tertuju pada Noah yang masih berdiri terpaku, ekspresi wajahnya datar, seolah tidak peduli pada apa yang baru saja terjadi.“Maaf, Tuan, ada yang bisa saya bantu?” tanya Maria hati-hati.Noah menoleh, menatap Maria sebentar, lalu menghela napas panjang."Mood-nya nggak enak," jawabnya datar. "Jaga dia baik-baik, ya. Kalau perlu, bawa dia ke dapur untuk makan."Maria hanya mengangguk, merasa ada ketegangan di udara. Dia melangkah menjauh, tapi tidak bisa menahan rasa penasaran. ’Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka?’Noah melihat Maria yang sudah menjauh, lalu ia kembali berdiri di depan pintu kamar Jasmine. Ia bergeming sebentar, menatap pintu yang tertutup rapat. Dengan perlahan, ia mengetu

    Last Updated : 2025-01-29
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    64. Tatapan yang Berbeda  

    Jasmine melangkah keluar dari ruang kuliah, dan pandangannya langsung tertuju pada Ryan yang sedang menunggu di sudut ruangan. Sejak pertama kali bertemu, pria itu selalu membuat Jasmine merasa nyaman.Tapi kali ini, ada yang berbeda. Ryan menatapnya dengan cara yang tak biasa, seperti ada ketegangan yang tersirat di matanya.“Jas,” Ryan mulai, suaranya terdengar agak tegang, “Aku... ingin nanya sesuatu.”Jasmine mengerutkan dahi, merasa ada yang aneh dengan sikap Ryan. "Ada apa, Ry?"“Pram,” Ryan melanjutkan, suara semakin rendah. “Pram itu... siapa sebenarnya?”Jasmine terkejut mendengar pertanyaan itu. Pram? Sahabat Noah, Jasmine tidak tahu kenapa tiba-tiba Ryan bertanya tentang dia.“Kenapa tanya Pram?” tanya Jasmine, mencoba menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang meski ada rasa curiga yang muncul.Ryan menatapnya lebih dalam, seakan ingin mencari tahu lebih banyak. "Nggak ada apa-apa, cuma...? Waktu itu juga, Pram yang nganterin kamu pulang," katanya, nada suaranya sedikit cembur

    Last Updated : 2025-01-29
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   65. Dua Pria yang Membingungkan

    Jasmine terdiam menatap layar ponselnya, jarinya dengan santai men-scroll media sosial dan pesan di aplikasi Wibu miliknya. Tidak lama kemudian, sebuah notifikasi muncul dari seseorang dengan inisial "Pm" di salah satu postingannya.Pm: "Hai, aku boleh message kamu nggak?"Jasmine mengerutkan kening, merasa bingung. Inisial itu mengingatkannya pada Pram. Setelah berpikir sejenak, dia hanya membalas dengan menekan tombol suka, mencoba bersikap netral. Namun, tidak lama kemudian, sebuah pesan masuk di ponselnya.Pram: "Jasmine, boleh tidak kapan-kapan kita jalan? Oh iya, ini jadikan pertemanan ya, biar aku mudah menghubungimu. Aku Pram."Jasmine menelan saliva, ragu untuk membalas. Saat ini, mungkin masih aman jika mereka berkomunikasi atau bertemu, tapi bagaimana nanti ketika usia kandungannya menginjak trimester ketiga atau keempat? Bentuk tubuhnya pasti akan berubah drastis. Sekarang saja, pipinya mulai tampak lebih cabi.Dengan hati-hati, Jasmine hanya membalas dengan emoticon senyu

    Last Updated : 2025-01-30
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    66. Ragu  

    Jasmine menatap layar ponselnya dengan perasaan yang campur aduk. Dia masih ragu apakah harus membalas pesan Pram atau mengabaikannya.Dalam pikirannya, ada konflik yang terus berputar. Jika dia membalas, itu bisa memperumit keadaan. Tapi jika dia mengabaikan, Jasmine tahu Pram pasti akan bertanya-tanya.Dengan napas panjang, Jasmine akhirnya mengetik balasan singkat.Jasmine: "Aku baru sampai rumah, Pram. Lain kali ya."Setelah mengirim pesan itu, Jasmine meletakkan ponselnya di meja dan merebahkan diri di kasur. Pikirannya masih terjebak dalam banyak hal. Keadaan dengan Noah semakin rumit, dan kehadiran Pram dalam hidupnya sekarang justru membuatnya semakin bingung.Tak lama kemudian, pintu kamarnya diketuk pelan. "Nona Jasmine, aku boleh masuk?" suara Maria terdengar dari balik pintu.Jasmine bangkit dan berjalan ke pintu, membukanya sedikit. "Ada apa, Maria?"Maria menatapnya dengan penuh perhatian. "Tuan Noah meminta saya membawakan teh untukmu. Katanya, kamu terlihat lelah."Jas

    Last Updated : 2025-01-30
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   67. Membuat Janji di Café Edelweiss

    Bab. 67. Membuat Janji di Café EdelweissSetelah mendapatkan izin dari Noah, Jasmine akhirnya membuka aplikasi Wibu dan membalas pesan Pram.Jasmine: "Pram, kita bisa ketemu, tapi aku nggak bisa dijemput. Kita ketemu di Cafe Edelweiss di Palm Square aja, gimana?"Pram membalas dengan cepat, seakan takut Jasmine akan membatalkan.Pram: "Oh, oke! Yang penting kita bisa ketemu. Aku nggak masalah ke sana. Aku cuma pengen ngobrol sama kamu lebih banyak."Jasmine menatap layar ponselnya, merasa sedikit ragu. Dia tahu Pram hanya ingin lebih dekat dengannya, tapi dia sendiri tidak ingin memberi harapan yang salah. Baginya, ini hanya bentuk terima kasih karena Pram sudah membantunya, terutama saat dia flu dan membelikan vitamin.Dengan menghembuskan napas, Jasmine membalas singkat: "Oke, sampai ketemu besok."Pram terlihat senang dengan balasan itu. Dia memang hanya ingin mengenal Jasmine lebih dalam, meskipun dia menyadari ada batas yang tidak bisa dia langkahi.Bagi Jasmine, ini hanya sekada

    Last Updated : 2025-01-30
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   68. Gangguan Tak Terduga  

    Mereka pun berjalan menuju Funzone, pusat permainan yang terletak di lantai dua Palm Square. Begitu masuk, Pram langsung menarik tangan Jasmine ke arah mesin capit boneka.“Kita mulai dari sini!” katanya penuh semangat.Jasmine tertawa melihat Pram begitu serius. “Kamu yakin bisa dapat boneka dari sini? Aku pernah lihat orang habis banyak koin tapi nggak dapat apa-apa.”Pram menyeringai. “Itu karena mereka nggak punya skill. Lihat dan pelajari.”Dia memasukkan koin, lalu dengan penuh konsentrasi menggerakkan tuas. Jasmine mengamati dengan tangan terlipat di dada. “Oke, ayo lihat kehebat—”Jasmine masih tertawa saat Pram gagal lagi menangkap boneka dari mesin capit. Wajah frustasinya benar-benar menghibur.“Kamu yakin ini keahlianmu?” ledek Jasmine sambil melipat tangan.Pram mendengus, mengetuk kaca mesin capit. “Hei, ini bukan soal keahlian. Ini murni keberuntungan!”Jasmine terkikik. “Berapa kali nyoba?”Pram melirik layar mesin. “Baru... sepuluh kali?”Jasmine tertawa lebih keras.

    Last Updated : 2025-01-30
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   69. Noah Mengikuti Jejak Mereka  

    Noah menegang. Matanya sedikit menyipit, jelas tidak menyukai nada menggoda dari Pram.Jasmine menahan napas, takut Noah akan bereaksi berlebihan.Pram, yang sadar telah membuat Noah kesal, malah semakin menikmati situasi. “Atau... Kak Noah takut aku bawa kabur Jasmine?” candanya dengan nada nakal.Jasmine langsung menendang kaki Pram di bawah meja. “Pram!” bisiknya tajam.Pram meringis tapi tetap tertawa. “Oke, oke, bercanda doang.”Namun, Noah tidak terlihat terhibur. Tatapannya masih dingin.“Aku hanya memastikan Jasmine aman,” kata Noah singkat.Pram mengangguk-angguk. “Iya, iya, aku ngerti. Tapi serius, Kak Noah, ini pertama kalinya aku lihat CEO besar kayak Kak Noah main di tempat kayak gini. Kalau aku tahu gini, aku pasti ngajak Kak Noah main Combatte!”Noah hanya menghela napas, seolah menahan kesabaran.Jasmine, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Noah, kamu benar-benar nyusul ke sini cuma buat ngecek aku? Tapi, semalam kak Zora dan kamu udah kasih ijin?” tanyanya

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   293. Langkah Baru

    "Kau yakin ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan sorot mata penuh pertimbangan. Mereka berdiri di tepi pantai, pasir putih lembut di bawah kaki mereka, sementara ombak berkejaran menuju bibir pantai. Angin laut menerpa wajah mereka dengan lembut, membawa aroma asin yang khas.Noah menatapnya dalam, menggenggam tangannya erat. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Kita sudah terlalu jauh untuk kembali. Ini hidup yang kita pilih, dan aku ingin menjalaninya bersamamu."Jasmine menghela napas, membiarkan dirinya tenggelam dalam tatapan pria itu. "Aku juga ingin itu. Aku hanya ingin memastikan bahwa kita tidak akan menyesal."Noah tersenyum kecil, mengangkat tangan Jasmine dan mengecup punggung tangannya lembut. "Tidak ada penyesalan. Hanya masa depan yang akan kita bangun bersama."Jasmine mengangguk, hatinya dipenuhi kehangatan yang tak bisa dijelaskan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia benar-benar merasa berada di tempa

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   292. Jalan yang Kita Pilih

    "Kau yakin ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan sorot mata penuh keyakinan. Mereka berdiri di depan teras rumah kayu mereka, angin laut bertiup lembut membawa aroma asin yang menenangkan. Langit mulai berubah jingga, menandakan sore akan segera berganti malam.Noah tersenyum kecil, menatap mata Jasmine yang penuh dengan harapan. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Kita sudah terlalu jauh untuk kembali. Ini adalah awal baru kita."Jasmine mengangguk pelan, menggenggam tangan Noah erat. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kita benar-benar meninggalkan masa lalu. Aku ingin hidup kita dipenuhi kebahagiaan, tanpa gangguan."Noah mengusap punggung tangannya lembut. "Dan itu yang akan kita lakukan. Tidak ada lagi yang bisa mengusik kita. Kita memilih jalan kita sendiri."Jasmine menarik napas panjang, menikmati ketenangan yang selama ini sulit mereka dapatkan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa sepenuhnya bebas.

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   291. Di Ambang Kepastian

    "Apa kau yakin ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan sorot mata penuh pertimbangan. Mereka berdiri di depan meja makan kecil di rumah kayu mereka, lilin yang menyala lembut di tengah meja menciptakan suasana hangat. Di luar, suara deburan ombak terdengar tenang, seolah dunia akhirnya memberikan mereka kedamaian setelah sekian lama berjuang.Noah menaruh sendoknya, lalu menatap Jasmine dalam. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Aku ingin hidupku bersamamu, tanpa ada gangguan dari siapa pun."Jasmine menggigit bibirnya, lalu menundukkan kepala. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kita benar-benar siap. Aku tidak ingin ada lagi yang mengganggu kita."Noah tersenyum, mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Jasmine dengan lembut. "Tak ada yang bisa mengganggu kita lagi. Ini adalah awal baru kita."Jasmine menghela napas, lalu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu kita jalani bersama."Di tempat lain, dalam d

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    290. Menyusun Masa Depan

    "Apa kau benar-benar ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan serius, mencoba mencari keraguan di matanya. Mereka berdiri di depan sebuah rumah kayu kecil yang berada di atas bukit, menghadap ke laut biru yang berkilauan. Angin menerpa wajah mereka dengan lembut, membawa aroma asin khas pantai.Noah tersenyum, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Aku ingin tempat ini menjadi awal baru bagi kita."Jasmine menghela napas, matanya kembali menatap rumah sederhana yang berdiri kokoh di hadapan mereka. "Aku tidak menyangka kau ingin menetap di sini. Aku pikir kau lebih suka kehidupan kota."Noah melangkah mendekat, meraih tangan Jasmine dan menggenggamnya erat. "Kota hanya penuh dengan ingatan tentang masa lalu. Aku ingin sesuatu yang segar, yang benar-benar milik kita. Di sini, kita bisa membangun sesuatu tanpa ada yang mengusik."Jasmine mengangguk pelan, merasakan ketulusan dalam ka

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   289. Langkah Baru

    "Kau yakin dengan keputusan ini?"Jasmine menatap Noah dengan mata penuh keyakinan. Mereka berdiri di balkon vila yang menghadap ke laut biru jernih, angin sepoi-sepoi mengibarkan helaian rambutnya. Suasana di tempat itu begitu tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota yang selama ini membebani mereka.Noah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatap hamparan air yang tenang. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini. Kita sudah melewati terlalu banyak hal untuk terus melihat ke belakang. Ini waktunya untuk benar-benar melangkah maju."Jasmine mengangguk pelan. "Aku setuju. Tapi aku juga ingin memastikan bahwa kita tidak terburu-buru. Aku ingin semua ini nyata, bukan sekadar pelarian dari masa lalu."Noah berbalik, meraih tangan Jasmine dan menggenggamnya erat. "Jasmine, aku tidak akan pernah menjadikan ini sebagai pelarian. Aku ingin kita membangun sesuatu yang baru. Bersama."Jasmine menatap matanya dalam-dalam, mencari ketulusan di sana, dan

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   288. Cahaya di Ujung Perjalanan

    "Akhirnya, kita bisa benar-benar bernapas lega."Jasmine menatap ke luar jendela apartemen mereka, mengamati pemandangan kota yang berkilauan di bawah sinar bulan. Lampu-lampu jalan bersinar lembut, menciptakan bayangan samar di permukaan kaca. Udara malam yang sejuk menyelinap masuk melalui celah jendela, membawa aroma hujan yang tersisa di aspal.Tangannya menggenggam cangkir teh hangat, uap tipis mengepul, menebarkan aroma melati yang menenangkan. Pikirannya masih mencoba mencerna kenyataan bahwa semua ini telah berakhir. Tidak ada lagi ancaman dari Zora, tidak ada lagi bayang-bayang Leonard yang menghantui kehidupan mereka. Untuk pertama kalinya, dunia terasa lebih damai.Langkah kaki terdengar mendekat. Lalu, Noah melingkarkan lengannya di pinggang Jasmine, menariknya ke dalam dekapan hangatnya. Tubuhnya kokoh, dan aroma khasnya—maskulin dengan sedikit wangi sandalwood—begitu familiar, membuat Jasmine tanpa sadar menghela napas pelan."Ap

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   287. Awal yang Baru

    "Hari ini, semuanya benar-benar berakhir."Noah berdiri di depan jendela ruang kantornya, menatap langit yang cerah di luar. Tangan kanannya masih menggenggam secangkir kopi yang sudah mulai dingin, tapi pikirannya melayang ke hari-hari penuh ketegangan yang akhirnya bisa mereka lewati.Jasmine melangkah masuk ke ruangan, membawa beberapa dokumen yang baru saja ia terima dari tim hukum mereka. "Aku baru saja mendapat konfirmasi bahwa putusan hakim sudah final. Zora dan Leonard benar-benar tak punya celah untuk mengajukan banding. Mereka akan menghabiskan waktu lama di balik jeruji besi."Noah menoleh, menatap wajah Jasmine yang tampak lebih tenang dari sebelumnya. "Akhirnya, ya?"Jasmine tersenyum tipis, lalu meletakkan dokumen di meja. "Ya, akhirnya. Kita menang. Dan yang lebih penting, kita bisa benar-benar melanjutkan hidup kita tanpa mereka."Noah meletakkan cangkir kopinya, berjalan mendekati Jasmine dan menggenggam tangannya erat. "Ini semua

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   286. Akhir dari Sebuah Kebohongan

    "Semuanya berjalan sesuai rencana."Noah menutup laptopnya dan menatap Jasmine yang masih sibuk dengan ponselnya. Wajahnya tenang, tapi dia bisa merasakan kegelisahan yang tersirat dalam tatapan Jasmine."Berita tentang penangkapan mereka sudah menyebar luas," ujar Jasmine pelan. "Media mulai menggali lebih dalam tentang semua kebohongan yang mereka buat. Publik sudah mulai membenci Zora dan Leonard."Noah mengangguk pelan. "Itu yang kita inginkan. Tapi kita belum selesai. Kita harus memastikan mereka tidak bisa keluar dari jerat hukum begitu saja."Jasmine menarik napas dalam, lalu menatap Noah. "Kita harus memastikan bukti kejahatan mereka benar-benar tak terbantahkan di pengadilan. Jika ada celah sedikit saja, mereka bisa berbalik menyerang."Noah menyentuh tangannya dengan lembut. "Aku tahu, Jasmine. Dan kita akan memastikan semuanya berakhir di sini."Di dalam sel tahanan, Zora duduk di sudut ruangan sempit dengan wajah kosong. Dia masi

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   285. Permainan Berakhir

    "Sudah waktunya kita mengakhiri ini."Noah melirik arlojinya, lalu kembali menatap layar laptop yang menampilkan berita utama pagi ini. Jasmine duduk di sampingnya, menyesap kopi hitam tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya. Wajahnya tetap tenang, tapi ada kilatan waspada di matanya."Media mulai mempertanyakan keaslian video itu," kata Jasmine pelan. "Tapi Leonard dan Zora masih punya pengaruh yang cukup besar untuk mengontrol narasi. Kita harus memastikan pukulan terakhir ini mengenai sasaran."Noah menyandarkan punggungnya ke kursi. "Kita akan mendapatkan mereka saat mereka lengah. Selama ini mereka terbiasa bermain aman. Kali ini, kita buat mereka berhadapan langsung dengan kebenaran di tempat yang tidak bisa mereka hindari."Jasmine meletakkan ponselnya di meja dan menatap Noah dalam. "Hari ini kita akan ke studio untuk wawancara eksklusif. Aku yakin Zora dan Leonard tidak akan bisa menahan diri untuk hadir. Mereka ingin melihat kita jatuh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status