Home / Rumah Tangga / Menjadi Cantik Setelah Talak 3 / Bab 124. Bumil Cantik Ngidam

Share

Bab 124. Bumil Cantik Ngidam

Author: NonaRich
last update Last Updated: 2025-03-29 06:16:44

Tengah malam, Hanifa terbangun dan menatap penuh harap ke arah Respati yang bahkan masih tidur terlelap di sampingnya. Wanita itu sebenarnya tak tega membangunkan sang suami lantaran terlalu lelap dalam tidurnya. Hanya saja, dia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Mas Pati. Bangun, Mas." Wanita itu mulai menggoyangkan tubuh sang suami. Berharap dengan ini, lelaki itu terbangun.

Untungnya, Respati bukan tipe orang yang susah dibangunkan ketika sudah terlelap. Ia bahkan langsung terjaga dan menatap sayu ke arah istrinya berada.

"Kenapa, Dek? Butuh sesuatu?" tanya Respati sayu dan masih setengah mengantuk.

Hanifa memeluk erat tubuh suaminya. Entah mengapa, dia ingin bermanja ria dengan suaminya ini. Apalagi, ketika melihat wajah tampan itu, rasanya ingin terus memiliki dan menyatu bersama.

"Aku mau minum susu ibu hamil, tapi Mama Anisa yang buatin. Pengen banget, Mas," rengek Hanifa seraya menunduk dalam. Dia takut sekali jika permintaannya ini tidak dituruti oleh sang suami. Terlebi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 125. Ancaman Mengerikan dari Banu

    Widya menangis pagi-pagi sekali karena ngidamnya tidak dituruti oleh keluarga Abimana. Dia merasa sangat frustasi dan tak menyangka akan memiliki nasib seperti ini. Sudah hamil dengan suami orang, sama sekali tidak di akui dan berakhir menjadi aib keluarga kekasihnya. Bukan ini yang dia mau. Dia hanya ingin hidup bergelimang harta, tapi justru terjerumus lebih jauh dalam kemaksiatan dan dosa besar. "Wid. Kamu tidak bisa diam? Tante pusing dengar suara tangisan kamu!" pekik Santi emosi bukan main. "Aku cuma ngidam, tapi kalian nggak turuti apa kemauan aku!" pekik Widya yang tak terima dengan semua ini."Kamu pikir, kami punya banyak uang, hah? Kamu ini ngidam atau niat mau peras uang kami, hah? Sudah menumpang, tapi tidak tau diri sekali!" amuk Santi. Sungguh, ruang tamu rumah itu sudah dipenuhi dengan suara ribut dari dua wanita beda usia itu. Bahkan, para tetangga berbondong-bondong untuk menguping. Mereka seperti senang sekali ketika mendengar keributan yang diciptakan oleh Sa

    Last Updated : 2025-03-29
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 126. Widya Menjadi Babu

    Widya menatap sendu uang hasil penjualan anting emas miliknya. Dia merasa sudah persis seperti gembel yang tak mengenakan satu pun emas. Padahal, banyak orang di luaran sana yang belum tentu mampu membeli emas. Memang pada dasarnya Widya saja yang kebanyakan gaya dan gengsi. Bahkan, uang hasil penjualan itu sudah berpindah ke tangan Abimana. "Biar Mas yang bawa. Nanti sore kita cari kost. Sekarang kita pulang dulu buat beresin semua baju-baju kamu!" Abimana menggandeng tangan Widya untuk menuju ke parkiran motor.Yang dulunya ke sana kemari mereka akan menggunakan mobil, sekarang justru hanya menggunakan motor saja. Mana itu motor buntut. Widya merasa jika dia pernah menjadi Cinderella dan dalam sekejap kembali menjadi gadis biasa saja yang tak punya apa-apa. "Mas beneran aku di suruh ngekost?" tanya Widya yang masih tak rela dengan semua ini. "Ya kamu maunya gimana, Wid? Memangnya mau berurusan dengan polisi kalau sampai Papa beneran ngelaporin kamu?" tanya balik Abimana yang dib

    Last Updated : 2025-03-29
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   127. Rumah Baru

    Respati kali ini sengaja memberikan kado yang paling istimewa untuk Hanifa. Sebuah kalung cantik yang di dalamnya terisi alat pelacak. Hal ini dia lakukan supaya bisa terus menerus memantau pergerakan sang istri yang memang sangat rawan sekali didekati oleh lelaki lain. "Suka tidak kalungnya?" tanya Respati setelah memasangkan kalung indah itu di leher Hanifa.Sang empu tersenyum amat manis. Dia mengangguk dengan semangat. Semua hal yang telah diberikan oleh suaminya tentu saja membuatnya sangat suka dan bahagia. Tidak ada alasan untuk menolak. Dia sangat bahagia. "Suka banget, Mas. Apalagi diposesifin kayak gini. Berasa sangat dicintai sampai dikasih alat pelacak di dalam kalung ini," kagum Hanifa. Ya, Respati memang berbicara jujur tentang kalung istimewa itu. Selain harganya yang mahal, kalung tersebut memang terdapat alat pelacak yang di rancang khusus oleh kenalan Respati. "Memang kamunya Mas cintai dengan sepenuh hati, Sayang. Ini salah satu dari sekian bukti cintanya Mas un

    Last Updated : 2025-03-29
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 128. Dihina Nenek Laksmi

    Jelang sehari sebelum melaksanakan acara syukuran pindah rumah, semua keluarga sudah sibuk sana sini untuk mempersiapkan segalanya. Mereka sibuk mempersiapkan makanan yang memang akan di masak di rumah baru itu. Ada juga bagian yang sedang membuat kue untuk dijadikan bingkisan para anak-anak yatim yang akan di santuni. Memang, acara ini bukan hanya untuk syukuran semata. Melainkan juga Respati mengundang lima puluh anak yatim untuk disantuni. Hanifa yang melihat banyak orang yang membantu hari ini pun sangat terharu. Bahkan, tetangga kiri dan kanan rumahnya pun juga ikut serta. Para penghuni kontrakan pun juga ke sini. "Gimana perasaannya, Sayang? Bahagia?" bisik Respati ketika sejak tadi mengamati istrinya yang sedang menatap penuh kebahagiaan ke arah semua orang.Hanifa menoleh. Matanya sudah berkaca-kaca dan bibirnya maju beberapa senti."Jangan nangis, Sayang. Ini loh hari bahagia kita. Kok, malah mau mewek?" kekeh Respati yang dengan sigap mengusap air mata Hanifa ketika air

    Last Updated : 2025-03-30
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 129. Ternyata Hanya Anak Adopsi

    Santi pada akhirnya bisa dengan leluasa berada di tempat itu karena ucapan Hanifa tadi. Dia merasa amat bangga dan sesekali menatap remeh ke arah Nenek Laksmi yang kentara sekali jika jengkel kepada wanita paruh baya itu."Sayang, katanya kamu hamil, ya?" tanya Santi seraya membawa box kue untuk dirakit di dekat Hanifa.Sang empu yang ditanya seperti itu langsung tersenyum cerah seraya mengangguk. "Alhamdulillah, Tan. Masih jalan bulan, belum terlihat kalau menonjol!" balas Hanifa yang mulai mengusap perut datarnya. Santi sebenarnya sedikit kecewa ketika mengetahui fakta tersebut. Seharusnya dia yang memiliki cucu, bukan justru Anisa. Ia iri pada mertua Hanifa lantaran sudah punya suami tampan. Ditambah lagi, punya menantu yang super cantik dan tidak neko-neko."Sayang banget, ya, kamu hamil sama Respati, bukan justru sama Abi," keluh Santi yang sudah tidak bersemangat lagi.Niat hati ke tempat Hanifa hanya untuk cari muka, bukan bekerja membantu sana sini. Hanya saja, dia ingin mel

    Last Updated : 2025-03-30
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 130. Simpanan Bapak Kost

    Widya berusaha keras untuk menghubungi Abimana, tapi sialnya sudah belasan kali dia menghubungi, sama sekali tidak di angkat oleh sang empu. "Kompor gas nggak punya, peralatan masak nggak punya. Terus, aku makan pakai apa coba? Mas Abi ini ke mana? Ditelepon malah tidak di angkat!" keluh Widya seraya melempar kasar ponselnya di kasur lantai yang sangat tipis. Wanita itu meraung di dalam kamar kost lantaran bingung untuk menghidupi dirinya seperti apalagi. Uang semakin menipis dan di dompetnya bahkan hanya tersisa tiga puluh ribu. Tiga ratus ribu pemberian dari Abimana harus berkurang banyak lantaran dia juga butuh membeli kasur lantai murahan. Begitu juga dengan makanan. Baru dua hari tinggal di sini, dia sudah hampir tak memiliki uang.Tok ... Tok ... Tok ..."Mbak? Kenapa? Baik-baik saja, kan, di dalam sana?"Widya menghentikan tangisannya ketika mendengar suara lelaki paruh baya yang merupakan Bapak kost di sini. Wanita itu gegas mengusap air mata dengan kasar dan langsung mem

    Last Updated : 2025-03-30
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 131. Acara Syukuran

    "Mama sakit hati sama mereka semua!" pekik Santi ketika mereka sudah sampai di rumah. Santi terpaksa tidak mengikuti serangkaian acara karena tadi sempat disinggung oleh Nenek Laksmi. Dia tidak diperbolehkan ke sana nanti lantaran hanya membuat malu saja. Perkataan si tua itu memang sangat keterlaluan. Santi bahkan sudah kapok jika berada satu ruangan bersama dengan Neneknya Respati itu. "Ma, sudahlah. Tidak usah ke sana lagi. Abi janji, sebentar lagi akan mendapatkan Hanifa kembali. Jika dengan cara baik-baik, dia tidak bisa didapatkan. Maka saatnya kita menggunakan cara kotor!"Santi mengerjap beberapa kali. Dia masih belum paham dengan apa yang sedang dikatakan oleh sang anak. Menoleh ke sana kemari dan tidak ada sosok Banu, pada akhirnya Santi mendekati Abimana. "Maksud kamu gimana, Bi? Cara kotor seperti apa yang kamu maksud?" Santi mendesak Abimana supaya segera berbicara. "Secepatnya aku akan menculik Hanifa dan menodainya. Persetan jika dia sedang hamil. Aku tidak peduli.

    Last Updated : 2025-03-30
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   132. Keguguran

    Sudah satu minggu lamanya Abimana hilang kabar dan tak pernah lagi menemui Widya. Sang empu merasa kesal lantaran di saat-saat seperti ini, dia hanya butuh perhatian dari Abimana. Sayangnya, sampai sekarang pun batang hidung lelaki itu sama sekali tak terlihat. Dalam satu minggu ini Widya sudah mengumpulkan banyak uang. Tentu saja dari hasil melayani Bapak kost tua bangka itu. Widya tidak bisa terus menerus seperti ini. Kemarin saja dia sempat drop dan kandungannya sedikit bermasalah. Hanya saja, wanita itu tetap melakukan hal keji itu supaya bisa menjatuhkan apa yang sedang bersemayam di perutnya."Aku nggak mau tau, pokoknya harus cari Mas Abi sampai dapat!" keluh wanita itu seraya mengambil tas selempang.Seminggu belakangan ini bahkan dia tidak diperbolehkan keluar. Inilah yang membuatnya sangat frustasi lantaran tak bisa menemui kekasih hati. "Mau ke mana kamu? Kenapa bawa tas? Kan saya sudah bilang, tidak usah keluar!" tegas Bapak kost dengan garangnya. Widya terlonjak kag

    Last Updated : 2025-03-30

Latest chapter

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 155. Adu Mulut Karena Pembantu Genit

    Setiap hari ada saja tingkah Maya yang selalu memancing emosi Hanifa. Seperti sekarang ini, Maya keluar dari kamar yang di khususkan untuk asisten rumah tangga dengan menggunakan baju milik Hanifa. Pantas saja wanita hamil itu tak menemukan baju kesayangannya, ternyata justru sudah dipakai oleh Maya."Mbak, itu bajuku kok dipakai? Mbak kok terlalu lancang?" Tegur Hanifa yang merasa tak suka dengan sikap Maya yang selalu seenaknya seperti ini.Maya yang di tegur seperti itu malah menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap aneh ke arah Hanifa"Loh, kok Mbak Nifa malah bilang kayak gini? Ini loh bajunya saya! Memangnya cuma Mbak saja yang bisa beli?" tantang Maya, padahal jelas-jelas ini baju memang milik Hanifa, tapi mana mau pembantu itu mengaku?Sementara di sisi lain, Hanifa sudah menatap garang pada pembantu satu itu. "Mbak Maya jangan macam-macam, ya. Aku loh tau kalau Mbak ini yang nata baju aku buat di bawa ke lantai bawah. Jadi, ya, kemungkinan besar dan itu memang baju aku. Aku

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 154. Ingin Menjadi Istri Kedua

    Beberapa hari kemudian, keadaan Hanifa semakin membaik dan sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bedanya, perempuan itu sama sekali tak diperbolehkan untuk menyentuh peralatan dapur. Alhasil, semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh Maya. Di mulai dari bersih-bersih dan juga memasak. Semua di lakukan oleh wanita yang usianya beberapa tahun di atas Hanifa. "Pak Pati, ini saya sudah masak sayur asem sama ikan goreng spesial buat Bapak!" ujar Maya dengan centilnya ketika Respati baru saja memasuki area dapur. Sang empu hanya mengangguk dan mulai sibuk membuka pintu kulkas. Maya yang merasa dicueki pun lekas mendekat ke arah sang empu dan menjawil lengannya."Pak Pati cari apa?"Respati terkejut bukan main dan sontak saja menjauh dari sosok Maya. Bisa gawat nanti jika Hanifa melihat, sudah pasti akan salah paham. "Mbak tolong jangan dekat-dekat seperti ini! Takutnya istri saya salah paham nantinya!" tegur Respati yang seketika membuat Maya memutar bola mata dengan malas. "Istri

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 153. ART Baru yang Genit

    Hampir dua minggu lamanya Hanifa di rawat di rumah sakit dan syukurnya hari ini sudah diperbolehkan pulang. Respati sangat kelelahan lantaran sibuk bolak balik rumah sakit sekaligus memantau pekerjaan. Walau begitu, ia sama sekali tak pernah mengeluh lantaran semua ini dia lakukan demi keluarga kecilnya yang sebentar lagi akan bertambah dalam beberapa bulan kedepan. "Semua barang-barang sudah dipacking?" tanya Handoko. Anisa tidak ikut lantaran sibuk mengurus Kusuma yang beberapa waktu lalu sudah lahiran dan sekarang anak bayinya sedang demam dan rewel. Alhasil, Kusuma membutuhkan bantuan sang Mama."Sudah, Pa. Biaya administrasi juga sudah Pati lunasi!" balas Respati dengan lesu. Bukan karena sedih tapi karena lelaki itu benar-benar butuh istirahat. Handoko mengangguk dan mulai membantu mengeluarkan semua barang bawaan yang dua minggu ini di bawa ke rumah sakit. Sekitar lima belas menit perjalanan menuju ke rumah, pada akhirnya mereka tiba juga dan sudah di sambut oleh satu ART

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 152. Kandungan Lemah

    Hanifa keluar dengan wajah sendu. Bibirnya bahkan sudah melengkung ke bawah. Respati yang melihat semua itu tentu saja langsung menghela napas. Ia gegas mendekat dan merangkul bahu sang istri untuk menenangkan. Lewat ekspresi Hanifa saja Respati bisa menebak hasilnya seperti apa. Mungkin saja memang tak seperti harapan mereka saat ini, tapi Respati tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Jangan sedih, kita bisa coba lagi nanti. Masih ada banyak waktu. Ayo dong senyum!" hibur Respati.Nenek Laksmi yang melihat itu terharu bukan main. Dia tak menyangka jika cucu lelakinya yang satu ini sangat dewasa dalam segi pikiran."Maaf—""Kenapa minta maaf, sih, Sayang? Mas tidak masalah, loh! Itu artinya, kita kurang berusaha selama ini. Mas santai begini, kok. Tidak masalah ini!"Hanifa menghela napas. Padahal dia belum selesai bicara, tapi suaminya terus menerus mengoceh seperti ini. "Mas, aku belum selesai bicara, loh. Astaga, coba lihat ini hasilnya!" Hanifa melepas paksa pelukan dari Respat

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 151. Hamil, kah?

    Hanifa jatuh sakit setelah kemarin mendapati teror di rumahnya sendiri. Respati bahkan sampai menambah satpam untuk berjaga di halaman rumah lantaran takut sekali jika sampai ada kiriman teror lagi. "Mas, aku takut!" keluh Hanifa seraya menggenggam erat tangan sang suami. Keduanya sekarang ini berada di dalam kamar. Respati terpaksa menempelkan kompres instan di kening istrinya, lantaran terlampau khawatir. Pasalnya saja, Hanifa sama sekali tak mau di bawa ke rumah sakit. Minum obat pun juga harus ekstra dipaksa. Walau begitu, Hanifa masih belum mau minum obat lantaran mulutnya terasa pahit."Takut apa, Sayang? Mas di sini sama kamu. Di luar juga ada lima satpam yang berjaga. Percaya sama Mas, selama Mas masih ada di samping kamu, semuanya baik-baik saja. Oke?" Respati dengan lembut memberi pengertian kepada istrinya.Dengan terpaksa, Hanifa mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia takut, tapi tetap harus yakin jika semuanya akan baik-baik saja seperti apa yang barusan di ucapkan oleh s

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 150. Teror

    Ada yang aneh di kediaman Respati dan Hanifa pagi hari ini. Pasalnya, mereka mendapati kotak di depan pintu yang terbalut pita di atasnya. "Ini apa, Mas? Kok, bisa-bisanya ada beginian?" heran Hanifa. Pasangan suami istri itu terpaksa menunda keberangkatannya yang hendak pergi ke tempat fitness lantaran masih penasaran dengan apa yang ada di dalam kotak tersebut."Harusnya kalau ada paket, dititip dulu sama Pak Satpam!" gumam Respati yang juga merasa aneh dengan semua itu. "Coba buka saja, Mas. Aku kok ya penasaran sama isinya!" Hanifa hendak mengambil kotak tersebut, tapi langsung di tahan oleh Respati. Lelaki itu menggeleng pelan untuk memperingati sang istri supaya tidak membuka kotak tersebut. Ia gegas menatap ke arah pos satpam yang tak jauh dari teras rumahnya."Pak Satpam. Tolong ke sini sebentar, Pak!" panggil Respati dengan nada sopan, tapi penuh akan perintah. Dua satpam yang berjaga di pos keamanan pun lekas mendekati kedua majikannya yang berada di teras rumah. "Iya

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 149. Tingkah Gila Santi

    Sekitar pukul sembilan pagi, pasutri itu baru saja keluar dari kamar. Nenek Laksmi dan Anisa yang melihat itu sontak saja menghela napas. Kedua wanita itu seolah tak tega ketika melihat wajah letih Hanifa."Mau ingin segera punya anak, boleh. Tapi, juga ingat jaga kesehatan. Kalian sudah melewatkan sarapan, loh!" Anisa terlalu gemas dan langsung menegur keduanya, terutama Respati, si biang keroknya. "Mas Pati itu loh, Ma," gerutu Hanifa yang kini sudah duduk menghadap ke arah meja makan. Nenek Laksmi sampai meringis ketika tak sengaja melihat area leher cucu menantunya yang terlihat. Banyak sekali tanda kemerahan di sana. Sudah pasti semua itu adalah ulah dari Respati. "Pati, jangan sampai kamu buat cucu mantunya Nenek sakit. Awas saja nanti!" Respati hanya bisa menghela napas seraya mengangguk. Percuma juga jika dia membuat pembelaan, sudah pasti akan kalah. Tiga lawan satu. Dia bisa apa?"Sudah, intinya jangan terlalu over. Berusaha boleh, tapi ingat juga kesehatan. Kalian ber

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 148. Suami Super Agresif

    Tiga hari setelahnya, kehidupan rumah tangga antara Hanifa dan Respati sudah berjalan dengan semestinya. Sudah tidak ada perang dingin atau pertengkaran lagi seperti yang sudah-sudah.Bahkan, keduanya kembali lengket seperti sedia kala. Hanifa sudah tak pernah lagi membahas kejadian yang lalu. Toh juga Respati sudah kapok dan sudah berjanji tak akan minum-minum lagi. "Sayang!"Hanifa yang kini sedang sibuk memasak pun hanya bisa menghela napas gusar ketika mendengar panggilan dari sang suami. Ada apa lagi dengan lelaki itu? Perasaan tadi masih tidur dengan nyenyak, tapi sekarang sudah ribut sekali."Kamu di mana, Yang?""Di dapur, Mas. Aku lagi masak. Pagi-pagi jangan berisik, ish!" balas Hanifa yang juga ikut berteriak. Sudah tidak ada sahutan lagi dan Hanifa hanya bisa mengedikkan bahu dengan acuh. Wanita itu kembali sibuk memasak. Sekitar dua menit kemudian, Respati datang ke dapur dengan wajah yang masih mengantuk.Grep!Lihatlah betapa manjanya lelaki ini jika sudah bersama d

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 147. Viona dan Cakra

    Meskipun marah pada sang suami, tapi Hanifa sama sekali tidak menolak untuk memberikan jatah pada suaminya. Seperti sekarang ini. Ia baru selesai keramas dengan wajah juteknya. Sementara itu, Respati justru sudah tersenyum sumringah. Cup!Satu kecupan mendarat di bibir manis Hanifa yang justru semakin monyong ke depan lantaran kesal bukan main. Walau begitu, dia tidak mengeluarkan protes sama sekali. "Terima kasih, Sayang. Mas cinta sama kamu!" bisik Respati sangat mesra.Memang dasar lelaki. Sudah diberi jatah, langsung semangat seperti itu. Dia seperti sangat bahagia dan lekas memeluk erat tubuh istrinya. "Jangan lupa senyum, Sayang. Masa sama suami cemberut begitu?" goda Respati. Mau tak mau, Hanifa langsung tersenyum teduh pada lelaki itu. "Aku capek mau tidur sebentar sampai teman kamu datang,"Pada akhirnya, Respati mengalah. Ia membiarkan istri cantiknya mengistirahatkan tubuh terlebih dahulu. Sekaligus menenangkan pikiran. Harusnya kemarin teman yang di maksud oleh Respa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status