Atmosfer di ruang mediasi pengadilan agama terasa memanggang Bimo hidup-hidup. Panas dan makin lama makin sempit menyesakkan dada. Setiap pembuluh darahnya berdenyut cepat, mengimbangi betapa mendidih emosinya saat ini. Tak disangka kalau kepergian Wendy tanpa jejak beberapa waktu lalu ternyata untuk menyeretnya ke pengadilan agama. Bimo menyandarkan punggung ke kursi, menarik napas sekadar mempertahankan bahwa di sini dia harus tetap waras walau sejujurnya ingin memaki orang-orang yang mau saja meladeni permintaan Wendy. Selain itu, entah sudah berapa lama Bimo tidak berdekatan dengan gadis yang menatapnya tajam penuh dendam. Di dapur hotel, dia juga jarang bertemu Wendy. Apakah dia memutuskan resign di saat karier cemerlang? Melepas semua mimpi demi emosi sesaat? Bimo ragu. Mana mungkin Wendy akan nekat melakukan hal semacam itu? Tapi, dia sudah menggugatmu, Bim! Sadarlah!Bimo melonggarkan kancing teratas kemeja bermotif garis vertikal itu, udara di sekeliling dirasa makin menipi
Hal apa lagi yang lebih menyenangkan daripada membanting adonan tepung agar menjadi kalis? Melampiaskan kemarahan di balik kinerjanya yang dinilai gila-gilaan. Padahal sebagai pemegang tanggung jawab cold kitchen, Wendy cukup mengawasi tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga seperti commis atau cook helper. Namun, berdiri bagai mandor seperti yang Bimo lakukan sehari-hari tak lantas membuat hatinya setenang riak sungai. Sepulang dari pengadilan, Wendy tak langsung kembali ke kontrakan. Dia memilih menenggelamkan diri di dapur bersama rekan kerjanya di shift kedua, mengabaikan bisikan bahwa keretakan rumah tangganya bukan sebuah rahasia lagi.Akibatnya, Wendy sempat dipanggil oleh pihak atasan yang sangat menyayangkan kejadian ini terjadi perusahaan. Bukan hanya Wendy, melainkan Bimo juga agar tidak selalu perempuan yang menjadi tempatnya salah. Meski tidak ada perintah pemecatan, namun surat peringatan yang diterima mereka menjadi cambuk baru. Belum pernah sekali pun Wendy atau Bimo me
"Kamu yakin, Wen?" tanya Lucy saat menerima surat pengunduran diri Wendy. Jujur saja, sangat disayangkan hal seperti ini sampai melebar ke mana-mana terutama pekerjaan. Bukan berarti manajer itu menggampangkan masalah yang sedang dihadapi Wendy. Dia paham tidak semua orang bisa setegar Wendy atau perempuan lain yang mendapati suaminya mendua dan terpaksa memilih melepaskan daripada mempertahankan hubungan penuh tekanan batin. Hanya saja, kalau sampai merelakan cita-cita yang dimimpikan berarti Wendy benar-benar berada dalam kondisi terpuruk.Dia hanya melenggut tanpa berani membalas tatapan penuh iba atasannya. Wendy tidak ingin dikasihani, melainkan butuh support kalau keputusannya mengundurkan diri dari posisi yang sudah diraih selama beberapa tahun tidak menimbulkan penyesalan besar di masa depan. Dalam hati, Wendy menyemangati diri sendiri dengan tempat persembunyiannya selama masa mediasi berlangsung. Birunya laut yang tenang serta semilir angin menerbangkan kegundahannya terbaya
Dia melompat ke dalam air, menyatukan diri ke dalam riak ombak tenang di bawah gumpalan kapas putih berserta birunya langit yang tercermin ke laut. Menyaksikan secara langsung indahnya terumbu karang yang masih terjaga kelestariannya. Dia disambut penghuni laut aneka warna saat memberikan remah roti dicampur air dalam botol minuman bekas. Salah satunya adalah ikan nemo tampak malu-malu mendekat, siripnya bergerak-gerak cepat mengikuti arus laut membuat ikan kecil itu makin menggemaskan. Sementara, jejak-jejak matahari menembus permukaan laut menciptakan pola garis yang meliuk-liuk mengikuti riak. Selain itu, gradasi biru kehijauan perairan di pesisir barat Lombok menjadikan Gili Nanggu salah satu surga dunia. Belum lagi hamparan pasir putih hasil pecahan karangan tampak berkilauan nan lembut seperti berada di atas ribuan butir kristal. Wendy berenang sebentar, menjelajahi beberapa spot untuk menikmati eksotisnya pemandangan Gili Nanggu yang tak kalah menawan dengan daratan Lombok. Ad
"Sebaiknya kita pulang, Ris, aku beneran capek," tolak Bimo melepas rangkulan Risya. Yang diajak bicara menggerutu, mendahului langkahnya meninggalkan Bimo sambil mengentak-entakkan kaki tak terima bagai anak kecil yang tidak mendapatkan sbeuah lolipop. Bukan hanya sekali, tapi sudah ketiga kalinya Risya gagal mengajak Bimo untuk bermalam bersama. Bahkan saat dia datang ke sini, Risya yang ingin tinggal berdua selagi Wendy tidak ada pun juga tak diterima secara terbuka. Seakan di balik pintu apartemen mewah Bimo menyimpan jutaan rahasia yang sulit ditembus Risya. Dia mengira setelah menghilangnya gadis itu, semua yang diinginkan Risya bakal tercapai dengan mudah. Namun, kenyataannya, Bimo malah membangun sebuah dinding transparan sampai-sampai kebersamaannya terasa berbeda. Bimo menjadi lebih dingin sekali pun masih memancarkan senyuman dan tatapan teduh dari wajah tampannya. Setiap kali terdiam, lelaki itu seakan tenggelam dalam dasar pikirannya sendiri. Sehebat itukah efek yang d
Hiruk pikuk warga desa Tawun menjadi selalu daya tarik tersendiri di mata Wendy saat diajak oleh istri Sunardi--nelayan merangkap sebagai tour guide--melihat barang dagangan yang dijual di sepanjang jalan desa. Mulai dari alat-alat masak, alat mandi, kebutuhan pangan seperti; beras, daging, sayur-mayur, buah-buahan, hingga pakaian tersedia di sini. Tak luput pula ada yang menyuguhkan kebutuhan papan juga kosmetik dengan berbagai macam harga. Terik matahari mulai merangkak naik ke ubun-ubun tak menyurutkan pedagang untuk menjajakan barang-barang yang agak susah didapat di desa.Perempuan berkulit eksotis dengan cepol rambut di samping kiri Wendy ini bercerita kalau pasar kaget seperti ini selalu ditunggu-tunggu sebagian besar warga daripada harus ke kota. Wendy mengangguk-angguk paham menyadari jarak tempuh dari desa ke pusat kota Mataram saja butuh waktu hampir dua jam dengan mobil. Belum lagi harus merogoh kocek lebih dalam untuk ongkos perjalanan yang bisa saja dua kali lipat dari h
Mengenakan hoodie biru gelap seraya merangkul lutut memandangi riak laut yang tak kenal lelah mendekati hamparan pasir putih di sepanjang pinggir pantai Sekotong. Duduk di atas dipan kayu dialasi tikar anyaman pandan berwarna merah, Wendy mengamati Ketut tengah berbincang dengan Ali di depan warungnya seraya mengipasi ikan tenggiri yang sudah dibalur perasan jeruk nipis dan garam. Asap mengepul yang mengitari dua lelaki itu tak mengganggu obrolan seputar makanan. Sesekali Ketut memuji jajanan yang sempat Ali hidangkan berupa dodol rumput laut aneka warna yang manis juga kenyal dan minuman tuak manis yang menyegarkan.Setelah ikan terlihat matang, Ketut menaruhnya di atas piring kemudian menghiasnya dengan irisan bawang merah, cabai, daun selada, tomat dan potongan jeruk nipis. Selain itu, bukan sambal kecap yang bakal menemani ikan bakar ini melainkan sambal kacang yang baru dihangatkan. Ali terpukau kala Ketut mampu menyulap makanan sederhana tersebut terlihat mewah dan berkelas samp
Selagi hafal daerah yang sudah dijelajahi seorang diri, Wendy mengajak Ketut untuk mengintip nirwana yang ada di Sekotong barat daya. Sebuah gili yang masih sangat sepi yang menyajikan aneka terumbu karang tanpa harus menyewa kapal lagi. Mengenakan celana olahraga biru dongker, kaus senada yang sangat longgar, dan sandal gunung penampilan Wendy mirip gadis yang ada di siaran petualang. Manalagi slayer merah bermotif retro menutup kepala agar terhindar dari sengatan matahari, tak lupa kacamata hitam menggantung di batang hidung mancung Wendy. Dia duduk di bagian depan perahu motor merasakan angin berhembus cukup kencang menerpa wajah juga mengacak-acak rambutnya yang diikat ekor kuda. Jujur saja, Ketut sempat terpesona akan penampilan gadis itu yang sangat jauh berbeda dari keseharian. Kulit kuning langsat yang mulai eksotis menambah daya pikat seorang Wendy Aurelia. Diam-diam Ketut mengabadikan setiap ekspresi Wendy tengah mengagumi pulau seribu masjid ini melalui kamera SLR. Gadis i
Mungkin ini yang dinamakan kekuatan cinta sejati, ketika dua hati sempat terpisah ingin bersatu kembali. Semesta seakan turut andil memberikan jalan selebar mungkin untuk Bimo dan Wendy mengurus pembatalan perceraian mereka. Pasangan dimabuk asmara itu benar-benar dibuat sibuk, salah satunya Bimo mengajukan verzet agar keputusan verstek yang diterimanya bisa dibatalkan. Bimo berkata kepada hakim bahwa dirinya tidak hadir di persidangan beberapa waktu lalu karena hendak menyusul Wendy dan meyakinkan istrinya untuk rujuk kembali. Dia juga berkata kalau tidak ingin bercerai dari Wendy dan bersedia menerima hukuman atas perbuatannya. Alhasil, hakim meninjau perkara tersebut termasuk menanyakan kepada Wendy lagi apakah keputusan untuk membatalkan perceraian itu memang benar adanya atau tidak. Tentu saja yang ditanya langsung menjawab tegas tanpa ada keraguan sedikit pun. Dia berkata kalau sudah memaafkan kesalahan Bimo dan bersedia memberikan kesempatan kedua. Wendy menambahkan bahwa diri
Tuhan, apakah ini adalah kesempatan yang Kau berikan untuk kami?Wendy masih memandang lurus ke dalam bola mata Bimo yang dipenuhi ketulusan dan kejujuran tanpa ada kebohongan yang sempat menyelinap di sana. Perasaannya tercampur aduk tidak menyangka jika Bimo akan melakuakn hal gila seperti ini setelah proses perceraian mereka. Masih tergambar jelas penolakan Bimo padanya manakala mediasi dilakukan. Tapi, kali ini? Tuhan telah membalikkan hati Bimo, meluluhkan keegoisan lelaki itu berganti keputusasaan yang menyiratkan kalau Bimo tidak bisa hidup bersama Wendy. Mata berkaca-kaca lelaki yang masih bertekuk lutut ini menunjukkan sebuah harapan besar bahwa Wendy akan menerima cincin kawin yang pernah dikembalikannya sebelum pergi. "Aku mencintaimu dan selalu mencintaimu," ujar Bimo lagi, "walau terlambat."Bagai karang dihantam ombak dahsyat dan tak mampu membendung lautan ganas, dinding yang dibangun Wendy susah payah untuk menghindari Bimo nyatanya tetap bisa diruntuhkan. Dia menutup
Guyuran air hangat dari pancuran langsung turun bersamaan membasahi setiap inci kulit Bimo, meluruhkan segala kekalahan yang didapatnya. Tidak hanya sekali namun sudah berapa kali dia menelan pil pahit akibat ditolak Wendy. Dia menghitung hari, waktu berjalan terlalu cepat baginya. Apakah dunia juga tidak sedang memihak Bimo walau hanya sekali?Semalam sampai dini hari sosok Wendy tak kunjung muncul membuat Bimo frustrasi setengah mati. Walau menelepon ke nomor barunya yang diperoleh dari Ketut juga tidak mempan. Seakan Wendy telah berhasil membangun dinding kokoh yang tinggi dan tidak dapat ditembus oleh siapa pun. Alhasil, atas saran satpam yang menemaninya kemarin, Bimo diminta beristirahat di hotel Aberoi untuk mengistirahatkan diri di tempat yang hangat daripada tidur beralaskan jaket bagai orang jalanan.Mematikan keran shower, lantas meraih handuk putih dan melingkarkannya ke pinggul, Bimo berjalan menuju wastafel dan bercermin menatap wajah pecundangnya. Dia benar-benar berant
"Siapa itu?" chef Indra kembali bertanya namun tak dijawab ketika Bimo bergerak maju menghampiri Wendy. Alih-alih merespons, Wendy malah bergeming seolah kehilangan seluruh kosakata dalam kepala. Lidahnya kelu walau garis bibirnya terbuka berharap ada satu kata bisa keluar dari sana. Namun, ternyata tidak. Bahkan sekadar menarik napas pun Wendy mendadak amnesia meski dadanya kini dilanda sesak akibat serangan kenangan menerjang tanpa permisi. Jangan tanyakan bagaimana degupan jantung Wendy, mungkin sebentar lagi dia akan lelah karena terlalu cepat memompa darah agar kewarasan gadis itu tetap terjaga. Tidak menyangka bahwa pengaruh kehadiran Bimo yang tiba-tiba seperti ini masih menimbulkan efek yang besar di tubuh Wendy. Dunia sepertinya berhenti berputar menyisakan dua manusia yang pernah terlibat dalam satu ikatan perasaan. Bahkan suara tegas chef Indra juga deburan air laut yang pasang surut pun dianggap angin lalu di telinga Wendy. Seluruh perhatiannya justru tertuju pada sosok
Wendy sudah menduga bahwa tak seharusnya menerima tawaran lelaki berkemeja putih di depannya semanis apa pun imbalan yang diberikan. Begitu keluar dari area dapur dan memilih tempat makan outdoor yang berhadapan langsung dengan pantai Medana, ratusan pasang mata langsung memperhatikan mereka. Berkusu-kusu dan menafsirkan isu apa yang pantas disematkan kepada pastry chef tersebut. Wendy menundukkan wajah, risih jika harus menjadi atensi tuk ke sekian kali. Kenapa kemarin tidak terpikirkan makan di warung kaki lima? Kenapa pula harus di tempat di mana CCTV dan mulut-mulut penuh cerita dusta itu berada?Cuaca sepertinya sedang bersahabat dengan sang EHC tersebut. Terbukti bulan sudah muncul di atas sana tanpa ragi-ragu awan mendung akan menutupinya. Rembulan tampak indah menerangi kota dengan pendar kuning menyala dan memantulkannya ke lautan. Suhu udara terasa sejuk, setelah siang tadi sempat diguyur hujan walau hanya sebentar. Mungkin ingin mendinginkan panas yang menyelimuti sekitar a
"Galaxy macarons satu paket!" teriak barker ke arah kru kitchen. Wendy baru saja menyelesaikan pengisian macarons dengan isian butter cream yang diberi pewarna makanan biru. Tampak senada dengan perpaduan warna ungu-biru-hitam ditaburi silver shimmer. Dia tidak menyangka kalau ide yang sebenarnya hanya pengembangan tren makanan serba bertema langit galaksi beberapa tahun silam menarik minat tamu terutama anak-anak. Manalagi Wendy membuatnya dalam ukuran sekali gigit sehingga anak-anak maupun dewasa bisa menikmatinya berulang kali. Dibantu commis, Wendy meletakkan secara hati-hati ke dalam boks hitam doff yang sudah didesain seperti suasana di luar angkasa lengkap dengan gambar astronout. Lantas menyerahkannya kepada barker untuk di antar ke kasir. Dia juga membawa semangkuk es krim galaksi yang siap dibawa ke meja pelanggan. Aroma butter juga vanila berbaur menjadi satu memenuhi tiap sudut dapur saat bawahan Wendy mengeluarkan kue-kue dari pemanggang. Edisi spesial menjelang peray
"Pak Bimo enggak hadir sidang beberapa kali jadi pengadilan mengeluarkan putusan verstek. Semisal mantan suami Mbak Wendy tidak mengajukan banding, putusan tersebut berkekuatan hukum tetap dan tidak bisa diganggu gugat," jelas Putu."Makasih, Pak atas bantuannya," kata Wendy melalui sambungan telepon. "Suratnya dikirim melalui pos saja ya, Pak!""Baik."Setelah memutus panggilan dengan pengacara, Wendy tertegun beberapa saat di dalam rumah kontrakannya seraya merangkul lengan. Mengamati ke arah teras yang ditumbuhi tanaman hias, pikiran Wendy justru kosong. Padahal seharusnya dia berbahagia sudah terlepas dari jerat pesona lelaki itu. Namun, kenapa malah sebaliknya? Kenapa jiwanya seperti terisap oleh mesin raksasa menyisakan raga? Ada sesuatu yang hilang tapi tidak dapat didefinisikan Wendy. Dia berusaha mencari-cari kata yang pas untuk menggambarkan suasana hatinya.Nihil. Dia bingung dengan perasaannya sendiri, memaksa bibir untuk mengulum senyum pun tak bisa. Bukankah ini yang di
Sakit fisik dan tekanan batin dalam waktu bersamaan memang tidak menyenangkan Walau diizinkan rehat selama beberapa waktu, nyatanya tidak bisa mengusir kegundahan yang masih setia membelenggu Bimo. Dia duduk seorang diri di depan layar televisi yang menampilkan film Armageddon di mana tokoh perempuan tengah berseteru dengan ayahnya karena tidak mendapat restu untuk menjalin hubungan dengan tokoh utama pria. Melihatnya, Bimo serasa ditarik ke masa-masa saat Wendy mengajukan ide untuk menonton film yang bersama dan berakhir dengan cumbuan panas.Tapi sekarang, adegan-adegan di depannya bagai angin lalu yang tidak dapat dicerna kepala Bimo. Dia seperti manusia yang tidak memiliki semangat untuk hidup walau sudah diberi penyemangat bahwa suatu saat pujaan hatinya akan kembali. Bimo menepis harapan itu dan menganggap kalau dirinya memang pantas dihukum oleh semesta atas keserakahannya dalam mempermainkan cinta. Sinar mata Bimo kian redup hari demi hari pun bobot tubuhnya turun drastis mem
"Nah, ini kan adonannya kalian bagi jadi empat bagian terus kasih aja pewarna makanan hitam, merah muda, ungu, dan sisanya putih. Baru kalian tata di wadah lain terus susun mungkin bisa dari warna hitam dulu. Taruh di sudut-sudut wadah, terus timpa di sebelahnya dengan warna ungu lanjut pink sampai putih begitu seterusnya," jelas Wendy saat mendemonstrasikan pembuatan es krim galaksi di working table. "Setelah selesai bisa kalian taburi sprinkle bintang emas ini. Nah, waktu es krimnya sudah jadi tuh untuk finishing bisa kalian taburin sedikit bubuk silver biar makin cantik.""Penyajiannya tetep pakai mangkuk atau yang lain Mbak Wen?" tanya salah satu cook helper. "Pakai mangkuk bisa atau charcoal cone," jawab Wendy. "Bahan-bahan yang kemarin saya minta sudah ada kan, Chef?" sambungnya pada chef Indra. "Iya, mau datang hari ini kok. Nah, Wendy juga punya ide bikin truffle galaksi, tapi untuk lapisannya kita akan buat seperti sembilan planet ya, Wen," ujar lelaki berambut ikal itu.