Beranda / Romansa / Menikahi Pria Asing / Menguji Kesabaran

Share

Menguji Kesabaran

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-13 17:13:37

"Jadi kamu mau mengundurkan diri?"

Sore itu, Amanda datang berkunjung. Karena Belle baru saja tidur, akhirnya Zane mengajak Amanda untuk mengobrol di cafetaria. Sambil menikmati segelas kopi panas, Zane mulai bercerita tentang tawaran yang diberikan Ronald tadi pagi.

"Mas Zane, aku percaya kamu bisa melakukan pekerjaan itu. Jangan terlalu cemas, kamu bahkan belum mencobanya." Amanda menelisik kantung mata Zane yang menghitam. "Apa belakangan ini kamu begadang?" tebaknya kepo.

Zane yang menyadari jika Amanda mengamati wajahnya, sontak berpaling dengan keki.

"Tidak. Aku hanya kurang tidur."

"Pasti sangat melelahkan menjaga istrimu sendirian, poor you ..." Amanda mengusap punggung tangan Zane yang terkulai di meja.

Kebiasaan Amanda yang suka melakukan phisical touch, terkadang membuat Zane risih sendiri. Ia lekas menarik tangannya dari belaian Amanda dan menyembunyikan kedua tangannya di bawah meja.

"Maafkan aku, Manda. Aku akan mengajukan surat pengunduran diriku besok lusa sete
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Pria Asing   Neraka Dunia Untukmu

    Membuka mata dalam kegelapan, merasakan sakit di sekujur tubuh, juga kehilangan ingatan, adalah siksaan yang Belle alami semingguan ini. Alih-alih semangat untuk sembuh dan bisa melihat lagi, ia sama sekali tak tertarik untuk melakukan operasi setelah tahu jika dirinya ternyata telah menikah dengan pria asing. Pria yang hanya bisa Belle kenali dari suaranya itu sepertinya pria yang penyabar, dia tak pernah marah meskipun berulang kali Belle memuntahkan makanan yang disuapi olehnya. Suaranya yang berat, kaku dan tegas itu, malah terdengar sangat lembut di telinga Belle. Sayangnya, karena memori Belle terhapus sementara dari ingatannya, ia sangat membenci pria bernama Zane itu. Belle menganggap Zane adalah sumber masalah yang membuatnya harus berpisah dengan Bryan. Hari ini, Belle sudah diperbolehkan pulang ke apartemen. Belle tak ingat jika ia pernah tinggal di apartemen, ingatan terakhirnya berhenti di momen kala ia menonton konser Bryan, pujaan hatinya. Belle menganggap dirinya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Menikahi Pria Asing   Me Time Sejenak

    "Om Zane, look! This one looks suit on you!" teriak Briana sembari menarik lengan Zane dan menunjuk sebuah setelan suit berwarna navy. "Briana, stop it! Kau membuat Om Zane bingung dengan menunjukkan ini dan itu!" omel Amanda dari belakang. Briana menoleh singkat ke arah sang mama dan kembali menarik Zane ke sana ke sini, sementara Hans terlihat sibuk menghitung jumlah patung yang berjajar di depan store. Enam pasang suit sudah berada di kasir, sementara Josh masih terus memaksa Zane untuk menambah belanjaan. Hampir dua jam mencoba satu setelan ke setelan lain, Zane mulai merasa lelah dan jenuh. "Kita ke salon saja, sementara ini dulu yang kita beli, Josh!" pinta Zane memelas, ia sudah tak sanggup mencoba baju demi baju yang dipilih Amanda dan Briana. Josh melirik Amanda dan Briana secara bergantian, ketiganya lantas mengangguk setuju setelah berpikir cukup lama. Sebenarnya, Zane tak mau belanja dan bersenang-senang di saat Belle masih dalam keadaan sakit. Namun, Ronald memaksa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Menikahi Pria Asing   Kesibukan di Kantor

    "Selamat datang, Pak Zanendra! Senang menyambut kedatangan anda di Janata Group!" Seorang pria gagah yang mengenakan setelan jas mahal, tampan dan berusia sekitar 30 tahunan, menyambut kedatangan Zane yang baru turun dari mobil. Mereka seusia, tapi sepertinya pria itu jauh lebih berpengalaman dibanding Zane. "Saya akan menjadi sekretaris anda mulai hari ini. Nama saya Brion Nawangsa. Anda bisa memanggilnya saya dengan nama Brion atau Rio." Kening Zane mengernyit tanpa sengaja. Brion? Sekilas seperti nama jenis mobil yang familiar di kalangan masyarakat. "Saya akan memanggilmu Rio saja. Boleh, kan?" "Tentu saja boleh, Pak!" Pria seusia Zane tersebut membungkuk dengan hormat, senyumannya menawan dan sanggup membuat siapapun terpana. "Mari ikut dengan saya, saya akan memperkenalkan anda pada lingkungan di perusahan Janata." Dengan gayanya yang khas dan elok dipandang, Rio menjelaskan satu persatu divisi yang berada di perusahaan Janata Group. Penjelasannya sangat detail dan mudah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Menikahi Pria Asing   Cepatlah Kembali

    Kembali ke kantor dengan mood yang berbeda, rupanya cukup mempengaruhi kinerja Zane hingga sore. Tak ada satupun penjelasan Rio yang masuk ke otaknya, padahal sebelumnya Zane sangat mudah memahami apapun. "Apa anda baik-baik saja, Pak?" tanya Rio cemas ketika dilihatnya Zane mulai mengurut keningnya yang berdenyut pening. Zane menarik napas dalam-dalam hingga memenuhi rongga paru-parunya, mencoba menetralkan rasa cemburu yang sejak siang tadi menggerogoti hatinya. Belle terus saja meminta Zane menjelaskan di mana Bryan, mengapa pria itu tak mencari Belle, dan bolehkah ia menelepon Bryan sebentar saja? Permintaan tak masuk akal yang mustahil untuk Zane kabulkan. Padahal, bisa saja Zane mengungkapkan mengapa Bryan tak menghubungi Belle karena pria itu sudah jatuh hati pada Zara! Tapi, Zane tak setega itu, ia buka pria jahat yang tak peduli pada perasaan istrinya. "Pak Zane, are you oke?" ulang Rio sembari meletakkan tablet di meja dan mendekat ke tempat bosnya. Sambil menghembuskan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Menikahi Pria Asing   Aku Bersamamu

    Sesuai dengan apa yang sudah Zane janjikan, ia menemani Belle kontrol ke rumah sakit. Sejak pagi usai sarapan, keduanya telah berangkat menuju rumah sakit ditemani oleh Josh. Tak banyak interaksi di antara sepasang suami istri itu, malah Zane lebih banyak mengobrol dengan Josh terkait urusan pekerjaan. Sedikit banyak, Zane mulai paham pada job desk-nya. Dibantu oleh Rio dan juga Josh, Zane cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya di perusahaan Janata. Sampai di rumah sakit, mereka masih harus mengantri dengan beberapa pasien lain yang sudah lebih dulu datang. Sekilas kenangan di masa lalunya, membuat Zane tersenyum getir. Dulu sekali, ia cukup sering duduk dan mengantri seperti ini ketika mengantar nenek Lila kontrol. Dan berada di antara pasien-pasien ini juga mengingatkan Zane pada rutinitasnya beberapa bulan yang lalu ketika kontrol patah tulang di bahunya. "Kurang berapa pasien lagi?" tanya Belle membuyarkan lamunan Zane. "Prakteknya saja belum buka, Belle. Kita mendapat n

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Menikahi Pria Asing   Overprotektif

    "Tapi kamu harus banyak istirahat. Kamu dengar sendiri tadi dokter Fani bilang kalo kamu belum boleh banyak bergerak." Zane mendelik kaget mendengar keinginan istrinya yang tiba-tiba. "Aku bosan di rumah! Lagian aku masih bisa tiduran di ruanganmu. Jangan berlebihan, please.""Aku tidak berlebihan. Mana mungkin aku melarangmu kalo bukan untuk kebaikanmu sendiri!" "Memangnya kenapa kalo aku ikut? Ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" Zane melirik Josh yang sejak tadi menyimak perdebatan majikannya. Dengan keki, Josh lantas berpaling dan bergegas pergi. Setelah tangan kanan mertuanya itu naik ke mobil, Zane lantas memijat pelipisnya yang mulai berdenyut pening. "Ya sudah. Kamu boleh ikut asalkan mulai nanti malam aku akan tidur sekamar denganmu!" putus Zane memberi pilihan. Bola mata Belle membeliak, bibirnya menganga dengan terkejut."Kesepakatan macam apa itu!" protesnya tak terima. "Terserah kamu mau menerimanya atau tidak. Tadi kamu dengar sendiri, kan, dokter Fani bilang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Menikahi Pria Asing   Tertangkap Basah

    "Belle." Zane lekas memotong pertanyaan istrinya yang tak sopan dan terkesan menuduh. Wajah Rio yang sejak tadi ceria, mendadak tegang dan pias. "S-saya--""Rio, maafkan istri saya. Kamu bisa keluar sekarang dan siapkan mobil saya di lobi," tukas Zane tak enak hati. Sebelum Rio melaksanakan perintah bosnya dan berbalik badan, ia sempat melirik Belle yang tengah duduk di kursi roda. Selama ini Rio sangat menjaga image-nya di depan Zane karena ia tak ingin terlihat buruk. Namun, Belle dengan lancarnya malah menyebar aib Rio begitu saja. "Saya permisi, Miss Belle. Sampai bertemu lagi," pamit Rio dengan sopan sebelum kemudian ia berlalu pergi. Setelah cukup lama sekretaris tampan itu menghilang di balik pintu, Zane lantas menghampiri Belle dan berdiri lama di hadapannya. Ekspresi Belle tak banyak berubah, ia tetap memasang wajah dingin tak tersentuh dengan tatapan mata kosong. "Apa sudah lega sekarang?" tanya Zane setelah dirinya cukup tenang. "Lega untuk apa?" "Lega karena kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Menikahi Pria Asing   Cerita Masa Lalu Kita

    Sejak sekamar lagi, Zane merasa semangatnya setiap pagi selalu penuh terisi. Ia berangkat ke kantor dengan mood yang bagus, pun pekerjaan bisa selesai tepat pada waktunya. Setelah hampir sebulan berjibaku di Perusahaan Janata Group, Zane mulai menguasai job desk-nya. Tak dipungkiri, keharmonisan rumah tangganya berpengaruh banyak pada kinerja Zane yang memuaskan. Sebisa mungkin, Zane meniadakan kesalahan di hadapan istrinya agar hidupnya damai dan tentram. Dan bisa jadi, tidurnya yang berkualitas juga turut andil dalam meningkatkan semua itu. Belle tak lagi mengonsumsi pil pereda nyeri setiap malam, pelukan dan ciuman yang Zane berikan diam-diam sudah cukup membuatnya tenang dan bisa melewati rasa sakit itu tanpa mengonsumsi obat-obatan. Sebenarnya, Zane mulai curiga pada sikap Belle yang selalu tidur lebih awal dan bangun paling akhir. Selama beberapa pekan ini, rutinitas itu terus berlangsung seakan Belle membiarkan Zane melakukan love bombing sebelum ia terlelap. Dan malam ini,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19

Bab terbaru

  • Menikahi Pria Asing   Hadiah dari Tuhan

    Selama prosesi pemakaman, Zane lebih banyak terlibat di dalamnya. Ia turut menggotong keranda Shamilah, ia juga turun ke liang kubur untuk mengantarkan ibunya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Sambil menahan tangis, Zane juga mengadzani jenazah ibunya sebelum akhirnya ia menyampaikan salam perpisahan. "Aku menyayangimu, Ibu. Beristirahatlah dengan tenang, selamat jalan." Hanya kalimat itu yang Zane katakan secara sadar, karena setelahnya ia tak bisa mengingat apapun lagi. Saat kembali membuka mata, ia sudah berada di apartemen dengan beberapa orang mengelilinginya sambil menangis. Belle berulangkali mengucap syukur sambil menciumi suaminya. Amanda dan Rio bahkan saling berpelukan penuh haru tak jauh dari mereka. Ronald, masih dengan mata yang basah, ikut mendekat dan memeluk menantunya. "Stay strong, Nak. Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk mendiang Ibumu. Dia pasti sangat bangga padamu, Zane." Setetes air mata lolos kembali dari sudut mata Zane, mengingat ibunya mas

  • Menikahi Pria Asing   Selamat Jalan, Ibu

    Malam itu juga, Zane meminta bantuan pada Rio untuk mencari tahu di mana ibunya berada.Tak mungkin Zane menghubungi mertuanya karena ia tak ingin mengganggu istirahat Ronald. Dengan mengerahkan segala kemampuannya, Rio akhirnya mendapat nama rumah sakit di mana Shamilah saat ini tengah dirawat. Bersama Belle, Zane akhirnya berangkat menuju rumah sakit tersebut. Ia tak ingin menyia-nyiakan waktu, Zane takut ibunya keburu pergi seperti nenek Lila dulu. Dan benar saja, saat Zane berlari menyusuri lorong tempat Shamilah dirawat, beberapa orang suster nampak keluar dari ruangan itu dengan wajah panik. Rasanya sekujur tubuh Zane memanas detik itu juga, ia sontak berlari semakin cepat dan meringsek masuk ke kamar di mana ibunya berada. Wajah pucat itu, sedang berusaha keras bernapas melalui selang oksigen di hidungnya. Air mata Zane kembali menetes ketika dilihatnya tubuh ibunya mulai kesusahan untuk menghirup oksigen itu. "Ibu..." Zane mendekat tanpa mempedulikan beberapa orang suster y

  • Menikahi Pria Asing   Surat Misterius

    Teruntuk anakku tersayang, Zanendra Aditya. Saat kamu membuka surat ini, mungkin perasaanmu pada Ibu masih sama. Benci, marah, dan kecewa pasti masih kamu rasakan hingga saat ini. Tapi, melalui surat ini ijinkan Ibu untuk menjelaskan padamu beberapa hal yang tidak sempat Ibu katakan malam itu. Zane, demikian kamu dipanggil oleh mereka yang menyayangimu, nama indah yang berarti hadiah/ berkat dari Tuhan. Semua yang mengenalmu pasti akan menyayangimu, dan Ibu bersyukur akan hal itu. Zane yang kini tumbuh menjadi pria dewasa yang hebat dan penyayang, Ibu bangga pernah menjadi bagian dari masa kecilmu. Anakku, Zanendra anakku, bocah kecil yang selalu menemani Ibu tidur dan memeluk Ibu setiap malam, maafkan Ibu yang telah membuatmu trauma seperti ini. Seandainya bisa memutar kembali waktu, seandainya Ibu masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya dari awal lagi, mungkin Ibu akan membawamu pergi tanpa harus membunuh pria itu. Agar kita bisa melalui masa berat itu berdua, agar I

  • Menikahi Pria Asing   Malam Penuh Gairah (18+)

    Selama proses pemulihan dari operasinya, Zane selalu mendampingi Belle tanpa sekalipun beranjak meninggalkannya. Zane menepati janjinya untuk selalu siaga 24 jam demi memastikan istrinya baik-baik saja. Kembali pulang ke tanah air, Bik Asih menyambut kedatangan majikannya dengan penuh sukacita. Pun Ronald tak bisa menyembunyikan kebahagiaan dan rasa syukurnya ketika mendapati putrinya telah bisa melihat seperti dulu kala. "Papa akan mengadakan acara syukuran dan mengundang anak-anak yayasan untuk datang. Kesembuhanmu patut dirayakan, Belle," ujar Ronald berjanji. Belle hanya menanggapinya dengan senyuman dan anggukan, meskipun penglihatannya belum sepenuhnya jernih melihat objek di depannya, tetapi Belle tetap bersyukur kini ia bisa melihat orang-orang yang ia sayangi. "Di mana Zane? Apa dia belum pulang dari kantor?" Pandangan Ronald mengedar mencari sosok menantunya. "Zane akan segera kembali, Pa. Tadi habis mengantarku pulang, dia langsung ke kantor karena ada meeting penting

  • Menikahi Pria Asing   Kembalinya Ingatan dan Penglihatanku

    "Apa sudah selesai anda menghina saya, Nona?" "Saya terima nikah dan kawinnya Belle Ivy Janata binti Ronald Janata dengan mas kawin tersebut tunai.""Saat kita berpisah nanti, apakah aku masih boleh mengunjungi papamu?""Karena pohon ini akan tetap tumbuh meskipun dia tidak disiram dan tidak dirawat dengan baik. Sama sepertiku." "Bahkan sampah yang tidak berguna, bisa bermanfaat di tangan orang yang tepat. Aku salah satu sampah itu, dan ternyata orang yang tepat bukanlah kamu.""Kalo kamu bisa melakukannya dengan Bryan, lalu kenapa kamu tidak mau melakukannya denganku?" "Itu gajiku bulan ini.""Satu-satunya perempuan yang akan melakukan hubungan badan denganku hanya kamu, Belle!" "Ya sudah, maaf ya, Istriku. Aku janji kalo suatu saat kamu sakit, aku akan jagain kamu 24 jam sampai kamu sembuh." "Zane ..." Kilasan kejadian demi kejadian lewat secara bergantian di ingatan Belle. Semuanya tentang Zane, sejak pertama kali mereka bertemu hingga ingatan terakhirnya sebelum kecelakaan

  • Menikahi Pria Asing   Hari Besar itu Tiba

    Seperti yang sudah dinanti-nantikan, akhirnya hari itu tiba jua. Ronald mengantar Belle dan Zane di bandara seperti biasanya. Kali ini, Rio ikut menemani bosnya karena Zane butuh seseorang untuk menemani dan menenangkannya selama Belle dioperasi. Tak banyak halangan yang berarti, bahkan semua berjalan dengan sangat lancar. Cuaca pun seakan merestui sepanjang Zane landing di Singapore dan tiba di hotel. Karena operasi masih dilakukan besok, jadi Zane dan Belle masih punya waktu untuk istirahat. "Aku penasaran, kenapa beberapa hari ini kamu selalu memakai kalung itu?" Zane memperhatikan kalung sederhana berliontin permata kecil di leher istrinya. Dengan penuh perasaan, Belle menyentuh bandul permata pemberian Milah dan tersenyum mengingat momen terakhirnya bersama sang mertua. Sewaktu Belle meminta tolong pada Milah untuk memasangkan kalung itu dilehernya, wanita itu menangis penuh haru dan bahagia. Dia bahkan memeluk dan mencium Belle sebelum akhirnya benar-benar pergi. "Belle, k

  • Menikahi Pria Asing   Kabar Baik

    "Benarkah?" Belle memekik girang ketika Zane mengabarinya bahwa minggu depan ada donor kornea yang tersedia untuknya. Dengan senyuman lebar, Zane mengangguk dan memeluk istrinya dengan erat. "Benar. Kamu harus banyak-banyak istirahat dan jangan terlalu capek mengurusiku.""Cih, terus siapa yang mau ngurusin kamu kalo bukan aku?" ledek Belle sembari menjulurkan lidah. "Sepertinya ide Amanda tidak terlalu buruk.""Maksudmu!?" Belle mendelik dan mendorong tubuh suaminya yang betah memeluknya sejak tadi. "Coba saja kalo berani!""Kenapa harus takut!?""Oh, jadi begitu!? Kamu sekarang sudah berani meladeni tantangan dariku?" Zane hanya tertawa menanggapi omelan istrinya. Ia menghujani Belle dengan ciuman dan menggendongnya ke atas ranjang. Ia pandangi wajah dengan bibir manyun itu dengan gemas. "Bagaimana bisa aku cari wanita pengganti kalo istriku secantik ini? Bahkan meskipun dia menolak mengandung anakku, aku akan menunggu dia sampai siap, selama apapun itu." "Zane." Belle memoton

  • Menikahi Pria Asing   Double Date

    Bukan tanpa alasan Rio bertanya tentang Amanda pada bosnya. Tadinya, ia hanya iseng agar Zane berhenti melamun. Namun, Zane justru menanggapi pertanyaan itu dengan serius dan mengajaknya untuk makan malam bersama. Sungguh, Rio merasa serba salah dan bingung untuk memutuskan. "Besok malam Amanda ada waktu. Kita akan makan malam di restoran favorit istriku, bagaimana?"Wajah Zane yang sesaat lalu terlihat murung, kini kembali ceria usai menelepon Amanda untuk mengajaknya makan malam. Mau tak mau, Rio akhirnya mengangguk dengan sangat terpaksa. "Ya sudah, cepat keluar dan selesaikan pekerjaanmu," usir Zane sembari bersiap membuka berkas yang menumpuk di mejanya. Dengan langkah lebar, Rio bergegas pergi sembari mengutuk dirinya sendiri. Nasi sudah menjadi bubur, ia tidak mungkin menarik kembali ucapannya mengingat Zane sangat menjaga Amanda seperti adiknya sendiri. Bisa-bisa Rio babak belur jika Zane tahu bila ia hanya iseng bertanya tentang Amanda. Keesokan hari, Zane menyelesaikan p

  • Menikahi Pria Asing   Move On

    Kehadiran orang-orang yang peduli dan menyayanginya, membuat Zane perlahan bangkit dan move on dari momen menyakitkan yang ia alami seminggu yang lalu. Kini, Zane sudah mulai ngantor setelah berhari-hari meliburkan diri dan menikmati waktu berdua dengan Belle di apartemen. Keduanya saling menguatkan dan menghibur satu sama lain, Zane mulai bisa tersenyum kembali setelah sebelumnya selalu murung dan merenung sendiri. "Permisi, Pak. Ada Pak Ronald di luar." Rio meringsek masuk ke dalam ruangan kerja bosnya. "Beliau ingin menemui anda."Dengan dada yang mulai terasa sesak kembali, Zane lantas menutup map di hadapannya dan berkata, "persilahkan beliau masuk, Rio."Tak seberapa lama setelah Rio keluar, Ronald pun muncul dengan wajah tak terbaca. Tak ada senyuman, tak ada raut kesedihan. Baru kali ini Zane melihat wajah tanpa ekspresi itu nampak di raut mertuanya. Dengan tanggap, Zane bangkit dan mempersilahkan Ronald untuk duduk di sofa panjang tak jauh dari meja kerjanya. Ia paham, Rona

DMCA.com Protection Status