"Hmmm, benar juga. Oh aku baru ingat, tadi siang aku menyuruh Bella meletakkan berkas di meja tuan Steve, aku tidak menerima ada surat dari luar, jadi aku tidak tau darimana amplop itu berasal. Apa mungkin dia…?"
"Panggil jalang itu cepat!" pekik Steve yang mulai geram.
"Baik tuan."
"Will tunggu...," ucap Doni menghentikan William, "aku juga akan pergi, pekerjaanku sudah selesai di sini aku harus kembali ke rumah sakit." Doni tau saat ini Steve sedang tidak bersahabat, jadi dia memilih untuk segera pergi dari sana. "Steve jaga istrimu baik-baik dan jangan biarkan dia terlalu stress karena itu akan menggangu kesehatannya."
"Diam dan segera pergilah."
Pria tersebut menyeringai dan mendekatkan wajahnya pada Bella. "Aku sudah bosan denganmu, sekarang kamu tidak lebih dari seorang sampah," ucap pria tersebut sambil melepaskan cekikannya dengan kasar."Uhk, uhk, uhk." Nafas Bella tersendat-sendat hingga terbatuk akibat cekikan tangan pria tersebut. Ia menatap pria itu dengan penuh keheranan dan takut."Aku tidak akan membunuhmu karena telah membantuku, tapi setiap hartaku yang sudah kamu nikmati, tentu harus kamu bayar," ucap pria tersebut menyeringai. Kemudian ia mengambil bajunya dan memakainya.Pria itu menatap Bella dan menghampirinya, lalu ia menjambak rambut Xena. "Aaaahhhh! sayang jangan sakiti aku," rintih Bella.Tanpa menghiraukan Bel
"Nona, lebih baik anda jangan bertanya atau tubuh anda bisa di jadikan pemuas kami," potong pria yang ternyata adalah orang kepercayaan pria yang telah mengurung Bella.Bella pun bergidik ngeri mendengar ucapan pria bertubuh tinggi besar tersebut. Bella mengambil pakaiannya dan segera memakainya, sementara pria tersebut telah hilang dan menutup pintunya kembali*****Zira telah siuman, perlahan ia membuka matanya. "Mia...," ucapnya sambil menatap Steve. "Sayang, Mia diculik, tolong selamatkan dia," rintih Zira memohon dengan suara lirih."Sayang, makanlah dulu kita akan membahas masalah ini nanti.""Tapi...?"
"Apa kamu tidak percaya padaku?" Zira terdiam sejenak. Bagaimana dia bisa percaya sedangkan setiap Zira tanya tentang Mia, Steve selalu menjawabnya singkat dengan raut wajah datar seakan tak peduli. "Aku percaya, hanya saja aku sedikit mengkhawatirkan Mia." "Bukan sedikit. Tapi kamu terlalu menghawatirkan dia hingga kamu lupa jika ada aku yang akan melakukan apa saja untukmu." Steve Kembali melangkah tanpa mengatakan apapun. "Apa sebenarnya yang membuatnya marah dan mendiamkanku seacuh itu?" batin zira. **** Zira menatap Steve yang terus menyantap makanannya tanpa memperdulikannya. "Heh, apa dia akan mengacuhkan aku terus, apa sebenarnya kesalahanku?" batinnya. Steve melirik ke arah Zira yang terus memandanginya, ia menyelesaikan makan dan meminum jus alpukat yang sudah di siapkan bi Inah. Tanpa berkata apapun Steve berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan ruang makan. . "Tunggu," ucap Zira menghentikan langkah Steve, "apa kamu akan tetap acuh seperti ini? kenapa kamu
Zira merasa bingung karena Surya masih menunggunya di dalam mobil sambil mengamatinya. Ia harus memikirkan cara agar bisa ke seberang tanpa Surya mengikutinya. Sekarang dalam pikiran Zira hanya bagaimana ia bertemu Mia tanpa memikirkan apa yang akan terjadi padanya."Pak Surya tunggu saja di mobil, aku akan menemui temanku sebentar," ucap Zira yang langsung menyebrang jalan."Nona Zira, tunggu." Surya segera keluar dari mobil, sementara Zira sudah menyebrang jalan. Surya yang menaruh curiga berusaha mengejar Zira sambil memperhatikan Zora yang tengah menghampiri sebuah mobil. Supir mobil hitam itu melihat Hanna menghampirinya. "Segeralah masuk kedalam nona," ucapnya karena melihat Surya yang tengah menyebrang jalan."Nona Zira, jangan pergi," teriak Surya s
"Siapa kamu sebenarnya dan apa maumu?" Leo menyeringai sambil mendekati Zira, "Seorang gadis yang lupa ingatan dan menjadi istri seorang Steve hanya karena nasibnya yang beruntung. Lalu apa yang aku mau darimu...?" ucapnya berdiri tepat di hadapan Zira. "Aku tidak mau apa-apa darimu, tapi aku hanya ingin Steve kehilangan orang yang dia cintai seperti yang aku alami. Aku ingin dia merasakan hal yang sama denganku." Leo berbicara lirih namun terdengar menakutkan. "Jika kamu menginginkan aku dan Steve lalu apa hubungannya dengan temanku dan kakaknya. Sekarang dimana mereka?" ucap Zira meninggikan sedikit suaranya. "Ckckck, apa kamu tau? jika aku tak melibatkan temanmu, mana mungkin aku bisa menuntunmu untuk datang kemari dengan mudah, dan juga permainannya tak akan
"Jika dia tidak datang maka kamu akan mati." ucap kembali pria tersebut dengan tatapan matanya yang tajam kearah Hanna. Leo kembali keluar ruangan meninggalkan Hanna.***Sudah hari enam Zira di culik. Steve sudah mengerahkan seluruh anak buahnya agar terus mencari Zira, namun hasilnya tetap sama. "Siapa dia sebenarnya? Bagaimana dia bisa menutup rapat setiap informasi tentangnya." Steve kembali menuangkan wine ke dalam gelasnya.Steve menatap keluar jendela sambil menikmati wine di gelasnya. Terdengar suara pintu ruangan terbuka."Tuan Steve," ucap Han menghampiri, "Saya sudah mendapatkan informasi dari pengguna mobil yang di naiki Nona Zira."
"Apa kabar nona Zira?" ucap Leo mendekati Zira. "Ini adalah hari ketujuhmu di sini, bersiap-siaplah karena sebentar lagi kita akan melakukan permainan yang sangat seru dengan tubuh indahnya ini, ha-ha-ha," imbuhnya kembali sambil tertawa. Tanpa ada rasa takut Zira menatap tajam Leo. "Dimana Mia?" tanya Zira. Ia belum melihat Mia selama seminggu berada di sana. "Oooh. Ternyata anda masih mengingat teman anda. Ckckck, anda benar-benar orang yang baik nona Zira. Jangan kuatir, setelah permainan ini selesai aku pasti akan melepaskan mereka bertiga," ucap Leo menyeringai. "Bertiga? Siapa lagi orang yang ia sandera," batin Zira. "Aku tidak percaya dengan bajingan sepertimu."
Suara pintu terbuka secara paksa. Leo kaget dan langsung menoleh kearah pintu, ia melepas cekikan tangannya di leher Zira dan langsung turun dari ranjang secara spontan karena kaget.Steve menyunggingkan senyumnya di saat melihat kedatangan Han dan Surya, dan juga beberapa bawahannya."Bang***! bagaimana kalian bisa masuk kemari!" teriak Leo.Surya berjalan ke arahnya dan menjawab pertanyaan Leo, "Itu karena anak buahmu yang payah."Dooorr"aaaahhhkkk." Leo berteriak karena kakinya tertembak. Han yang tengah berlari menghampiri Steve seketika terkejut saat melihat seorang wanita yang selama ini jadi misteri ada dala