"Arrghh! Bajingan!" teriakku dengan kesal dan wajah merah padam.Kekesalanku malah dibalas dengan suara erangan dari wanita semok yang kelihatan sengaja."Aah, enak sekali Tuan Zacky."Bam!!!Aku membanting pintu kamar mandi dengan kesal. Masih terpaku di depan pintu tersebut dan merasa kesal, berusaha mengatur napasku supaya teratur.Baru saja aku hendak melangkah menuju ke tengah kamar, sebuah suara tamparan terdengar keras dan nyaring.Plak!Aku menempelkan telinga ke pintu kamar, sedikit penasaran dengan suara tadi.Gedubrak!Terdengar suara seperti tubuh yang terjatuh di lantai atau terhempas?Bu Martha buru-buru menarik tanganku agar tidak berada di depan pintu."Kemari, Nyonya Muda," ucapnya segera menarikku bergegas menuju ke samping.Benar saja, sesaat kemudian pintu kamar mandi dibuka dan wanita semok tadi sudah keluar dengan setengah berlari. Ia terlihat memegang pipinya yang nyeri dan mengeluarkan dar*h."Kamu dipukul bekicot?"Wanita itu melihat ke arahku lalu mengangguk.
Bangun pagi dan langsung melakukan aktivitas sesuai dengan jadwal. Tidak terasa usia kandunganku sudah mencapai 5 bulan. Rasa mual dan tidak nyaman pada tubuhku sudah berkurang banyak daripada tri bulan semester pertama.Sesuai dengan kesepakatan, aku bekerja dengan Alan sebagai sekretaris pribadinya dan Zacky tidak melarang.Pria itu hanya menempatkan Bu Martha yang mengikutiku kemana pun aku pergi. Tujuannya adalah mencegah sesuatu terjadi padaku.Tentu saja aku tahu hal tersebut. Alan juga menerima dengan pasrah, agar selalu bisa bersamaku. Pria itu tahu, menentang Zacky bukan hal yang baik baginya.Jadwal yang rutin kuikuti juga adalah olahraga dan kelas untuk ibu dan bayi, bekerja hanya 3 jam lalu ke kampus.Suatu pekerjaan yang tidak masuk akal dengan gaji setinggi itu, tetapi Alan merasa senang hanya dapat melihat dan bersama denganku setiap saat.Sementara di kampus, Sam dan Desy semakin dekat. Aku selalu menghindari mereka saat berada di kampus, karena sama sekali tidak mau m
"Bu Angel, apakah Anda mengalami kesulitan? Aku melihat kamu belum memulai apapun."Aku menggelengkan kepala dan memberikan senyuman manis kepada instruktur tersebut lalu berkata, "sedang pikir looo."Bagaimana aku bisa menulis surat cinta, bagaimana menyatakan cinta kepada seorang bayi? Aku saja tidak pernah berniat untuk hamil.Aku mengelus perutku dengan tatapan penuh arti. "Kamu ingin aku menulis apa, Sayang?" tanyaku sembari tersenyum.Akhirnya aku mengambil pulpen yang disediakan dan mulai menulis.Sayang, saat kamu membaca surat ini. Aku tahu, kamu pasti adalah seorang anak yang pintar seperti ayahmu. Si bekicot kurang ajar itu. Kamu tahu enggak? Aku, Ibumu ... dilecehkan olehnya sehingga aku hamil dan terpaksa menjalani kehidupan seperti robot. Menjalani hari-hari dengan apa yang tidak kusukai. Minum sop yang sangat banyak dan bergizi untuk kesehatanmu. Mereka semua sangat menyayangimu, Nenek Kanya, Nenek Emma dan Nenek buyutmu termasuk bekicot, ayahmu yang kurang ajar itu.
"Dunia ini begitu sempit ya," ujarku dengan wajah cemberut lalu masuk duluan ke dalam restauran, meninggalkan ketiga orang itu."Aku memang sudah sembuh. Sebenarnya aku ingin memancing pelaku yang menyebabkan kecelakaan aku dan Ayah, tetapi usahaku hanya kesia-siaan, malah membuatku kehilanganmu," ucap Zacky dengan nada lirih.Bukannya menyahut perkataan Zacky, Zevina malah menggandeng tangan suaminya."Yuk, masuk." Terdengar suara Zevina. Sekilas aku melirik wanita itu merangkul tangan suaminya dengan mesra meninggalkan Zacky yang masih mematung di tempatnya.Aku tersenyum mengejek ke arah Zacky lalu memilih tempat duduk yang dekat ke arah balkon karena menyukai pemandangan kota.Zacky duduk di sampingku dan berhadapan dengan Michael. Aku bisa melihat wajah Zacky yang memandang cemburu dengan kemesraan oleh dua sejoli di hadapannya."Kalian pesan apa?" tanya Zacky sambil menyerahkan menu makanan kepada mereka."Sayang, kamu mau makan apa?" Michael membisikkan dengan suara lembut ke
"Kamu sudah bangun?"Aku membenci suara itu. Pelan-pelan membuka mata dan menyesuaikan dengan cahaya."Anakku?" Dengan refleks aku memegang perutku yang sudah rata.Zacky menatapku dengan mata sembab. Sepertinya ia baru menangis juga."A-aku minta maaf," ucap Zacky dengan suara sendu."Anakku?"Aku mengerjapkan mata berulang kali menatapnya."Anakku?" ulangku sekali lagi. Zacky menggelengkan kepalanya.Aku terbaring dengan lesu. Tubuh yang sakit menandakan bahwa aku baru saja mengalami keguguran.Aku langsung memalingkan wajah, tidak lagi sudi menatap Zacky. Zacky langsung memelukku dan mengatakan maaf sekali lagi."Maaf, aku kehilangan akal tadi. Maaf." Tubuh dan pikiranku sama sekali tidak sanggup merespon apapun yang disampaikan bekicot itu. Apalah artinya semua perjuanganku. Hidupku terasa seperti secarik kertas kosong yang sangat rapuh saat ini."Pergilah, aku sangat membencimu. Kumohon, pergilah!"Setelah beberapa saat keheningan terjadi, akhirnya aku mendengar langkah be
Aku duduk di tepi tempat tidur dalam kamar inap rumah sakit, melipat-melipat pakaian yang baru saja dicuci bersih dan diberikan oleh perawat. Merasa senang akan pulang, tetapi juga gelisah karena masa depan yang sulit menanti.Mama dan Papa duduk di kursi di sudut kamar samping jendela, wajah mereka dipenuhi dengan campuran kebahagiaan dan keprihatinan. Mama mencoba meyakinkanku, "Nak, kita sangat senang melihatmu sembuh dan pulih."Aku memberikan sebuah senyuman dan berusaha menyimpan rasa perih di dalam dada.Papa menambahkan, "Kamu harus ingat, Angel, keluarga ini selalu ada untukmu. Kami akan mengatasi semua masalah bersama-sama."Aku hanya bisa tersenyum lemah, merasa hangat dengan dukungan orangtuaku ini. "Terima kasih, Mama, Papa. Aku berjanji akan lebih berhati-hati."Sesaat kemudian, Zacky memasuki kamar dengan langkah mantap. Tatapannya yang dingin dan berat seolah-olah membekukan udara di kamar. "Selamat tinggal, Angel," ucapnya dengan nada tajam.Aku menelan ludah, merasa
Melihatku yang masih diam Mama memulai pembicaraan, "Kami pikir ada tempat yang mungkin cocok untukmu tinggal sementara. Rumah nenek di desa di pinggiran kota."Aku melihat ke arah Mama dan tersenyum, tidak mengiyakan ataupun menolak.Papa menambahkan, "Kami pikir itu bisa menjadi lingkungan yang lebih tenang untukmu, Nak. Di sana, kamu bisa mendapatkan ketenangan pikiran untuk fokus pada pemulihan dan mengatasi hutangmu."Aku tetap akum dan merenung sejenak, tentu saja aku tahu bahwa kedua orangtuaku haku ingin yang terbaik bagiku. "Aku mengerti, Mama, Papa. Aku akan mencoba."Mama tersenyum lembut. "Nenek pasti akan senang memiliki kita semua di sana. Dan kamu bisa memiliki waktu untuk merencanakan langkah selanjutku."Aku tahu bahwa Mama dan Papa ingin menjaga kewarasan piiranku dari tekanan dan konflik dengan Zacky, sambil memberiku kesempatan untuk memulihkan diri.Mama menjelaskan lebih lanjut, "Nak, rumah nenek adalah tempat yang tenang dan jauh dari semua kekacauan. Kamu akan
Keesokkan harinya, kami berangkat ke rumah Nenek. Sepanjang perjalanan, kami tidak banyak bicara.Perjalanan menuju rumah nenek berlangsung dalam hening yang tegang. Mama dan Papa duduk di depan, sementara aku duduk di kursi belakang mobil, menatap keluar jendela dengan pandangan kosong.Mama menatap ke depan, tetapi wajahnya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam. Aku bisa menebak, Mama pasti merasa sedih harus terpisah dari putrinya, dan hati yang ikut hancur melihat Aku yang harus menghadapi semua ini."Aku akan baik-baik saja," ucapku berusaha menenangkan Papa dan Mama.Papa, dengan tangan yang kuat di atas kemudi. Aku tahu, dia pasti merasa berat dengan tanggung jawab untuk menjaga keluarganya agar tetap bersatu dan aman. Meskipun Papa mencoba untuk tetap tenang, aku tahu bahwa keheningan ini terasa begitu berat dan mengganggu.Di kursi belakang, aku merenung dalam hening. Pikiranku masih dipenuhi oleh semua perubahan drastis yang akan terjadi dalam hidup.Aku tahu bahwa rumah n
Hallo para pembaca setiaku, mohon maaf atas kesalahan penerbitan Bab yang saya lakukan tanpa sengaja sehingga keseruan Anda terganggu oleh Bab yang hilang yaitu Bab 107 sampai dengan 110. Sebagai penghargaan dan permintaan maaf dari saya, Bab 107 sd 110 ini saya lampirkan di sini dan Bab ini GRATIS tanpa perlu pembelian koin. Terima kasih atas kesetiaan Anda untuk membaca cerita ini. Jangan lupa singgah ke akun saya untuk cerita seru lainnya. Salam Pembaca, Bab 107 Aku menundukkan kepala untuk melihat bagian dadaku yang sudah basah. "Astaga," pekikku lalu menutup bagian yang terekspos dengan kedua tangan dan merasa malu. Aku segera memutar tubuh dan menghadap ke arah lain, membelakangi Zacky. Namun, petir sepertinya bekerjasama dengan Zacky. Suara yang menggelegar membuatku terkejut dan memeluk Zacky dengan gemetaran. "Eh." Suara Zacky yang ikut terkejut karena petir tersebut dan dia pun memelukku dengan erat. "Angel," panggil Zacky dengan lembut setelah suara petir mereda.
Zacky membaringkan Angel dengan lembut di atas ranjang lalu memeluknya erat-erat."Zacky, jangan ...," ucap Angel dengan wajah merona merah."Katakan, kamu merindukanku?" Zacky menatap kedua mata Angel dalam-dalam.Angel merasakan keintiman yang memang menjadi miliknya, walaupun dia tidak bisa mengingat dengan jelas, tetapi dia sangat menginginkan pria yang sedang memeluknya ini."Aku merindukanmu, Zacky," ucapnya lalu mencium Zacky dan pria itu membalasnya dengan keintiman yang penuh cinta.Malam panas dijalani mereka, terlepas dari masalah yang ada.***Besok harinya, Zacky terbangun dengan kepala dan tubuh yang segar bugar. Zacky mengelus punggung istrinya yang tertutup selimut lalu mempererat pelukannya."Hmmm, Zacky, aku masih mengantuk," ucap Angel pada saat pria itu hendak berlabuh sekali lagi sebagai aktivitas pria normal.Zacky membenamkan wajahnya dalam-dalam ke ceruk leher Angel. "Kamu wangi dan sangat menggai
S2 Bab 60Sam merasa hampa saat melihat Mina yang penuh luka digendong oleh petugas polisi. Hati Sam terasa hancur melihat wanita yang dicintainya menderita. Meskipun tidak bisa berbuat banyak dengan kedua tangannya yang terborgol, dia berjanji dalam hati bahwa dia akan melakukan segalanya untuk melindungi Mina di masa depan. Kedua matanya melirik Angel, tetapi dia tidak menaruh perhatian kepada wanita itu lagi."Mina ... " Sam memanggil dengan suara parau di dalam mobil yang berada agak jauh dari lokasi.Dorongan keras terhadap dirinya sendiri menguat saat petugas polisi menggendong Mina ke brankar dan menyukseskannya masuk ke dalam mobil ambulance. Sam mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Mina dengan lebih baik, tetapi dia juga merasa lega karena Mina akhirnya diselamatkan.Dalam kehampaan yang melanda hatinya, Sam memandang perjalanan mobil ambulance yang membawa Mina dengan mata yang penuh kekhawatiran dan mulai basah. Dia bertekad un
S2 Bab 59"Mengapa Dad mengatakan dia tidak berharga?" Sam melayangkan tatapan tajam kepada sang ayah."Memangnya kamu menginginkan seorang Ibu Tiri di usiamu seumur ini?" Johan bertanya sambil menaikkan sudut bibirnya. Memandang Sam dengan penuh tatapan penuh selidik."Pergilah, cari wanita baik-baik. Angel mungkin bisa kamu pertimbangkan, bukankah dia sudah berada dalam genggamanmu? Jangan katakan kamu sudah bosan kepada kelinci percobaan itu!"Usai mengatakan demikian, Johan tertawa sendiri lalu kembali menatap layar komputernya.Sam mengepalkan tangan dan menautkan alis. Dia merasa sia-sia saja mencari Johan. Akhirnya Sam pergi dari sana tanpa mengatakan sesuatu apa pun lagi.Sementara Zacky sudah menunggu dengan tidak sabaran."Gimana, Tuan? Apakah kita akan menyerang sekarang?" tanya salah seorang anak buah yang menunggu instruksi dari Zacky."Bagaimana dengan Mina? Bukankah dia suruh kita menunggu?""Tidak tahu, T
S2 Bab 58"Deon?" Angel terbangun dari tidurnya karena dua insan itu bermain di balkon dan suara mereka cukup menganggu.Sam buru-buru melepaskan dirinya dari Mina dan mereka segera memakai pakaiannya."Kamu sudah bangun, Sayang," sapa Sam dengan lembut sambil duduk di tepi ranjang."Ugh." Angel memegang kepalanya yang terasa berat. "Di mana Deon? Mengapa aku berada di sini lagi?"Mina sudah selesai membereskan pakaiannya, dengan wajah polos, Mina mendekati Angel lalu menggengam tangannya.Angel melihat Mina dan merasa asing, "siapa kamu?"Sam dan Mina terkejut bersamaan, Angel baru saja menunjukkan gelagat seperti tidak bisa mengingat apa pun lagi, padahal dia baru saja bertemu dengan Mina di sore harinya.Mina menyadari bahwa penyakit dalam kepala Angel sudah semakin parah."Angel, bukankah kalian sudah pernah ketemu dan saling berkenalan?" tanya Sam dengan frustasi.Angel menggelengkan kepala lalu menepuk kepal
S2 Bab 57Senyum indah mengambang di bibir Johan. "Baik, dua juta dollar, atau ada yang berani lebih tinggi lagi?""Tiga juta dollar!" seru pria bertopi yang tidak menyebut namanya. Mina mengarahkan tubuhnya ke pria itu agar dapat merekam dengan jelas."Baik, saudara kita James sudah bersuara, siapa lagi yang berani menindih harga?"Terjadi keheningan tiba-tiba. Harga itu sudah cukup tinggi bagi penemuan yang belum terbuktikan dengan baik.Mereka bahkan tidak memperdulikan apakah Angel, kelinci percobaan itu akan menjadi baik atau malah mengalami kerusakan otak.Mina mengepalkan kedua tangannya dengan marah, sementara Sam merasa tidak berdaya. Dia menyayangi Angel setulusnya dan tidak pernah membayangkan melukai Angel apalagi memakainya sebagai kelinci percobaan.Pena yang dipakai oleh Mina tersambung ke layar tangkapan di ruang kantor Zacky.Zacky mengetatkan rahangnya menyaksikan semua rekaman yang ada di hadapannya saat ini.
S2 Bab 56Sementara itu, di sudut gelap gudang, beberapa anggota mafia lainnya mengawasi situasi dengan ketat, senjata tersembunyi di balik jas mereka. Mereka menjadi bayang-bayang di antara rak-rak penyimpanan yang penuh dengan barang ilegal."Berapa harganya, Thom?" tanya Mark, menyembunyikan ketegangan di balik ekspresinya.Thom memberikan senyuman licik. "Kau tahu harga untuk barang berkualitas, Mark. Lima puluh ribu dollar untuk setiap paket."Mark mengangguk setuju, bahkan tidak menawar sama sekali seolah mereka memang sudah terbiasa dengan harga tersebut llau mengeluarkan sejumlah uang dari saku jaketnya. "Tidak usah banyak, bagi saja dengan yang lain," ucap Mark sambil tertawa. Mereka melakukan pertukaran dengan cepat, sementara bayangan-bayangan di sekitar mereka tetap waspada."Kami menginginkan transaksi cepat dan bersih," ucap Mark, memandang tajam ke arah Thom.Thom hanya mengangguk dan menatap Mark dengan tatapan dingin. "Tentu
S2 Bab 55"Tidak, kamu jangan salah paham dulu. Mari kita lihat apa yang terjadi nanti. Aku pikir aku juga mencintai Angel."Mina membalikkan tubuhnya dan menatap Sam dengan kecewa. "Baiklah. Kamu kembali kepada Angel dan aku akan kembali kepada Johan, Ayahmu yang suka sekali menyiksaku!"Mina mengatakan demikian lalu berdiri dan memakai pakaiannya."Ayahku menyiksamu?" tanya Sam dengan rasa terkejut.Mina mengangguk lalu mulai terisak dalam tangisan. "Dia tidak pernah puas bila aku tidak pingsan."Sam membulatkan kedua matanya dan merasa kasihan dengan wanita cantik itu. Tubuhnya begitu sempurna untuk disiksa dalam kukungan sang ayah yang gendut dan perut besar.Membayangkan hal itu saja sudah membuat Sam merasa marah."Aku akan memintamu dari Ayah," ucap Sam sambil merangkul kembali Mina dalam pelukannya."Dan hanya menjadikanku sebagai simpanan, sementara kamu akan menjadikan Angel sebagai istrimu?"Mina sengaj
S2 Bab 54Sam dan Mina bersiap-siap untuk menghabiskan waktu bersama di pusat perbelanjaan. Mereka tiba di mal yang ramai dengan lampu berkilauan dan suasana yang hidup. Sam, dengan senyum ceria, berkata kepada Mina."Mina, apa yang ingin kita lakukan dulu? Mungkin kita bisa mulai dari toko pakaian?""Iya, Sam! Aku ingin melihat-lihat koleksi terbaru. Siapa tahu ada yang menarik perhatianku."Mereka berjalan ke arah pusat perbelanjaan, memasuki toko pakaian yang penuh dengan pakaian dan aksesori berwarna-warni. Mina berhenti di depan rak dengan gaun-gaun cantik."Sam, bagaimana menurutmu gaun ini?""Wow, Mina, itu terlihat sangat cantik! Aku yakin itu akan membuatmu terlihat luar biasa."Mina tersenyum, "Aku rasa aku akan mencobanya." Dia mengambil gaun tersebut dan pergi ke ruang pakaian untuk mencoba.Sementara menunggu Mina, Sam melihat toko permainan di seberang lorong."Oh, lihat! Toko permainan! Apakah kamu ingin m