Aku mendelikkan kedua mata karena terkejut, "A-aku pakai sendiri!"Dengan terpaksa, aku membuka celana jeans yang kupakai dan berganti di depannya. Pria ini sungguh otodidak dan suka peritahnya dituruti. Aku melirik dengan jijik, pandangan Zacky yang tidak berkedip memandang bagian tubuhku saat membuka celana jeans lalu menggantinya dengan celana karet."Kamu sedikit gendut, tetapi itu membuatmu lebih cantik. Kemarilah, dorong aku keluar. Aku sudah lapar!" perintah Zacky sesaat kemudian.Aku mengkerucutkan bibir dengan keras lalu mendorongnya keluar seperti seorang pelayan yang patuh.Baru saja hendak menuju ke pintu dan membukanya, Zacky menarik tanganku dengan kuat sehingga tubuhku jatuh ke dalam pelukannya. Aku terduduk di pangkuannya dengan kedua mata membulat sempurna.Sebuah ciuman dilayangkan tanpa mampu kutolak karena bekicot tersebut sungguh ahli memainkan lidahnya."Hmmm," ucapku tanpa sadar.Zacky melepaskan pelukannya lalu tertawa, "Kamu mendesah, sepertinya kamu mulai
"Kamu pergilah! Kami sedang tidak baik-baik saja saat ini. Bulan depan aku akan menginap di mansion-mu."Aku berkata dengan suara gemetaran dan masih memeluk Mama. Wanita yang sudah melahirkan dan membesarku dengan segala kasih sayang. Mama masih tidak mau berdiri dari tempatnya. Ia bersikeras tetap berlutut di hadapan menantu kurang ajar."Berdirilah, Mama. Aku akan pergi untuk menenangkan suasana. Pastikan kalian menjaga janin itu dengan baik!" ucap Zacky lalu menekan tombol maju pada kursi rodanya.Perkataan Zacky membuatku meneteskan airmata sekali lagi. Aku sungguh tidak sudi hamil anaknya. Kebencianku terhadap pria itu membuat aku benar-benar akan menggugurkan kandungan ini.Zacky dibantu Tom sampai masuk ke dalam mobil. Aku mendengar mobil dilajukan meninggalkan kami berdua yang masih berlutut.Terjadi keheningan cukup lama di antara aku dan Mama. "Ma, berdiri yuk. Bekicot itu sudah pergi lama lho," ajakku dengan wajah memohon.Mama melayangkan bombastic side eyes untukku lalu
Les pertama selesai! Sam masih mengikutiku ke mana pun aku pergi. Bahkan, ia menungguku keluar dari toilet."Yuk, makan bakso," ajak Sam lalu menggandeng tanganku. Aku sungguh bingung, bagaimana cara menghadapi pria baik hati ini.Bila nanti Zacky menjemputku dan melihat Sam, maka mereka akan terlibat dalam perkelahian."Eh, aku mau pulang saja," ucapku tiba-tiba. "Kenapa?" Desy menatapku dengan kecewa. "Kita mau makan bakso lho!""Ah, a-aku ... aku sakit perut! Iya betul, aku sakit perut!" Aku langsung berlari kecil meninggalkan mereka."Tunggu, aku mengantarmu!" seru Sam ingin mengejarku, tetapi aku langsung berteriak, "Kamu temani Desy makan. Aku naik taci! Bye!"Langkahku langsung kupercepat untuk menghindar dari mereka. Kebetulan ada sebuah ojek yang baru saja mengantarkan seorang mahasiswi. Aku langsung duduk di kursi belakangnya."Eh, mau kemana?" Pengemudi ojek itu begitu bingung."Jalan! cepat jalan! Aku dikejar setan!"Pengemudi ojek itu langsung melajukan sepeda motornya de
"Kamu menyukainya?" tanya Zacky dengan mata yang kulihat mulai memerah. "Uhm, sekarang belum ... " Aku menjawab sambil menelan saliva. Tubuhku mulai gemetar karena rasa takut dalam diriku. "Berarti nanti mungkin?" Aku menganggukkan kepala dengan tegas, "Ya, mengapa tidak?" "Bukankah kamu hanya menginginkan bayiku saja?" Aku berkacak pinggang dan mulai berani menantangnya. Apakah aku harus selalu takut kepada bekicot ini? Aku bermonolog dengan wajah cemberut. Terjadi keheningan sejenak, sepertinya bekicot itu sedang berpikir keras. Sesaat kemudian, terdengar pria itu mendengkus. "Baiklah, aku menyetujui semua persyaratanmu. Lahirkan anak itu untukku, okey?" tanya Zacky dengan wajah memelas. Aku menatap kedua matanya yang bening dan pernah memabukkan diri ini lalu mengangguk dengan pasrah. "Apakah kamu bersedia menandatangani kontrak?" tanya Zacky sesaat kemudian saat mobil sudah sampai di depan rumahku. "Kontrak? Kontrak apa? Jangan menjebakku lagi!" Aku menjawab dengan suara l
Aku menghempaskan pantat ke kursi dengan kasar. Tak lama kemudian Sam dan Desi duduk di sampingku. Kiri dan kanan. Aku merasa kurang nyaman karena diapit seperti itu.Dengan wajah masih cemberut, aku melayangkan Bombastic side eyes kepada mereka bergantian."Apaan sih! Di sono masih banyak kursi aja kok!"Sam langsung menggenggam tanganku. Aku berusaha menepis dan memberikan wajah ketus."Kamu cemburu rupanya," bisik Sam sembari tersenyum dan masih menggenggam tanganku. Terjadi saling tarik menarik di antara kami."Ehh, siapa yang cemburu? Terlalu Ge-er kamu ya," ucapku sambil berusaha menarik tanganku yang digenggamnya. Akhirnya dengan hentakkan agak keras, tanganku terlepas."Aku enggak ngapa-ngapain sama Sam lho, kita cuma makan aja." Desy berusaha menjelaskan kepadaku, tetapi aku langsung memberi kode, meletakkan telunjuk di bibirku supaya dia diam."Sssttt!"Kedua mataku fokus ke depan di mana dosen sedang memberikan pelajaran.Jam pelajaran yang membosankan dan membuatku mengan
Dengan hati berdebar aku turun ke lantai 1 menyusul Alan yang berlari duluan di depanku."Pak Zacky, maaf ... ada keperluan apa sampai datang kemari?" sapa Alan dengan heran. Entah bagaimana mereka sepertinya saling mengenal.Zacky melihat ke arahku dengan senyuman yang dipaksakan. "Aku mencari istriku. Pulanglah!"Usai berkata demikian, bekicot memutar kursi rodanya dan kembali ke mobil. Aku seperti seorang istri yang patuh, melangkah dengan kaki lemes mengikutinya."Bye, Alan. Terimakasih atas buburnya. Sampai bertemu lagi," ucapku dengan lesu lalu masuk ke dalam mobil meninggalkan Alan yang masih terpaku di tempatnya berdiri.Aku masih melihat ke arah Alan saat mobil bergerak keluar dari pagar rumahnya.Di dalam mobil, hanya ada keheningan. Aku tidak tahu mau berkata apa pun terhadap Zacky.Tiba-tiba Zacky mengalungkan sebuah kalung bermata mutiara kecil berwarna putih, di leherku."Diam!" Zacky menepiskan rambutku ke depan agar bisa mengancingkan kalung tersebut."Nah, sudah siap.
Aku melirik Tom yang langsung terduduk di hadapan kami, mengeluarkan ipad mini dan langsung mengetik dengan lancar."Kalau kamu ingin semua menurut dan sesuai dengan kehendakmu, maka anggap saja batal! Aku tidak mau melahirkan anak ini lagi. Aku mau pergi saja! Permisi!"Baru saja aku bergerak untuk berdiri, tanganku kembali ditarik dan aku jatuh ke pangkuan Zacky.Aku melemparkan pandangan cemburut untuknya. "Lepaskan!""Kamu diam atau aku akan melecehkanmu sekali lagi di sini! di hadapan semua orang."Suara Zacky berbisik dekat telingaku tetapi aku merasa suaranya menggelegar dalam hati."Kamu lihat pintu di sekitar kita? Itu adalah pintu yang bisa dirakit sehingga bisa dibuka semuanya. Aku pastikan semua pengunjung akan mendapatkan tontonan menarik bila kamu tidak menuruti keinginanku!"Aku menelan saliva dengan susah payah. "K-kamu kejam sekali!" seruku dengan mata yang sudah berembun."Kamu yang memaksaku untuk melakukan kekejaman bagimu. Sifat bar-bar yang melekat padamu membuat
Apa yang lebih baik daripada kembali kepada kehidupanku? "Hari ini aku akan melamar kerja lagi," ucapku sembari melihat beberapa daftar pekerjaan yang sudah kutuliskan di sebuah kertas. "Ahh, banyak sekali. Ayo semangat! Dukung Mamamu ya, Nak!" ucapku sambil mengelus perut yang masih rata. Aku keluar dari kamar dengan semangat dan tubuh yang segar. "Sayang, buburnya dimakan dulu ya!" perintah Mama dari dapur. "Ho-oh, Ma!" Aku menjawab dengan singkat lalu bergerak ke meja makan, menyambar bubur putih dan melahapnya sampai habis dengan cepat. Lebih tepatnya meminum bubur tersebut. Aku terkekeh lalu meninggalkan Mama yang masih meneriakkan sesuatu entah apa. Aku bermaksud berjalan kali menuju ke halte bus. Tin tin! Aku terperanjat karena mobil SUV hitam sudah mengikutiku. Aku membungkukkan tubuhku untuk melihat ke dalam kaca jendela yang dibuka. "Zacky? Mengapa masih mengikutiku? Bukankah sesuai persyaratannya aku sudah bebas mulai hari ini?" Zacky tersenyum sekilas lalu melanj
Hallo para pembaca setiaku, mohon maaf atas kesalahan penerbitan Bab yang saya lakukan tanpa sengaja sehingga keseruan Anda terganggu oleh Bab yang hilang yaitu Bab 107 sampai dengan 110. Sebagai penghargaan dan permintaan maaf dari saya, Bab 107 sd 110 ini saya lampirkan di sini dan Bab ini GRATIS tanpa perlu pembelian koin. Terima kasih atas kesetiaan Anda untuk membaca cerita ini. Jangan lupa singgah ke akun saya untuk cerita seru lainnya. Salam Pembaca, Bab 107 Aku menundukkan kepala untuk melihat bagian dadaku yang sudah basah. "Astaga," pekikku lalu menutup bagian yang terekspos dengan kedua tangan dan merasa malu. Aku segera memutar tubuh dan menghadap ke arah lain, membelakangi Zacky. Namun, petir sepertinya bekerjasama dengan Zacky. Suara yang menggelegar membuatku terkejut dan memeluk Zacky dengan gemetaran. "Eh." Suara Zacky yang ikut terkejut karena petir tersebut dan dia pun memelukku dengan erat. "Angel," panggil Zacky dengan lembut setelah suara petir mereda.
Zacky membaringkan Angel dengan lembut di atas ranjang lalu memeluknya erat-erat."Zacky, jangan ...," ucap Angel dengan wajah merona merah."Katakan, kamu merindukanku?" Zacky menatap kedua mata Angel dalam-dalam.Angel merasakan keintiman yang memang menjadi miliknya, walaupun dia tidak bisa mengingat dengan jelas, tetapi dia sangat menginginkan pria yang sedang memeluknya ini."Aku merindukanmu, Zacky," ucapnya lalu mencium Zacky dan pria itu membalasnya dengan keintiman yang penuh cinta.Malam panas dijalani mereka, terlepas dari masalah yang ada.***Besok harinya, Zacky terbangun dengan kepala dan tubuh yang segar bugar. Zacky mengelus punggung istrinya yang tertutup selimut lalu mempererat pelukannya."Hmmm, Zacky, aku masih mengantuk," ucap Angel pada saat pria itu hendak berlabuh sekali lagi sebagai aktivitas pria normal.Zacky membenamkan wajahnya dalam-dalam ke ceruk leher Angel. "Kamu wangi dan sangat menggai
S2 Bab 60Sam merasa hampa saat melihat Mina yang penuh luka digendong oleh petugas polisi. Hati Sam terasa hancur melihat wanita yang dicintainya menderita. Meskipun tidak bisa berbuat banyak dengan kedua tangannya yang terborgol, dia berjanji dalam hati bahwa dia akan melakukan segalanya untuk melindungi Mina di masa depan. Kedua matanya melirik Angel, tetapi dia tidak menaruh perhatian kepada wanita itu lagi."Mina ... " Sam memanggil dengan suara parau di dalam mobil yang berada agak jauh dari lokasi.Dorongan keras terhadap dirinya sendiri menguat saat petugas polisi menggendong Mina ke brankar dan menyukseskannya masuk ke dalam mobil ambulance. Sam mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Mina dengan lebih baik, tetapi dia juga merasa lega karena Mina akhirnya diselamatkan.Dalam kehampaan yang melanda hatinya, Sam memandang perjalanan mobil ambulance yang membawa Mina dengan mata yang penuh kekhawatiran dan mulai basah. Dia bertekad un
S2 Bab 59"Mengapa Dad mengatakan dia tidak berharga?" Sam melayangkan tatapan tajam kepada sang ayah."Memangnya kamu menginginkan seorang Ibu Tiri di usiamu seumur ini?" Johan bertanya sambil menaikkan sudut bibirnya. Memandang Sam dengan penuh tatapan penuh selidik."Pergilah, cari wanita baik-baik. Angel mungkin bisa kamu pertimbangkan, bukankah dia sudah berada dalam genggamanmu? Jangan katakan kamu sudah bosan kepada kelinci percobaan itu!"Usai mengatakan demikian, Johan tertawa sendiri lalu kembali menatap layar komputernya.Sam mengepalkan tangan dan menautkan alis. Dia merasa sia-sia saja mencari Johan. Akhirnya Sam pergi dari sana tanpa mengatakan sesuatu apa pun lagi.Sementara Zacky sudah menunggu dengan tidak sabaran."Gimana, Tuan? Apakah kita akan menyerang sekarang?" tanya salah seorang anak buah yang menunggu instruksi dari Zacky."Bagaimana dengan Mina? Bukankah dia suruh kita menunggu?""Tidak tahu, T
S2 Bab 58"Deon?" Angel terbangun dari tidurnya karena dua insan itu bermain di balkon dan suara mereka cukup menganggu.Sam buru-buru melepaskan dirinya dari Mina dan mereka segera memakai pakaiannya."Kamu sudah bangun, Sayang," sapa Sam dengan lembut sambil duduk di tepi ranjang."Ugh." Angel memegang kepalanya yang terasa berat. "Di mana Deon? Mengapa aku berada di sini lagi?"Mina sudah selesai membereskan pakaiannya, dengan wajah polos, Mina mendekati Angel lalu menggengam tangannya.Angel melihat Mina dan merasa asing, "siapa kamu?"Sam dan Mina terkejut bersamaan, Angel baru saja menunjukkan gelagat seperti tidak bisa mengingat apa pun lagi, padahal dia baru saja bertemu dengan Mina di sore harinya.Mina menyadari bahwa penyakit dalam kepala Angel sudah semakin parah."Angel, bukankah kalian sudah pernah ketemu dan saling berkenalan?" tanya Sam dengan frustasi.Angel menggelengkan kepala lalu menepuk kepal
S2 Bab 57Senyum indah mengambang di bibir Johan. "Baik, dua juta dollar, atau ada yang berani lebih tinggi lagi?""Tiga juta dollar!" seru pria bertopi yang tidak menyebut namanya. Mina mengarahkan tubuhnya ke pria itu agar dapat merekam dengan jelas."Baik, saudara kita James sudah bersuara, siapa lagi yang berani menindih harga?"Terjadi keheningan tiba-tiba. Harga itu sudah cukup tinggi bagi penemuan yang belum terbuktikan dengan baik.Mereka bahkan tidak memperdulikan apakah Angel, kelinci percobaan itu akan menjadi baik atau malah mengalami kerusakan otak.Mina mengepalkan kedua tangannya dengan marah, sementara Sam merasa tidak berdaya. Dia menyayangi Angel setulusnya dan tidak pernah membayangkan melukai Angel apalagi memakainya sebagai kelinci percobaan.Pena yang dipakai oleh Mina tersambung ke layar tangkapan di ruang kantor Zacky.Zacky mengetatkan rahangnya menyaksikan semua rekaman yang ada di hadapannya saat ini.
S2 Bab 56Sementara itu, di sudut gelap gudang, beberapa anggota mafia lainnya mengawasi situasi dengan ketat, senjata tersembunyi di balik jas mereka. Mereka menjadi bayang-bayang di antara rak-rak penyimpanan yang penuh dengan barang ilegal."Berapa harganya, Thom?" tanya Mark, menyembunyikan ketegangan di balik ekspresinya.Thom memberikan senyuman licik. "Kau tahu harga untuk barang berkualitas, Mark. Lima puluh ribu dollar untuk setiap paket."Mark mengangguk setuju, bahkan tidak menawar sama sekali seolah mereka memang sudah terbiasa dengan harga tersebut llau mengeluarkan sejumlah uang dari saku jaketnya. "Tidak usah banyak, bagi saja dengan yang lain," ucap Mark sambil tertawa. Mereka melakukan pertukaran dengan cepat, sementara bayangan-bayangan di sekitar mereka tetap waspada."Kami menginginkan transaksi cepat dan bersih," ucap Mark, memandang tajam ke arah Thom.Thom hanya mengangguk dan menatap Mark dengan tatapan dingin. "Tentu
S2 Bab 55"Tidak, kamu jangan salah paham dulu. Mari kita lihat apa yang terjadi nanti. Aku pikir aku juga mencintai Angel."Mina membalikkan tubuhnya dan menatap Sam dengan kecewa. "Baiklah. Kamu kembali kepada Angel dan aku akan kembali kepada Johan, Ayahmu yang suka sekali menyiksaku!"Mina mengatakan demikian lalu berdiri dan memakai pakaiannya."Ayahku menyiksamu?" tanya Sam dengan rasa terkejut.Mina mengangguk lalu mulai terisak dalam tangisan. "Dia tidak pernah puas bila aku tidak pingsan."Sam membulatkan kedua matanya dan merasa kasihan dengan wanita cantik itu. Tubuhnya begitu sempurna untuk disiksa dalam kukungan sang ayah yang gendut dan perut besar.Membayangkan hal itu saja sudah membuat Sam merasa marah."Aku akan memintamu dari Ayah," ucap Sam sambil merangkul kembali Mina dalam pelukannya."Dan hanya menjadikanku sebagai simpanan, sementara kamu akan menjadikan Angel sebagai istrimu?"Mina sengaj
S2 Bab 54Sam dan Mina bersiap-siap untuk menghabiskan waktu bersama di pusat perbelanjaan. Mereka tiba di mal yang ramai dengan lampu berkilauan dan suasana yang hidup. Sam, dengan senyum ceria, berkata kepada Mina."Mina, apa yang ingin kita lakukan dulu? Mungkin kita bisa mulai dari toko pakaian?""Iya, Sam! Aku ingin melihat-lihat koleksi terbaru. Siapa tahu ada yang menarik perhatianku."Mereka berjalan ke arah pusat perbelanjaan, memasuki toko pakaian yang penuh dengan pakaian dan aksesori berwarna-warni. Mina berhenti di depan rak dengan gaun-gaun cantik."Sam, bagaimana menurutmu gaun ini?""Wow, Mina, itu terlihat sangat cantik! Aku yakin itu akan membuatmu terlihat luar biasa."Mina tersenyum, "Aku rasa aku akan mencobanya." Dia mengambil gaun tersebut dan pergi ke ruang pakaian untuk mencoba.Sementara menunggu Mina, Sam melihat toko permainan di seberang lorong."Oh, lihat! Toko permainan! Apakah kamu ingin m