"Kamu merindukanku!" Aku melirik bekicot itu dengan kekesalan yang tinggi. Emosi mulai membuncah."Pergi! Kamu terlalu percaya diri!" Aku berseru dengan nada tinggi kemudian melayangkan bombastic side eyes untuknya.Bekicot itu menahan tawanya kemudian mendekatiku. Aku mundur sampai ke ranjang. Kakiku menyentuh bagian depan ranjang. Aku tahu langkahku sudah habis. Keringat sebiji jagung mulai menetes dari keningku."Mama!" Aku berteriak minta tolong tetapi, bekicot itu lebih cepat.Aku merasakan bagaimana tangan kekarnya menahan tengkukku saat kami jatuh bersamaan di ranjang. Tubuh kekarnya menempel di dadaku."Ughh!" Aku memalingkan wajah."Kamu merindukanku, katakan saja!""Tidak!" Aku menggelengkan kepala karena deru nafas yang begitu dekat ke hidung dan bibirku."Arghhh!"Pria bekicot itu semakin memajukan bibirnya untuk menciumku. Karena tidak berhasil menciumku, Zacky membulatkan kedua matanya menatapku dengan marah.Kedua mataku mendelik tajam saat melihat dari kedua sisi keni
"Tidak! Kamu tidak boleh masuk! Hei tunggu!" Samar-samar aku mendengar suara mama sedang berteriak.Aku mengangkat kepalaku, rasa pusing masih membuat pandanganku tidak begitu jelas. Aku melihat Sam yang sudah mulai terbangun karena suara keras yang ditimbulkan akibat pintu ditendang dengan kasar. Sepertinya kami hanya tertidur sekitar 1 jam.Aku mengangkat kepalaku melihat ke arah bayangan yang datang, "Zacky?" tanyaku mulai panik.Zacky segera maju dengan nafas menderu yang terdengar kasar lalu menarik kerah kemeja Sam. Sebuah tamparan tidak dapat dicegah lagi.Plak!"Zacky, tunggu! Jangan suka memukul orang!" pekikku dengan marah.Pria itu sudah seperti beruang yang mengamuk pada saingan cintanya. Perut Sam mendapatkan pukulan upper cup yang cukup fatal sehingga Sam merintih kesakitan. Darah segar menetes dari sudut bibirnya.Aku segera memisahkan mereka, aku memeluk tubuh Sam yang terduduk di lantai dalam keadaan meringgis kesakitan.Kedua sklera Zacky memerah, "Kamu selingkuh!" P
"Silahkan tanda tangan di sebelah sini," ucap seseorang berpakaian rapi dengan stelan jas hitam-pria itu adalah utusan pengacara dari pihak keluarga Sanjaya.Aku membaca semua pasal yang tercantum dengan teliti. Mencegah terjadi kesalahan berulang. Kondisiku sudah prima, perlahan aku sudah mampu tertidur dengan nyenyak.Bagaimanapun tidur di rumah sendiri adalah sesuatu yang menyenangkan. Rasa aman dan nyaman menjadi jaminan yang sudah pasti."Apakah masih ada yang mau dipertanyakan?" tanya pria itu dengan sopan.Aku menatap Surat Perceraian dengan pandangan kosong. Ada rasa enggan saat harus menandatanganinya. "Setelah ini, maka bekicot itu tidak akan menggangguku lagi!" Aku bermonolog sembari memberi semangat kepada diriku sendiri."Humm, bagaimana keadaan bekicot?" Aku bertanya kepada pria utusan tersebut."Dia sudah diberangkat ke luar negeri tadi pagi. Luka pada kepalanya cukup serius sehingga membutuhkan pengobatan yang lebih mutakhir."Aku menghela nafas panjang. "Semoga semua
Kampus yang ramai, semua mahasiswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Aku berjalan di koridor kampus menuju ke kelasku dengan menundukkan kepala. Aku sungguh takut bila ada yang mengenaliku.Tiba-tiba seseorang memukul bahuku. "Hei, Angel. Akhirnya kamu muncul juga. Aku sempat berpikir bahwa kamu sudah ikut dimakamkan dengan suami mayat itu," seloroh Desy saat bertemu denganku.Aku mengkerucutkan bibirku, merasa tidak senang dengan ucapannya. Desy adalah teman baikku sejak di SD. Kami selalu berada di dalam kelas yang sama."Aku bercanda lho," ucap Desy. Kami mulai memperhatikan beberapa mahasiswa di sekitarku yang mulai berbisik-bisik."Mengapa kamu sama sekali tidak bisa dihubungi?" tanya Desy dengan pandangan aneh dan curiga, sementara aku mengedarkan pandangan ke sekitaran. Mahasiswa dan mahasiswi di sana sedang melihat ke arahku dan masih berbisik-bisik. Aku tahu mereka pasti sedang membicarakan tentang aku. Belum sempat aku menjawab pertanyaan dari Desy, seorang mahasiswa y
Aku merasa sedikit risih saat semua mata memandangku saat masuk ke kelas. Lebih tepatnya mereka memandang ke arah Sam-pria ganteng yang sudah berusia dua puluh lima itu sungguh tidak cocok berada di kampus.Aku menelan saliva dengan susah payah, "Lihat, mereka memandangmu!"Aku mengkerucutkan bibirku, tetapi itu malah membuat Sam semakin mendekatkan wajahnya."Kamu cantik sekali, aku takut mereka malah melihatmu, bukan aku," ucap Sam sembari mengedarkan pandangan tajam ke arah sekeliling."Ma-maksudmu, ikut kuliah?"Sam menganggukkan kepalanya. "Toh hanya dua jam, aku hanya perlu tidur di sini, bangunkan aku kalau sudah bel ya," ucap Sam kemudian menjulurkan kakinya ke atas meja. Menutup kepalanya dengan buku."Apa sih? Jadi kamu ngapain di sini? hanya untuk tidur?"Sam tidak menjawab, malah terdengar dengkuran teratur yang tidak keras.Aku menghela nafas lalu berbalik menatap ke depan. Dosen sudah memasuki kelas. Dengan wajah juteknya, sang dosen wanita bergerak mendekati Sam yang se
Julukan yang diberikan Dodi sungguh tidak enak didengar. Aku menelan salivaku dan berusaha mengatur nafas yang sudah sudah memburu. Emosiku juga sudah mulai membuncah."Kembalikan!" seruku sekali lagi."Tidak! Sebelum kamu menceritakan dengan detail, apa yang kamu alami dan bagaimana cara kamu menjalani malam pertama dengan mayat itu!"Dodi menatap mataku dengan tajam. Wajahnya sungguh dekat dan membuatku semakin marah karena nafasnya bau!Aku memalingkan wajah dan memundurkan langkah, "Kembalikan, ini peringatan terakhir untukmu!"Dodi mengeluarkan lidahnya yang kotor, "Wuihhh, aku takut sekali sampai gemetar, sekarang panggil suami mayatmu! Aku ingin berkenalan," ucap Dodi kemudian memutar tubuhnya hendak meninggalkanku dengan membawa serta handphone milikku.Tak ayal lagi, emosiku membuncah. Aku mengejarnya kemudian memukulnya dengan tas sekolahku yang berisi buku-buku."Aku menyukai mayat itu dan aku menjalani malam pertama yang romantis dengannya!" Aku berseru dengan nada tinggi
"Apa maksudmu?" Sam mendelikkan kedua matanya dan mundur selangkah."Kamu ingin melakukan apa, coba?" tanya Desy dengan mengedipkan sebelah matanya."A-aku ... aku ..."Sam menelan ludahnya, mengatur nafasnya dan degup jantungnya kemudian berkata, "Aku akan memindahkan semua orang yang mengganguku!""Termasuk kamu! Jadi mohon menjaga sikap!"Usai berkata dengan lantang, Sam melangkah pergi meninggalkan Desy yang masih tergugu di tempatnya.Sesaat kemudian, Desy berseru dengan lantang."Aarghhh, pria idamanku! Aku sungguh menyukainya!""Aku jatuh cinta!"Desi menutup mulutnya sendiri kemudian berlari kecil menyusul langkah Sam.Kaki Sam yang panjang berjalan dengan cepat, begitu menyadari bahwa Desy sedang mengejarnya, Sam buru-buru mempercepat langkahnya kemudian menekan tombol membuka pintu mobil.Sam segera masuk dan menghidupkan mesin, bersiap meninggalkan kampus tersebut.Desi benar-benar wanita yang agresif, ia mengetuk kaca jendela Sam dan berteriak."Aku ikut! Aku mau kamu mene
Sam segera menyodorkan minuman kepadaku lagi."Minumlah, pelan-pelan saja makannya kenapa sih?" tanya Sam.Aku mendelikkan kedua mataku sambil batuk."Ka-kamu ... uhuk ... uhuk!" Aku tidak sanggup berkata-kata melainkan hanya batuk."Maafkan anak kami ya, Nak Sam. Tabiat dan karakternya memang begitu! Dia bukan gadis yang sempurna," ucap Mama sambil menatap kesal ke arahku.Aku masih terbatuk dan memilih meninggalkan meja makan.Aku masuk ke kamar dan melompat ke ranjang dengan kesal, "Nak Sam, ini. Nak Sam, itu ... uhukk .. uhuk."Aku mengulang perkataan yang diucapkan kedua orang tuaku dengan kekesalan yang sangat tinggi."Bagaimana bisa mereka begitu menyukai Sam?"Aku bertanya kepada diri sendiri. "Maksudku, aku juga menyukai Sam pada awalnya. Tetapi, itu bukan cinta!" seruku dengan nyaring."Betul! Aku harus mengatakan langsung kepada Mama, Papa dan Sam. Supaya mereka sadar bahwa itu bukan cinta!"Aku bergerak untuk membuka pintu kamar, tujuanku sudah mantap. Aku akan menguraikan
Hallo para pembaca setiaku, mohon maaf atas kesalahan penerbitan Bab yang saya lakukan tanpa sengaja sehingga keseruan Anda terganggu oleh Bab yang hilang yaitu Bab 107 sampai dengan 110. Sebagai penghargaan dan permintaan maaf dari saya, Bab 107 sd 110 ini saya lampirkan di sini dan Bab ini GRATIS tanpa perlu pembelian koin. Terima kasih atas kesetiaan Anda untuk membaca cerita ini. Jangan lupa singgah ke akun saya untuk cerita seru lainnya. Salam Pembaca, Bab 107 Aku menundukkan kepala untuk melihat bagian dadaku yang sudah basah. "Astaga," pekikku lalu menutup bagian yang terekspos dengan kedua tangan dan merasa malu. Aku segera memutar tubuh dan menghadap ke arah lain, membelakangi Zacky. Namun, petir sepertinya bekerjasama dengan Zacky. Suara yang menggelegar membuatku terkejut dan memeluk Zacky dengan gemetaran. "Eh." Suara Zacky yang ikut terkejut karena petir tersebut dan dia pun memelukku dengan erat. "Angel," panggil Zacky dengan lembut setelah suara petir mereda.
Zacky membaringkan Angel dengan lembut di atas ranjang lalu memeluknya erat-erat."Zacky, jangan ...," ucap Angel dengan wajah merona merah."Katakan, kamu merindukanku?" Zacky menatap kedua mata Angel dalam-dalam.Angel merasakan keintiman yang memang menjadi miliknya, walaupun dia tidak bisa mengingat dengan jelas, tetapi dia sangat menginginkan pria yang sedang memeluknya ini."Aku merindukanmu, Zacky," ucapnya lalu mencium Zacky dan pria itu membalasnya dengan keintiman yang penuh cinta.Malam panas dijalani mereka, terlepas dari masalah yang ada.***Besok harinya, Zacky terbangun dengan kepala dan tubuh yang segar bugar. Zacky mengelus punggung istrinya yang tertutup selimut lalu mempererat pelukannya."Hmmm, Zacky, aku masih mengantuk," ucap Angel pada saat pria itu hendak berlabuh sekali lagi sebagai aktivitas pria normal.Zacky membenamkan wajahnya dalam-dalam ke ceruk leher Angel. "Kamu wangi dan sangat menggai
S2 Bab 60Sam merasa hampa saat melihat Mina yang penuh luka digendong oleh petugas polisi. Hati Sam terasa hancur melihat wanita yang dicintainya menderita. Meskipun tidak bisa berbuat banyak dengan kedua tangannya yang terborgol, dia berjanji dalam hati bahwa dia akan melakukan segalanya untuk melindungi Mina di masa depan. Kedua matanya melirik Angel, tetapi dia tidak menaruh perhatian kepada wanita itu lagi."Mina ... " Sam memanggil dengan suara parau di dalam mobil yang berada agak jauh dari lokasi.Dorongan keras terhadap dirinya sendiri menguat saat petugas polisi menggendong Mina ke brankar dan menyukseskannya masuk ke dalam mobil ambulance. Sam mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Mina dengan lebih baik, tetapi dia juga merasa lega karena Mina akhirnya diselamatkan.Dalam kehampaan yang melanda hatinya, Sam memandang perjalanan mobil ambulance yang membawa Mina dengan mata yang penuh kekhawatiran dan mulai basah. Dia bertekad un
S2 Bab 59"Mengapa Dad mengatakan dia tidak berharga?" Sam melayangkan tatapan tajam kepada sang ayah."Memangnya kamu menginginkan seorang Ibu Tiri di usiamu seumur ini?" Johan bertanya sambil menaikkan sudut bibirnya. Memandang Sam dengan penuh tatapan penuh selidik."Pergilah, cari wanita baik-baik. Angel mungkin bisa kamu pertimbangkan, bukankah dia sudah berada dalam genggamanmu? Jangan katakan kamu sudah bosan kepada kelinci percobaan itu!"Usai mengatakan demikian, Johan tertawa sendiri lalu kembali menatap layar komputernya.Sam mengepalkan tangan dan menautkan alis. Dia merasa sia-sia saja mencari Johan. Akhirnya Sam pergi dari sana tanpa mengatakan sesuatu apa pun lagi.Sementara Zacky sudah menunggu dengan tidak sabaran."Gimana, Tuan? Apakah kita akan menyerang sekarang?" tanya salah seorang anak buah yang menunggu instruksi dari Zacky."Bagaimana dengan Mina? Bukankah dia suruh kita menunggu?""Tidak tahu, T
S2 Bab 58"Deon?" Angel terbangun dari tidurnya karena dua insan itu bermain di balkon dan suara mereka cukup menganggu.Sam buru-buru melepaskan dirinya dari Mina dan mereka segera memakai pakaiannya."Kamu sudah bangun, Sayang," sapa Sam dengan lembut sambil duduk di tepi ranjang."Ugh." Angel memegang kepalanya yang terasa berat. "Di mana Deon? Mengapa aku berada di sini lagi?"Mina sudah selesai membereskan pakaiannya, dengan wajah polos, Mina mendekati Angel lalu menggengam tangannya.Angel melihat Mina dan merasa asing, "siapa kamu?"Sam dan Mina terkejut bersamaan, Angel baru saja menunjukkan gelagat seperti tidak bisa mengingat apa pun lagi, padahal dia baru saja bertemu dengan Mina di sore harinya.Mina menyadari bahwa penyakit dalam kepala Angel sudah semakin parah."Angel, bukankah kalian sudah pernah ketemu dan saling berkenalan?" tanya Sam dengan frustasi.Angel menggelengkan kepala lalu menepuk kepal
S2 Bab 57Senyum indah mengambang di bibir Johan. "Baik, dua juta dollar, atau ada yang berani lebih tinggi lagi?""Tiga juta dollar!" seru pria bertopi yang tidak menyebut namanya. Mina mengarahkan tubuhnya ke pria itu agar dapat merekam dengan jelas."Baik, saudara kita James sudah bersuara, siapa lagi yang berani menindih harga?"Terjadi keheningan tiba-tiba. Harga itu sudah cukup tinggi bagi penemuan yang belum terbuktikan dengan baik.Mereka bahkan tidak memperdulikan apakah Angel, kelinci percobaan itu akan menjadi baik atau malah mengalami kerusakan otak.Mina mengepalkan kedua tangannya dengan marah, sementara Sam merasa tidak berdaya. Dia menyayangi Angel setulusnya dan tidak pernah membayangkan melukai Angel apalagi memakainya sebagai kelinci percobaan.Pena yang dipakai oleh Mina tersambung ke layar tangkapan di ruang kantor Zacky.Zacky mengetatkan rahangnya menyaksikan semua rekaman yang ada di hadapannya saat ini.
S2 Bab 56Sementara itu, di sudut gelap gudang, beberapa anggota mafia lainnya mengawasi situasi dengan ketat, senjata tersembunyi di balik jas mereka. Mereka menjadi bayang-bayang di antara rak-rak penyimpanan yang penuh dengan barang ilegal."Berapa harganya, Thom?" tanya Mark, menyembunyikan ketegangan di balik ekspresinya.Thom memberikan senyuman licik. "Kau tahu harga untuk barang berkualitas, Mark. Lima puluh ribu dollar untuk setiap paket."Mark mengangguk setuju, bahkan tidak menawar sama sekali seolah mereka memang sudah terbiasa dengan harga tersebut llau mengeluarkan sejumlah uang dari saku jaketnya. "Tidak usah banyak, bagi saja dengan yang lain," ucap Mark sambil tertawa. Mereka melakukan pertukaran dengan cepat, sementara bayangan-bayangan di sekitar mereka tetap waspada."Kami menginginkan transaksi cepat dan bersih," ucap Mark, memandang tajam ke arah Thom.Thom hanya mengangguk dan menatap Mark dengan tatapan dingin. "Tentu
S2 Bab 55"Tidak, kamu jangan salah paham dulu. Mari kita lihat apa yang terjadi nanti. Aku pikir aku juga mencintai Angel."Mina membalikkan tubuhnya dan menatap Sam dengan kecewa. "Baiklah. Kamu kembali kepada Angel dan aku akan kembali kepada Johan, Ayahmu yang suka sekali menyiksaku!"Mina mengatakan demikian lalu berdiri dan memakai pakaiannya."Ayahku menyiksamu?" tanya Sam dengan rasa terkejut.Mina mengangguk lalu mulai terisak dalam tangisan. "Dia tidak pernah puas bila aku tidak pingsan."Sam membulatkan kedua matanya dan merasa kasihan dengan wanita cantik itu. Tubuhnya begitu sempurna untuk disiksa dalam kukungan sang ayah yang gendut dan perut besar.Membayangkan hal itu saja sudah membuat Sam merasa marah."Aku akan memintamu dari Ayah," ucap Sam sambil merangkul kembali Mina dalam pelukannya."Dan hanya menjadikanku sebagai simpanan, sementara kamu akan menjadikan Angel sebagai istrimu?"Mina sengaj
S2 Bab 54Sam dan Mina bersiap-siap untuk menghabiskan waktu bersama di pusat perbelanjaan. Mereka tiba di mal yang ramai dengan lampu berkilauan dan suasana yang hidup. Sam, dengan senyum ceria, berkata kepada Mina."Mina, apa yang ingin kita lakukan dulu? Mungkin kita bisa mulai dari toko pakaian?""Iya, Sam! Aku ingin melihat-lihat koleksi terbaru. Siapa tahu ada yang menarik perhatianku."Mereka berjalan ke arah pusat perbelanjaan, memasuki toko pakaian yang penuh dengan pakaian dan aksesori berwarna-warni. Mina berhenti di depan rak dengan gaun-gaun cantik."Sam, bagaimana menurutmu gaun ini?""Wow, Mina, itu terlihat sangat cantik! Aku yakin itu akan membuatmu terlihat luar biasa."Mina tersenyum, "Aku rasa aku akan mencobanya." Dia mengambil gaun tersebut dan pergi ke ruang pakaian untuk mencoba.Sementara menunggu Mina, Sam melihat toko permainan di seberang lorong."Oh, lihat! Toko permainan! Apakah kamu ingin m