Share

Masuk, Nay

***

"Biar aku saja. Kamu tunggu di sini."

Rara pun menggeleng. Senyum ia perlihatkan sedikit.

"Aku bisa ambil minum sendiri. Lebih baik kamu lihat siapa yang datang. Takutnya orang penting."

"Baiklah, kalau bidadari sudah mengeluarkan titah apa yang bisa aku lakukan selain mengikuti," selorohnya dengan nada suara dibuat serendah mungkin. Tangan juga disilang ke perut, setelahnya menunduk. Bak seorang prajurit yang siap melaksanakan perintah dari sang ratu.

"Ish, mulai. Jangan lebai." Kembali Rara mencubit lengan Gilang. Membuat lelaki itu terkekeh geli, setelahnya melakukan apa yang diminta istrinya itu. Ia menggendong Rara seakan Rara seringan kapas, lalu meletakkan ke kursi roda.

"Aku keluar liat siapa yang datang."

"Baiklah."

Pelan tapi pasti Gilang pun keluar mencari tahu siapa yang datang. Dan keterkejutan kentara di manik matanya yang pekat.

"Nayla!" seru Gilang tertahan.

Entah keberuntungan atau apa Rara yang masih belum sampai ke dapur bisa mendengar nama itu dengan jelas. Ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status