Share

Benarkah Itu, Nay?

***

Kali ini Gilang mengangguk, lalu menyandarkan punggung ke sandaran kursi dengan mata yang tetap dibiarkan terpejam. Kedua sudut bibirnya tertarik. Gelagat yang buat Nayla makin bingung karena heran. Tingkah Gilang tidak seperti biasa.

"Nay, kamu ingat tidak kalau kamu pernah nangis kejer gara-gara es krim kamu jatuh?" tanya Gilang, melenceng jauh dari pertanyaan yang Nayla berikan.

"Tentu saja aku ingat. Aku menjatuhkannya dan menyesal. Dan Bang Gilang kasih aku es krim karena Abang tidak suka cokelat. Iya kan?" kenang Nayla, sedikit bersemangat. Sejujurnya karena kejadian itulah rasa itu mulai ada. Padahal dulu ia dan Gilang masih sangat kecil. Ia berusia delapan tahun dan Gilang dua belas tahun. Saat itu Nayla yang baru datang ke panti menganggap Gilang adalah penyelamat. Penyelamat yang terus ia ikuti.

"Sebenarnya aku suka es krim, Nay. Coklat paling enak dibanding rasa yang lain," lanjut Gilang.

Nayla terbeku. Ia tatap lekat Gilang yang mulai membuka mata.

"Aku memberikannya k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status