Share

57. Cemburu Nggak Sih

“Kenapa kamu baru merasakan manisnya bibirku ini kan?”

“Dan biasakan kamu memberikannya setiap aku minta, bukankah aku berhak memintanya?” bisiknya di telinga Tari membuat wajahnya merona.

“Hei, apakah aku salah bicara?” goda Fajar.

“Nggak sih tetapi ...ah tidak ...kamu salah bicara, aku pergi!”

“Assalamu’alaikum!”

“Tunggu dulu!”

“Ada apa lagi sih Mas, aku sudah bawa ini tempat makanku, apa lagi sih?”

“Nih!” Fajar mengulurkan punggung tangannya untuk di cium oleh Tari.

“Apa?”

“Ya Allah Tari, kamu jangan bilang nggak tahu ya kalau kamu pura-pura oon, mau aku cium lagi atau itu yang kamu ya, aku sih nggak keberatan juga kok,” ledeknya dengan melirik wajah Tari mulai memerah.

“Huh ... dasar somplak!”

Tari pun mencium punggung tangan Fajar dengan cepat.

“Tuh sudah, boleh pergi sekarang?”

“Baiklah! Oh ya satu lagi kamu harus pulang ke rumah suamimu, kamu tahu kan jalan pulang atau mau di antar sama Udin atau Fikri?”

“Aku bisa sendiri, tinggal kamu kasih alamatnya kan beres?”

“Kelamaan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status