Beranda / CEO / Menikahi CEO Dingin / bab 69 Kerjasama Dengan Gio

Share

bab 69 Kerjasama Dengan Gio

Penulis: Bunda kembar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bahkan sekarang dia merasa ragu kalau dia akan bisa mendapatkan uang dari Alvaro, mengingat Alvaro yang seolah tak terlalu peduli padanya.

Tingtong!

Suara bel di pintu penthouse Sarah berbunyi. Jantung Sarah langsung berdebar kencang, bagaimana kalau itu adalah pelayan penthouse yang diminta menyampaikan tagihan kepadanya. Rasanya akan lebih mengerikan lagi. Sarah langsung memegang dadanya, jantungnya berdebar semakin kencang.

Tingtong!

Sekali lagi bel itu berbunyi, Sarah memilih untuk melihat melalui interkom. Hatinya langsung terasa lega ketika dia melihat Alexa yang berdiri di depan pintunya. “Ibu Sarah, ini aku,” ujar Alexa sambil melambaikan tangannya pada kamera interkom.

Sarah lekas beranjak ke pintu. “Semoga saja dia mempunyai kabar baik. Setidaknya dia punya akal bagaimana menyelesaikan ini,” gumam Sarah. Sarah langsung membukakan pintunya.

“Ibu sedang sibuk? Aku sudah menghubungi sejak tadi,” ujar Alexa.

“Duduklah, aku tidak sibuk. Hanya sedikit urusan bisnis yang membuat ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi CEO Dingin    Bab 70 Berkenalan dengan Gio

    “Sayang, aku pergi dulu ya,” ujar Bunga. Alvaro yang sedang menyeruput kopinya langsung tersedak melihat Bunga. Bunga tampak cantik sekali mengenakan gaun berwarna pastel.“Sayang, jangan cantik-cantik. Nanti banyak yang melirik,” rajuk Alvaro sendu. Bunga langsung mendekat pada Alvaro . Dia melirik ke arah file yang sedang bertumpuk di meja kerja Alvaro .“Sudah, kerjakan besok saja. Sekarang ikut aku ke pameran,” ujar Bunga. Alvaro berpikir sejenak, dia mendadak ingin pergi dengan Bunga.“Ah, tidak usah deh. Aku masih ada banyak pekerjaan. Sebaiknya dikerjakan sekarang, jadi di akhir minggu aku bisa lebih santai bersamamu,” jawab Alvaro dengan meyakinkan. Sebenarnya, Alvaro hanya ingin membebaskan Bunga pergi dengan Nabila. Dia tahu kalau Bunga mungkin ingin bercerita atau melepas kangen kepada sahabatnya itu.“Tuh kan, kemarin mengatakan aku gila kerja karena membawa pekerjaan ke rumah. Nyatanya, yang bilang sendiri juga mengerjakan.” Bunga membelai lembut punggung Alvaro . Di

  • Menikahi CEO Dingin    Bab 71 Demi Informasi

    “Sepertinya memang benar kau harus mengumumkan pernikahanmu dari sekarang, Bunga. Percayalah padaku, itu akan membuatmu sulit nantinya,” ujar Nabila.Bunga merasa bingung harus menjawab apa. Tapi setidaknya perhatian Nabila sedikit teralihkan karena mereka sudah sampai di lokasi pameran. Bunga langsung mencari area parkir.Bunga dan Nabila langsung masuk ke dalam gedung pameran. “Bunga, aku harus bekerja sebentar. Kau mau menunggu kan? Hanya sedikit soal administrasi saja bersama Aditya,” pinta Nabila. Bunga tentu saja menyetujuinya. Dia masih bisa berjalan-jalan sendiri di dalam kalau dia merasa bosan.Sampai di gerai milik perusahaan mereka, Nabila langsung menemui Aditya. Bunga hanya bertegur sapa sebentar dengan Aditya. Disana juga ada Alexa yang tak henti memperhatikan gerak gerik Bunga. Gadis itu begitu bersemangat mengingat semua tingkah laku Bunga karena itu akan menjadi bahan laporannya kepada Sarah.‘Sepertinya Nabila masih lama, aku akan berjalan-jalan memutar sebentar,’ pi

  • Menikahi CEO Dingin    bab 72 Gemerlap pesta malam hari

    Gio berhenti tepat di depan pintu utama klub malam tersebut. Dia kemudian keluar dan melemparkan kuncinya pada petugas valet yang berdiri menunggu tamu. Tanpa menunggu Alexa, lelaki itu sudah berjalan saja lebih dulu. Membukakan pintu untuk seorang wanita tidak pernah menjadi kebiasaan Gio. Bagi Gio, dirinyalah yang harus dipuja. Dia tak akan pernah takluk pada seorang wanita.Gio langsung masuk menuju ke ruang VIP klub malam tersebut. Sesekali beberapa gadis yang mengenalnya langsung datang menghampiri. Namun ketika gadis-gadis itu melihat Alexa berjalan di belakang Gio, mereka langsung menyingkir. Melihat saingan mereka seorang model papan atas tentu membuat hati mereka menciut.Gio langsung memesan sebotol besar minuman. Ketika minuman itu datang, Gio langsung menuang dan meneguknya. Gio menganggukkan kepalanya mengikuti musik yang berdentum-dentum.“Ada apa denganmu? Sedang memikirkan sesuatu?” ujar Alexa curiga. Dia tahu Gio lebih banyak diam kepada Alexa dibandingkan biasanya.“

  • Menikahi CEO Dingin    bab 73 Sarah datang pagi-pagi

    Alexa langsung berbalik ketika membuka matanya di pagi hari. Melihat Gio tertidur di sebelahnya, terbaring di bawah selimut yang sama dengannya. Alexa langsung menarik nafas panjang. Dia kemudian duduk dan mengusap matanya. Ketika Alexa hendak beranjak dari tempat tidur, tangan kekar Gio langsung menahan tubuhnya.“Good morning, Honey,” sapanya pada Alexa.“Ah, kau. Bangunlah, ini sudah siang,” ujar Alexa.Sebenarnya Alexa sangat tahu kalau waktu tak pernah berarti bagi Gio. Dia benar-benar rela menghabiskan banyak waktu hanya demi kesenangan semata. “Persetan dengan siang, ini masih fajar,” jawab Gio. Dia tetap saja tidak berhenti melancarkan serangan pada Alexa. Alexa pun terhanyut, dia membiarkan Gio menyeretnya kembali ke bawah selimut.Entah apa yang sebenarnya ada di dalam benak keduanya. Entah apa pula yang mendasari hubungan mereka berdua, yang pasti semuanya berdasarkan prinsip kesenangan semata.Tingtong! Tingtong! Tingtong!“Hah?” Alexa terkejut. Dia tiba-tiba saja mendoron

  • Menikahi CEO Dingin    bab 74 Sakit Pura-pura

    Ketika bel di penthouse yang ditinggali Sarah berbunyi, Alexa langsung tersenyum kepada Sarah. “Itu pasti dia yang datang, Bu,” katanya pada Sarah.Sarah pun membalas Alexa dengan senyuman yang sama. Dia kemudian beranjak dan langsung menuju pintu. Setelah bertanya di interkom, Sarah langsung membuka pintu.Lelaki tampan itu berdiri di depan pintu. “Apa dengan Ibu Sarah?” tanyanya dengan sopan.“Benar sekali, dengan Gio?” balas Sarah. Ketika Gio mengangguk, Sarah langsung menjabat tangannya. Sarah mempersilahkan Gio masuk ke dalam penthouse.Sarah menawarkan minuman anggur yang dibawanya dari Perancis kepada Gio, lelaki itu langsung mengangguk. Tidak ada waktu yang tidak tepat bagi Gio untuk minum minuman beralkohol. Dia akan selalu senang meneguknya.“Bagaimana dengan kerjasama kita? Apa kau sudah memikirkannya?” tanya Sarah. Gio lalu tertawa, tidak keras namun cukup untuk membuat Sarah paham kalau Gio pasti menginginkan sesuatu yang lain daripada sekedar mengumpankan Bunga.“Aku t

  • Menikahi CEO Dingin    bab 75 Berusaha Mengalahkan Ego

    Di depan ruang kantor Alvaro, Leo masih duduk menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan Vanessa sudah bersiap untuk kembali pulang. Jam kerja memang sudah usai.“Aku mau menemui Pak Alvaro,” ujar Bunga pada Leo dan Vanessa. Vanessa hanya meliriknya sinis, tak peduli pada apa yang dikatakan Bunga. Baginya, jam kerja sudah selesai. Dia tak ada alasan lagi untuk menambah waktu kerja walaupun hanya sedetik. Apalagi hanya karena Bunga.“Silahkan masuk saja, Bunga.” Leo langsung saja mempersilahkan Bunga. Dia sudah tahu kalau Bunga ingin membicarakan sesuatu yang tampaknya serius dengan Alvaro. Itu semua terlihat dari wajah Bunga yang tampak sedikit tegang.Bunga langsung mengetuk pintu Alvaro, setelah hitungan ketiga, dia membukanya dan masuk. Vanessa melirik ke arah Bunga, masih dengan tatapan sinisnya. Leo yang berada di belakang layar komputer memperhatikan gerak laku Vanessa. Dalam hati, Leo tahu kalau Vanessa tidak menyukai Bunga. Tapi dia tak akan bertanya apa-apa. Leo akan mengamatinya

  • Menikahi CEO Dingin    bab 76 Berbaikan Dengan Sarah

    Bunga terpaksa diam, dia tak bisa menjawab apapun lagi. Bahkan sampai di rumah sakit, Bunga masih juga terdiam. Alvaro pun tidak mencoba mengajaknya berbicara lagi. Ketika turun dari mobil, Alvaro segera membukakan pintu untuk Bunga. Dia kemudian berjalan setelah Bunga keluar dari mobil.Bunga terpaksa mengikuti Alvaro saja, mencari kamar tempat perawatan Sarah. Di hati Bunga, dia masih saja ketakutan kalau sakit Sarah akan bertambah parah karena kesal melihatnya.“Sayang, apa aku menunggu di luar saja?” tanya Bunga. Alvaro langsung berhenti berjalan. Dia memandang pada Bunga.“Kenapa selalu mendampingiku setengah hati, Bunga?” tanya Alvaro . Wajah Alvaro memelas, dia merasa sepanjang pernikahan terlalu banyak memohon pada Bunga. Sementara Bunga, di mana Alvaro tak pernah mengerti perasaannya.Bunga menganga, dia tahu Alvaro salah paham. Baru saja Bunga hendak membuka mulutnya, namun Alvaro lagi-lagi berbicara lebih dulu. “Sudahlah. Tidak apa, terserah padamu saja,” ujarnya.A

  • Menikahi CEO Dingin    bab 77 Haruskah mengakuinya?

    Setelah Bunga dan Alvaro keluar dari ruangan itu, Sarah dan Alexa bersuka ria. Sarah langsung menarik selang oksigen itu dari hidungnya. “Aku bebas sekarang. Aku senang sekali. Gio memang pintar mengatur strategi. Aku yakin kita akan memenangkan hati Alvaro ,” ujar Sarah.“Apa yang aku bilang, Bu. Gio memang tahu segalanya. Dia cerdas untuk mengurus semua ini.” Alexa ikut bangga karena dialah yang sudah mengenalkan Gio pada Sarah.“Sekarang kita harus menjalankan peran ini sebaik mungkin, Bu. Harus berhasil sampai Ibu bisa dibawa Alvaro ke rumahnya,” lanjut Alexa. Dia membuka semua paper bag yang dibawanya tadi. Sebenarnya bukan hanya buah yang ada di dalamnya, namun juga makanan dan minuman kesukaan Sarah. Alexa tahu kalau Sarah tak akan betah dengan treatment dari rumah sakit itu.Suka ria yang dirasakan oleh Sarah dan Alexa berbeda jauh dengan yang dialami oleh Alvaro dan Bunga di dalam mobil menuju tempat tinggal mereka. Alvaro masih sedih atas sikap Bunga. Walaupun dia senang

Bab terbaru

  • Menikahi CEO Dingin    Dia yang tau segalanya

    Bunga berjalan keluarrumah mengikuti Alvaro. Jantungnya terasa berdetak lebih kencang. Bunga melihatAlvaro seolah kurang menyukai idenya untuk membawa Sarah ke rumah mereka.“Apa kali ini kaubersedia naik mobilku saja? Aku ingin bicara,” ujar Alvaro ketika mereka sampaidi depan rumah. Bunga lekas menganggukkan kepalanya. Kekhawatiran merasukipikiran Bunga. Tak mungkin lagi Bunga menolak keinginan Alvaro.Alvaro membuka pintumobilnya, dia menanti Bunga masuk ke dalam mobil. Setelah itu, Alvaro bergegasmasuk ke dalam mobil dan langsung menyalakan mesinnya. Bunga melihat ketegangandi wajah suaminya. Dia merasa takut sekali.“Sayang, apa akusalah?” tanya Bunga memberanikan diri bertanya pada Alvaro. Mobil yangdikemudikan Alvaro baru saja keluar dari gerbang mansion.Alvaro menarik nafaspanjang begitu Bunga mengajukan pertanyaan. “Aku tidak mengerti, Sayang. Tapi,bagaimana mungkin kau memutuskan mengajak Ibu tinggal bersama kita dalamsekejap mata? Kau bahkan tidak membicarakannya denganku

  • Menikahi CEO Dingin    bab 82 Nggak ada kesepakatan

    Bunga mengajak Alvaro ke ruang keluarga. Dia sedikit tidak nyaman membicarakan itu di depan pelayan mereka. “Tidak apa, Sayang. Coba kita lihat nanti. Mereka akan memberikan detail biaya untuk pembayarannya kan?” ujar Bunga.Bunga mencoba membesarkan hati Alvaro. Dia tak mau Alvaro banyak berpikir mengenai biaya perawatan Sarah. Alvaro duduk di sofa bersama Bunga. Dia tahu kalau di antara ego yang dimiliki Bunga pada soal pekerjaan, namun di sisi lain Bunga selalu memiliki toleransi yang besar, terutama kepada keluarga Alvaro.“Kalau begitu, besok kita sekalian menjemput Ibu saat makan siang,” ujar Alvaro. Bunga mengangguk, sebenarnya ini kesempatan bagi Bunga untuk mengatakan tentang pengumuman pernikahan mereka. Namun, Bunga merasa ini saat yang kurang tepat. Alvaro sedang berpikir keras mengenai Sarah.‘Sepertinya lebih baik menunggu saat yang lebih tepat. Apa lagi nanti yang akan dikatakan Al kalau aku tiba-tiba Bunga meminta pengumuman pernikahan?’ Sebagai CEO, Alvaro tentu tak b

  • Menikahi CEO Dingin    Bab 81 Mana Alvaro yang dulu?

    Sudah beberapa hari Alvaro membisu. Perlahan kekesalannya pada Bunga sedikit berkurang. Namun tetap saja, sekarang Alvaro memilih untuk tidak banyak berbicara di kantor kepada Bunga. Dia tak pernah mendatangi ruang kantor Bunga kalau sedang tidak benar-benar ada perlunya. Alvaro juga tak pernah lagi berbicara bahkan mencoba menyapa Bunga ketika berada di area parkir.Setiap pagi, Alvaro pergi lebih awal untuk membesuk Sarah. Sore harinya, Alvaro juga mampir ke rumah sakit terlebih dulu sebelum pulang. Dia membebaskan Bunga, Bunga bisa ikut ke rumah sakit sepulang kerja ataupun pagi. Tentu saja dengan mobil yang berbeda. Alvaro tak pernah bertanya ataupun komplain kepada Bunga mengenai pergi dan pulang dari kantor pada mobil yang berbeda lagi. Selebihnya? Sikap Alvaro sudah mulai kembali lembut pada Bunga ketika berada di rumah.“Sayang, apa kau masih marah padaku?” tanya Bunga seusai makan malam. Mereka sedang duduk santai di ruang keluarga, memandang televisi namun sebenarnya mereka

  • Menikahi CEO Dingin    Bab 80 Mendadak Cuek

    Tok! Tok! Tok!Bunga terkejut mendengar ketukan. Di pintu ruangan kantornya. Bunga secepatnya menghapus air mata yang menetes di pipinya. Dia tidak tahu siapa yang ada di depan pintunya.Sebelum Bunga berkata ‘masuk’ pintu sudah membuka. Alvaro muncul di pintu membawa kotak makanan yang tadi dibelikan Bunga. “Boleh menumpang makan?” tanya Alvaro. Bunga hanya bisa mengangguk pasrah.Alvaro masuk ke dalam ruangan Bunga. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat mata Bunga yang tampak sembab. “Kenapa, Sayang?” tanya Alvaro tidak tega dengan sang istri yang tampak bersedih.“Kenapa kau makan disini? Itu hanya akan memperparah keadaan,” ujar Bunga. Alvaro duduk di sofa dan menaruh makanannya di meja.“Apa kau mau aku makan bersama Flora di ruanganku sementara mau disini? Ada Leo yang sedang menemaninya makan sekarang.” Alvaro berjalan ke depan meja Bunga. Sekali lagi memperhatikan dengan cermat wajah cantik Bunga yang tampak begitu bersedih.“Apa yang terjadi padamu, Sayang?” tanya Alvaro.

  • Menikahi CEO Dingin    Bab 79 Gosip Beredar

    Gosip beredarBunga terperangah, rasa hatinya ingin sekali keluar dari mobil dan berlari mengejar mobil Alvaro. Bunga melihat mobil Alvaro keluar menuju pintu gerbang rumah sakit. Sekarang Bunga menjadi salah tingkah. Apakah dia harus keluar dan tetap membesuk Sarah, atau Bunga harus pergi ke kantor saja dan menenangkan diri?Rasanya tak mungkin Bunga mengejar mobil Alvaro. Itu hanya akan membuatnya malu. “Kemana dia bersama gadis itu?” desah Bunga. Sekali lagi Bunga merasa sangat membutuhkan Nabila.Bunga melirik ke jam yang ada di dashboard mobil. Perasaannya terasa hampa, benar-benar hampa. “Mungkin Nabila sedang di jalan, aku tidak mau mengganggunya,” gumam Bunga sekali lagi.Bunga kemudian memutuskan untuk langsung pergi menuju kantor. Dia tidak jadi membesuk Sarah. Bunga tidak ingin Sarah bertanya macam-macam kepadanya nanti kalau tahu dia datang sendiri tanpa Alvaro.Sampai di tempat parkir di kantor, Bunga kembali melihat jam. Jam kerja belum dimulai, dia masih datang terlalu

  • Menikahi CEO Dingin    bab 78 nasehat Sahabat

    Nasehat SahabatAlvaro membelakangi Bunga, dia mematikan lampu duduk di atas nakas. Bunga tahu kalau tak ada kesempatan baginya. Di sisi lain, Bunga merasa dirinya ditolak oleh Alvaro. “Sayang kenapa sih?” ujar Bunga. Dia merasa tak nyaman pada penolakan Alvaro. Bunga merasa malu.“Tidak malam ini, Sayang. Itu bukan hal yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Kau harus mengerti itu. Tidurlah, selamat malam.”Bunga mencelos, dia tak tahu apa lagi yang bisa dilakukannya untuk membuat Alvaro kembali seperti biasanya. Lama sekali Bunga terbaring dalam diam di samping Alvaro yang membelakanginya. Sesekali dia masih melihat punggung Alvaro. Berjuta perasaan berkecamuk di dalam pikiran Bunga. Perasaan malu, tak nyaman, sedih, juga kesal karena Alvaro tak mau lagi memahami perasaannya.Pagi harinya, Alvaro pun bangun lebih dulu. Dia bersiap dengan pakaian kantor. Ketika Bunga membuka mata, Alvaro sudah rapi. Bunga sampai terkejut, menyangka dia sedang kesiangan. “Oh, jam berapa ini?”“Mas

  • Menikahi CEO Dingin    bab 77 Haruskah mengakuinya?

    Setelah Bunga dan Alvaro keluar dari ruangan itu, Sarah dan Alexa bersuka ria. Sarah langsung menarik selang oksigen itu dari hidungnya. “Aku bebas sekarang. Aku senang sekali. Gio memang pintar mengatur strategi. Aku yakin kita akan memenangkan hati Alvaro ,” ujar Sarah.“Apa yang aku bilang, Bu. Gio memang tahu segalanya. Dia cerdas untuk mengurus semua ini.” Alexa ikut bangga karena dialah yang sudah mengenalkan Gio pada Sarah.“Sekarang kita harus menjalankan peran ini sebaik mungkin, Bu. Harus berhasil sampai Ibu bisa dibawa Alvaro ke rumahnya,” lanjut Alexa. Dia membuka semua paper bag yang dibawanya tadi. Sebenarnya bukan hanya buah yang ada di dalamnya, namun juga makanan dan minuman kesukaan Sarah. Alexa tahu kalau Sarah tak akan betah dengan treatment dari rumah sakit itu.Suka ria yang dirasakan oleh Sarah dan Alexa berbeda jauh dengan yang dialami oleh Alvaro dan Bunga di dalam mobil menuju tempat tinggal mereka. Alvaro masih sedih atas sikap Bunga. Walaupun dia senang

  • Menikahi CEO Dingin    bab 76 Berbaikan Dengan Sarah

    Bunga terpaksa diam, dia tak bisa menjawab apapun lagi. Bahkan sampai di rumah sakit, Bunga masih juga terdiam. Alvaro pun tidak mencoba mengajaknya berbicara lagi. Ketika turun dari mobil, Alvaro segera membukakan pintu untuk Bunga. Dia kemudian berjalan setelah Bunga keluar dari mobil.Bunga terpaksa mengikuti Alvaro saja, mencari kamar tempat perawatan Sarah. Di hati Bunga, dia masih saja ketakutan kalau sakit Sarah akan bertambah parah karena kesal melihatnya.“Sayang, apa aku menunggu di luar saja?” tanya Bunga. Alvaro langsung berhenti berjalan. Dia memandang pada Bunga.“Kenapa selalu mendampingiku setengah hati, Bunga?” tanya Alvaro . Wajah Alvaro memelas, dia merasa sepanjang pernikahan terlalu banyak memohon pada Bunga. Sementara Bunga, di mana Alvaro tak pernah mengerti perasaannya.Bunga menganga, dia tahu Alvaro salah paham. Baru saja Bunga hendak membuka mulutnya, namun Alvaro lagi-lagi berbicara lebih dulu. “Sudahlah. Tidak apa, terserah padamu saja,” ujarnya.A

  • Menikahi CEO Dingin    bab 75 Berusaha Mengalahkan Ego

    Di depan ruang kantor Alvaro, Leo masih duduk menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan Vanessa sudah bersiap untuk kembali pulang. Jam kerja memang sudah usai.“Aku mau menemui Pak Alvaro,” ujar Bunga pada Leo dan Vanessa. Vanessa hanya meliriknya sinis, tak peduli pada apa yang dikatakan Bunga. Baginya, jam kerja sudah selesai. Dia tak ada alasan lagi untuk menambah waktu kerja walaupun hanya sedetik. Apalagi hanya karena Bunga.“Silahkan masuk saja, Bunga.” Leo langsung saja mempersilahkan Bunga. Dia sudah tahu kalau Bunga ingin membicarakan sesuatu yang tampaknya serius dengan Alvaro. Itu semua terlihat dari wajah Bunga yang tampak sedikit tegang.Bunga langsung mengetuk pintu Alvaro, setelah hitungan ketiga, dia membukanya dan masuk. Vanessa melirik ke arah Bunga, masih dengan tatapan sinisnya. Leo yang berada di belakang layar komputer memperhatikan gerak laku Vanessa. Dalam hati, Leo tahu kalau Vanessa tidak menyukai Bunga. Tapi dia tak akan bertanya apa-apa. Leo akan mengamatinya

DMCA.com Protection Status