Share

Meredam Emosi

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 10:55:04

“Ckk!” Indi berdecak pelan kemudian duduk di tepi tempat tidur seraya mengembungkan pipinya. “Damian nggak kayak gitu, Manda. Dari pertama kita nikah juga dia tahu kalau gue nggak cinta sama dia. Tapi, buktinya—“

“Buktinya apa? Selama dua minggu kemarin hanya ada kalian berdua di sana. Di sini banyak cewek cakep yang bisa Damian pilih buat dijadiin selirnya. Nggak usah aneh-aneh, Indi. Jangan melihat kebaikan dan kesetiaan Damian hanya karena baru dua minggu nikah. Gue udah pengalaman, percaya deh.”

Indi lantas menghela napasnya setelah mendengar nasihat dari sang sahabat yang begitu perhatian kepadanya. Ketiga sahabatnya memang sangat setia dan tidak ada yang munafik satu orang pun.

“Siapa?” tanya Damian yang sudah keluar dari kamar mandi.

“Udah dulu, yaa. Gue mau mandi dulu. Nanti besok lanjut lagi.” Indi menutup panggilan tersebut setelah melihat Damian menyudahi acara mandinya.

“Kok dimatiin? Kalau masih banyak yang mau dibahas, nggak usah ditutup dulu.”

“Udahan kok. Manda ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah dengan Mantan   Pesan Masuk dari Rangga

    Pagi hari …. Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Mata Indi masih tertutup rapat, belum ingin bangun dari tidurnya. Sementara Damian sudah membuka matanya dan kini tengah memandang indah wajah Indi yang begitu damai dan tenang. Lalu mengusapi lembut sisian wajah sang istri dengan pelan dengan bibir tersenyum manis. Mungkin sudah menjadi bagian dari kebiasaannya menatap wajah Indi seperti itu setelah keduanya mengikat janji suci.“Euuh ….” Indi menggeliat pelan kemudian membuka matanya. Menatap sang suami yang sudah bangun kemudian mengerutkan dahi. “Ngapain kamu lihatin aku kayak gitu?” tanya Indi kemudian duduk menyender di sandaran tempat tidur. “Sudah pagi. Bangun dan mandi. Sarapan mungkin sudah disiapkan ART. Sekalian ….” Damian mengedipkan sebelah matanya dengan senyum nakal menggoda Indi. “Apaan?” tanya Indi ketus. Kemudian menyibakkan selimutnya dan bangun dari tidurnya. “Sayang. Nggak boleh menolak keinginan suami. Yuk!” ajak Damian kemudian ikut beranjak dari tempat t

  • Menikah dengan Mantan   Alasan Damian Mencintai Indi

    Damian tidak menjawab. Hanya menatap wajah istrinya dengan santai. Sembari mengenakan pakaian kemejanya, Damian menghela napasnya dengan pelan. Sementara Indi masih berdiri di belakangnya yang masih mengenakan handuk melilit di tubuhnya. Indi kemudian menghela napas kasar dan mengambil bajunya di dalam lemari. Lalu mengenakannya sembari melirik Damian yang sedari tadi hanya diam, tidak memberi tahu pesan apa yang dikirim oleh Rangga di ponselnya. “Sudah jam delapan. Kita sarapan dulu, habis itu ke kantor.” Damian berucap sembari mengenakan dasinya. “Pesan yang dikirim oleh Rangga?” kata Damian akhirnya membahas hal itu. Indi menoleh pelan ke arah sang suami. Hanya menatapnya tidak berkata apa pun. Damian kemudian melangkahkan kakinya satu langkah lalu mengulas senyumnya. “Dia … belum tahu kalau kamu sudah menikah?” tanya Damian kemudian. Indi mengangguk pelan. “Belum. Setelah Papa meminta aku menikah dengan kamu, udah nggak pernah saling tukar kabar lagi. Makanya aku heran, kena

  • Menikah dengan Mantan   Mengeluarkan Possesive-nya

    Damian mengusap batang hidungnya saat mendengar pertanyaan dari istrinya itu. Ia hanya menatap sang istri yang tengah menunggu jawaban atas pertanyaan yang sudah dia tanyakan kepada Damian. “Damian, jawab.” Indi akhirnya mebuka suara. Damian menghela napasnya. “Aku udah pernah kasih tahu kamu kayaknya. Kami dijodohkan juga, Sayang. Aku nggak pernah dapat jodoh dari hubungan yang aku jalani, Indi. Meskipun untuk yang kedua ini karena aku sendiri yang meminta Papa agar mau menjodohkan aku dengan kamu. Kebetulan papa kita sahabatan sejak lama. “Akhirnya aku meminta Papa untuk menjodohkan aku dan meminta papa kamu agar mau memberi tahu kamu. Meskipun aku harus berjuang dulu agar kamu bisa mencintai aku. Tapi, nggak masalah. Nanti juga kamu cinta sama aku.”Pintu lift terbuka. Keduanya lantas keluar dari sana dan melangkahkan kakinya, menghampiri para pegawai yang sudah berdiri menyambut mereka. “Aku dan Rachel bertemu karena papa aku berteman baik juga dengan keluarga Rachel,” ucap Da

  • Menikah dengan Mantan   Ada Kamar Pribadi?

    Indi lantas menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah sahabatnya itu. “Jangan bawa-bawa penyakit bokap gue, Manda. Gue nikah sama Damian karena ingin menjaga jantung Papa supaya sehat lagi. Karena kalau gue menolaknya sementara si Rangga kampret itu gak jadi nikahin gue, gak ada alasan untuk menolaknya.” Indi kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Gue nggak punya siapa-siapa lagi selain Papa,” ucapnya dengan lesu. Manda lantas mengusapi bahu sahabatnya itu. “Ada Damian yang akan menemani elo. Pengganti bokap elo yang nggak bisa menemani elo selamanya. Karena Om Wijaya nikahin elo sama Damian, itu karena dia nggak bisa selalu ada di samping elo.” Indi menoleh pelan kepada Manda. “Iya, Manda. Gimana, gaun buat kakak elo? Kapan meeting sama mereka? Atau, gue buatkan desain-nya dulu? Perdana ini, Manda. Dan selalu … clien dari elo.” Indi mengerucutkan bibirnya. “Kayaknya gue emang nggak bakat nyari pelanggan,” ucapnya putus asa. “Karena elo ditakdirkan jadi nyonya besar. Bukan des

  • Menikah dengan Mantan   Menuntaskan Hasrat

    “Heuh?” Indi pura-pura tak paham akan pertanyaan suaminya itu. Damian lantas menaikkan kedua alisnya seraya menatap sang istri. “Ada kamar pribadi, di sini?” tanyanya kembali. Indi menelengkan kepalanya menatap Damian yang bisa-bisanya menanyakan apakah di sana ada kamar pribadi atau tidak. Ia kemudian melipat tangan di dadanya lalu menghela napasnya dengan pelan. “Terus, kalau ada … kamu mau ngapain?” tanyanya datar. Damian mengendikan bahunya. “Apa lagi kalau bukan bercinta?” Indi memutar bola matanya dengan pelan. “Di sini? Damian ….” Perempuan itu mengembungkan pipinya seraya menatap malas ke arah Damian. “Daripada di sini, nanti baju-baju kamu kotor akibat ulah kita. Lebih baik di kamar, kan?” kata Damian sembari menerbitkan senyumnya kepada istrinya itu. “Emangnya nggak bisa ditahan sampai pulang ke rumah?” tanya Indi lagi. Damian menggeleng pelan. “Mau mencoba wahana baru lagi. Aku suka mengeksplor tempat yang bisa kita gunakan. Agar tidak monoton. Supaya kamu nggak bos

  • Menikah dengan Mantan   Pertanyaan Indi

    Damian mengambilnya kemudian menatapnya tak percaya. Memicingkan matanya sembari memutar-mutar botol tersebut lalu menghela napasnya dengan pelan. “Nggak di rumah, nggak di sini. Kenapa banyak sekali barang menyebalkan yang Indi simpan.” Damian geleng-geleng kepala dengan pelan lalu menyimpannya kembali. Tak lama setelahnya, Indi keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Lalu menghampiri Damian yang masih bertelanjang, berdiri di depan kulkas. “Ngapain kamu berdiri di situ? Lagi jadi model kulkas apa gimana?” tanya Indi datar. Damian menghela napasnya kembali seraya menatap sang istri dengan tatapan kesalnya. “Kenapa kamu stok beer banyak banget di sini? Mau kerja apa mau mabuk, Indi? Bisa-bisanya ada belasan beer di dalam lemari es kamu. Apa-apaan kamu, Indi?” tanya Damian memarahi Indi karena sudah menyimpan belasan botol beer di dalam sana. Indi menggigit bibir bawahnya mencari alasan yang logis. Kemudian menatap sang suami setelah mendapat ide

  • Menikah dengan Mantan   Membandingkan Indi

    Damian menghela napasnya seraya menatap Indi yang tengah menunggu jawaban darinya. Ia lalu mengulas senyum dan menggenggam kedua tangan perempuan itu. “Mungkin kamu adalah jawaban doaku. Makanya aku sangat mencintai kamu. Tentunya bukan karena hormon kamu itu, bukan. Aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu meskipun ada rasa takut dalam diri aku karena takut kamu main dengan laki-laki lain.” Damian kemudian melajukan mobilnya setelah menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh istrinya. Sementara Indi hanya menatap Damian, tidak merespon apa pun dan kini ia tahu kalau Damian memang benar-benar mencintainya. Ia kemudian menghela napasnya dengan pelan seraya menetralisir rasa mabuk akibat minum beer satu botol itu.Kepalanya masih pening hingga tidak dapat melihat wajah Damian dengan jelas. Kunang-kunang dan itu membuat Indi tidak nyaman. Ia lantas memilih untuk menutup matanya saja. Tidur di dalam mobil seraya menunggu sampai ke rumah mereka.Damian menelan salivanya kala melihat wajah

  • Menikah dengan Mantan   Kedatangan Adik Rachel

    Indi mengedip-ngedipkan matanya mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Damian. Kemudian tersenyum miris seraya mengambil botol alkohol tersebut dan membuangnya ke dalam tong sampah yang ada di sana. “Ternyata gue yang jadi beban pikiran dia. Elo udah tahu Damian, elo udah tahu kalau sifat dan sikap gue kayak gini dari dulu. Elo sendiri yang milih gue jadi istri elo. Kenapa sekarang malah mengeluhkan prilaku gue?”Indi memutar bola matanya kemudian memilih untuk meninggalkan Damian seorang diri yang masih teler. Tidak mau mendengar semua ocehannya lagi sebab hanya akan membuatnya sakit hati dan semakin kesal kepada suaminya itu. “Pak. Pindahkan Damian ke kamar yang ada di atas. Orangnya lagi mabuk.” Indi menghubungi security untuk memindahkan Damian ke kamar. “Baik, Bu!” Indi kemudian merebahkan tubuhnya seraya menatap langit-langit di kamarnya. Lalu mengembungkan pipinya dan menghela napasnya dengan pelan. Ucapan itu masih terngiang-ngiang di telinga Indi. Sangat menyakitkan dan t

Bab terbaru

  • Menikah dengan Mantan   Tamat

    Satu minggu kemudianIndi sudah merasakan mulas yang tidak biasa. Setiap sepuluh menit sekali, la merasakan nyeri itu di perutnya.Waktu sudah menunjuk angka dua pagi. Damian yang baru masuk ke dalam kamar langsung menghampiri Indi yang tengah meringis kesakitan sembari memegang perutnya"Sayang. Damian memegang tangan Indi."Damian kayaknya aku mau lahiran deh. Perut aku sakit banget, lirih Indi lalu meringis kembali."Heeuh?" Damian tampak linglung dan juga panik. Ia kemudian menghubungi sopir untuk membawa mereka ke rumah sakit"Ketuban kamu kayaknya udah pecah juga. Sayang. Kita ke rumah sakit sekarang juga. Damian lalu menggendong tubuh Indi dan membawanya masuk ke dalam mobil"Ke rumah sakit sekarang juga!" titah Damian kepada sopirnya itu.Ia lalu menghubungi Ayu untuk memberi tahu kalau Indi akan melahirkan sekarang juga"Regina. Indi mau lahiran. Tadi gue lihat air ketuban dia udah pecah." Damian menghubungi Regina untuk mempersiapkan ruang persalinan untuk Indi.Oke, oke. Gu

  • Menikah dengan Mantan   Dikubur Secara Bersamaan

    Damian lalu menerima panggilan tersebut meski hatinya sudah was-was khawatir pihak kepolisian tahu siapa yang telah menyebabkan kematian Daniel"Selamat malam, Pak Damian. Mohon maaf telah mengganggu waktu Anda di malam-malam begini," ucap kepala polisi-Iman di seberang sana."Malam. Ada apa ya, Pak?" tanyanya dengan suaranya yang terdengar begitu santai. Padahal jantungnya berirama dengan cukup kencang."Jadi begini, Pak Damian. Kami mendapat laporan dari tetangga sebelah rumah yang ditempati oleh Saudara Daniel dan Pak Pradipta. Ada jasad yang dikubur di belakang rumah. Setelah diidentifikasi, ternyata mayat tersebut adalah Pak Pradipta dengan luka bekas tembak di bagian kepalanya."Kami pun melakukan memeriksa rekaman CCTV di rumah itu, dan yang telah membunuh beliau adalah anaknya sendiri yaitu Saudara Daniel. Untuk itu, besok pagi dimohon untuk membuat laporan pengambilan jenazah agar dimakamkan dengan layak. Juga dengan jasadnya Saudara Daniel yang masih ada di ruang jenazah."D

  • Menikah dengan Mantan   Panggilan dari Kantor Polisi

    Indi menerbitkan sentumnya dengan lebar lalu menganggukkan kepalanya. "Yuk! Aku juga kepengen."Damian lantas terkekeh mendengarnya. Ia kemudian menarik tangan Indi dan membawanya masuk ke dalam kamar yang tak jauh dari tempat di mana mereka mengobrol.Setibanya di dalam kamar. Indi memilih untuk membuka bra-nya terlebih dahulu karena bra yang ia kenakan cukup susah dibuka bila selagi bercinta itu akan dilakukan.Sementara Damian membuka jam tangan lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci miliknya terlebih dahulu."Damian memang rajin. Kalau mau bercinta, pasti dicuci dulu." Indi geleng-geleng kepala lalu tersenyum tipis.Sembari menunggu Damian selesai, Indi memilih untuk membuka ponselnya dan memainkannya sebentar.Sampai akhirnya Damian pun masuk kembali ke dalam kamar. Hanya mengenakan handuk yang dia lingkarkan di pinggangnya lalu menghampiri Indi dan menautkan bibirnya dengan lembut. Tangannya menyusup di balik dress yang Indi gunakan. Mengusapi paha mulus Indi dengan lembu

  • Menikah dengan Mantan   Sudah Lama tidak Ditengok

    Satu minggu berlaluDamian sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Kini, mereka sudah berada di rumah bersama Diego dan juga Manda. Sementara Arnold tengah menyelesaikan masalahnya dengan keluarga besarnya"Ngapain juga lo harus pulang. Minggu depan juga ke rumah sakit lagi. Pan Indi mau lahiran. Udah ngos-ngosan tuh orangnya. Udah gak kuat kayaknya pengen ngeluarin tuh hasil keringat kalian." Diego menunjuk Indi yang tengah duduk menyandar di sandaran sofa.Ia lalu menoleh pada Diego dan mengusapi perut buncitnya itu. "Kayaknya nggak akan sampai seminggu deh. Dua sampai tiga hari juga udah mau bro jol Ini anak. Punggung gue udah kerasa panas soalnya," ucap Indi memprediksi kalau la akan lahiran dalam hitungan hari."Aku akan ambil cuti sampai kamu melahirkan, Sayang. Sesuai janjiku, akan menemani kamu saat lahiran nanti." Damian lalu mengulas senyumnya. Mengusapi perut buncit istrinya dengan lembut."Iya, Damian. Ternyata kamu nggak jadi pengangguran karena papa kamu m

  • Menikah dengan Mantan   Tinggal di Rumah Damian saja

    Arnold merelakan jabatan serta statusnya demi menyelamatkan Damian agar jangan sampai diusik oleh keluarganya yang kini sudah mengetahui bila Damian adalah anak kandungnya.Sekali pun Bara tidak pernah keluar dari rumahnya padahal berita itu sudah surut karena permintaan dari Arnold. Sudah satu minggu berlalu, semuanya menjadi normal kembali setelah Arnold menyatakan yang sebenarnya tentang Damian."Jadi, Papa sama istri Papa mau udahan?" tanya Indi sembari menemani mertuanya itu makan siang di kantin rumah sakit.Arnold mengangguk. "Dan Papa tidak perlu harus ke pengadilan lagi. Karena Papa tidak akan mencari pasangan lagi. Selama ini, Papa hanya mencintai mamanya Damian, Kiran. Hanya dia satu-satunya perempuan yang mengisi hidup Papa."Indi manggut-manggut dengan pelan. "Tahu begini mah, kenapa nggak dari dulu, yaa." Indi meringis pelan menahan malu.Arnold terkekeh pelan. "Karena Om Ferdy baru kasih tahu kalau dia ternyata bukan anak kandung dari istrinya Kakek Bara. Makanya Papa t

  • Menikah dengan Mantan   Keluar dari Perusahaan

    Damian sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP. Banyaknya media yang berdatangan ke rumah sakit untuk meminta penjelasan kepada Damian lantas membuat Indi geram."Hhh! Sialan bener ini media. Nggak tahu aра, kalau ini rumah sakit. Pengen gue bogem satu- satu kayaknya ini orang!"Indi lalu beranjak dari duduknya."Indi, Indi. Indiraaaaa!!" Bahkan Damian tidak mencegah istrinya yang ingin melabrak awak media."Heh!" Indi sudah tidak tahan lagi dan akhirnya keluar dari ruang rawat suaminya itu. "Kalian tahu privasi orang, nggak? Suami saya masih sakit! Nggak bisa diganggu apalagi ditanyakan dengan pertanyaan konyol kalian!"Semua awak media lantas terdiam mendengar Indi yang marah-marah sembari berkacak pinggang sebab kesal."Kalau memang benar suami saya adalah anaknya Pak Arnold, kalian mau apa? Mau ngantre j

  • Menikah dengan Mantan   Juga Anak Haram

    Bugh!"Berita konyol apa ini, Arnold? Bahkan sudah tersebar dua hari yang lalu, hanya saja kami baru tahu sekarang! Beritanya baru saja ramai sekarang!" pekik Bara-sang papa yang begitu marah melihat berita tersebut.Arnold hanya diam. la pun bingung kenapa berita itu bisa tersebar dan orang yang menyebarkannya adalah Daniel-orang yang hampir membunuh anaknya itu."Katakan, Arnold!" pekik Bara lagi. "Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga kita! Semua orang membicarakan kamu karena hal bodoh yang sudah kamu lakukan ini, Arnold!"Bugh!Sekali lagi, lelaki berusia tujuh puluh lima tahun itu memukul wajah Arnold yang tidak mau berucap sepatah kata pun.Tak lama setelahnya, Lyra-istrinya Arnold yang tak

  • Menikah dengan Mantan   Daniel masih Hidup?

    Dua hari berlaluPerlahan, mata Damian terbuka. la lalu mengedarkan pandangannya di seluruh sudut ruangan tersebut. Hanya terdengar suara dari monitor detak jantungnya saja. Tidak ada suara apa pun di sana.Baru saja Indi masuk ke dalam sana, ia lantas terkejut kala melihat mata Damian yang akhirnya terbuka. Dengan langkah lebarnya, ia kemudian menghampiri Damian dan menggenggam tangannya."Damian. Akhirnya kamu siuman juga," lirih Indi lalu mencium tangan suaminya itu.Damian mengulas senyum tipis. Kondisinya masih sangat lemas belum bisa berucap sepatah kata pun. Hanya menatap Indi yang tengah memanggil Dokter Ryan menggunakan tombol di sana."Lihat kamu udah buka mata kayak gini buat aku lega, Damian. Itu artinya kamu sudah

  • Menikah dengan Mantan   Belum Tahu bila Dipta sudah Mati

    Hampir dua jam lamanya proses operasi pengambilan peluru yang menancap di dalam perut. Damian akhirnya selesai dilakukan.Damian dibawa ke dalam ruang ICU untuk dilakukan pemulihan pascaoperasi."Proses operasinya berjalan dengan lancar Beruntung, peluru itu tidak masuk ke bagian yang paling dalam. Dalam dua sampai tiga hari, Pak Damian pasti akan sluman," tutur Dokter Ryan menjelaskan kondisi Damian setelah operasiIndi meme jamkan matanya, lega mendengar ucapan Dokter Ryan karena operasi berjalan dengan baik. "Dokter gak bohong, kan? Suami saya tidak mengalami hal yang buruk, kan?" tanya Indi memastikan kembali kepada Dokter Ryan.Pria itu menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Tentu saja. Bu Indi. Kami tidak pernah memberikan keterangan palsu bila mengenai kondisi pasien. Pak Damian hanya mengalami kritis pascaoperasi saja.

DMCA.com Protection Status