Share

PERTENTANGAN

Author: Kak Lola
last update Last Updated: 2022-01-12 19:55:28

"Siapa yang membunuh siapa?" 

Suasana di lantai 17 mencekam sesaat. Bahkan, kedua pria yang saling berhadapan itu saling bertatap pandang dengan sikap waspada.

"Levin Gerald?" Elliot menyebut nama pria yang sudah di hadapannya. Mata monolid miliknya melirik nama di dalam kartu nama itu. Dia sedang memastikan ejaan dari nama Levin diucapkan dengan benar.

Sebuah nama tidak membuat ekspresi Levin tergerak sedikit pun. Sikapnya tetap sama dengan pikiran yang menetap pada sebuah kesalah pahaman.

Pria yang baru menjadi korban dalam sebuah penculikan itu menaruh curiga pada kedatangan pria asing di depan pintu apartemennya. Dia sedang salah kira bahwa pria itu datang untuk melakukan hal serupa.

"Apa kau orang suruhan Elgie?" Sebuah nama yang disebut Levin adalah nama besar. Tentu saja bila di ujungnya tersematkan nama Dawson. Elgie Givardi Dawson, nama seorang CEO di sebuah perusahaan raksasa dalam bidang konstruksi-Royal Group.

Tentu saja nama itu tidak ada dalam pikiran Elliot. Pria itu hanya bisa mengerjap atas tuduhan yang tidak dimengerti. "Aku? Suruhan siapa?" 

Levin di hadapannya tetap berdiri awas.  Dagunya terangkat menagih jawaban dari Elliot.

"Aku kurir," canda Elliot yang tidak semuanya salah. Dia menunjukkan barang titipan Kainan agar sedikit lebih meyakinkannya. Akan tetapi, hal itu membuat Levin bertambah curiga. Dia tidak pernah memesan apa pun. Apalagi penampilan parlente dari orang yang mengaku sebagai kurir  tidak membuatnya yakin.

Mata tajam Levin menyapu pada setelan jas mahal pria itu, lalu beralih pada benda yang dia bawa seolah penasaran dengan isinya. Namun, rasa penasaran itu terbaca jelas oleh Elliot. Sambil menampakkan senyum terpaksanya, dia kembali menerangkan, "Sebuah dasi pria."

Levin mengendurkan kewaspadaannya. Sebuah dasi mengingatkannya akan janji seorang wanita. Wanita nekat yang meminta untuk menikahinya. Siapa yang akan menolak keinginan wanita cantik seperti Kainan. Namun, Levin memiliki alasan lain di baliknya.

“Si sekretaris?” tebak santai Levin membuat Elliot tercengan sesaat. Akan tetapi pria itu tidak memiliki waktu untuk menerima tamu. Dia membuka pintu kamar apartemennya dan mengabaikan Elliot. 

“Berikan padaku dan segeralah pergi.” ucap Levin untuk mengusirnya. Tubuh tingginya berdiri di tengah daun pintu yang sudah sedikit terbuka.

Mata sekretaris itu menatapnya dengan malas, tetapi tidak juga membuatnya pergi. Dia lebih memilih menerobos masuk ke dalam tanpa memperdulikan izin dari si tuan rumah. 

Pria itu menatap langsung, sebuah ruang apartemen dua kamar yang tampak luas dari apartemen pada umumnya. Ruangan itu tertata cantik dengan dekorasi mewah dari furniture berbahan premium. Tidak luput dari itu, Elliot lebih tertarik dengan warna serba monokrom membosankan dalam ruangan itu.

"Ckk! Bahkan, kau tidak satu level dengan Kainan," komentar merendah pria itu atas tempat tinggal Levin.

Meski apartemen miliknya terbilang premium, tetapi itu tidak sebanding dengan harta milik Kainan. Wanita yang bagaikan tuan putri tinggal di sebuah mansion besar. Bahkan, ruang apartemen mewah serupa milik Levin juga dimiliki Kainan di berbagai kota.

"Nama wanita itu Kainan?" sahut Levin menyusul Elliot ke dalam. Dia menatap paper bag hitam yang sudah diletakkan Elliot di atas meja.

“Apa?” Elliot terperangah tidak percaya. “Bahkan, kau tidak tahu nama wanita yang akan kau nikahi!”

Levin tidak bereaksi. Jas abu-abu arang yang melekat di tubuh berototnya dilepaskan, lalu dilemparkan di atas kursi bar yang menyekat ruangan itu.

“Aku tidak akan menawarkan minum karena sebentar lagi kau harus lekas pergi,” ungkap pria itu sambil menuang botol anggur di dalam gelas. Gelas itu diangkatnya tinggi, seolah mengajak Elliot untuk bersulang dari kejauhan.

Tidak terima mendapatkan penolakan dari Levin membuat Elliot semakin geram. Dia meraih anggur milik pria itu dan duduk tanpa permisi di atas sofa.

Hal itu tidak membuat si tuan rumah marah. Dia hanya tersenyum lucu dan kembali menuang gelas selanjutnya.

"Dilihat dari tingkahmu yang tidak sopan, sepertinya kau bukan sekretaris biasa," komentar ringan Levin tidak membuatnya tersinggung. Justru, membuat Elliot lebih leluasa untuk menyilangkan kaki.

"Lebih tepatnya aku bukan pria biasa untuk Kainan.” Mata monolid Elliot lebih tertarik memandangi gelas yang diguncangkannya dengan gerakan elegan.

Levin tersenyum puas setelah menenggak anggur ke dalam mulutnya. Bibir tipis pria itu bersiap mengucapkan sebuah kata yang penuh tekanan. “Bagi siapa? Bagi calon istriku?”

‘Byurr!’

Anggur dalam gelas wine Elliot berpindah membasahi wajah Levin. Bahkan, cairan merah itu ikut membekas pada kemeja putihnya.

“Hentikan kata-kata menjijikkan itu!” bentak Elliot mengerutkan hidung.

Levin tidak membalas. Dia lebih memilih mengulum senyum terpaksanya atas tindakan pria yang tidak sopan itu.

“Melihat ekspresimu, sepertinya kau tidak suka atas pernikahan Ka ….” Mata hitam pria itu melambung ke langit-langit untuk mengingat nama wanita yang akan dinikahinya. “Ka siapa? Kainan?”

“Aku lebih menentang bila kau yang akan jadi mempelai prianya," dengus kesal Elliot yang tidak terima.

Levin hanya ikut duduk di salah satu puff. Dia mengumbar senyumnya seakan tahu pikiran dari lawan bicaranya itu. “Apa bukan karena kau yang menyukainya?”

Sepasang mata hitam sekretaris itu terbelalak. Tanpa banyak bicara, dia bangkit dari duduknya dan menyerang pria itu.

'Srak!' Kedua tangan Elliot mencengkram erat pada kemeja Levin. Dia menumpahkan seluruh tenaganya hingga tubuh pria yang lebih besar darinya terdorong jatuh di atas lantai.

'Pyar!' Gelas yang ada di tangan Levin ikut terjatuh dan pecah. Butiran kaca itu membaur di atas lantai.

"Ada apa?" Levin berbicara tenang dalam cengkraman Elliot.  Elliot yang ada di atasnya hanya bisa menambah tenaganya.

"Jaga ucapanmu!" tegas Elliot justru mendatangkan senyum di wajah Levin. Pria itu tetap terlihat tenang meski dalam keadaan yang terancam.

"Sikapmu menunjukkan bahwa apa yang aku katakan itu benar."

"Aku melakukannya karena memang kau tidak pantas untuk kainan." Pria yang lebih muda empat tahun dari Levin hanya bisa berkelit sesaat. Namun, kebenaran yang dirasakan memang tidak bisa dipungkiri dirinya sendiri.

Dengan kasar Elliot melepaskan cengkramannya. Terlihat jelas rasa frustasi larut bersama sebuah keresahan.

"Kainan adalah seorang direktur dengan masa depan cerah. Tidak bisa dipercaya bahwa dia akan memilih sembarang pria tidak jelas sepertimu," cemooh Elliot secara terang-terangan di hadapannya.

"Direktur?" Levin mengulangi ucapan Elliot dengan  penuh tanya. Dia bangkit dan membenahi kemejanya yang masih basah.

"Kau bahkan tidak tahu pekerjaan calon istrimu? Dia adalah direktur utama di Angkasa Group Construction," jelasnya merendahkan Levin.

Seketika itu, Levin menatap Elliot dengan wajah pasi, tetapi tetap dengan pembawaan tenang. "Angkasa Group?"

Elliot membalas tatapan itu, seolah tidak puas dengan  cemoohan yang dilontarkannya tadi.

"Apakah kau akan tenang bila wanita itu menikah dengan pria yang sama-sama seorang dirut? Seorang dirut di sebuah perusahaan konstruksi raksasa, perusahaan yang setara dengan angkasa Group." Ucapan dari Levin membuat Elliot mengerjap. Tentu saja karena otaknya berpikir cepat. Di negara ini tidak ada perusahaan raksasa dalam bidang konstruksi kecuali Angkasa Group. Tentu saja dengan Royal Group yang merupakan perusahaan saingannya.

"Apa? Apa maksud perkataanmu itu." Elliot mendekatkan wajah seriusnya. Dia menatap pria itu dengan mata hitam yang tak bergetar sedikit pun.

"Aku adalah Levin Gerald, seorang direktur utama dari Royal Group Construction," tegas Levin dengan suara lantang.

"Kau-"

Mendengar hal itu membuat napas Elliot terhenti sesaat. Seluruh darahnya mendidih dan mengalir di antara nadinya.

Saat ini tidak akan ada yang bisa menghentikan murka Elliot. Dia benar-benar tidak bisa menerima bahwa calon suami dari Kainan adalah pria dari perusahaan lawan. 

Pria itu mendengus diam. Akan tetapi, pembuluh darah di tangannya sudah mengurat biru. Dia mengepal erat, memusatkan tenaganya dan siap meluncurkan sebuah pukulan.

'Plak!' Pukulan itu meluncur keras di salah satu pipi Levin. Tidak ada balasan dari pria itu, hanya senyum getir dari bibir berdarahnya yang tampak di wajah.

"Batalkan pernikahan konyol itu!"

Related chapters

  • Menikah demi Warisan   KENYATAAN YANG RUMIT

    Kainan berusaha kabur. Dia kabur dari pandangan mata salah satu pria tua di sela-sela tamu undangan. Pria berusia 60 tahun itu adalah kepala keluarga Dawson, John Dawson, pria dari benua barat yang namanya memiliki sejarah gelap dalam pembangunan Royal Group. Di sebuah ketinggian, tepatnya pada hall yang ada di lantai paling atas sebuah hotel, musik-musik klasik mengalun elegan. Musik yang sumbernya berasal dari dentingan piano menjadi pusat dari pesta itu. Tidak lama, suara tepuk tangan meriah terdengar setelah melodi itu mencapai klimaks. Terlihat juga seorang pianis muda membungkuk berulang kali untuk memberikan sebuah penghormatan. Ini ada pesta pembukaan gedung Hotel Imperial Lux. Sebuah hotel yang digadang-gadang akan menjadi hotel termewah seantero negeri. Hal

    Last Updated : 2022-01-17
  • Menikah demi Warisan   SEBUAH TAMPARAN

    Di bawah pancuran air shower, Levin terdiam menikmati hujanan air yang membasahi tubuhnya. Aroma segar dan classy dari sabun meruah di dalam kamar mandi. Kepala pria itu terangkat, matanya terpejam rapat. Dia merasakan sensasi perih di area sudut bibirnya. “Luka ini tidak akan lekas hilang,” desah Levin yang sudah berpindah di depan wastafel. Dalam pantulan cermin itu, terlihat tubuh berotot Levin yang lembab dengan titik-titik air. Namun, tangan pria itu sibuk memegangi sudut bibirnya yang terlihat merah. Warna merah merupakan sisa darah dari pukulan Elliot yang menyelip di tempat itu. Sebuah ketakutan Levin terhadap darah tidak membuat tubuhnya bergetar atau bahkan pingsan seperti sebuah pisau yang menghujam bahunya tempo hari. Luka di sudut bibirnya memanglah tidak parah, darah tidak mengucur dari tempat

    Last Updated : 2022-01-23
  • Menikah demi Warisan   KESEPAKATAN

    Ketegangan yang diciptakan dari ucapan Levin tidak dapat dipercaya Kainan. Itu membuat lawan bicaranya menggeleng dengan senyum merendah. Pertentangan itu tidak dapat dipungkiri. Pernikahan yang bukanlah karena saling mencintai tidaklah mustahil dilakukan bila kedua pihak memiliki tujuan. Namun, tujuan Levin jelas tidak terlihat di mata Kainan. Tidak mungkin seorang yang bisa mendapatkan wanita manapun seperti Levin mau mengorbankan masa depannya hanya sebagai tanda terima kasih. Tampaknya pria itu menghindari kontak matanya. Dia tersenyum rendah setelah mengakhiri aksinya dan beralih pada meja bar. Di tempat itu, Levin menuang lagi segelas anggur dan menawarkannya pada Kainan. "Hatten Noir," sebut Levin memamerkan merk anggur di tangannya. Kainan tidak tampak menolak. Dia menerima meski tanpa mengiyakan.

    Last Updated : 2022-01-25
  • Menikah demi Warisan   KETEGANGAN DI DALAM MANSION

    = 'Brak!' "Apa yang sudah kau lakukan!" Kemarahan Syeril tertuang dari dalam kata-katanya. Tidak hanya itu, kedatangannya yang langsung melempar sebuah koran di atas meja membuat suasana makan pagi mencekam seketika. Jenni yang tengah menyantap sepotong roti hanya bisa terbatuk-batuk akibat bentakan ibunya, sedangkan Kainan, orang yang menjadi pusat kemarahan wanita itu hanya menanggapi dengan santai. "Kenapa kau berisik sekali," komentar ringan Kainan justru membuat mata Syeril mendelik kesal. Ujung jari Syeril menunjuk ke surat kabar yang ada di atas meja. Sebuah berita pernikahan antara Kainan dan Levin tercetak di halaman utama, melebihi berita selebritis nasional. "Kau masih sempat bertanya apa? Lihatlah ber

    Last Updated : 2022-01-31
  • Menikah demi Warisan   CALON SAUDARA IPAR

    "Antarkan aku ke kantor calon suamiku!" Itu adalah perintah Kainan sesaat setelah duduk di samping kemudi. Pintu mobil sport merah yang ditumpanginya juga dibanting kasar. Sementara, Elliot hanya menatapnya tidak mengerti. "Royal Group?" tanya Elliot memastikan. Mata monolid nya melirik pada wanita itu. Kainan yang memasang sabuk pengaman menghentikan sejenak aktivitasnya. Mata hazel wanita itu menatap si sekretaris dengan tidak nyaman. "Di mana lagi calon suamiku bekerja?" "Kau benar-benar akan menikah dengan pria itu?" Pertanyaan Elliot beralih. Wanita itu hanya menjawabnya dengan menghela napas berat. Rupanya, dia bosan dengan pertanyaan-pertanyaan klasik tentang rencana pernikahannya. Apalagi, makan pagi dengan

    Last Updated : 2022-02-04
  • Menikah demi Warisan   CEO ROYAL GROUP

    “Hallo, CEO!" Itu adalah kata-kata yang diucapkan Kainan untuk menyapa CEO dari Royal Group yang baru. Si sekretaris wanita yang hendak mengusir keluar Kainan terdiam sesaat. Dia segera menyadari kedudukan wanita berambut marun itu akan sejajar dengan Elgie, sebagai CEO. Berita duka yang memenuhi kolom ekonomi begitu berseberangan dengan sosok pengganti CEO Angkasa Group yang sudah digadang-gadang. Apalagi, Kainan Kristian adalah nama yang tidak diragukan lagi atas kepiawaiannya memimpin perusahaan. Akan tetapi, mereka hanya tidak tahu saja bahwa kedudukan CEO dari perusahaan itu ditentukan berdasarkan surat wasiat. "T-Tuan, beliau adalah-" ucap dari si sekretaris yang terdiam melihat reaksi Elgie yang seolah tidak asing dengan wanita dihadapannya. Dari banyaknya wan

    Last Updated : 2022-02-09
  • Menikah demi Warisan   GAUN PUTIH

    Di tengah jantung kota, tepatnya di salah satu pusat perbelanjaan. Berjajar toko-toko elit yang menyuguhkan segala hal tentang jasa atau sekedar produk impor lainnya. Namun, Kainan lebih memilih singgah di sebuah tempat dengan bangunan bergaya eropa modern. Dia duduk di atas sofa bersama Levin, sambil menunggu seorang desainer pilihannya datang. “Kenapa kita ada di tempat ini?” Dengan penuh keraguan, Levin berkata lirih. Kainan tidak memperhatikan ucapan itu, dia lebih tertarik memandang gaun-gaun indah yang dipasang pada beberapa mannequin. “Aku pikir kau tidak tertarik dengan sebuah pernikahan.” Ucapan Levin berganti. Mata hitamnya tidak bisa lepas dari tatapan Kainan yang bersinar lebar menatap gaun-gaun itu. Mendengar komentar ringan yang dianggapnya tidak peka,

    Last Updated : 2022-02-11
  • Menikah demi Warisan   JEBAKAN ZIEL

    ‘Pyar!’ Sebuah gelas melambung ke udara. Pada akhirnya, gelas itu menabrak dinding hingga menjadi butiran kaca. “Berani sekali kau membawa pria itu datang ke rumah ini!” geram Syeril kembali membanting benda pecah belah di atas meja makan. Ucapan dengan nada tinggi dari Syeril dilontarkan pada Kainan. Mengajak Levin datang untuk makan malam di mansion membuat Kainan tampak mendeklarasikan perang dengan ibu tirinya. Meskipun begitu, wanita yang menjadi sasaran kemarahannya dari Syeril tidak menggubris. Dengan santainya dia melepaskan blazer dan tasnya di atas kursi. “Pelankan suaramu itu. Apakah 25 tahun lamanya kau tidak belajar etika di keluarga Wibisama?” olok Kainan

    Last Updated : 2022-02-13

Latest chapter

  • Menikah demi Warisan   PERNIKAHAN

    “Levin Gerald Jawson, apakah kau berjanji akan setia dalam suka dan duka, dalam sehat dan sakit untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan.”Ucapan dari seorang pendeta di hadapan Levin membuat pernikahan itu menjadi sakral. Tidak ada satu pun yang berbicara, para undangan hanya memperhatikan kedua pengantin dalam balutan gaun putih. Begitu juga dengan Levin, dia terlihat tampan dengan sebuah rangkaian mawar kecil yang disematkan di lapel jas putihnya.Di samping Levin berdiri Kainan. Pria itu menggenggam tangannya seolah tidak ingin lagi kehilangannya. Sebuah tangan dengan ukuran yang lebih kecil dari miliknya itu adalah tangan seorang wanita yang untuk pertama kalinya Levin genggam.Pada mata hitam Levin yang pekat, terefleksikan senyum kecil Kainan dengan wajah merona merah. balutan gaun mermaid sederhananya tidak menghilangkan kesan mewah. Meskipun dia adalah sedikit dari banyaknya pengantin

  • Menikah demi Warisan   SETANGKAI MAWAR PUTIH

    Di tengah senyum mempelai pria, hati Levin sedang resah. Beberapa Kali mata hitamnya terlihat menatap pintu, terkadang dia menunduk untuk melihat arloji di tangan.“Aku belum melihat mempelai perempuan, aku pikir Kainan datang terlambat.” Suara dari pria pemilik Imperial Lux yang datang menghampiri Levin. Tampaknya dia terlihat terburu, meskipun begitu pria itu tidak bisa langsung pergi tanpa menampakkan wajahnya pada mempelai perempuan.“Tiga puluh menit dari acara yang sudah ditentukan, apa terjadi sebuah masalah?” desaknya yang membuat Levin tersudut. Namun, dia hanya membalas dengan senyuman. Sambil memastikan pada arlojinya sendiri, Levin menutupi rasa cemas. Dia mengambil dua gelas wine putih dan memberikannya pada pria itu.“Kenapa kita tidak menikmati waktu luang ini untuk bersu

  • Menikah demi Warisan   PERLAWANAN SENGIT

    ‘Brak! Brak! Brak!’Di tengah kegaduhan itu, mata hazel Kainan terbuka perlahan. Sayup-sayup, wanita itu mengerjap sesaat. Penglihatan yang awalnya buram kini terlihat jelas. Namun, mata indahnya memicing melihat penjahat yang telah menculiknya menghajar seseorang secara membabi buta. Tidak terlihat jelas siapa, suasana gelap dan hanya seberkas cahaya kecil dari lampu kuning menghalangi penglihatannya.Kainan yang masih terduduk mencoba mengingat kembali apa yang terjadi padanya, tetapi dia tersadarkan akan suatu hal. Tubuhnya tidak bisa bergerak, sebuah ikatan dari tali membatasi pergerakannya. Seseorang telah mengikat tangan dan kakinya dengan rapat.“Siapa yang berani melakukan hal ini!” geramnya dalam hati. Namun, tidak ada satu pun jawaban yang ditemukan Kainan, kecuali gambaran pria yang telah menculiknya.‘Brak!’Wanita yang masih terikat itu tersentak kaget, dia melihat seseorang jatuh menabrak dirinya, lalu tersungkur tepat di bawah kakin. Kainan dapat m

  • Menikah demi Warisan   MISI PENYELAMATAN

    'Brak!'Sebuah pukulan keras dilakukan Levin pada dinding di dekatnya yang tak berdosa.Pukulan itu membuat tangannya yang terkepal meneteskan cairan darah hingga memercik di atas lantai putih di dalam toilet itu. Perasaan gelisah bercampur mual tidak lagi bisa menutupi amarahnya. Tangan pria itu bergetar sambil mengarahkan tinjunya pada cermin, tubuhnya ambruk sesaat tetapi ditahannya dengan sisa tenaga.“Ceroboh! Aku ceroboh! Seharusnya aku sendiri yang menjemputnya!”Perasaan kesal atas kelemahannya sedang bergejolak di tengah amara. Tanpa adanya kemampuan berkelahi, pria itu tampak tidak berguna dalam keadaan seperti ini, seakan otot yang dimilikinya hanya sebagai aksesoris yang tertempel di tubuh.“Apa yang harus aku lakukan untukmu,” sesalnya pada dirinya sendiri.Levin sungguh ingin menyelamatkan calon istrinya, tetapi tindakan gegabahnya berhasil dicegah Elliot. Akhirnya, dia harus mengalah pada pria yang tidak disukainya untuk menggantikan kewajibann

  • Menikah demi Warisan   KABAR BURUK

    Satu per satu tamu undangan datang dengan warna-warni gaun glamour dari berbagai desainer ternama. Para pria menggandeng mereka dengan jas mahal yang dikenakannya. Dengan senyum seramah mungkin dia menyalami Levin yang sudah siap menyambut.“Selamat atas pernikahan anda,” ucap pria yang tidak asing di mata Levin. Meskipun mereka tidak saling mengenal, wajah pria di depannya adalah pemilik Imperial Lux yang berpengaruh besar atas pernikahan Levin dan Kainan. Tentunya, Levin tidak akan pernah melupakan wajah itu. Wajah yang membuat pernikahan itu tetap terjadi seperti saat ini.Sebuah senyum ramah dari Levin adalah balasan untuk pria di hadapannya. sambil saling berjabat tangan, Levin mengucapkan terima kasihnya. Akan tetapi, pria pemilik Imperial Lux tidak puas dengan itu saja. Wajahnya tampak mendongak mencari seseorang di sekitar Levin.“Di mana mempelai wanitanya?” Terjawab sudah apa yang pria itu cari. Hubungannya dengan mempelai wanita cukuplah dekat. Meski hanya ter

  • Menikah demi Warisan   PENCULIKAN CALON MEMPELAI WANITA

    Sebuah gedung penuh cahaya benderang di bawah sinar bulan, musik-musik siap diputar dengan lagu berkelas. Segala dekorasi bunga terlihat menghias setiap sudut ruangan, bersama renda-renda putih yang menjulur dari langit-langit tinggi gedung itu.Itu adalah gedung di mana nama Kainan dan Levin Gerald akan mengucapkan janji pernikahan mereka. Suasana masih sepi, belum ada undangan datang. Jam menunjukkan tiga jam sebelum dimulainya acara.Terlihat para pelayan sibuk menyiapkan sajian, beberapa sibuk memperbaiki dekorasi meja. Namun, pria berjas hitam dengan gaya parlente terlihat berdiri di sudut ruangan. Matanya berkeliaran memastikan semua berjalan lancar. Itu adalah tugas Elliot untuk mempersiapkan kebutuhan pernikahan Kainan. Meskipun saat ini dia lebih ingin ada di dekat Kainan, tetapi tugasnya sebagai sekretaris menuntut untuk berada di tempat ini dan mengawasi setiap detail persiapannya.“Apa kau semalaman tidak bisa tidur?” pertanyaan tiba-tiba Elliot saat menyampi

  • Menikah demi Warisan   KEKACAUAN DI KANTOR

    Suara telepon kabel di meja Elliot berdering. Seperti biasa, dia menjawab sambungan telepon melalui loudspeaker dengan tangkas, sementara jari-jarinya dengan cepat menekan huruf-huruf pada keyboard komputer.“Selamat siang, Sekretaris Elliot di sini!” sapanya yang tidak ramah dan tidak juga abai. Dia menjawab telepon itu seperti biasa di tengah kesibukan pekerjaan yang menuntutnya cepat.[“Selamat siang, Pak. Kami dari meja resepsionis menyampaikan bahwa saat ini Nyonya Syeril menuju atas.”]Mendengar apa yang ada di dalam telepon itu membuat Elliot menghentikan pergerakannya sejenak. Wajah tegang pria itu menunjukkan akan ada sesuatu yang terjadi dan itu bukanlah sesuatu yang baik. Tentu saja karena Elliot mengetahui alasan Syeril datang di perusahaan.Tatapan monolidnya menatap tajam telepon yang tidak bersalah itu. “Baiklah, aku mengerti.”Sambungan telepon ditutup. Dia ingin merenggangkan duduknya, bersandar sejenak pada kursi putar dan menghela napas berat.

  • Menikah demi Warisan   PEMBALASAN KEDUA

    'Bruk!'Dengan sekali pukulan dari Elliot, tubuh Ziel terhempas ke dinding dan jatuh terkapar di lantai."Argh, sakit!" rintihnya sambil mengusap sudut bibir yang sudah berdarah.'Bruk! Bruk! Bruk!'Tidak hanya sekali, Elliot memberi lagi pukulan yang kedua dan ketiga kalinya. Itu berhasil membuat wajah tampan dari Ziel terluka lagi.“Apa yang kau lakukan, El!" Pertanyaan itu ada saat Ziel mendongak ke atas. Dia melihat Elliot berdiri dengan tinjuannya.Tidak banyak bicara, Elliot menarik rambut Ziel hingga tubuhnya terangkat. Melihat wajah itulah membuat Elliot muak untuk membayangkan apa yang terjadi. Ziel mencium Kainan. Itu adalah penyebab Elliot tidak bisa menahan tinjunya lagi. Satu kali … dua kali … bahkan pukulan bertubi-tubi itu dia layangkan pada Ziel hingga tubuhnya tersungkur di atas ubin tangga."Kau pria brengsek!"  geram Elliot penuh amarah.Pria itu kembali menarik rambut Ziel hingga tubuh lemahnya terangkangkat. Satu kali dari ti

  • Menikah demi Warisan   PEMBALASAN PERTAMA

    Gaun pernikahan Kainan rusak!Wanita berambut marun itu menggeleng tidak percaya atas apa yang dilihatnya. Di depan mata hazel yang membulat lebar, terpantul biasan dari gaun pengantin yang sudah dalam keadaan rusak.Itu adalah gaun ball gown putih dengan payet dari kristal. Model sederhana dan elegan adalah gaya yang cocok untuk dipakai Kainan. Namun, gaun itu tidak bisa lagi dipakai, seseorang sengaja mencacah di berbagai tempat hingga robek di mana pun.“Ada apa, Kai?” Elliot datang dari belakang. Dia begitu cekatan saat mendengar Kainan dengan suara tinggi.Tidak ada satu pun komentar dari Elliot saat Kainan menunjukkan gaunnya yang sudah rusak."Lihat ini, apa yang terjadi dengan gaun cantikku!" Sisi la

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status