Share

Bab 19

Author: Puput Pelangi
last update Last Updated: 2024-05-21 19:14:16

Sama seperti Ella, Feiza memutuskan kembali membersihkan dirinya sebelum berangkat kuliah. Ia mandi kemudian mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih pantas dan sopan untuk pergi ke kampus. Setelan rok plisket berwarna hitam dengan kemeja biru muda dan kerudung senada yang menjadi outfit pilihannya.

Selesai mandi, Feiza langsung memulas make up ke wajahnya. Saat itulah, Feiza sadar ada cincin emas pemberian Furqon yang melingkar di jari manis tangan kanannya lewat pantulan cermin lipat seukuran buku A4 yang digunakannya untuk berkaca.

Feiza langsung bingung, haruskah cincin itu tetap dipakai atau dilepaskannya saja? Tapi jika dilepas, bagaimana kalau Furqon memergokinya? Dan kalau dipakai, bagaimana jika ada yang bertanya macan-macam kepadanya?

Drtt ... Drtt ....

Ponselnya yang berdering beberapa kali mencuri perhatian Feiza. Gadis itu meletakkan kacanya kemudian meraih ponsel dan menyalakannya.

Rupanya ada keributan yang diciptakan te
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 20

    "Fe, pulang kapan?" tanya Nisa pada Feiza. Gadis itu duduk di samping Feiza di deretan bangku yang ada di barisan depan kelas.Beberapa saat lalu, kelas telah diakhiri oleh dosen mereka dan teman-teman sekelas Feiza yang lain sudah mulai bejibun keluar meninggalkan ruangan itu."Bentar ya, Nis. Aku masih ada urusan bentar di kampus. Kamu balik aja duluan ke kos sama Ririn-Binta. Nggak pa-pa, ya?" tutur Feiza."Ohh. Iya, Fe. Oke deh." Nisa yang sudah merapikan barang-barang yang ada di atas bangkunya tersenyum."Balik, yuk!" ajak Ririn yang kini berdiri di depan bangku Feiza dan Nisa dengan Binta yang ada di sebelahnya.Jika Feiza dan Nisa suka duduk di bangku deretan depan. Maka Ririn dan Binta sebaliknya. Kedua gadis yang sama-sama berasal dari Kediri itu lebih suka duduk di deret tengah atau bangku belakang.Feiza itu gampang mengantuk kalau mengikuti pelajaran di kelas formal. Apalagi di siang, tengah hari. Jadi, duduk di bang

    Last Updated : 2024-05-22
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 21

    "Mas Fahmi, ini pesanannya."Sekeluarnya Feiza dan Fahmi dari ruangan dosen ketua jurusan mereka guna mendapatkan surat rekomendasi pencalonan, seseorang menghampiri Fahmi dan Feiza, menyerahkan sebuah kresek bening berukuran sedang kepada Fahmi."Eh, Fatkhur? Makasih, ya. Udah di sini lama?" Fahmi menerimanya. Ia cepat mengeluarkan dompet dari saku celana dan menyerahkan selembar uang lima puluh ribu pada pemuda pengantar makanan itu."Sama-sama, Mas. Baru aja kok, terus sampean keluar," jawabnya sembari menerima uang Fahmi. "Matur nuwun juga ya, Mas. Bentar, tak carikan uang kembalian dulu."Fahmi langsung mencegah tangan Fatkhur yang hendak merogoh saku jaketnya. "Nggak usah. Kembaliannya anggap aja ongkir sama sedikit bonus." Laki-laki itu tersenyum."Wah, beneran, Mas?""Iya."Anak dari salah satu penjual di kantin kampus yang menjadi langganan Fahmi itu langsung memekarkan senyumnya. "Siap, matur nuwun, Mas Fahmi."

    Last Updated : 2024-05-23
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 22

    Feiza dan Fahmi masih saling bertatapan.Keduanya benar-benar tidak ahu apa yang terjadi. Bagaimana bisa Tiara yang mencalonkan diri sebagai lawan Feiza dalam pemilwa? Seharusnya Wisnu yang katanya akan ikut maju bersama Arif. Tapi, kenapa malah Tiara? Apa yang terjadi sebenarnya?Ya, belum lama ini memang terdengar kabar jika Wisnu dan Tiara sudah putus setelah sempat digosipkan renggang sejak dua bulan yang lalu. Tapi, bagaimana bisa Wisnu tidak jadi maju dengan Arif? Lalu, kenapa Tiara yang malah maju mencalonkan diri dengan teman sekelas Feiza itu? Apa yang terjadi? Kenapa Arif tidak jadi mendampingi Wisnu?Keduanya masih saling berpandangan sampai sebuah suara lantang terdengar."Eh?! Masyaallah subhanallah. Tumnya PAI nih! Ahlan wa sahlan, Gus Furqon."Feiza mematung.Gus Furqon?Ia langsung menolehkan kepala ke belakangnya.Tepat di depan pintu masuk ruangan UKM yang digunakan sebagai pos untuk mendaftar

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 23

    "Huft."Feiza kembali menghela napasnya, entah untuk yang ke berapa kalinya."Kenapa, Fe? Kudenger dari tadi kayaknya kamu bulik-balik ngehela napas?" tanya Nisa yang saat ini duduk di jok belakang boncengan motor gadis bermanik mongoloid itu.Feiza yang ditanyai kembali menghela napas. Bibirnya kemudian mencoba mengulas senyum. Ia tidak boleh berlarut-larut memiliki mood buruk karena sikap Furqon kepadanya.Menurut penelitian, tersenyum dapat membuat suasana hati orang yang melakukan dan melihatnya menjadi lebih baik. Dan kini Feiza kembali membuktikannya sebab ia berusaha mengulas senyum dengan sepenuh hatinya. Suasana buruk di hatinya sedikit mereda."Nggak pa-pa, Nis." Feiza menjawab pertanyaan Nisa. "Cuma agak capek kuliah sampe malam gini," lanjut gadis itu."Hemm." Nisa menganggukkan kepala meski Feiza yang duduk di depannya mungkin tidak bisa melihat anggukannya. "Oh iya, kamu sama Fahmi dari mana tadi, kok izin telat mas

    Last Updated : 2024-05-25
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 24

    "Assalamu'alaikum." Feiza berucap pelan masuk ke dalam kamar Ririn dan Binta. Ia langsung beringsut mendekati Binta yang tampak berwajah kusut menatap Nisa yang ada di pelukan Ririn. "Orang salam dijawab dong!" ujar Feiza. Binta menoleh ke arah Feiza sambil mendengkus. "Wa'alaikumussalam. Tadi udah kujawab di dalam hati, Fe," katanya. Feiza mengangguk dan tersenyum dibuatnya. "Nisa kenapa?" kemudian tanyanya. Binta kembali menghela napas. "Bertengkar sama pacarnya, terus katanya mereka putus." Gadis itu menjelaskan. "Ya Allah." Feiza langsung ikut menghela napas. Tidak tahu harus senang atas berakhirnya hubungan non halal temannya atau malah ikut prihatin melihat kesedihan temannya. Di antara mereka berempat, Feiza dan Binta yang tidak berpacaran. Bisa dibilang, prinsip keduanya hampir sama jika menyangkut hubungan laki-laki dan perempuan. Jadi, Feiza sama se

    Last Updated : 2024-05-26
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 25

    "Aku ingin membatalkan kesepakatan kita." "Hah?" Feiza seperti mendengar bahasa orang Mongolia yang tak bisa dipahami olehnya. Meski Feiza mungkin memiliki ciri fisik yang sama dengan mereka, yakni pada mata mongoloid alias sipit yang dimilikinya, tentu bukan berarti Feiza paham akan bahasa mereka. Dan Furqon, apa yang sebenarnya ingin ia katakan? Laki-laki itu tersenyum tipis lalu melanjutkan, "Aku mau membatalkan kesepakatan kita yang sebelumnya kusetujui." Feiza terbengong selama beberapa saat mendengarnya. "Apa maksud njenengan? Kesepakatan yang mana?" tanya gadis itu. Furqon kembali tersenyum kecil. "Kesepakatan soal menyembunyikan status pernikahan kita, Feiza. Aku tidak ingin lagi melakukannya." Kedua manik mata Feiza langsung terbelalak lebar. "Gus! Njenengan jangan bercanda!" ucapnya penuh penekanan dengan ekspresi terkejut yang

    Last Updated : 2024-05-27
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 26

    "Aku serius. Aku tidak ingin pernikahan kita disembunyikan lagi." "Apa? Tapi .... Apa maksud njenengan, Gus?! Tadi pagi njenengan sudah setuju! Kenapa tiba-tiba berubah? Njenengan tidak bisa langsung berubah seperti ini?" Dada Feiza terasa sesak. "Aku tidak berubah tiba-tiba, Feiza. Hal ini sudah kupikirkan baik-baik. Aku ingin kita tidak perlu menyembunyikan status kita," ucap Furqon serius namun tetap dengan nada lembutnya. "Tapi apa alasannya?!" sambar Feiza. Gadis itu kembali menatap tajam laki-laki yang ada di depannya. "Alasannya?" Furqon menjeda. "Tentu saja karena kita memang sudah menikah. Aku suamimu dan kamu adalah istriku." Kepala Feiza menggeleng kuat. "Nggak! Aku nggak mau!" tolaknya. "Njenengan nggak bisa seperti itu, Gus Furqon! Njenengan nggak bisa seenaknya begini." Feiza sudah tersulut emosi. "Seenaknya bagaima

    Last Updated : 2024-05-28
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 27

    "Apa yang kamu bicarakan, Feiza?! Istighfar!" Furqon benar-benar membentak.Laki-laki itu langsung berdiri dari tempat duduknya di sofa sembari berkacak pinggang dengan kepala yang mendongak ke langit-langit. Ia berusaha mengendalikan amarahnya yang terasa langsung memuncak dengan mengatur napasnya. Kata-kata Feiza benar-benar melukai hatinya.Feiza yang baru saja mendapat bentakan langsung menciut di tempat duduknya. Sedikit banyak, gadis itu menyesali kalimat yang baru saja ia ucapkan. Feiza seharusnya tidak pernah mengatakan itu.Tes tes tes.Air mata Feiza kembali menetes satu demi satu."Kamu sadar apa yang baru kamu katakan, Fe?" tanya Furqon setelah beberapa lama, masih berdiri di depan Feiza. Wajah laki-laki itu tampak dingin melihat Feiza dengan tatapan tajam yang seolah menusuknya.Feiza tidak menjawab dan hanya terisak dalam diam.Furqon menghela napasnya kasar. "Allah membenci perceraian, Feiza," ucap Furqon.

    Last Updated : 2024-05-29

Latest chapter

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 103

    Feiza memberengut melihat tampilan ruang obrolannya dengan Furqon.Masalahnya satu. Ia belum selesai bicara, tapi Furqon memilih mengakhiri panggilan telepon mereka.Perempuan itu menghela napas berusaha mengusir kekesalan lalu membaringkan diri di atas tempat tidur kamar sang suami."Semoga nggak ada hal buruk yang terjadi," gumamnya lirih.Tak berselang lama, ia menghela napasnya lagi dengan lebih keras lalu bangkit berdiri, membawa kakinya melangkah ke sekeliling kamar sembari mengamati segala piranti yang ada di dalam kamar Furqon.Detik ini bukan kali pertamanya berada di ruangan berukuran cukup besar dengan AC itu. Sudah yang kedua kali. Namun, Feiza baru merasa nyaman pada kesempatan kali ini.Pasalnya ketika pertama kali, Feiza masih belum bisa menerima status pernikahannya dengan Furqon yang terlalu tiba-tiba. Selain itu, Furqon hanya orang asing yang dalam keseharian cukup menyebalkan menurut penilaiannya.Tentu Feiza merasa tidak nyaman karena segala situasinya. Termasuk be

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 102

    Drtt ... Drtt .... Sebuah pesan kembali masuk ke dalam ponsel Feiza. Gus Furqon: Balas Fe Pesan itu dari Furqon, suaminya. Drtt ... Drtt .... Pesan Furqon masuk lagi. Gus Furqon: Kenapa dari tadi cuma dibaca Fe? Drtt ... Drtt .... Gus Furqon: Kamu sedang apa? Feiza mengulas senyum kecil membacanya. Furqon ini ternyata pribadi yang masuk golongan orang tidak sabaran. Sebenarnya, tidak juga, sih. Namun, Feiza merasa begitu karena Furqon yang sejak tadi memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan serupa perihal di mana dan apa yang sedang dilakukan Feiza. Salah Feiza juga sebenarnya karena tidak segera membalas. Namun, bagaimana lagi? Feiza sebetulnya hendak membalas, tapi ada saja yang harus ia lakukan bersama Bu Nyai Farah sang ibu mertua, hingga sejak tadi, pesan Furqon terpaksa perempuan cantik itu abaikan. Drtt ... Drtt ....Feiza baru saja mengaktifkan keypad ponselnya, hendak mengetik pesan balasan ketika pesan Furqon kembali datang.Gus Furqon: Aku rindu kamuBibir

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 101

    Nurul Faizah Az-Zahra POV"Ada lagi yang mau kamu beli, Nduk?" tanya Umi kepadaku setelah kami berkeliling dengan banyak belanjaan yang dibeli Umi dan kini dibawakan oleh Kang Malik dengan kedua tangannya—yang mana sebagian besar belanjaan itu diperuntukkan Umi Farah untukku.Cepat, tentu aku segera menggelengkan kepala. "Tidak, Umi. Sudah tidak ada," jawabku mantap."Beneran?""Nggeh, Umi." Aku merekahkan senyuman mencoba meyakinkan."Ha ha ha ha ha." Umi langsung menggelakkan tawa yang terdengar begitu renyah dan menyenangkan di telinga. "Ya sudah. Sekarang, kalau begitu mari kita pulang!"Aku kembali tersenyum. Senang. "Nggeh, Umi," balasku."Kang Malik, ayo kita pulang!" ujar Umi kemudian, ganti kepada Kang Malik yang berdiri di belakang kami."Ah, enggeh. Baik, Bu Nyai." Laki-laki yang menurutku masih seumuran dengan Gus Furqon itu mengangguk.Sedetik setelahnya, kami sama-sama mengayunkan tungkai kaki kami pergi menuju jalan keluar plaza."Umi, sebentar," ucapku tak lama setelah

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 100

    Nurul Faizah Az-Zahra POVSepanjang perjalanan, Umi terus mengajakku berbicara, hingga mobil sedan yang disopiri salah satu santri putra abdi ndalem pesantren keluarga Gus Furqon yang baru kutahu namanya Kang Malik—karena Umi memanggilnya begitu tadi ketika keduanya berbincang sebentar—membelokkan mobil yang kami naiki masuk ke dalam area pesantren.Setelah beberapa waktu menempuh perjalanan, kami telah tiba di pondok pesantren asuhan Umi dan Abah Gus Furqon di Kediri.Saat itu aku baru sadar, aku sama sekali tidak membawa masker sekarang, sehingga wajahku tidak dapat kusembunyikan.Bukankah beberapa santri sudah pernah melihat wajahku sebelumnya ketika diajak Umi salat berjemaah di musala pondok putri?Ya, jawabannya adalah iya. Namun, ketika itu mereka pasti hanya melihatnya sekilas. Setidaknya itu yang aku yakini. Dan lagi pula, saat itu di ruangan tertutup sehingga meski ada yang melihat, mestinya tidak banyak.Berbeda jauh jika melihatku di ruang terbuka. Di halaman ndalem kesepu

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 99

    "Zahra," panggil Bu Nyai Farah halus pada Feiza yang kini duduk manis di sampingnya pada kursi penumpang belakang sebuah mobil sedan berwarna hitam yang melaju di jalan raya. "Nggeh, Mi?" balas Feiza segera. Bu Nyai Farah mengembangkan senyumnya. "Ada yang mau Umi tanyakan?" Jantung Feiza langsung berdebar-debar. "Ta-tanya apa, Umi?" balas Feiza pelan dengan perasaan yang entah mengapa menjadi was-was dalam seketika. Bu Nyai Farah mendekatkan dirinya ke arah Feiza—hal yang membuat jantung Feiza semakin berdebar tidak karuan—lantas berbisik pelan ke telinga menantunya itu. "Umi perhatikan wajah kamu sedikit pucat, Zahra. Sedang tidak enak badan?" Feiza merasa kembali dikejutkan. Bukan karena pertanyaan yang diajukan Bu Nyai Farah kepadanya. Namun, sebab apa yang diduga, dipikirkan, dan ditakutkannya ternyata meleset. Perempuan cantik itu diam-diam menghela napasnya dengan penuh kelegaan. Pikiran buruk yang sebelumnya bercokol di kepalanya tidak terjadi. Bu Nyai Farah t

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 98

    "Masyaallah, cantiknya putri menantuku ...." Bu Nyai Farah mengembangkan senyumnya sembari terpana memandang Feiza yang muncul dari dapur dengan sebuah nampan kecil berisi tiga buah cawan teh hangat di tangannya. "Monggo diminum dulu, Umi," ucap Feiza sembari menyajikan teh yang baru dibuatnya itu ke atas meja. "Iya, Zahra." Bu Nyai Farah menganggukkan kepala lalu meraih cawan teh yang ada di depannya yang baru saja disajikan Feiza kemudian pelan menyeruputnya. "Bismillahirrahmanirrahim," ucap Bu Nyai Farah sebelum meminum cairan berwarna kecokelatan itu. "Enak, Nduk." Kemudian pujinya. "He he, terima kasih, Umi." Bu Nyai Farah menganggukkan kepalanya sekali. Kedua netranya menatap sang menantu dalam-dalam. "Kamu terlihat lebih cantik dari yang terakhir kali Umi lihat, Zahra." Tak lama, Bu Nyai Farah kembali melempar pujian untuk Feiza yang kini sudah duduk di sebuah sofa yang tepat berada di depan perempuan paruh baya itu. "Aamiin. Umi bisa saja he he," ucap Feiza. "

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 97

    "Iya, aku memang ngeselin, Feiza. Tapi cuma ke kamu aku seperti ini," ucap Furqon sembari menatap Feiza dalam-dalam. Tangan kanannya bergerak menggenggam tangan kanan istrinya itu perlahan. "Kamu pasanganku. Mungkin memang jodohnya, laki-laki tengil dan menyebalkan sepertiku menikah dengan perempuan galak dan keras kepala seperti kamu."Plak!"Aduh!"Tanpa aba-aba, Feiza memukul lengan Furqon yang ada di depannya dengan tangan kirinya."Sakit, Sayang," lirih Furqon menatap dalam Feiza sembari menampilkan ringisan di wajah tampannya."Rasain," balas Feiza dengan wajah cemberut."Ha ha." Furqon kembali tertawa melihat wajah istrinya yang menurutnya terkesan lucu itu. "Sayang banget aku sama kamu," lirihnya lalu mengecup tangan kanan Feiza yang ada di genggamannya."Katanya aku galak?" desau Feiza."Iya, tapi aku sayang.""Berarti nyebelin dong? Kenapa masih sayang?""Karena ngangenin," balas Furq

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 96

    Assalamualaikum warahmatullah .... Assalamualaikum warahmatullah .... Usai salat, Furqon mengangkat kedua tangannya ke udara, memimpin doa kemudian langsung berbalik menoleh ke arah Feiza yang ada di belakangnya. "Mas." Feiza mendekat lalu meraih tangan Furqon dan menciumnya. Furqon merekahkan senyum. Tangan kirinya yang bebas tidak dicium Feiza bergerak mengusap lembut puncak kepala sang istri yang masih berbalutkan kain mukena. "Aku akan rindu kamu, Fe," tutur Furqon. Selesai bersalaman, Feiza menegakkan duduknya lagi dan sedikit mendongakkan kepala agar dapat menatap lurus wajah tampan Furqon yang ada di hadapannya. "Cuma dua hari, Mas," sahut Feiza. "Iya. Tapi aku akan sekarat merinduimu." "Ha ha ha ha." Feiza langsung memecahkan tawa mendengar itu. "Gombal banget, sih, Mas," tukasnya. Furqon kembali memasang senyum menatap perempuan yang ada di depannya. "Itu kenyataannya, Fe. Aku akan kangen banget sama kamu." "Chessy, ih. Gombal," respons Feiza sekali lagi. "Nggak p

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 95 (b)

    Furqon masih diam tidak mengatakan apa-apa. "Aku masih kangen kamu padahal, Feiza," sahut Furqon akhirnya ketika bersuara. "Tapi aku juga nggak bisa nolak Umi tadi," lanjutnya. Feiza memasang senyum tipis, berusaha mengajak Furqon tersenyum juga bersamanya. "Cuma dua hari aja kok, Mas. Nggak lama," hibur perempuan itu. "Kita masih bisa hubungan, telepon atau mungkin video call." "Hm." Furqon menyahut dengan wajah sendu. Ia mengalihkan tatapannya dari Feiza lalu melanjutkan acara makannya yang sejak tadi sebetulnya tanpa selera. "Njenengan kurang suka ayam panggangnya?" tanya Feiza setelah memperhatikan cara makan Furqon. "Mau kumasakin sesuatu yang lain?" Furqon segera menoleh dan memberikan gelengan. "Nggak usah." Feiza mengangguk. Ia terus memperhatikan bagaimana Furqon makan sembari menyantap m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status