Share

45

Penulis: Lavender
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-17 22:00:39

Siang berganti malam. Hari berganti hari.

William masih setia berada di samping Clara. Ia mulai melakukan beberapa hal yang bisa dilakukannya di kamar Clara. Termasuk membawa serta pekerjaan kantor yang Alex dan Damian kirimkan.

Tidak seperti minggu pertama saat menunggu Clara, hanya terpaku dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia mulai menjalankan bisnisnya meski peran Austin dan Lucas cukup membantu.

William masih ingin berada di samping Clara saat istrinya itu membuka mata. Ia ingin Clara melihatnya saat pertama kali membuka mata—sama seperti ketika mereka bangun di pagi hari.

Sesekali baik Alaina atau Stella selalu berkunjung. Hanya beberapa jam supaya William tetap terjaga pada kewarasannya. Ia makan jika makanan di antar dan mandi seperlunya.

Seminggu menjadi sepuluh hari. Lalu dua minggu.

Dua puluh hari.

Tiga puluh hari.

Dan ini sudah hari ke lima puluh tapi Clara masih tertidur dengan tenang.

Clara terlihat semakin kurus dan tirus. William bisa merasakan tubuh Clara yang menyu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Denganku   46

    Dua puluh enam jam kemudian William berdiri di atas hamparan rumput cepak yang basah. Tanah di kakinya dingin, begitu pun dengan udara di sekitar meski musim gugur belum tiba. Cahaya di sini redup atau William yang telah kehilangan cahayanya.Ini sama seperti sebelumnya. Ia hanya diam mematung dan memandang batu nisan yang terpampang diukir dengan huruf kesedihan; Clara Anderson.William telah mengejanya puluhan kali dan ukiran nama itu benar adanya.William tak bisa tenang meski ia telah berjanji pada Clara untuk membiarkannya beristirahat dengan tenang.Bagaimana kau bisa tenang ketika separuh dari hidupmu direnggut begitu saja?William tak memiliki waktu lebih banyak untuk membahagiakan Clara padahal ia ingat pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakannya. William berharap bisa memutar waktu agar memiliki banyak kesempatan untuk mewujudkan itu semua tapi nyatanya tidak. Dan William benci tak ada yang bisa ia salahkan di sini.Angin berembus kencang.Hempasannya memeluk

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Menikah Denganku   47

    Dan mimpi. Semuanya adalah mimpi meski seolah nyata.Tiga bulan berlalu dan mimpi-mimpi itu terus menyambangi tidurnya. Membuat Clara harus terlonjak bangun di tengah malam dan mendengus kesal. Inginnya tidak berbuat demikian, tapi kesal dengan tingkah William yang berlebihan.Bahkan, terapis yang menangani William sudah berganti delapan orang selama kurun tiga bulan terakhir. Itu menggelikan dan menyebalkan.“Datang lagi?” Hanya itu yang bisa Clara ajukan sebagai tanya. Sembari menyodorkan gelas berisi air dan menumpukan bantal untuk William bersandar. “Aku tidak tahu jika sedalam itu.”William setuju. Lewat anggukan dan tubuhnya yang di bawa menyamping. Netra cokelat yang di timpa cahaya remang lampu kamar menghujam tepat di manik hitam Clara.“Janji padaku?”“Aku sudah berjanji.”“Terus bersamaku.”“Dan aku selalu di sini.”Dialog setiap malamnya yang hafal di luar kepala Clara. Rasanya miris dan mengerikan.“Alexa sudah tidur?”Ah, ingat soal janji Clara untuk memberi satu wajah y

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Menikah Denganku   48

    Saya tidak pendendam. Namun jika sudah terlalu memuakkan dan berkelebihan, sedikitpun rasa hormat saya tidak ada lagi untuknya.***Itu benar.Bukan bermaksud ingin membenci apa yang sudah terjadi pada hidupnya. Namun rotasi kehidupan yang berubah-ubah dengan sangat cepat dari satu titik ke titik yang lain, membuat Clara sadar. Bahwa apa pun yang sudah terjadi lebih baik di lupakan. Inginnya begitu. Agar kehidupannya tenang di masa mendatang.Tapi sayangnya, saat segala sesuatu yang baik Clara coba terima, yang menjadikannya sebuah trauma belumlah lenyap sepenuhnya.Saat tubuhnya berdiri tegap dengan kedua kaki yang menyangganya. Tremor yang menjalar di seluruh bagian darahnya menjadi sangat tidak berarti. Dan Clara memberikan tatapan kebencian tiada ampun. Bukan artinya dendam. Lebih daripada itu, Clara kehilangan kewarasannya untuk memberikan hormat.“Perutmu sudah kempes?”Yang terdengar seperti: kau masih hidup?Di rungu Clara, kata-kata seperti itu sungguh menakutkan—awalnya. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Menikah Denganku   49

    Setelah drama berkepanjangan mengenai ‘kejenuhan’ yang William baperkan. Pada akhirnya kembali pada kenyataan dan menerima apa yang sudah Tuhan gariskan adalah jawaban dari segalanya.William mungkin sangatlah konvensional. Tapi bukan artinya tidak ingin mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan.Ingat di awal kisah sudah William jelaskan tentang betapa berharganya Clara?Berarti memang ketiga buah hatinya juga seberharga itu bagi William. Karena mereka lahir dari rahim wanita yang William cintai.Clara …Begitu namanya. Dan dada William berdesir hanya dengan menyebutkan namanya.Clara …Begitu William memanggilnya. Adalah cinta dan saying yang bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan. Yang William perjuangkan dengan sungguh-sungguh.Clara …Bagian dari napas William. Yang jauh darinya sedetik saja akan William tangisi.William sungguh sebucin itu jika ejekan Chaz masih berlaku yang demikian.Namun … Clara …Satu-satunya wanita yang mempertaruhkan nyawanya demi ketiga buah hatinya hingga Wil

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Menikah Denganku   50

    Alaina merenung.Setelah berkutat dengan semua pikiran ruwetnya dan setumpuk masalah yang datangnya berjubel. Akhirnya kata ikhlas dan rela menggaung dengan apik di otaknya. Di dasar kepalanya yang paling dalam. Yang selalu rungsing jika itu berhubungan dengan Austin yang mulai berubah arah. Alaina hanya bergumam; tidak apa.Tidak masalah kalau Austin ingin berhenti sampai di sini.Tidak akan Alaina hentikan bila Austin akan menerima orang baru dan memulai segalanya dari nol.Tiidak apa-apa jika kehadiran Alaina yang selama ini akan hilang secara perlahan.Karena Alaina sudah cukup kuat untuk berdiri sendiri. Alaina sudah cukup tangguh untuk menjadi orangtua rangkap; mama sekaligus papa bagi Mikaela dan Michael. Meski di suatu hari yang akan datang, hadir gunjingan-gunjingan tak mengenakan yang akan membuat mental kedua anaknya terserang. Tidak apa. Akan Alaina lakukan sekuat tenaga bila itu untuk kedua anaknya.Tidak apa-apa. Alaina sudah menyiapkan mentalnya seteguh baja agar bila s

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Menikah Denganku   51

    Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.Pagi itu, Alaina lepas sejenak kepenatan yang merundung pikirannya. Alaina tak mau berpusing ria dengan dapur dan tetek bengeknya. Jadi, pagi-pagi buta Alaina benar-benar meninggalkan kediamannya. Di saat Austin masih terlelap dan Mikaela serta Michael berada di alam mimpi yang indah.Tujuannya?Alaina belum tahu hendak ke mana. Pikirnya, lepas sejenak untuk semua tekanan stres yang merundungnya. Terkadang, Alaina bisa juga bersikap bodoh. Seperti halnya yang semalam terjadi. Bukankah Tuhan sedang menunjukkan siapa sebenarnya orang-orang yang ada di sekitar kita. Begitu juga yang terjadi pada Austin.Sekeras apa pun Alaina menyangkal, bukankah Austin memang seberengsek itu?Lalu, kenapa Alaina menyangkalnya?Itu lah kenapa Alaina mengatai dirin

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Menikah Denganku   52

    Ada yang tahu seperti apa William yang sebenarnya?Selain konvensional yang sempurna, William adalah seseorang dengan tempramen tinggi. Begitu mengetahui perilaku Austin yang menyimpang. Spekulasi-spekulasi tentang Austin bermunculan. Yang terburuk tentunya. Memberi label ‘baik’ untuk seseorang yang sedang khilaf bukanlah tindakan yang bisa semua orang lakukan.Ini jelas-jelas terjadi kesalahpahaman. Namun Austin juga tidak mau menyangkal dan Alaina yang terlalu membawa perasaannya.Aduh, bagaimana ya menjelaskannya secara rinci namun juga padat bahwa itu bukanlah sebuah kesalahan?William tidak habis pikir dengan Austin yang masih duduk tenang menghadap laptop dan mulai melarikan jari-jarinya di atas keyboard. Wajahnya terlampau tenang sampai-sampai William ingin meledakkan dadanya sendiri.Memang, bertengkar bukan artinya tidak dewasa. Itu juga bisa di katakan sebagai tanda bahwa kamu dan pasanganmu adalah normal. Asal tidak teralu sering dan tidak dijadikan sebuah kebiasaan dalam h

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Menikah Denganku   53

    Nah, pada akhirnya Alaina menangis sendiri. Melihat Austin yang pulang ke rumah dengan wajah kusut terlihat lelah. Alaina menyesali tindakan bodohnya yang lari-larian kayak bocil seharian ini. Sebagai seorang dewasa, harusnya Alaina menyelesaikan masalahnya. Meluruskan kesalahpahaman yang terjadi bukan malah lari seperti ini.“Kau kenapa?” Austin tidak akan berbohong soal perasaannya yang gelisah. Melihat Alaina menangis seperti ini mengingatkan dirinya akan masa kecilnya dulu. Saat melihat mamanya di sakiti oleh papanya dan menangis diam-diam. “Sayang—““Maaf.” Austin bengong. Telinganya merasa tidak sehat dan ada yang salah mendengar ucapan maaf dari istrinya. “Aku tak seharusnya berlaku seolah-olah kau benar-benar salah. Padahal ada penjelasan yang bisa aku dengarkan.”Lega adalah satu perasaan yang meringankan beban di pundak Austin. Rasa lelahnya satu harian ini berangsur meringan mendengar Alaina mau berbicara dengannya.“Aku juga salah. Tidak seharusnya aku bersikap lembek dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27

Bab terbaru

  • Menikah Denganku   118

    Clara merasa jika loncatan dalam hidupnya terjadi begitu cepat. Sekarang siapa yang menyangka jika pada akhirnya Clara berada di sini, di sisi William Anderson yang arogan dan konvensional tapi tidak dipungkiri jika Clara pun mencintai pria kaku ini. Clara tidak akan menjadi munafik sekadar mengakui jika dirinya memang takut kehilangan William. Setelah kesepian seorang diri dan ditemukan dengan William, pelangi yang tidak pernah Clara lihat nyatanya memang seindah itu."Memikirkan apa?"Malam adalah waktu yang tepat bagi Clara dan William menghabiskan waktu bersama. Sudah sejak dulu kala pillowtalk menjadi pilihan keduanya untuk mengungkapkan perasaan satu sama lain dan apa-apa saja yang sudah dilalui hari ini. Bersama mau pun tidak, dekat atau jauh mereka berdua akan selalu terhubung satu sama lain. Bahkan semesta seperti memberi dukungan untuk keduanya melakukan hal itu."Keringkan rambutmu dengan benar."William baru selesai dengan urusan mandinya. Hari ini William pulang agak laru

  • Menikah Denganku   117

    "Sejak dulu mereka selalu penurut. Kamu membuatku iri melihat bagaimana mereka tumbuh dengan baik." Alaina datang dari arah pintu garasi yang membuat Clara terpekik kaget sekaligus senang. "Kapan datang? Kamu tidak memberi kabar akan datang." Clara memanyunkan bibir persis seperti bocah tidak diberi permen keinginannya. "Bagaimana kabarmu?" Clara bertanya karena melihat lingkaran hitam di bawah mata Alaina kentara terlihat. "Berhenti mengomeliku!" Alaina duduk di kursi dekat Clara dan tersenyum tipis. "Aku sedang iri dengan caramu mendidik mereka. Tahukah kamu bahwa Kaela bukan lagi Kaela yang aku kenal? Dan ya aku baik. Aku ini orang paling handal dalam menjadi diri." Clara tidak punya daya untuk membela atau membenarkan kisah hidup yang Alaina alami dengan segala keputusan yang menurut orang dewasa matang tapi bagi Kaela itu tidak adil. Menjadi dewasa memang memusingkan sejak dulu kala dan Clara membenarkan hal itu. Dan apa pun yang Alaina katakan semuanya terasa sangat menyesa

  • Menikah Denganku   116

    Pancake buatan Clara selalu menjadi favorit William. William bahkan bersumpah jika seumur hidupnya dia mau menikmati pancake buatan Clara setiap harinya. Namun berbanding terbalik dengan kedua putranya yang memandangi pancake itu diikuti hidung mengkerut tanda tidak sukanya."Kenapa?" William menyeruput kopi hitamnya setelah menelan pancakenya. "Kalian akan protes tentang masakan mama dan apa yang sudah papa beri? Kalian tidak mau mensyukuri itu?" William bukan tipe orang tua keras yang akan langsung menghakimi tindakan anaknya. William hanya bersikap tegas untuk membuat anak-anaknya merasa ditegasi."Aku merasa kenyang papa." Alex mengutarakan yang dirasakannya. "Pancake buatan mama bukannya tidak enak tapi bukan termasuk favoritku.""Lalu, apa makanan favoritmu?" tanya William santai dan memasukan lagi potongan pancakenya. "Ah, kamu menyukai makanan cepat saji seperti sampah yang akan membuatmu tidak hidup sehat, begitu?""Bukan begitu papa." Kali ini Axel membuka suaranya yang leb

  • Menikah Denganku   115

    Sudah memutuskan menikah, artinya sudah memperkirakan apa saja yang akan terjadi. Bukan hal aneh jika sekarang banyak yang melakukan perjanjian pranikah sebelum akhirnya berhadapan dengan pendeta dan Tuhannya. Itu juga yang Clara pikirkan melihat kondisi dewasa saat ini. Meski pernikahannya bersama William terbilang singkat, jelas, dan padat bukab berarti tidak ada masalah yang menerpa kehidupan rumah tangga mereka. Perjalanan mereka terbilang penuh liku. Bukannya tidak mensyukuri sudah diberi bahagia sampai sejauh ini. Clara hanya ingin berbagi cerita, kisah dan mungkin sedikit nasihat. Bahwa sebelum meyakinkan diri untuk terikat dalam sebuah komitmen yang panjang maka pikirkanlah matang-matang. Menikah tidak sekadar memiliki ikatan dan merubah status namun juga menyatukan dua kepala dalam satu pemikiran. Agar tidak timbul ego untuk menang sendiri dan merasa paling benar."Apa yang kamu pikirkan?"William selesai dengan mandinya. Hari ini William pulang lebih awal karena tidak ada p

  • Menikah Denganku   114

    Kehidupan Clara dan William yang sesungguhnya baru dimulai. Ketiga anaknya telah beranjak dewasa dan William punya kesibukan yang selalu tak terduga. Clara merasa kesepian tapi selalu ditepisnya. Beruntungnya ada Valerie dan Stella yang bisa menjadi temannya."Kalian sudah berkenalan?" Clara sedikit terkejut saat Valerie dan Stella jauh lebih akrab dari bayangannya. "Aku senang mendengarnya. Jadi Stella, ada kue apalagi di tokomu?""William memberiku resep.""William?" Clara terperangah tidak percaya. "Manusia es itu berubah jadi baik dan memberimu resep?""Yang tidak pernah aku duga-duga. Manusia itu bukan lagi sedingin kutub, dia mulai hangat.""Aku tidak percaya ini.""Aku juga. Tapi ini kenyataan yang terjadi. Dia sungguh memberiku resep kue dan setelah aku sajikan di etalase semua pelanggan menyukainya.""Kamu harus membaginya padaku. Aku juga ingin tahu rasanya. Sebaik apa resep kue dari William sampai-sampai dia sangat pelit." Clara menyesap kopi panasnya sambil membayangkan ra

  • Menikah Denganku   113

    Kata berakhir tidak benar-benar selalu berakhir. Buktinya Clara dan William menemukan sebuah kehidupan sulit meski bukan dari dirinya langsung. Adalah Valeria yang terpuruk karena Justin, kekasihnya, yang bimbang ingin membersamai siapa. Belum lagi dengan fakta di mana Valeria menyembunyikan kehamilannya.Valerie hanya diam mematung menatap langit sore yang mulai kekuningan. Sunyi di rumah Clara adalah yang biasa karena anak-anaknya belum kembali dari tempat les. Tapi bagi Valerie itu sebuah penyiksaan. Dan dengan sabarnya, Clara ikut diam duduk di kursi santai.Jika melepas adalah ungkapan kata yang selaras dengan tindakan, bisa jelaskan padaku adakah rasa sakit? Jika ada, bisakah berhenti dan biarkan genggaman tangan ini tetap bertaut. Aku tak bisa—walau aku sudah memaksa. Genggaman tangan ini, kau tahu? Meski ini erat, kehangatan yang tersalur bahkan tak mampu memberi ketenangan, sedikit pun.Kau tahu soal sakit tapi tak berdarah? Sepertinya inilah definisi rasa sakit tapi tak meng

  • Menikah Denganku   112

    “Karena semuanya sudah berakhir …” Bradley mengembuskan napasnya. Wanita paruh baya itu ada di kediaman Clara dan William. Sedang bersama dengan Axel, Alex, Alexa, dan Michael. Menunggu Alaina yang baru saja tiba. “Ini bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar. Aku juga tidak tahu ingin mengatakan ini sebagai apa. Tapi setidaknya kau lebih beruntung mengambil keputusan. Tidak apa, mungkin ini yang terbaik. Kau punya rencana?”Alaina menggeleng sebentar dan berpikir. Wajahnya terlampau tenang dan baik-baik saja padahal baru mengambil keputusan besar. Clara sampai terheran-heran di buatnya.“Ah, aku punya satu tempat di ruang terbuka. Di pinggiran kota yang lumayan banyak lalu-lalang pelancong. Mungkin, aku bisa membuka toko kue di sana. Menjajakan kue-kue buatanku.”Semuanya terdiam. Alaina juga terdiam bahkan William yang menjadi pria satu-satunya di sana juga terdiam. Lalu berdeham setelah melirikkan kedua matanya ke kanan dan ke kiri.“Kau bilang ingin kembali ke Ontario.”

  • Menikah Denganku   111

    Karena tidak semua kisah harus berakhir dengan bahagia. Meski permulaan selalu membahagiakan. Tapi sudah konsekuensi dari setiap pertemuan selalu ada perpisahan.Alaina memaknai perjalanan hidupnya seperti itu. Toh itu sudah di catat sejak dulu kala. Sudah menjadi hukum alam bahwa kehidupan yang kita jalani akan ada pengakhiran.Sama halnya dengan selembar kertas yang sudah Alaina bubuhkan tanda tangannya. Pada akhirnya, pertemuan manisnya dengan Austin dan perjalanan susah senang yang dilaluinya harus ada di titik ini: berpisah.Alaina sudah memaafkan, andai itu dijadikan pertanyaan mengapa bisa ada perpisahan.Mengenai Austin yang berselingkuh, Alaina menutup bukunya rapat-rapat. Ada banyak pertanyaan yang ingin Alaina ajukan. Termasuk; apa kurangnya Alaina. Bukan itu saja, Alaina juga ingin menanyakan perihal apa maunya Austin sehingga bisa berbuat seperti ini. Tapi alih-alih mengucapkannya, Alaina justru menemukan dua fakta yang lebih berguna. Pertama, Alaina merasa happy dan bers

  • Menikah Denganku   110

    Sesi pillowtalk milik Clara dan William setiap malam selalu terjadi. Sesibuk apa pun William, akan ada waktu penting seperti ini untuk ketiga anaknya dan Clara. William hanya menyadari sesusah apa untuk mempertahankan setelah mendapatkan dan enggan untuk bermain-main dengan sesuka hati. William hanya menjaga dan diimbangi oleh Clara.“Apa lagunya?” tanya William dengan melingkarkan tangan kekarnya di perut Clara. Yang masih ramping dan seksi meski sudah melahirkan tiga anak sekaligus.“Pillowtalk. Sesuai dengan hobi kita.” Clara ciumi telapak tangan besar William. Telapak tangan yang sudah sangat bekerja keras untuk keluarga ini dan menjaga Clara serta ketiga anaknya.“Out Of Love, bagaimana?” William ingin mendengarkan lagu itu. Yang terdengar lembut dan ingin segera memejamkan kedua kelopak matanya dalam dekapan Clara. “Hari ini melelahkan,” ucapnya.Clara memutar lagu sesuai yang William mau dan mengelusi tangannya yang melingkar di perutnya.“Sesuatu yang buruk?”Komunikasi antara

DMCA.com Protection Status