Sigit memperdalam ciumannya dan menelusuri rongga mulut Susan.
Susan yang masih terkejut hanya diam dan mengedipkan matanya beberapa kali dan disaat dia sudah sadar dia hendak mendorong tubuh Sigit namun sayang langsung dicegah oleh Sigit dan malah menarik tubuhnya semakin mendekat dan menindihnya dengan satu kaki.
Suara nafas memburu dari kedua terdengar jelas di kamar Susan saat Sigit menyudahi ciumannya. “Jangan pernah sakit lagi seperti tadi,” ucap Sigit sambil mengusap lembut pipi Susan dan menyibak rambut yang mencoba menutupi wajah cantik dan merona milik Susan.
“Aku jadi sakit kayak begini juga semuanya gara-gara Bapak yang selalu menyiksaku untuk lembur setiap hari dalam satu bulan terakhir ini,” ucap Susan dan memanyunkan bibirnya kedepan.
Cup!… Sigit mengecup singkat bibir Susan kemudian dia tersenyum manis saat melihat wajah terkejut Susan sambil menatapnya dengan
Jonathan melirik asisten pribadinya yang terlihat terkejut saat dirinya tiba-tiba menanyakan masalah pribadi. “Melihat reaksimu yang tidak bisa menjawab pertanyaan saya ajukan barusan, berarti kamu memang tidak punya kekasih ataupun calon istri bukan?” Ucap Jonathan yang kembali bertanya pada Sigit yang masih bengong dan melihatnya tanpa mengedipkan matanya.“Apakah kamu masih ingat dengan sepupunya Anisa yang dulu sering datang kemari dan selalu menggoda Susan, Sigit?” Tanya Jonathan.“Iya saya masih ingat, memangnya ada apa ya Pak?” Jawab Sigit.“Dua hari yang lalu dia kembali ke Indonesia dan rencana dia akan tinggal sedikit lebih lama di Indonesia. Bahkan aku sempat dengar dari percakapannya dengan Anisa, jika dia akan mencari calon istri disini dan akan diboyongnya ke P
“Kenapa kamu mengunci pintunya? Dan kemana pula perginya Susan? Kenapa aku tidak melihatnya dan malah melihatmu dengan penampilan berantakan dan juga bekas lipstik di bibirmu yang terlihat dengan jelas?” Ucap Jonathan yang mencecar Sigit dengan berbagai pertanyaan yang membuat jantung Sigit berdetak lebih kencang dari biasanya seperti orang yang habis maraton.Sigit menelan saliva dan menjadi salah tingkah dan bahkan dia tidak bisa menjawab satupun pertanyaan dari atasannya. ‘Kenapa hari ini aku begitu sial dan malah tertangkap basah oleh Pak Jonathan saat sedang berciuman dengan Susan di kantor,” batin Sigit.Jonathan menatap tajam asisten pribadinya dan sekilas dai melirik ruangan Sigit yang memang tidak ada siapa-siapa di dalam sana.“Cepat turun kebawah dan jangan lupa bawa berkas yang akan kita bahas saat rapat nanti,” ucap Jonathan ke
Jeffry mencumbu istri simpanannya dengan penuh nafsu sambil menyikap keatas rok pendek yang dipakai oleh Serli dan menurunkan celana dalamnya. Nindy menoleh kerah atasannya yang masih diam dan memberi kode padanya agar tetap tenang dan menyaksikan permainan panas yang dilakukan oleh suaminya dengan wanita lain tepat di matanya. Dengan sangat pelan Santi mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka kamera untuk merekam apa yang sedang dilakukan oleh suaminya untuk dijadikan bukti saat dirinya akan mengajukan surat cerai kepada pengadilan. Jeffry yang sudah tidak tahan ingin segera menggempur istri simpanannya langsung membuka resleting celananya dan mengeluarkan senjata nuklirnya kemudian menuntutnya memasuki lembah gua milik Serli yang selalu membuatnya merasakan nikmat dan juga ketagihan ingin memasukinya lagi dan lagi. “Apakah kamu yakin ingin melakukannya dengan berdiri seperti ini, sayang?” Ucap Serli dengan suara s
“Apakah kamu serius dengan apa yang kau katakan barusan, Serli?” Tanya Jeffry saat Serli menyudahi ciumannya. “Kenapa memangnya? Apakah kamu juga ingin membuang aku sama seperti yang dilakukan Jonathan padaku?” Ucap Serli yang menjadi marah dan perlahan berjalan mundur. “Bukan begitu maksudku, kamu tau sendiri setelah aku bercerai dari Santi nanti, aku tidak lagi menjabat sebagai direktur di perusahaan ini. Dan itu artinya aku sudah tidak bisa memberikan kamu nafkah dalam jumlah besar,” ucap Jeffry jujur. “Aku sudah tidak peduli lagi dengan jumlah nafkah besar ataupun kecil, asalkan kamu tetap berada disisiku dan terus memberiku kasih sayang, maka aku menerima kamu apa adanya,” ucap Serli. “Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapanmu barusan?” Tanya Jeffry memastikan. “Kenapa kamu jadi bawel dan banyak bertanya sih? Jika memang kamu menginginkan aku pergi maka aku akan pergi dan mencari
Sigit yang baru saja sampai kantor dan baru keluar dari lift malah melihat Susan yang sedang tertawa lepas saat mendengar cerita dari Andrew.‘Apakah kamu sudah lupa dengan peringatanku tempo hari, Susan?” Batin Sigit yang menjadi kesal dan juga cemburu saat melihat kekasihnya yang sedang tertawa dengan lepas bersama pria lain.Sigit berjalan mendekat sambil berdehem pelan supaya Susan mengetahui jika dirinya sudah kembali ke kantor.“Hai Sigit,” sapa Andrew sambil melambaikan tangannya ke udara.“Ada perlu apa anda datang kemari?” Ucap Sigit dingin dan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya dan diekori oleh Andrew dibelakangnya.“Aku datang kemari untuk meminta bantuan bosmu akan tetapi dia tidak bisa membantuku dan malah menyuruhku untuk meminta bantuan padamu,” ucap Andrew yang langsung duduk di sofa dan memainkan kakinya diatas meja
Kedua pria asing itu menoleh kebelakang dan melihat seorang lelaki yang mempunyai postur tubuh kekar dan atletis yang terlihat sering melakukan olahraga.“Pergilah sebelum kesabaran saya habis dan berakhir menghajar kalian berdua,” ucap lelaki itu pada dua pria asing yang masih berdiri bengong sambil memperhatikannya dari atas hingga bawah.“Ayo kita pergi,” ucap pria yang hanya mengenakan celana pendek.Kalisa tersenyum manis saat pria dihadapannya melepaskan kacamata hitamnya dan sedikit menundukan kepalanya.“Apakah ini kamu, Ridho?” Ucap Kalisa.“Ternyata anda masih mengingat saya, Bu Kalisa,” jawab Ridho sopan.“Tentu saja
Dengan langkah penuh percaya diri Andrew memasuki lobi tempat dimana dulu Bram bekerja dan terpaksa mengundurkan diri karena dia lebih memilih menikahi Anisa dan juga menolak dijodohkan dengan Mira anak dari atasannyaAndrew membenarkan kacamata hitam yang mentereng sempurna di hidung mancungnya dengan jari telunjuknya sambil berjalan menuju lift yang kebetulan terbuka.“Bram bilang jika ruangan mantan atasan nya ada di lantai paling atas,” ucap Andrew dan menekan tombol 25 lantai paling atas.Andrew keluar dari lift kemudian berjalan menuju meja dimana sekretaris dari Wiranto Papanya Mira sedang fokus bekerja tanpa menyadari kedatangannya.“Hello permisi, Mis” ucap Andrew dan mengetuk meja kerjanya karena sedang fokus menatap layar komputernya.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” Ucap sekertaris Wiranto.“Apakah Pak Wiranto sed
“Apakah kamu serius ingin menikahi Mira putri saya?” Tanya Wiranto.“Tentu saja saya serius ingin menjadikan Mira sebagai pendamping hidup saya. Dan ini pertama kalinya bagi saya mempunyai keinginan untuk meminang seorang wanita dan menjadikannya wanita satu-satunya yang akan menjadi mendampingi hidup saya hingga maut menjemput salah satu diantara kami,” ucap Andrew serius.Melihat kesungguhan yang ditunjukkan oleh Andrew, Wiranto akhirnya menyerah dan memberikan informasi jika Mira saat ini sedang berlibur ke Bali dan baru berangkat tadi pagi.Andrew tersenyum sumringah ketika calon mertuanya memberi informasi jika Mira saat ini sedang berlibur ke Bali. Dirinya tidak menyangka jika calon mertuanya akan dengan mudah memberikan informasi tentang Mira yang terus berusaha melarikan diri darinya.“Tapi kamu harus ingat, jangan pernah sekalipun kamu menyakitinya dan juga mengkhiana