Jeffry membawa istri simpanannya memasuki kamar dan melanjutkan ciuman panas mereka dan juga bertukar saliva.
Dengan sangat hati-hati Jeffry menidurkan Serli diatas ranjang dan dirinya segera membuka jas dan seluruh pakaian nya yang masih melekat di tubuhnya, sambil melihat penampilan Serli yang mengenakan baju tidur yang sangat tipis bagaikan saringan tahu.
“Aku suka warna bajumu yang terlihat menggoda saat kamu kenakan dan semakin membangkitkan gairah nafsu, sayang,” ucap Jeffry.
‘Tidak sia-sia juga aku menjadikannya istri simpananku,” batin Jeffry dan langsung menyergap dua gundukan Serli dan merahnya dengan lembut.
“Sayang, maukah kamu mengandung anakku?” Tanya Jeffry yang tiba-tiba membahas ingin punya anak dengan Serli.
“Kenapa kamu tiba-tiba ingin punya anak dariku? Bukankah kamu sudah punya anak dari istri pertama mu?”
Sigit memperdalam ciumannya dan menelusuri rongga mulut Susan.Susan yang masih terkejut hanya diam dan mengedipkan matanya beberapa kali dan disaat dia sudah sadar dia hendak mendorong tubuh Sigit namun sayang langsung dicegah oleh Sigit dan malah menarik tubuhnya semakin mendekat dan menindihnya dengan satu kaki.Suara nafas memburu dari kedua terdengar jelas di kamar Susan saat Sigit menyudahi ciumannya. “Jangan pernah sakit lagi seperti tadi,” ucap Sigit sambil mengusap lembut pipi Susan dan menyibak rambut yang mencoba menutupi wajah cantik dan merona milik Susan.“Aku jadi sakit kayak begini juga semuanya gara-gara Bapak yang selalu menyiksaku untuk lembur setiap hari dalam satu bulan terakhir ini,” ucap Susan dan memanyunkan bibirnya kedepan.Cup!… Sigit mengecup singkat bibir Susan kemudian dia tersenyum manis saat melihat wajah terkejut Susan sambil menatapnya dengan
Jonathan melirik asisten pribadinya yang terlihat terkejut saat dirinya tiba-tiba menanyakan masalah pribadi. “Melihat reaksimu yang tidak bisa menjawab pertanyaan saya ajukan barusan, berarti kamu memang tidak punya kekasih ataupun calon istri bukan?” Ucap Jonathan yang kembali bertanya pada Sigit yang masih bengong dan melihatnya tanpa mengedipkan matanya.“Apakah kamu masih ingat dengan sepupunya Anisa yang dulu sering datang kemari dan selalu menggoda Susan, Sigit?” Tanya Jonathan.“Iya saya masih ingat, memangnya ada apa ya Pak?” Jawab Sigit.“Dua hari yang lalu dia kembali ke Indonesia dan rencana dia akan tinggal sedikit lebih lama di Indonesia. Bahkan aku sempat dengar dari percakapannya dengan Anisa, jika dia akan mencari calon istri disini dan akan diboyongnya ke P
“Kenapa kamu mengunci pintunya? Dan kemana pula perginya Susan? Kenapa aku tidak melihatnya dan malah melihatmu dengan penampilan berantakan dan juga bekas lipstik di bibirmu yang terlihat dengan jelas?” Ucap Jonathan yang mencecar Sigit dengan berbagai pertanyaan yang membuat jantung Sigit berdetak lebih kencang dari biasanya seperti orang yang habis maraton.Sigit menelan saliva dan menjadi salah tingkah dan bahkan dia tidak bisa menjawab satupun pertanyaan dari atasannya. ‘Kenapa hari ini aku begitu sial dan malah tertangkap basah oleh Pak Jonathan saat sedang berciuman dengan Susan di kantor,” batin Sigit.Jonathan menatap tajam asisten pribadinya dan sekilas dai melirik ruangan Sigit yang memang tidak ada siapa-siapa di dalam sana.“Cepat turun kebawah dan jangan lupa bawa berkas yang akan kita bahas saat rapat nanti,” ucap Jonathan ke
Jeffry mencumbu istri simpanannya dengan penuh nafsu sambil menyikap keatas rok pendek yang dipakai oleh Serli dan menurunkan celana dalamnya. Nindy menoleh kerah atasannya yang masih diam dan memberi kode padanya agar tetap tenang dan menyaksikan permainan panas yang dilakukan oleh suaminya dengan wanita lain tepat di matanya. Dengan sangat pelan Santi mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka kamera untuk merekam apa yang sedang dilakukan oleh suaminya untuk dijadikan bukti saat dirinya akan mengajukan surat cerai kepada pengadilan. Jeffry yang sudah tidak tahan ingin segera menggempur istri simpanannya langsung membuka resleting celananya dan mengeluarkan senjata nuklirnya kemudian menuntutnya memasuki lembah gua milik Serli yang selalu membuatnya merasakan nikmat dan juga ketagihan ingin memasukinya lagi dan lagi. “Apakah kamu yakin ingin melakukannya dengan berdiri seperti ini, sayang?” Ucap Serli dengan suara s
“Apakah kamu serius dengan apa yang kau katakan barusan, Serli?” Tanya Jeffry saat Serli menyudahi ciumannya. “Kenapa memangnya? Apakah kamu juga ingin membuang aku sama seperti yang dilakukan Jonathan padaku?” Ucap Serli yang menjadi marah dan perlahan berjalan mundur. “Bukan begitu maksudku, kamu tau sendiri setelah aku bercerai dari Santi nanti, aku tidak lagi menjabat sebagai direktur di perusahaan ini. Dan itu artinya aku sudah tidak bisa memberikan kamu nafkah dalam jumlah besar,” ucap Jeffry jujur. “Aku sudah tidak peduli lagi dengan jumlah nafkah besar ataupun kecil, asalkan kamu tetap berada disisiku dan terus memberiku kasih sayang, maka aku menerima kamu apa adanya,” ucap Serli. “Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapanmu barusan?” Tanya Jeffry memastikan. “Kenapa kamu jadi bawel dan banyak bertanya sih? Jika memang kamu menginginkan aku pergi maka aku akan pergi dan mencari
Sigit yang baru saja sampai kantor dan baru keluar dari lift malah melihat Susan yang sedang tertawa lepas saat mendengar cerita dari Andrew.‘Apakah kamu sudah lupa dengan peringatanku tempo hari, Susan?” Batin Sigit yang menjadi kesal dan juga cemburu saat melihat kekasihnya yang sedang tertawa dengan lepas bersama pria lain.Sigit berjalan mendekat sambil berdehem pelan supaya Susan mengetahui jika dirinya sudah kembali ke kantor.“Hai Sigit,” sapa Andrew sambil melambaikan tangannya ke udara.“Ada perlu apa anda datang kemari?” Ucap Sigit dingin dan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya dan diekori oleh Andrew dibelakangnya.“Aku datang kemari untuk meminta bantuan bosmu akan tetapi dia tidak bisa membantuku dan malah menyuruhku untuk meminta bantuan padamu,” ucap Andrew yang langsung duduk di sofa dan memainkan kakinya diatas meja
Kedua pria asing itu menoleh kebelakang dan melihat seorang lelaki yang mempunyai postur tubuh kekar dan atletis yang terlihat sering melakukan olahraga.“Pergilah sebelum kesabaran saya habis dan berakhir menghajar kalian berdua,” ucap lelaki itu pada dua pria asing yang masih berdiri bengong sambil memperhatikannya dari atas hingga bawah.“Ayo kita pergi,” ucap pria yang hanya mengenakan celana pendek.Kalisa tersenyum manis saat pria dihadapannya melepaskan kacamata hitamnya dan sedikit menundukan kepalanya.“Apakah ini kamu, Ridho?” Ucap Kalisa.“Ternyata anda masih mengingat saya, Bu Kalisa,” jawab Ridho sopan.“Tentu saja
Dengan langkah penuh percaya diri Andrew memasuki lobi tempat dimana dulu Bram bekerja dan terpaksa mengundurkan diri karena dia lebih memilih menikahi Anisa dan juga menolak dijodohkan dengan Mira anak dari atasannyaAndrew membenarkan kacamata hitam yang mentereng sempurna di hidung mancungnya dengan jari telunjuknya sambil berjalan menuju lift yang kebetulan terbuka.“Bram bilang jika ruangan mantan atasan nya ada di lantai paling atas,” ucap Andrew dan menekan tombol 25 lantai paling atas.Andrew keluar dari lift kemudian berjalan menuju meja dimana sekretaris dari Wiranto Papanya Mira sedang fokus bekerja tanpa menyadari kedatangannya.“Hello permisi, Mis” ucap Andrew dan mengetuk meja kerjanya karena sedang fokus menatap layar komputernya.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” Ucap sekertaris Wiranto.“Apakah Pak Wiranto sed
Jonathan melihat istrinya yang berbalik dan menunjukan wajah yang penuh harap dan sangat menantikan jawabannya. Melihat suaminya yang malah terlihat bingung dan tak kunjung menjawab membuat Kalisa mengerti kemudian menghela nafas berat dan menyimpulkan jika suaminya masih belum menemukan nama untuk si kembar yang sebentar lagi akan segera lahir. “Sudah aku duga jika Mas Nathan masih belum menemukan nama untuk si kembarkan?” ujar Kalisa dengan nada kecewa dan memejamkan matanya untuk menutupi kekecewaannya serta kesedihannya. Mendengar nada suara kecewa dari istrinya membuat Jonathan menjadi tak tega.“Sebenarnya aku sudah menemukan nama untuk si kembar, akan tetapi aku masih ragu apakah nama itu akan cocok dan juga bagus untuk mereka nanti,” ujar Jonathan ragu.“Benarkah kamu sudah menemukan nama untuk mereka? Coba katakan padaku nama apa yang sudah Mas buat untuk si kembar?” ucap Kalisa yang kembali ceria lagi dan mengusap lembut wajah suaminya.Jonathan menelan ludahn
Kesal karena ucapannya dipotong begitu saja disaat dirinya ingin meluapkan kegelisahannya semenjak menonton serial tv yang saat ini tengah naik daun. Dengan tak berperasaan Kalisa menggigit jari telunjuk suaminya yang ditempelkan pada bibirnya.“Argh!” erang Jonathan dan tangan satunya mengepal kuat untuk menahan rasa sakit pada jari telunjuknya akibat perbuatan istrinya.Mawar yang menyaksikannya hanya bergidik ngeri melihat putranya yang sedang kesakitan. ‘Aduh kasihan benar kamu Jonathan. Semoga kamu bisa menjadi lebih sabar lagi menghadapi sikap Kalisa yang mudah marah semenjak mengandung buah hatimu,” batin Mawar yang menatap iba putranya yang sedang menahan sakit pada jarinya akibat gigitan dari menantunya.Kalisa bukannya merasa bersalah melihat suaminya yang kesakitan dengan mimik muka memerah sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Dia malah cuek dan hendak berdiri dari
Perlahan mata mata sipit yang sudah tertutup kini sudah terbuka dan langsung mendapati sosok Dimas yang tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Bulu lentik yang sudah lama tidak bergerak mengikuti kelopak matanya kini bergerak naik turun. Baik Nana dan juga Dimas hanya diam dan saling melihat tanpa mengucapkan sepatah kata.Nana yang melihat wajah khawatir Dimas menjadi menarik sudut bibir tipisnya dengan sorot mata seolah-seolah mengatakan jika dirinya baik-baik saja.Firda yang merasa heran dengan sikap Dimas yang tak biasanya tidak menjawabnya saat diajak bicara akhirnya memutuskan mendekatinya. ‘Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka berdua sih? Yang satunya berlari keluar dan yang satunya lagi hanya berdiri dan menatap serius ke arah Nana,” batin Firda kemudian menoleh ke putrinya.Terkejut sudah pasti saat melihat anak bungsunya yang sudah lama tidak membuka matanya kini sudah membuk
“Apa kau tidak punya mulut untuk menjawab pertanyaanku, Dimas? Asalkan tau saja ya, sebenarnya aku sangat muak setiap akhir pekan selalu melihat wajah cuek dan sangat menjengkelkan darimu,” ucap Robert dengan ketus.“Ini anak udah dewasa tapi sifat dan pemikirannya masih saja seperti anak kecil. Pantas saja Desi selalu menolakmu karena sifat kekanak-kanakan mu ini,” ucap Firda dan menjewer telinga putranya.“Aw …. Sakit ini telingaku, Mah,” ucap Robert sambil memegangi telinga yang masih saja dijewer oleh mamanya.Dimas yang melihat Robert mendapat jeweran dari mamanya menjadi tersenyum puas kemudian dia menoleh pada sosok Nana yang masih tetap betah memejamkan matanya selama tujuh bulan lebih. Rasa rindu ingin melihat mata hitam berbinar yang selalu ditunjukkan oleh Nana dan juga senyum manis nan menggoda menghiasi bibir tipisnya.‘Cepatl
Sebelum menjawab pertanyaan dari mantan suaminya Santi menarik nafas dan membuangnya perlahan. “Aku pikir kamu sudah melupakan Zian dan juga Rian karena sebentar lagi akan mendapatkan anak dari rahim wanita lain,” ucap Santi dingin dan terdengar tajam. Mendengar penuturan mantan istrinya membuat Jefry terkejut. Karena selama delapan tahun menjalani rumah tangga dengannya, ini pertama kalinya dia mendengar Santi berkata dingin dan juga terdengar tajam. “Mana mungkin aku melupakan mereka, Santi? Mau bagaimanapun mereka berdua darah dagingku dan aku tidak akan pernah melupakan mereka walaupun aku sudah memiliki anak lagi dari Serli. Bahkan aku berharap di masa depan mereka bisa rukun walaupun tidak tinggal satu rumah dan berbeda ibu,” ujar Jefry. “Baguslah jika kamu tidak akan pernah melupakan mereka. Selama istrimu tidak mengacau dan membuat kerusuhan di rumahku lagi, aku akan menutupi dan mengatakan pada anak-ana j
“Aku tidak menyangka jika istrinya Jonathan ternyata berhati dingin dan juga sombong sama seperti suaminya. Aku ingin melihat sampai dimana kalian berdua bisa bersikap sombong terus menerus seperti itu,” ucap Serli kemudian berjalan meninggalkan kediaman Rahendra dengan hati yang panas karena emosi menggebu-gebu yang menguasainya. Kalisa menjadi bengong mendengar perkataan Serli yang mengatainya berhati dingin dan juga sombong. “Kenapa aku merasa tidak suka mendengar perkataan wanita tadi? Dasar pelakor tak tau malu, berani-beraninya dia mengataiku wanita berhati dingin dan juga sombong! Lihat saja jika sampai aku bertemu lagi dengannya, pasti bakal aku hajar sampai babak belur tuh pelakor,” gerutu Kalisa yang tak terima dan merasa kesal. Jonathan yang berada di lantai dan melihat istrinya yang menggerutu menjadi tersenyum dan menggelengkan k
Kalisa menelan saliva melihat suaminya yang memejamkan matanya dengan tangan bergerak maju-mundur mengocok juniornya. ‘Apakah ini yang dilakukan Mas Nathan jika sedang berlama-lama dikamar mandi dalam beberapa hari ini?” batin Kalisa. “Sstt oohh, Kalisa,” desis Jonathan sambil memanggil nama istrinya. Tak tahan melihat keseksian dan pesona roti sobek yang milik suaminya yang sangat menggoda, senyum jahil terukir indah di bibir ranum Kalisa dan berjalan mendekati suaminya yang masih belum menyadari kehadirannya. Jonathan terperanjat dan membuka matanya ketika istrinya dengan diam-diam mendekatinya dan memeluk dari belakang dengan tangan merabai perut sispeknya hingga turun ke pangkal dan memainkan dua bolanya. “Kenapa kamu melakukannya sendiri, Mas? Apakah aku udah tidak menarik lagi sampai kamu mastubasi dikamar mandi?” ucap Kalisa. Jonathan menelan saliva dan seluru
Andrew membuka lebar paha istrinya dan mulai memasukan juniornya yang sudah siap untuk bertempur dan menyemburkan saus kental mayones kedalam rahim istrinya. Oohh…. Desis Andrew saat juniornya perlahan memasuki gua hangat dan licin milik istrinya yang selalu memberikannya kenikmatan dan juga kepuas. Mira menggigit bibirnya dan menikmati momen hangat saat junior suaminya memasuki area paling sensitifnya. “Aku menagih janjimu, Honey,” bisik Andrew kemudian mencium telinga istrinya dan sedikit memberi tiupan untuk membangkitkan gairah istrinya. ‘Memangnya aku punya janji apa dengan pria sinting ini? Perasaan aku tidak pernah menjanjikan apapun padanya,” pikir Mira. “Jangan menggigit bibirmu sendiri, Honey,” ucap Andrew kemudian melumat dengan lembut bibir istrinya dan kedua tangannya meremas gunung kembar. Aahh…. Suara desahan k
Anisa menyenggol Kalisa yang tak berkedip melihat dua orang yang berdiri tak jauh dari mereka. Sedangkan Andrew hanya melihat sekilas wanita yang memiliki mata biru cerah yang mirip dengannya akan tetapi itu bukan warna asli karena wanita itu menggunakan soflen sedangkan Andrew asli yang mewarisi dari papanya. “Kemarilah Abigail,” ucap Andrew pada adiknya dan menyuruh duduk disebelahnya. Wanita bule yang tak lain adalah keponakan dari ibu sambung Andrew pun mengikuti Abigail dan hendak duduk disebelahnya, namun sayang Anisa dengan cepat bergeser duduk disebelah Abigail. “Ternyata kamu udah besar ya, Abigail,” ucap Anisa berbasa-basi dan menguap lembut kepala Abigail. Melihat apa yang dilakukan Anisa tentu saja membuat Arsila geram dan mengepalkan tangan nya unt