Setelah mengantar Kalisa dan yang lainnya Jonathan langsung menuju kantor untuk menyelesaikan masalah yang terjadi akibat mendapatkan serangan dadakan dari ZES GRUP, salah satu perusahaan yang dikelola oleh Jeff saingan bisnisnya dan orang yang dulu membuat Jonathan mengalami kecelakaan yang cukup parah.
“Selamat pagi Pak,” sapa Susan.
Jonathan hanya menanggapi dengan anggukan kepala dan langsung masuk ke ruang kerjanya.
“Apa kamu sudah mendapatkan informasi tentang pihak mana saja yang bergabung dengan perusahaan bajingan itu, Sigit?” Tanya Jonathan pada asisten pribadinya.
“Sudah Pak,” jawab Sigit dan menyerahkan beberapa lembar laporan yang dia temukan saat melakukan penyelidikannya.
Dengan teliti Jonathan membaca laporan yang diberikan Sigit barusan. “Hubungi semua pihak yang bertanggung jawab atas proyek di kota J untuk rapat,” ucap Jona
‘Bagaimana dia bisa tau jika aku datang kemari dengan niat ingin masuk kedalam rumah tangganya dan menjadi wanita simpanannya?" Batin wanita itu yang tak lain adalah Serli orang yang mengaku sebagai kekasih masa kecil Jonathan.Sigit yang tersenyum mengejek sambil melihat ponselnya karena ada pesan masuk.'Cepat bawa pergi wanita ini dari hadapanku. Dan jangan lupa pasang penyadap suara pada tasnya," isi pesan dari Jonathan.Sigit menaruh ponselnya ke dalam saku jasnya dan mengambil benda kecil dengan ukuran seperti kancing baju yang kebetulan dia bawa dalam beberapa hari dan selalu dikantonginya."Singkirkan tangan kotormu itu dari tanganku bajingan!" Teriak Serli karena dengan kasar Sigit menyeretnya keluar dari ruang kerja Jonathan.Semakin Serli meronta dan bersikeras melepaskan cengkraman tangan Sigit dari tangannya, dan Sigit malah semakin kuat mencengkram tan
Robert yang baru datang ke kantor Jonathan dan melihat wajah Sigit yang ditekuk bagai kain kucel yang sudah lama di tak dilipat. “Kenapa mukamu sangat tidak enak lihat, Sigit?” Tanya Robert yang merasa heran dengan asisten sepupunya yang biasanya selalu terlihat optimis dan penuh semangat. “Lagi gak mood aja, Pak,” jawab Sigit dan berjalan melewati Robert yang terlihat heran dan mengerutkan dahinya sambil melihat Sigit yang terlihat seperti orang yang sedang putus cinta. "Kenapa sifatnya sama saja persis dengan Jonathan yang sangat irit bicara?" Ujar Robert kemudian membuka pintu ruang kerja sepupunya. "Kenapa dengan asisten mu tadi, Jo?" Tanya Robert dan mengambil duduk disofa. "Kenapa memangnya?” Ucap Jonathan sambil menatap layar laptopnya dan jari-jarinya menari lihai di atas keyboardnya. “Dia tidak terlihat seperti biasanya yang selalu terlihat optimis dan semangat dan barusan ak
Jeffry membawa istri simpanannya memasuki kamar dan melanjutkan ciuman panas mereka dan juga bertukar saliva.Dengan sangat hati-hati Jeffry menidurkan Serli diatas ranjang dan dirinya segera membuka jas dan seluruh pakaian nya yang masih melekat di tubuhnya, sambil melihat penampilan Serli yang mengenakan baju tidur yang sangat tipis bagaikan saringan tahu.“Aku suka warna bajumu yang terlihat menggoda saat kamu kenakan dan semakin membangkitkan gairah nafsu, sayang,” ucap Jeffry.‘Tidak sia-sia juga aku menjadikannya istri simpananku,” batin Jeffry dan langsung menyergap dua gundukan Serli dan merahnya dengan lembut.“Sayang, maukah kamu mengandung anakku?” Tanya Jeffry yang tiba-tiba membahas ingin punya anak dengan Serli.“Kenapa kamu tiba-tiba ingin punya anak dariku? Bukankah kamu sudah punya anak dari istri pertama mu?”
Sigit memperdalam ciumannya dan menelusuri rongga mulut Susan.Susan yang masih terkejut hanya diam dan mengedipkan matanya beberapa kali dan disaat dia sudah sadar dia hendak mendorong tubuh Sigit namun sayang langsung dicegah oleh Sigit dan malah menarik tubuhnya semakin mendekat dan menindihnya dengan satu kaki.Suara nafas memburu dari kedua terdengar jelas di kamar Susan saat Sigit menyudahi ciumannya. “Jangan pernah sakit lagi seperti tadi,” ucap Sigit sambil mengusap lembut pipi Susan dan menyibak rambut yang mencoba menutupi wajah cantik dan merona milik Susan.“Aku jadi sakit kayak begini juga semuanya gara-gara Bapak yang selalu menyiksaku untuk lembur setiap hari dalam satu bulan terakhir ini,” ucap Susan dan memanyunkan bibirnya kedepan.Cup!… Sigit mengecup singkat bibir Susan kemudian dia tersenyum manis saat melihat wajah terkejut Susan sambil menatapnya dengan
Jonathan melirik asisten pribadinya yang terlihat terkejut saat dirinya tiba-tiba menanyakan masalah pribadi. “Melihat reaksimu yang tidak bisa menjawab pertanyaan saya ajukan barusan, berarti kamu memang tidak punya kekasih ataupun calon istri bukan?” Ucap Jonathan yang kembali bertanya pada Sigit yang masih bengong dan melihatnya tanpa mengedipkan matanya.“Apakah kamu masih ingat dengan sepupunya Anisa yang dulu sering datang kemari dan selalu menggoda Susan, Sigit?” Tanya Jonathan.“Iya saya masih ingat, memangnya ada apa ya Pak?” Jawab Sigit.“Dua hari yang lalu dia kembali ke Indonesia dan rencana dia akan tinggal sedikit lebih lama di Indonesia. Bahkan aku sempat dengar dari percakapannya dengan Anisa, jika dia akan mencari calon istri disini dan akan diboyongnya ke P
“Kenapa kamu mengunci pintunya? Dan kemana pula perginya Susan? Kenapa aku tidak melihatnya dan malah melihatmu dengan penampilan berantakan dan juga bekas lipstik di bibirmu yang terlihat dengan jelas?” Ucap Jonathan yang mencecar Sigit dengan berbagai pertanyaan yang membuat jantung Sigit berdetak lebih kencang dari biasanya seperti orang yang habis maraton.Sigit menelan saliva dan menjadi salah tingkah dan bahkan dia tidak bisa menjawab satupun pertanyaan dari atasannya. ‘Kenapa hari ini aku begitu sial dan malah tertangkap basah oleh Pak Jonathan saat sedang berciuman dengan Susan di kantor,” batin Sigit.Jonathan menatap tajam asisten pribadinya dan sekilas dai melirik ruangan Sigit yang memang tidak ada siapa-siapa di dalam sana.“Cepat turun kebawah dan jangan lupa bawa berkas yang akan kita bahas saat rapat nanti,” ucap Jonathan ke
Jeffry mencumbu istri simpanannya dengan penuh nafsu sambil menyikap keatas rok pendek yang dipakai oleh Serli dan menurunkan celana dalamnya. Nindy menoleh kerah atasannya yang masih diam dan memberi kode padanya agar tetap tenang dan menyaksikan permainan panas yang dilakukan oleh suaminya dengan wanita lain tepat di matanya. Dengan sangat pelan Santi mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka kamera untuk merekam apa yang sedang dilakukan oleh suaminya untuk dijadikan bukti saat dirinya akan mengajukan surat cerai kepada pengadilan. Jeffry yang sudah tidak tahan ingin segera menggempur istri simpanannya langsung membuka resleting celananya dan mengeluarkan senjata nuklirnya kemudian menuntutnya memasuki lembah gua milik Serli yang selalu membuatnya merasakan nikmat dan juga ketagihan ingin memasukinya lagi dan lagi. “Apakah kamu yakin ingin melakukannya dengan berdiri seperti ini, sayang?” Ucap Serli dengan suara s
“Apakah kamu serius dengan apa yang kau katakan barusan, Serli?” Tanya Jeffry saat Serli menyudahi ciumannya. “Kenapa memangnya? Apakah kamu juga ingin membuang aku sama seperti yang dilakukan Jonathan padaku?” Ucap Serli yang menjadi marah dan perlahan berjalan mundur. “Bukan begitu maksudku, kamu tau sendiri setelah aku bercerai dari Santi nanti, aku tidak lagi menjabat sebagai direktur di perusahaan ini. Dan itu artinya aku sudah tidak bisa memberikan kamu nafkah dalam jumlah besar,” ucap Jeffry jujur. “Aku sudah tidak peduli lagi dengan jumlah nafkah besar ataupun kecil, asalkan kamu tetap berada disisiku dan terus memberiku kasih sayang, maka aku menerima kamu apa adanya,” ucap Serli. “Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapanmu barusan?” Tanya Jeffry memastikan. “Kenapa kamu jadi bawel dan banyak bertanya sih? Jika memang kamu menginginkan aku pergi maka aku akan pergi dan mencari